Anda di halaman 1dari 12

‘’SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN’’

Disusun Oleh:

Fitriyani (235139033)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA


2023

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tenaga keperawatan merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan,

karena memiliki proporsi yang paling besar dan melakukan asuhan secara

komperhensif kepada pasien selama 24 jam, karenanya seorang perawat harus dapat

memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan standar asuhan

keperawatan, mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi. Salah satu yang penting

dilaksanakan adalah pendokumentasian asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan

pada pasien.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat akhir –

akhir ini, sangat mempengaruhi tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.

Hal ini karena dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut maka

masyarakat mudah mendapatkan informasi tentang kesehatan, sehingga pengetahuan

masyarakat tentang kesehatan akan meningkat.

Dengan semakin pesatnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi

bagi penyedia layanan kesehatan maupun organisasi kesehatan, efektifitasnya justru

mulai dipertanyakan. Data dan informasi kesehatan tersebar membentuk pulau-pulau

informasi yang saling tertutup di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan dan organisasi

kesehatan. Pertukaran dan komunikasi data lintas organisasi terbentur kendala

standarisasi dan interoperabilitas system.

2
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah tentang

teknologi informasi dalam keperawatan.

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk menganalisis teknologi informasi dalam keperawatan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Informasi Kesehatan

Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh

seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan

pelayanan kepada masyarakat. Peraturan perundang-undangan yang menyebutkan

sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang

kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor

932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem

laporan informasi kesehatan kabupaten/kota. Hanya saja dari isi kedua Kepmenkes

mengandung kelemahan dimana keduanya hanya memandang sistem informasi

kesehatan dari sudut padang manejemen kesehatan, tidak memanfaatkan state of the

art teknologi informasi serta tidak berkaitan dengan sistem informasi nasional.

(Sanjoyo).

Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis computer (Computer

Based Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai pada akhir dekade

80’an. Rumah sakit di Indonesia sudah ada yang memanfaatkan komputer untuk

mendukung operasionalnya. Namun, tampaknya komputerisasi dalam di instansi

rumah sakit, kurang mendapatkan hasil yang cukup memuaskansemua pihak.

2.2 Sistem Informasi Keperawatan

Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu komputer,

informasi dan keperawatan yang disusun untuk mempermudah manajemen ,proses

pengambilan keputusan, dan pelaksanaan asuhan keperawatan. Salah satu penggunaan

4
sistem informasi keperawatan di kembangkan pada tahun 1960-1970 -an adalah

dengan pendokumentasian keperawatan terkomputerisasi. Pendokumentasian

terkomputerisasi memfasilitasi pembakuan klasifikasi asuhan keperawatan sehingga

menghilangkan ambiguitas dalam pendokumentasian keperawatan. Sedangkan

menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995) sistem informasi keperawatan berkaitan

dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi dan

pengetahuan tentang standar dokumentasi, komunikasi, mendukung proses

pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru,

meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan

memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan.

Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak pada

keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi

suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu

organisasi.

2.3 Sejarah Sistem Informasi Keperawatan

Komputer telah dikenal berpuluh – puluh tahun lalu, tetapi rumah sakit lambat

dalam menangkap revolusi komputer. Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari

komputer, usaha pertama dalam menggunakan komputer oleh perawat terjadi pada

akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, penggunaannya mencakup automatisasi

catatan perawat untuk menjelaskan status dan perawatan pasien dan penyimpanan

hasil sensus dan gambaran staf keperawatan untuk analisa kecenderungan masa depan

staf.

Pada pertengahan tahun 1970-an ide dari sistem informasi rumah sakit

diterapkan dan perawat mulai menerapkan sistem informasi manajemen keperawatan.

5
Pada akhir tahun 1980-an munculah sistem mikro komputer yang semakin

mendukung pengembangan sistem informasi keperawatan.

Di Indonesia sistem informasi manajemen keperawatan masih minim

penerapannya, pendokumentasian keperawatan umumnya masih menggunakan

pendokumentasian tertulis. Pemerintah Indonesia sudah memiliki visi tentang sistem

informasi kesehatan nasional, yaitu Reliable Health Information 2010 (Depkes,2001).

Pada perencanaannya sistem informasi kesehatan akan di bangun di Rumah Sakit

kemudian di masyarakat, tetapi pelaksanaanya belum optimal.

2.4 Fungsi Sistem Informasi Keperawatan

Konseptual model dalam sistem informasi keperawatan berdasarkan 4 fungsi utama

dalam praktik keperawatan klinik dan administratif diantaranya :

1. Proses Perawatan Pasien

Proses perawatan pasien adalah apa yang telah dilakukan oleh perawat kepada

pasien yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, jadwal perawatan dan

pengobatan, catatan keperawatan, pola makan, prospektif, beban kerja ,

administrasi pasien.

2. Proses Managemen Bangsal

Aktivitas yang berhubungan dengan fungsi bangsal untuk secara efektif

menggunakan menggunakan sumber dalam merencanakan objek secara

spesifik. Mentransformasikan informasi pada manajemen yang berorientasi

informasi dalam pengambilan keputusan: jaminan kualitas, sudut pandang

aktivitas di bangsal keperawatan, jadwal dinas karyawan, manajemen

perseorangan, perencanaan keperawatan, manajemen inventarisasi dan

6
penyediaan sarana dan prasarana, manajemen finansial, kontroling terhadap

infeksi.

3. Proses Komunikasi

Seluruh aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien dan subjek lain

yang memiliki hubungan dengan subjek pengobatan, perjanjian dan

penjadwalan, review data, transformasi data, dan segala bentuk pesan.

4. Pendidikan dan Penelitian

Pendokumentasian fungsi dan prosedural.

2.5 Penerapan Sistem Informasi Dalam Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Dokumentasi perawatan merupakan bagian penting dari dokumentasi klinis.

Namun, dokumentasi proses keperawatan sering kurang berkualitas. Untuk

meningkatkan dokumentasi asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat maka

perlu diterapkan sistem infomasi keperawatan dalam pendokumentasian asuhan

keperawatan. Ada harapan tinggi bahwa komputer dapat mendukung dalam

dokumentasi keperawatan akan membantu meningkatkan kualitas dokumentasi.

Namun dengan diterapkannya komputerisasi di rumah sakit juga perlu diimbangi oleh

kemampuan perawat dalam mengoperasionalkan komputer.

Untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam penggunaan komputer

maka perawat telah menyoroti kebutuhan untuk pelatihan dalam penggunaan

teknologi informasi, dan penilaian kritis penting untuk profesional perawat. (Docker,

et all.,2003)

Dokumentasi keperawatan yang ada sekarang ini adalah dokumentasi

keperawtan yang berbasis kertas. Namun pada kenyataannya sering ditemukan bahwa

proses tersebut tidak terintegrasi ke dalam dokumentasi keperawatan.Sering kita

7
menemukan dokumentasi yang kurang lengkap, alasannya antara lain perlu waktu

yang banyak, kualitas catatan berbasis kertas masih rendah dan pemanfaatan

dokumentasi masih terbatas dari proses keperawatan. Masalah-masalah ini

menyebabkan upaya untuk mendukung proses keperawatan dengan sistem berbasis

komputer untuk mengurangi beban perawat dalam dokumentasi.

Penerapan sistem informasi keperawatan dalam dokumentasi asuhan

keperawatan bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas dokumentasi

asuhan keperawatan. Dokumentasi yang berbasis komputer selain meningkatkan

kualitas juga memungkinkan penggunaan kembali data keperawatan untuk

manajemen keperawatan dan penelitian keperawatan. Hal ini seperti yang terdapat

dalam hasil penelitian dari Mueller, et all.2006 yang menyatakan bahwa kualitas

dokumentasi keperawatan semakin meningkat dengan diterapkannya Quality of

Nursing Diagnoses, Interventions, and Outcomes (Q-DIO). Penelitian ini mendukung

penggunaan Q-DIO dalam mengevaluasi dokumentasi keperawatan diagnosis,

intervensi, dan hasil asuhan keperawatan.

Berdasarkan hal tersebut maka untuk meningkatkan kualitas dokumentasi,

perawat membutuhkan dukungan melalui pendidikan agar mengetahui langkah-

langkah untuk menghubungkan diagnosa dengan intervensi, spesifik ke etiologi

diidentifikasi,dan untuk mengidentifikasi hasil asuhan keperawatan. Adanya

peningkatan dokumentasi tersebut membuktikan bahwa dengan diterapkannya Q-DIO

dapat berguna sebagai alat audit dokumentasi keperawatan dan harus dikembangkan

sebagai fitur terintegrasi secara elektronik. (Mueller, et all.2006).

8
2.6 Telenursing

1. Definisi Telenursing

Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam

memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada

jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat.

Sebagai bagian dari telehealth dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang

medis dan non medis seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring.

Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawat

untuk meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel

elektromagnetik (wire, radio, optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal video

komunikasi. Dapat juga didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh menggunakan

transmisi elektrik atau optic antara manusia dan atau computer.

Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan

informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan

teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di

dua negara dan memakai peralatan video conference. Telenursing bagian integral dari

telemedicine atau telehealth.

2. Keuntungan Telenursing

Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :

1. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat

mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat

darurat, rumah sakit dan nursing home).

2. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan

pelayanan keperawatan tanpa batas geografis

9
3. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di

rumah sakit

4. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan

monitoring yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing

dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan

meningkatkan pemanfaatan teknologi

5. berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan

akses untuk perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber.

Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam bidang

pendidikan keperawatan ( model distance learning) dan perkembangan riset

keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat juga digunakan

dikampus dengan video conference, pembelajaran on line dan Multimedia Distance

Learning.

3. Aplikasi elenursing

Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat

telenursing dan melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat

pesat dalam aplikasi telenursing.

Di dalam home care perawat menggunakan system memonitor parameter

fisiologi seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui

internet. Melalui system interaktif video, pasien contact on-call perawat setiap waktu

untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh

bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang sesak

nafas.

10
Secara khusus sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan

penyakit kronik dan kelemahan khususnya dengan penyakit kardiopulmoner.

Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam

perawatan, khususnya dalam management penyakit kronis. Hal ini juga mendorong

perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan dukungan secara online.

Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan dengan menganjurkan sering kontak

antara pemberi pelayanan kesehatan maupun keperawatan dengan individu pasien dan

keluarganya.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Teknologi dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat penting, terutama dalam

memberikan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Seiring dengan

perkembangan teknologi dan informasi seakan telah membuat standar baru yang harus di

penuhi. Hal tersebut membuat keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus

mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi.

3.2 Saran

Pemerintah atau lembaga kesehatan hendaknya segera meningkatkan standar dan

mutu sistem kesehtan di Indonesia, terutama yang berhubungan dengan teknologi karena bila

di bandingkan dengan negara lain masih sangat tertinggal. Untuk membenahi hal tersebut

maka harus di butuhkan solusi cerdas.

12

Anda mungkin juga menyukai