Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Tenaga keperawatan merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan, karena


memiliki proporsi yang paling besar dan melakukan asuhan secara komperhensif kepada
pasien selama 24 jam, karenanya seorang perawat harus dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas sesuai dengan standar asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi. Salah satu yang penting dilaksanakan adalah pendokumentasian
asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan pada pasien.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat akhir akhir ini, sangat
mempengaruhi tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Hal ini karena dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut maka masyarakat mudah
mendapatkan informasi tentang kesehatan, sehingga pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan akan meningkat. Dengan semakin pesatnya penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi bagi penyedia layanan kesehatan maupun organisasi kesehatan, efektifitasnya
justru mulai dipertanyakan. Data dan informasi kesehatan tersebar membentuk pulau-pulau
informasi yang saling tertutup di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan dan organisasi
kesehatan. Pertukaran dan komunikasi data lintas organisasi terbentur kendala standarisasi
dan interoperabilitas system.

1.2. Rumusan masalah


1. Apa pengertian dari sistem informasi kesehatan ?
2. Apa tujuan dan manfaat sistem informasi kesehatan ?
3. Siapa saja sasaran sistem informasi kesehatan ?
4. Apa saja peranan dalam sistem informasi kesehatan ?
5. Apa saja pelaksanaan sistem informasi kesehatan di Indonesia ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem informasi kesehatan.
2. Mengetahui tujuan dan manfaat sistem informasi kesehatan.
3. Mengetahui sasaran dari sistem informasi kesehatan.
4. Mengetahui peranan sistem informasi kesehatan.
5. Mengetahui pelaksanaan sistem informasi kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Sistem Informasi Kesehatan

1
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh seluruh
tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan pelayanan kepada
masyarakat. Peraturan perundang-undangan yang menyebutkan sistem informasi kesehatan
adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi
desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang
petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan kabupaten/kota.
Hanya saja dari isi kedua Kepmenkes mengandung kelemahan dimana keduanya hanya
memandang sistem informasi kesehatan dari sudut padang manejemen kesehatan, tidak
memanfaatkan state of the art teknologi informasi serta tidak berkaitan dengan sistem
informasi nasional. (Sanjoyo). Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis
computer (Computer Based Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai pada
akhir dekade 80an. Rumah sakit di Indonesia sudah ada yang memanfaatkan komputer untuk
mendukung operasionalnya. Namun, tampaknya komputerisasi dalam di instansi rumah sakit,
kurang mendapatkan hasil yang cukup memuaskansemua pihak.

Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu komputer, informasi


dan keperawatan yang disusun untuk mempermudah manajemen ,proses pengambilan
keputusan, dan pelaksanaan asuhan keperawatan. Salah satu penggunaan sistem informasi
keperawatan di kembangkan pada tahun 1960-1970 -an adalah dengan pendokumentasian
keperawatan terkomputerisasi. Pendokumentasian terkomputerisasi memfasilitasi pembakuan
klasifikasi asuhan keperawatan sehingga menghilangkan ambiguitas dalam pendokumentasian
keperawatan. Sedangkan menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995) sistem informasi
keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi
dan pengetahuan tentang standar dokumentasi, komunikasi, mendukung proses pengambilan
keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan
kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk
memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu
organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan
dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan
untuk suatu organisasi.

Fungsi Sistem Informasi Keperawatan

Konseptual model dalam sistem informasi keperawatan berdasarkan 4 fungsi utama dalam
praktik keperawatan klinik dan administratif:

2
Proses perawatan pasien

Proses perawatan pasien adalah apa yang telah dilakukan oleh perawat kepada pasien yaitu:
pengkajian, diagnosa keperawatan, jadwal perawatan dan pengobatan, catatan keperawatan,
pola makan, prospektif, beban kerja , administrasi pasien.

Proses managemen bangsal

Aktivitas yang berhubungan dengan fungsi bangsal untuk secara efektif menggunakan
menggunakan sumber dalam merencanakan objek secara spesifik. Mentransformasikan
informasi pada manajemen yang berorientasi informasi dalam pengambilan keputusan:
jaminan kualitas, sudut pandang aktivitas di bangsal keperawatan, jadwal dinas karyawan,
manajemen perseorangan, perencanaan keperawatan, manajemen inventarisasi dan
penyediaan sarana dan prasarana, manajemen finansial, kontroling terhadap infeksi.

Proses Komunikasi

Seluruh aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien dan subjek lain yang
memiliki hubungan dengan subjek pengobatan, perjanjian dan penjadwalan, review data,
transformasi data, dan segala bentuk pesan.

Proses Pendidikan dan Penelitian

Pendokumentasian fungsi dan prosedural.

Kelebihan sistem informasi keperawatan pada tinjauan sebelumnya, tidak ditemukan


bukti yang memperlihatkan perubahan dokumentasi atau sistem perekam ( currell dan
urquhart, 2006 ). Dengan kata lain terdapat sedikit penelitian dengan desain yamg baik yang
memperlihatkan dampak sistem dokumentasi terkomputerisasi terhadap praktik keperawatan
atau hasil klien. Namun, laporan anekdot dan penelitian deskriptif menunjukkan beberapa
kelebihan sistem informasi keperawatan terhadap praktik keperawatan Hebda et al.(2005)
mengemukakan beberapa keuntungan sistem informasi keperawatan, yaitu :

Peningkatan waktu bersama klien.


Akses informasi yang lebih baik.
Peningkatan kualitas dokumentasi.
Penurunan jumlah kesalahan.
Penurunan biaya rawat di rumah sakit.
Peningkatan keputusan kerja perawat.

3
Ketaatan dengan TJC dan lembaga akreditasi lainnya.
Pembentukan data klinis dasar yang sama.

Transisi menuju dokumentasi menjadi kesempatan sekaligus tantangan bagi perawat. Salah
satu hambatannya adalah keengganan perawat untuk menerima kemajuan teknilogi. Perawat
sering tidak menyadari manfaat teknologi dalam meningkatkan cara penyampaian pelayanan
dan proses pengambilan keputusan. Implementasi sistem informasi keperawatan yang sukses
membutuhkan persiapan, keterlibatan, dan komitmen dari seluruh staf keperawatan. Terdapat
alat untuk mengubah dokumen yang ada kedalamm bentuk terkomputerisasi multi disiplin
( wenzel,2002 ). Penelitian menunjukkan bahwa selama masa transisi tersebut tidak
ditemukan waktu melakukan dokumentasi yang berlebihan ( kornst, 2003 ).

2.2.Tujuan Dan Manfaat Sistem Informasi Keperawatan

Melalui hasil pengembangan sistem informasi diatas, maka diharapkan dapat


menghasilkan hal-hal sebagai berikut:

1. Perangkat lunak tersebut dikembangkan sesuai dengan sesuai dengan standar yang
ditentukan oleh pemerintah daerah.
2. Dengan menggunakan open system tersebut diharapkan jaringan akan bersifat
interoperable dengan jaringan lain.
3. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mensosialisasikan dan mendorong
pengembangan dan penggunaan Local Area Network di dalam kluster unit
pelayanan kesehatan baik pemerintah dan swasta sebagai komponen sistem di masa
depan.
4. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan kemampuan
dalam teknologi informasi video, suara, dan data nirkabel universal di dalam Wide
Area Network yang efektif, homogen dan efisien sebagai bagian dari jaringan
sistem informasi pemerintah daerah.
5. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan, mengembangkan
dan memelihara pusat penyimpanan data dan informasi yang menyimpan direktori
materi teknologi informasi yang komprehensif.
6. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan secara proaktif mencari,
menanalisis, memahami, menyebarluaskan dan mempertukarkan secara elektronis
data/informasi bagi seluruh stakeholders
7. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan memanfaatkan website dan access
point lain agar data kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan secara luas dan
bertanggung jawab dan dalam rangka memperbaiki pelayanan kesehatan sehingga
kepuasan pengguna dapat dicapai sebaik-baiknya
8. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan pengembangan

4
manajemen SDM sistem informasi mulai dari rekrutmen, penempatan, pendidikan
dan pelatihan, penilaian pekerjaan, penggajian dan pengembangan karir.
9. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan unit organisasi
pengembangan dan pencarian dana bersumber masyarakat yang berkaitan dengan
pemanfaatan dan penggunaan data/informasi kesehatan dan kedokteran.
10. Dapat digunakan untuk mengubah tujuan, kegiatan, produk, pelayanan organisasi,
untuk mendukung agar organisasi dapat meraih keunggulan kompetitif.
11. Mengarah pada peluang-peluang strategis yang dapat ditemukan.

Manfaat Sistim Informasi Kesehatan World Health Organization( WHO )


menilai bahwa investasi sistem informasi kesehatan mempunyai beberapa manfaat antara
lain :
1. Membantu pengambil keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan masalah
kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya.
2. Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami, serta
melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan.

Adapun manfaat adanya sistim informasi kesehatan dalam suatu fasilitas kesehatan
diantaranya:
1. Memudahkan setiap pasien untuk melakukan pengobatan dan mendapatkan pelayanan
kesehatan.
2. Memudahkan fasilitas kesehatan untuk mendaftar setiap pasien yang berobat.
3. Semua kegiatan di fasilitas kesehatan terkontrol dengan baik ( bekerja secara
terstruktur ).
2.3.Sasaran Sistem Informasi Kesehatan.
Sasaran dalam upaya pemantapan dan pengembangan sistem informasi kesehatan
meliputi :
1) Terciptanya pengorganisasian dan tata kerja pengelolaan data/informasi dan atau
tersedianya tenaga fungsional pengelola data / informasi yang terampil di seluruh
tingkat administrasi.
2) Ditetapkannya kebutuhan esensial data / informasi di tiap tingkat dan
pengembangan instrumen pengumpulan dan pelaporan data.
3) Dihasilkannya berbagai informasi kesehatan di seluruh tingkat administrasi secara
teratur, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan dan atau atas permintaan dari
pengguna data / informasi.
4) Tersedianya dukungan teknis dan sumber daya yang memadai dalam rangka
pemantapan dan pengembangan otomasi pengolahan data di seluruh tingkat
administras.

5
5) Pengembangan bank data kesehatan, pengembangan jaringan komunikasi
komputer dan informasi.

2.4.Peranan Sistem Informasi Kesehatan ( Sik ) Dalam Sistem Kesehatan


Menurut World Health Organization (WHO) dalam buku Design and Implementaiton of
Health Information System (2000) bahwa suatu sistem informasi kesehatan tidak dapat
berdiri sendiri, melainkan sebagai bagian dari suatu sistem kesehatan. Sistem informasi
kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan
semua jenjang. Sistem informasi harus dijadikan sebagai alat yang efektif bagi manajemen.
WHO juga menyebutkan bahwa SIK merupakan salah satu dari 6 building blocks atau
komponen utama dalam suatu sistem kesehatan. Enam komponen Sistem kesehatan tersebut
adalah:
Service Delivery / Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan

Medical products, vacines, and technologies / Produk Medis, Vaksin, dan Teknologi

Kesehatan

Health Workforce / Tenaga Medis

Health System Financing / Sistem Pembiayaan Kesehatan

Health Information System / Sistem Informasi Kesehatan

Leadership and Governance / Kepemimpinan dan Pemerintahan

SIK disebut sebagai salah satu dari 7 komponen yang mendukung suatu sistem kesehatan,
dimana sistem kesehatan tidak bisa berfungsi tanpa satu dari komponen tersebut. SIK bukan
saja berperan dalam memastikan data mengenai kasus kesehatan dilaporkan tetapi juga
mempunyai potensi untuk membantu dalam meningkatkan efisiensi dan transparansi proses
kerja.

Sistem Kesehatan Nasional terdiri dari dari tujuh subsistem, yaitu:


1. Upaya kesehatan
2. Penelitian dan pengembangan kesehatan
3. Pembiayaan kesehatan
4. Sumber daya manusia kesehatan
5. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan
6. Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
7. Pemberdayaan masyarakat.

6
Dalam Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian dari sub sistem manajemen,
informasi dan regulasi kesehatan. Subsistem manajemen dan informasi kesehatan
diselenggarakan guna menghasilkan fungsi-fungsi kebijakan kesehatan, administrasi
kesehatan, informasi kesehatan dan hukum kesehatan yang memadai dan mampu menunjang
penyelenggaraan upaya kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna. Dengan subsistem
manajemen, informasi dan regulasi kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna dapat
mendukung penyelenggaraan keenam subsistem lain dalam sistem kesehatan nasional sebagai
satu kesatuan yang terpadu dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.

2.5.Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Di Indonesia


Sistem Informasi Kesehatan Nasional ( SIKNAS ) adalah sistem informasi yang
berhubungan dengan sistem-sistem informasi lain baik secara nasional maupun internasional
dalam rangka kerjasama yang saling menguntung-kan. SIKNAS bukanlah suatu sistem yang
berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari sistem kesehatan. Oleh karena itu, SIK di
tingkat pusat merupakan bagian dari sistem kesehatan nasional, di tingkat provinsi merupakan
bagian dari sistem kesehatan provinsi, dan di tingkat kabupaten atau kota merupakan bagian
dari sistem kesehatan kabupaten atau kota.
SIKNAS di bangun dari himpunan atau jaringan sistem-sistem informasi kesehtan
provinsi dan sistem informasi kesehatan provinsi di bangun dari himpunan atau jaringan
sistem-sistem informasi kesehatan kabupaten atau kota.
Jaringan SIKNAS adalah sebuah koneksi / jaringan virtual sistem informasi kesehatan
elektronik yang dikelola oleh Kementrian Kesehatan dan hanya bisa diakses bila telah
dihubungkan. Jaringan SIKNAS merupakan infrastruktur jaringan komunikasi data
terintegrasi dengan menggunakan Wide Area Network ( WAN ), jaringan telekomunikasi yang
mencakup area yang luas serta digunakan untuk mengirim data jarak jauh antara Local Area
Network ( LAN ) yang berbeda, dan arsitektur jaringan lokal komputer lainnya. Selain itu
juga akan dikembangkan program mobile health ( mHealth ) yang dapat langsung terhubung
ke sistem informasi puskesmas ( aplikasi SIKDA Generik ).
1. Sistem Informasi Dinas Kesehatan Merupakan sistem informasi kesehatan yang dikelola
oleh dinas kesehatan baik kabupaten / kota dan provinsi. Laporan yang masuk ke dinas
kesehatan kabupaten / kota dari semua fasilitas kesehatan ( kecuali milik Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Pusat ) dapat berupa laporan softcopy dan laporan hardcopy.

7
Laporan hardcopy dientri kedalam aplikasi SIKDA generik, lapor-an softcopy diimpor ke
dalam aplikasi SIKDA Generik, selanjutnya semua bentuk laporan diunggah ke Bank
Data Kesehatan Nasional. Dinas kesehatan provinsi melakukan hal yang sama dengan
dinas kesehatan kabupaten / kota untuk laporan dari fasilitas kesehatan milik provinsi

2. Pengguna Data oleh Kementrian Kesehatan Data kesehatan yang sudah diterima di Bank
Data Kesehatan Nasional dapat dimanfaatkan oleh semua unit-unit program di
Kementerian Kesehatan dan UPT-nya serta dinas kesehatan dan UPTP/D-nya.

3.1.Strategi Sistem Informasi Kesehatan


Berdasarkan kepada analisis situasi dan kebijakan yang telah ditetapkan, maka strategi
pengembangan SIKNAS adalah :
a) Integrasi sistem informasi kesehatan yang ada Pengertian terintegrasi tidak bermaksud
mematikan/ menyatukan semua sistem informasi yang ada. Sistem-sistem informasi yang
lebih efisien bila digabungkan akan disatukan. Sistem-sistem informasi lainnya,
pengintegrasian lebih berupa pengembangan: pembagian tugas, tanggung jawab dan
otoritas-otoritas dan mekanisme saling hubung. Dengan integrasi ini diharapkan semua
sistem informasi yang ada akan bekerja secara terpadu dan sinergis membentuk SIKNAS.
Pembagian tugas dan tanggung jawab akan memungkinkan data yang dikumpulkan
memiliki kualitas dan validitas yang baik. Otaritas akan menyebabkan tidak adanya
duplikasi dalam pengumpulan data, sehingga tidak akan terdapat informasi yang berbeda-
beda mengenai suatu hal. Mekanisme saling hubung, khususnya dengan Pusat Data dan
Informasi Departemen Kesehatan akan menjamin dapat dilakukannya pengolahan dan
analisis data secara komprehensif.
b) Penyelenggaraan pengumpulan dan pemanfaatan bersama (sharing) data dan informasi
terintegrasi Pertimbangan akan perlunya mengkoordinasikan lima jenis pengumpulan
data yang masing-masing memiliki kekhasan dan kepentingan yang sangat signifikan,
yaitu:
1. Surveilans, yang meliputi surveilans penyakit, gizi, kesehatan lingkungan dan
pemantauan ketersediaan obat .
2. Pencatatan dan pelaporan data rutin dari UPT kabupaten / kota ke Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota, dari UPT provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota ke
Dinas Kesehatan Provinsi ke Departemen Kesehatan (kegiatan-kegiatan ini
memerlukan suatu sistem pencatatan dan pelaporan yang terintegrasi dan
terkoordinasi.

8
3. Pencatatan dan pelaporan program-program kesehatan khusus yang ada, seperti
program pemberantasan malaria.
4. Pencatatan dan pelaporan sumber daya dan administrasi kesehatan yang sudah
berjalan seperti ketenaga kesehatan ( Sinakes, Sidiklat, dan lain-lain ).
5. Survei dan penelitian untuk melengkapi data dan informasi dari pengumpulan data
rutin, yang meliputi baik yang berskala nasional ( seperti Survei Kesehatan
Nasional ), maupun yang berskala provinsi dan Kabupaten / Kota ( SI IPTEK
Kesehatan / Jaringan Litbang Kesehatan ) .
c) Fasilitasi pengembangan sistem informasi kesehatan daerah Sistem Informasi
Kesehatan Daerah mencakup SIK yang dikembangkan di unit-unit pelayanan
kesehatan (khususnya puskesmas dan rumah sakit), SIK kabupaten / kota, dan SIK
provinsi.
Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ) di Puskesmas memiliki tanggungjawab untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan :
1. Mencatat dan mengumpulkan data baik kegiatan dalam gedung maupun luar gedung.
2. Mengolah data.
3. Membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota.
4. Memelihara bank data.
5. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien .dan manajemen
unit puskesmas.
6. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya. Sistem Informasi Kesehatan di rumah sakit
memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan :
Memantau indikator kegiatan-kegiatan penting rumah sakit ( penerimaan pasien, lama
rawat, pemakaian tempat tidur, mortalitas, waktu tunggu dan lain-lain )
Memantau kondisi finansial rumah sakit ( cost recovery ).
Memantau pelaksanaan sistem rujukan.
Mengolah data.
Mengirim laporan berkala ke Dinas Kesehatan/ Pemerintah setempat.
Memelihara bank data.
Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien dan
manajemen unit rumah sakit.
Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya. Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten /
Kota memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan :
a) Mengolah data dari unit-unit pelayanan kesehatan dan sumber-sumber lain
b) Menyelenggarakan survei / penelitian bilamana diperlukan.

9
c) Membuat profil kesehatan kabupaten / kota untuk memantau dan mengevaluasi
pencapaian Kabupaten / kota untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian
Kabupaten / Kota sehat.
d) Mengirim laporan berkala / profil kesehatan kabupaten / kota ke dinas kesehatan
provinsi setempat dan pemerintah pusat.
e) Memelihara bank data.
f) Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien,
manajemen unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten / kota.
g) Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya. Sistem Informasi Kesehatan propinsi
memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan :
o Mengolah data dari DKK, unit-unit pelayanan kesehatan milik daerah propinsi dan
sumber-sumber lain .
o Menyelenggarakan survei / penelitian bilamana diperlukan .
o Membuat profil kesehatan propinsi untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian
propinsi sehat .
o Mengirim laporan berkala / profil kesehatan propinsi ke pemerintah pusat .
o Memelihara bank data .
o Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien, manajemen
unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten/ kota .
o Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya Fasilitasi pengembangan SIK daerah
dilaksanakan dengan terlebih dahulu membantu menata sistem kesehatannya,
membantu pengadaan perangkat keras, perangkat lunak, rekruitmen, dan pelatihan
tenaga kesehatan.

a) Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen Pengembangan


pelayanan data dan informasi untuk manajemen diawali dengan mengidentifikasi
peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan untuk menyajikan data dan informasi
kesehatan. Misalnya dalam rapat dengar pendapat dengan DPRD harus dapat
disajikan, kemasan-kemasan data dan informasi yang menggambarkan
kecenderungan masalah-masalah kesehatan rakyat dan kerugian yang diakibatkannya.
Pembahasan rancangan anggaran harus disajikan kemasan data dan informasi tentang
cost benefit dari kegiatan-kegiatan yang diusulkan. Selain itu dikembangkan pula
publikasi berkala cetak atau elektronik atau akses online .

b) Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat Pemanfaatan fasilitas


intranet dan internet karena penggunaannya sudah meluas di masyarakat. Depkes

10
menyelenggarakan pelatihan bagi tenaga-tenaga fungsional pengelola data dan
informasi kesehatan.
c) Pengembangan teknologi dan sumber daya informasi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh seluruh


tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan pelayanan kepada
masyarakat

Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu komputer, informasi


dan keperawatan yang disusun untuk mempermudah manajemen ,proses pengambilan
keputusan, dan pelaksanaan asuhan keperawatan

3.2 Saran

1. Perlunya dilakukan kajian mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan sistem
informasi kesehatan.
2. Kebutuhan data dan informasi merupakan kebutuhan daerah, maka sebaiknya sistem
informasi yang dikembangkan, disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik daerah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Potter&Perry.2009.Buku Ajar.Buku Fundamental Keperawatan ( fundamental of nursing )


Salemba Medika

http://www.kompasiana.com/asnawiok/sistem-informasi-
kesehatan_54fd1a38a33311111d50f878

Kemenkes RI. Pedoman Sistem Informasi Kesehatan. 2011. Jakarta: Kementrian


Kesehatan RI.

12

Anda mungkin juga menyukai