Anda di halaman 1dari 10

A.

Konsep Penyampaian Kabar Buruk

Berita buruk adalah berita (informasi) yang secara drastis dan negatif mengubah
pandangan hidup pasien tentang masa depannya. Berita buruk sering diasosiasikan
dengan suatu diagnosis terminal, namun seorang dokter keluarga mungkin akan
menghadapi banyak situasi yang termasuk dalam bagian berita buruk, seperti hasil
USG seorang ibu hamil yang menunjukkan bahwa janinnya telah meninggal, atau
gejala polidispi dan penurunan berat badan seorang remaja yang terbukti merupakan
onset diabetes.

Menyampaikan berita buruk pada pasien adalah salah satu tanggung jawab
seorang petugas medis yang harus dikerjakan dalam praktek pelayanan kesehatan.
Menyampaikan berita buruk merupakan keterampilan komunikasi yang penting dan
menantang. Terdapat kewajiban secara sosial dan moral bagi petugas medis untuk
bersikap sensitif dan tepat dalam menyampaikan berita buruk. Secara medikolegal
petugas medis berkewajiban menyampaikan atau menginformasikan diganosis yang
secara potensial berakibat fatal. Jika petugas medis tidak menyampaikan dengan
tepat, komunikasi tentang berita buruk akan berakibat pada munculnya perasaan
ketidak percayaan, kemarahan, ketakutan, kesedihan atau pun rasa bersalah pada diri
pasien. Hal-hal tersebut dapat berefek konsekuensi emosional jangka panjang pada
keluarga pasien. Terdapat hubungan yang kuat antara persepsi pasien yang menerima
informasi adekuat tentang penyakit dan pengobatannya dengan penyesuaian
psikologis pasien dalam jangka waktu yang lebih lama. Pasien yang menyadari
mereka menerima terlalu banyak atau terlalu sedikit informasi mempunyai risiko
lebih besar untuk mengalami stress atau berkembang menjadi cemas dan atau depresi.

B. Alasan Mengapa Penyampaian Kabar Buruk Dengan Cara yang tepat


menjadi penting
1. Sering dilakukan dan dapat merupakan pekerjaan yang sulit. Penyampaian
kabat buruk dapat menjadi tugas yang sulit apabila:
a. Perawat tidak berpengalaman
b. Pasien masih berusia muda
c. Terbatasnya harapan akan keberhasilan terapi
2. Pasien berhak mengetahui kebenaran
3. Ethical dan legal imperatives
Dokter tidak dapat menahan informasi medis walaupun informasi tersebut
dicurigai akan mempunyai efek yang tidak baik terhadap pasien
4. Hasil klinis
Pada umumnya klien mengharapkan informasi yang akurat sehingga dapat
menentukan keputusan yang tepat dan penting untuk meningkatkan
kualitas hidup mereka.
5. Teknik Menyampaikan Berita Buruk
Hal terpenting dari penyampaian berita buruk adalah attitude (sikap dan perilaku)
penyampai berita, informasi yang jelas, privasi dan kemampuan penyampai berita
menjawab pertanyaan. Terdapat enam langkah dalam menyampaikan berita
buruk, yaitu:
1. Melakukan persiapan
a. Persiapkan diri dengan informasi klinis yang relevan dengan berita yang
akan disampaikan. Idealnya data rekam medis pasien, hasil laboratorium
atau pun pemeriksaan penunjang ada saat percakapan. Persiapkan juga
pengetahuan dasar tentang prognosis atau pun terapi pilihan terkait
penyakit pasien.
b. Aturlah waktu yang memadai dengan lokasi yang privat dan nyaman.
Pastikan bahwa selama percakapan tidak ada gangguan dari staf medis
lain atau pun dering telepon.
c. Jika memungkinkan, sebaiknya ada anggota keluarga yang hadir.
Perkenalkan diri pada setiap yang hadir dan tanyakan nama dan hubungan
mereka dengan pasien.
d. Latihlah mental dan emosi untuk menyampaikan berita buruk. Tulislah
kata2 spesifik jika perlu, yang akan disampaikan atau yang harus
dihindari dalam penyampaian.
2. Menanyakan apa yang pasien tahu tentang penyakitnya
Mulailah diskusi dengan menanyakan apakah pasien tahu bahwa dirinya sakit
parah, atau apakah pasien mempunyai pengetahuan tentang penyakitnya
tersebut. Hal ini bertujuan untuk menjajagi apakah pasien atau keluarganya
dapat memahami berita buruk yang akan disampaikan.
3. Menanyakan seberapa besar keinginan tahu pasien tentang penyakitnya
Tahap selanjutnya adalah mencari tahu seberapa besar keinginan tahu pasien,
orang tua (jika pasien anak) atau keluarga. Penerimaan informasi setiap orang
dapat berbeda tergantung suku, agama, ras, sosial dan budaya masing-masing.
Setiap orang mempunyai hak untuk menolak atau menerima informasi lebih
lanjut. Jika pasien menunjukkan tanda tidak menginginkan informasi yang
lebih detail, maka petugas medis harus menghormati keinginannya dan
menanyakan pada siapa informasi sebaiknya diberikan.
4. Menyampaikan berita
Sampaikan berita buruk dengan kalimat yang jelas, jujur, sensitif dan penuh
empati. Hindari penyampaikan seluruh informasi dalam satu kesempatan.
Sampaikan informasi, kemudian berikan jeda. Gunakan kata-kata sederhana
yang mudah dipahami. Hindari katakata manis (eufemisme) ataupun istilah-
istilah kedokteran. Lebih baik gunakan kata yang jelas seperti ―meninggal‖
atau ―kanker. Jangan meminimalkan keparahan penyakit. Sering-sering
memberikan jeda setelah penyampaian suatu kalimat. Cek apakah pasien
dapat memahami apa yang disampaikan. Gunakan sikap dan bahasa tubuh
yang sesuai saat diskusi. Hindari kalimat ―Saya minta maaf‖ atau ―Maafkan
saya‖ karena kalimat tersebut dapat diniterpretasikan bahwa petugas medis
bertanggung jawab atas apa yang terjadi, atau bahwa semua ini karena
kesalahan petugas medis. Lebih baik gunakan kalimat ― Maafkan saya harus
menyampaikan pada Anda mengenai hal ini.
5. Memberikan respon terhadap perasaan pasien Setelah berita buruk
disampaikan sebaiknya petugas medis diam untuk memberi jeda. Beri waktu
pasien atau keluarga untuk bereaksi. Respon pasien dan keluarga dalam
menghadapi berita buruk beragam. Ada pasien yang menangis, marah, sedih,
cemas, menolak, menyalahkan, merasa bersalah, tidak percaya, takut, merasa
tidak berharga, malu, mencari alasan mengapa hal ini terjadi, bahkan bisa jadi
pasien pergi meninggalkan ruangan. Siapkan diri dalam menghadapi berbagai
reaksi. Dengarkan dengan tenang dan perhatian penuh. Pahami emosi pasien
dan ajak pasien untuk menceritakan perasaannya.
6. Merencanakan tindak lanjut
Buatlah rencana untuk langkah selanjutnya, ini bisa berupa:
a. Pemeriksaan lanjut untuk mengumpulkan tambahan informasi.
b. Pengobatan gejala-gejala yang ada
c. Membantu orang tua mengatakan pada anak tentang penyakit dan
pengobatannya.
d. Tawarkan harapan yang realistis. Walaupun tidak ada kemungkinan untuk
sembuh, bangun harapan pasien dan sampaikan tentang pilihan terapi apa
saja yang tersedia.
e. Mengatur rujukan yang sesuai
f. Menjelaskan rencana untuk terapi lebih lanjut.
g. Diskusikan tentang sumber-sumber yang dapat memberikan dukungan
secara emosi dan praktis, misal keluarga, teman, tokoh yang disegani,
pekerja sosial, konselor spiritual, peer group, atau pun terapis profesional
7. Mengkomunikasikan Prognosis
Pasien sering menanyakan mengenai prognosis, tentang bagaimana perjalanan
penyakit mereka ke depannya. Motivasinya antara lain mereka ingin
mempunyai kepastian tentang masa depan sehingga dapat merencanakan
hidup mereka, atau pasien merasa ketakutan dan berharap bahwa Petugas
medis akan mengatakan penyakitnya tidak serius. Sebelum langsung
menjawab pertanyaan pasien tentang prognosis, sebaiknya Petugas medis
mengumpulkan informasi tentang alasan mereka menanyakan hal tersebut.
SOAL PALIATIF PENYAMPAIAN KABAR BURUK
1. Tn. A mengalami kecelakaan saat berangkat menuju kantor. Tn. A kemudian
dilarikan ke Rumah Sakit Pertamina Jakarta. Setelah itu petugas kesehatan
melakukan pemeriksaan fisik terhadap Tn. A dan ditemukan Tn. A mengalami
kelumpuhan anggota geraknya dan sekarang berada dalam kondisi koma.
Bagaimana teknik yang seharusnya dilakukan oleh perawat untuk
memberitakan terkait kondisi Tn. A ....
a. Perawat menyampaikan kondisi Tn.A kepada keluarga Tn.A dengan
kalimat yang jelas, jujur, sensistif dan penuh empati
b. Perawat tidak menyampaikan terkait kondisi Tn.A kepada keluarga
dikarenakan perawat takut keluarga Tn. A menjadi frustasi
c. Perawat mengabaikan keluarga Tn. A
d. Perawat menyampaikan kondisi Tn.A kepada keluarga dengan bahasa
yang rumit dan bertele-tele
e. Perawat menyampaikan kondisi Tn.A kepada keluarga dengan tidak jujur
2. Ny. A datang ke Poli Penyakit Dalam karena merasakan nyeri pada bagian
bawah perut. Ketika dikaji Ny. A mengatakan bahwa sudah seminggu ini
keluar cairan berlendir dan berbau. Awalnya Ny.A menganggap itu hanya
keputihan saja, akan tetapi setelah dilakukan pemeriksaan ternyata Ny.A
terdiagnosa menderita kanker servik. Setelah mendengar berita tersebut, Ny.A
melarang perawat untuk memberitahukan kepada keluarganya. Lalu perawat
berusaha meyakinkan kepada Ny. A bahwa mengungkapkan informasi buruk
itu penting. Hal itu dikarenakan....
a. Sebagian besar keluarga ingin mengetahui apa yang terjadi pada Ny. A
b. Hanya bentuk formalitas saja
c. untuk memenuhi legal etik perawat dalam bekerja
d. untuk mendapatkan simpati keluarga
e. untuk mendapatkan loyalti dari keluarga
3. Ny. Y datang ke Poli Penyakit Dalam karena merasakan nyeri pada bagian
dada. Ketika dikaji Ny. Y mengatakan bahwa sudah seminggu ini mengalami
sesak napas. Awalnya Ny. Y menganggap hal yang biasa terjadi, akan tetapi
setelah dilakukan pemeriksaan ternyata Ny. Yterdiagnosa menderita kanker
paru. Perawat ingin menyampaikan berita buruk tersebut kepada Ny. Y, Apa
faktor yang menghambat dari penyampaian berita buruk tersebut, kecuali...
a. Memilih metode yang tepat
b. Memilih waktu yang tepat
c. Menggali cara pasien menghadapi dan menangani masalah emosi pasien
setelah mendengar berita buruk
d. Memilih cara yang tepat untuk bisa jujur pada pasien
e. Memilih bahasa yang yang betele-tele
4. Terdapat 6 protokol langkah untuk menyampaikan berita buruk. “Saya tahu
bahwa hasil ini adalah hasil yang tidak kita harapkan...”. Kalimat tersebut
termasuk ke dalam langkah protokol apa...
a. Berbagi informasi
b. Persiapan
c. Menanggapi perasaan pasien
d. Mencari tahu sebanyak apa informasi yang sudah dimiliki oleh pasien
e. Perencanaan dan tindak lanjut
5. Berikut ini yang merupakan protokol perencanaan dan tindak lanjut adalah ...
a. Jadi, apa sebenarnya yang menjadi kekhawatiran bapak mengenai
pengobatan?
b. Saya tahu bahwa kabar ini adalah kabar yang tidak mengenakan
c. Bu Dinar, hasi tes putri anda sudah keluar, dan ternyata hasilnya tidak
seperti yang kita harapkan.
d. Setelah mengetahui hasilnya, kira-kira hal apakah yang bisa saya bantu?
e. Pak Harun, saya khawatir bahwa kabar yang akan saya sampaikan ini
adalah kabar yang kurang baik.
6. Berikut ini yang termasuk dalam protokol enam langkah dari Robert
Buckman, kecuali ...
a. Persiapan
b. Mencari tahu sebanyak apa informasi yang sudah dimiliki pasien
c. Berbagi informasi
d. Menanggapi perasaan pasien
e. Evaluasi
7. Berikut ini adalah hal-hal yangdianggap penting olehpasien dalam
penyampaian berita buruk ...
a. Isi, support, fasilitasi, cara penyampaian
b. Isi, support, cara penyampaian
c. Support, isi, cara penyampaian
d. Isi, fasilitas, support
e. Dukungan, fasilitas,isi
8. Seorang pasien terdiagnosa kanker paru stadium 2 datang ke poli penyakit
dalam untuk menerima hasil pemeriksaan lanjutan dari serangkaian
pemeriksaan yang telah dilakukan. Perawat mengetahui bahwa hasil dari
pemeriksaan menunjukan peningkatan stadium yang dialami oleh pasiean
tersebut dan bermaksud untuk menyampaikan kabar ini kepada pasien. Hal
hal yang sering menjadi kesalahan perawat saat menyampaikan hal buruk,
kecuali ...
a. Penyampaian berita buruk bukan ditempat yang menjamin privacy pasien
b. Menyampaikan kabar buruk melalui telepon
c. Terlalu bertele-tele dalam penyampaian informasi
d. Pemberian penjelasan terpotong potong
e. Menyampaikan informasi yang memperhatikan privacy pasien
9. Ny. X merasa terpukul dengan berita buruk yang disampaikan oleh perawat,
ia tak henti menangis dan emosinya mulai tidak terkontrol. Dalam kondisi
seperti ini, peran perawat yang harus dilakukan ialah ...
a. Simparti
b. Menyalahkan
c. Acuh tak acuh
d. Empati
e. Meninggalkan
10. Seorang perawat akan menyampaikan kabar buruk kepada pasien tentang apa
penyakit yang ia derita. Apa saja yang harus dilakukan perawat dalam
penyampaian berita tersebut, kecuali?
a. Hindari kata- kata manis
b. Jangan meminimalkan keparahan penyakit
c. Hindari kalimat saya meminta maaf
d. Hindari kata-kata medis yang tidak diketahui oleh pasien
e. Katakan jika tenaga medis bertanggung jawab pada penyakit pasien
Daftar Pustaka

Wahyuliati, Tri. 2016. Ketrampilan Komunikasi – Menyampaikan Berita Buruk


(Skills of Communication – Breaking Bad News). Neonatal Health Care.
Fiana, Dewi Nur., Larasati, T. A. 2015. Buku Panduan Penyampaian Kabar Buruk.
http://FK.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/Buku-Panduan-CSL-7-
Protected.pdf (diakses tanggal 15 November 2018).

Anda mungkin juga menyukai