Anda di halaman 1dari 14

Komunikasi pada Anak dan Remaja

Dosen Pengampu : Ns. Arif Rohman Mansur, M. Kep.

Nurul sakinah 2011311024


Anggea Pahmareza 2011311048 Kelompok 1
Rahmadoni Saputra 2011311012
Anggi Regina Budiman 2011312001
Sabilla Khairani 2011311039
Asyrhaf Mursalina 2011311036
Salsabila rahmadani 2011312004
Fikratul Afdila 2011311009
Vony Wilya Alfanes 2011311030
Muhammad Usamah Prasetiyo 2011311027
Mutia Salsabilla 2011311018
1. Konsep Dasar Komunikasi pada Anak dan Remaja

Komunikasi adalah hubungan timbal balik antara komunikator dan komunikan. Orang dewasa
berusaha melakukan komunikasi yang bisa dipahami anak, sebaliknya anak juga menggunakan
bahasa atau isyarat-isyarat yang bisa dipahami orang dewasa. Anak menggunakan isyarat-isyarat
tertentu dalam komunikasinya sehingga orang tua harus mengenal isyarat yang digunakan anak.
Aspek penting dalam komunikasi supaya anak bisa paham komunikasi sebagai berikut :

1. Orang dewasa harus menggunakan bentuk bahasa yang bermakna bagi anak yang diajak
berbicara.
2. Anak berusaha agar komunikasinya juga dipahami orang lain.

Secara umum, ada dua teknik berkomunikasi yang digunakan pada anak, yaitu teknik komunikasi
verbal dan nonverbal.
 Perkembangan komunikasi mulai bayi menggunakan tangisan untuk
mengomunikasikan kebutuhannya, misal lapar, basah, sakit, dan sebagainya.
 Pada perkembangan komunikasi anak usia toddler dan prasekolah, anak
sudah mampu berkomunikasi secara verbal ataupun nonverbal.
 Perkembangan komunikasi usia sekolah dan remaja, anak sudah mampu
untuk memahami komunikasi penjelasan sederhana yang diberikan
2. Teknik Berkomunikasi dengan Anak dan Remaja

A. Teknik yang digunakan saat berkomunikasi dengan anak ada 2, yaitu teknik verbal dan nonverbal.

1) Teknik verbal yang sering digunakan adalah bercerita (story telling), biblioterapi, menyebutkan
keinginan, dan bermain atau permainan.

2) Teknik nonverbal yang biasa digunakan adalah menulis dan menggambar.

B. Teknik Berkomunikasi dengan Remaja


Berikut ini sikap perawat, orang tua, atau orang dewasa lain yang perlu diperhatikan saat
berkomunikasi dengan remaja.

1) Menjadi pendengar yang baik dan memberi kesempatan pada mereka untuk mengekspresikan
perasaannya, pikiran, dan sikapnya.

2) Mengajak remaja berdiskusi terkait dengan perasaan, pikiran, dan sikapnya.


3) Jangan memotong pembicaraan dan jangan berkomentar atau berespons yang
berlebihan pada saat remaja menunjukkan sikap emosional.

4) Memberikan support atas segala masalah yang dihadapi remaja dan membantu
untuk menyelesaikan dengan mendiskusikannya.

5) Perawat atau orang dewasa lain harus dapat menjadi sahabat buat remaja,
tempat berbagi cerita suka dan duka.

6) Duduk bersama remaja, memeluk, merangkul, mengobrol, dan bercengkerama


dengan mereka serta sering melakukan makan bersama.
Keberhasilan berkomunikasi dengan remaja dapat dipengaruhi oleh suasana psikologis antara
perawat/orang tua/orang dewasa lain dengan remaja.
1) Suasana hormat menghormati Orang dewasa akan akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila
pendapat pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut berpikir dan mengemukakan
pikirannya.
2) Suasana saling menghargai Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, dan sistem nilai yang dianut
perlu dihargai.
3) Suasana saling percaya Saling memercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanya akan dapat
membawa hasil yang diharapkan.
4) Suasana saling terbuka Terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan orang
lain.
3. Hambatan Berkomunikasi pada Anak dan Remaja

1. Hambatan komunikasi pada anak usia sekolah


a) Perilaku Khas
Setiap anak memiliki perilaku khas yang berbeda-beda. Ada anak yang tidak senang berinteraksi
dengan lingkungan baru, ada anak yang hiperaktif dan mudah beradaptasi dengan orang baru, dan lain
sebagainya. Perilaku khas ini sebagian besar menghambat jalannya komunikasi antara anak itu sendiri
dengan orang yang ada di lingkungan sekitarnya.
b) Emosi
Emosi terbesar ada di dalam kehidupan anak usia sekolah karena anak belum dapat mengontrol
emosinya dengan baik. Anak usia sekolah sering terlihat marah-marah, kesal, kecewa, bahagia, tertawa-
tawa dan semuanya dilakukan tanpa alasan tergantung mood yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu,
faktor emosi inilah yang menjadi hambatan komunikasi dengan persentase terbesar.
c) Gangguan dalam sensoris
Gangguan dalam sensoris anak sering ditemui di kehidupan masyarakat.
Gangguan dalam sensoris ini menjadi pemicu hambatan dalam komunikasi pada
anak usia sekolah.
Sensoris pada anak meliputi sensoris perabaan, sensoris pendengaran, sensoris
penciuman, sensoris penglihatan, sensoris pengecapan, sensoris gerak antar sendi,
dan sensoris keseimbangan.
d) Pola bermain
Pola bermain juga dapat mempengaruhi komunikasi pada anak usia sekolah.
Seorang anak yang salah pola bermainnya akan sulit beradaptasi dengan mainan
lainnya bahkan tidak mau berinterkasi dengan teman bermainnya. Kesalahan
dalam pola bermain anak akan menghambat komunikasi.
e) Gangguan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari
Gangguan komunikasi memang sering terjadi dalam kehidupan
sehari-hari seperti anak yang tidak mengerti arti kata yang
diucapkannya.
Hal ini membuat komunikasi menjadi terhambat dan akhirnya
menimbulkan permasalahan seperti kesalahpahaman dalam
memahami komunikasi anak usia sekolah.
4. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Teraupetik pada Anak dan Remaja

1. Pendidikan
Pendidikan merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya yang dapat
digunakan untuk mendapatkan informasi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Sebagaimana
umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi dan makin bagus
pengatahuan yang dimiliki sehingga penggunaan komunikasi dapat secara efektif akan dapat dilakukannya.
2. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan proses belajar dengan menggunakan panca indra yang dilakukan seseorang
terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan. Faktor pengetahuan
dalam proses komunikasi dapat diperlihatkan apabila seseorang pengetahuan cukup, maka informasi yang
disampaikan akannjelas dan mudah diterima
3. Sikap
Sikap dalam komunikasi dapat mempengaruhi proses kemungkinan berjalan efektif atau tidak, hal tersebut
dapat ditunjukkan seseorang yang memiliki sikap kurang baik akan menyebabkan pendengar kurang
percaya terhadap komunikator.
4. Usia Tumbuh Kembang
Faktor usia ini dapat mempengaruhi proses komunikasi, hal ini dapat ditunjukkan semakin tinggi usia
perkembangan anak kemampuan dalam komunikasi semakin kompleks dan sempurna yang dapat dilihat
perkembangan bahasa anak.
5. Status Kesehatan Anak
Status kesehatan sakit dapat berpengaruh dalam komunikasi, hal ini dapat diperlihatkan ketiak anak sakit
atau mengalami gangguan psikologis maka cenderung anak kurang komunikatif atau sangat pasif, dengan
demikian dalam komunikasi membutuhkan kesiapan secara fisik dan psikologis untuk.
6. Sistem social
Sistem sosial yang dimaksud di sini adalah budaya yang ada di masyarakat, di mana setiap daerah memiliki
budaya atau cara komunikasi yang berbeda.
7. Saluran
Saluran ini merupakan faktor luar yang berpengaruh dalam proses komunikasi seperti intonasi suara, sikap
tubuh dan sebagainya semuanya akna dapat memberikan pengaruh dalam proses komunikasi.
8. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar area, lingkungan dalam hal komunikasi yang
dimaksud di sini dapat berupa situasi, ataupun lokasi yang ada. Lingkungan yang baik atau tenang akan
memberikan dampak berhasilnya tujuan komunikasi sedangkan lingkungan yang kurang baik akan
memberikan dampak yang kurang.
KESIMPULAN

Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang


disampaikan melalui lambang-lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh
penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. Tujuan komunikasi yaitu pesan
yang disampaikan oleh komunikator dapat dimengerti oleh si komunikan.
Dalam melakukan komunikasi pada anak dan remaja, perawat perlu
memperhatikan berbagai aspek diantaranya adalah cara berkomunikasi dengan anak,
tehnik komunikasi, tahapan komunikasi dan faktor yang mempengaruhi komuikasi.
Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga
hubungan dengan anak, melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan
mengambil berbagai data yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya digunakan
dalam penentuan masalah keperawatan atau tindakan keperawatan.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai