Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RESUME KEPERAWATAN BENCANA HARI KE - 2

Nama : Salsabila Rahmadani


NIM : 2011312004
TIM : Evakuasi
Kelas : A3 2020
Kelompok Praktikum : B
Dosen : Ns. Elvi Oktarina, M. Kep., Sp. Kep. M

Pengertian Evakuasi
Evakuasi korban diartikan sebagai upaya memindahkan korban ke pusat pelayanan
kesehatan atau tempat rujukan lainnya agar korban mendapatkan perawatan dan
pengobatan lebih lanjut. Evakuasi korban merupakan kegiatan memindahkan korban
dari lokasi kejadian menuju ke tempat aman, sehinggga akhirnya korban mendapatkan
perawatan dan pengobatan lebih lanjut. (Ramsi,et al ,2014).
Tugas Tim Evakuasi :
a. Mendata keadaan dan jumlah karyawan / pekerja.
b. Pada saat alarm berbunyi, atas perintah Pimpinan Keselamatan segera
mengevakuasi karyawan / pekerja menuju ketempat berkumpul.
c. Meyakinkan bahwa semua rurangan / area kerja telah dikosongkan.
d. Di tempat berkumpul dilaksanakan absensi pengecekan personil.
e. Melaporkan kepada Pimpinan Keselamatan / Manajer Proyek
Syarat Korban Untuk Dapat di Evakuasi
a. Penilaian awal sudah dilakukan lengkap, dan keaadan umum korban dipantau
terus.
b. Denyut nadi dan napas korban stabil dan dalam batas normal.
c. Perdarahan yang sudah diatasi dan dikendalikan.
d. Patah tulang yang ada sudah ditangani.
e. Mutlak tidak ada cedera.
f. Rute yang dilalui memungkinkan dan tidak membahayakan penolong dan
korban.
Hal yang harus diperhatikan bagaimana posisi korban pada saat diberi tindakan
(Wartatmo,et al,2017)
1. Korban duduk
Pada kecelakaan lalu lintas sering terjadi pada korban yang masih berada
di dalam kendaraan. Sebelum melakukan evakuasi korban, penolong harus
menentukan apakah penolong dalam keadaan stabil atau tidak stabil, apakah perlu
evakuasi segera.
2. Korban berbaring
Pada saat kejadian kecelakaan sehari-hari mungkin didapatkan korban
pada posisi berbaring, tetapi mungkin dalam posisi terlentang atau mungkin juga
dalam posisi tertutup. Pada saat melakukan pemindahan perhatikan adakah
kemungkinan cedera pada tulang belakang atau tidak. Bila terdapat fraktur tulang
atau dicurigai adanya fraktur lakukan immobilisasi dahulu sebelum pengangkatan
pasien.
3. Korban yang menggunakan helmet
Pada kecelakaan lalu lintas terutama pasien dengan kendaraan roda dua
yang menggunakan helm. Bila dalam keadaan tidak sadar dan menggunakan
helm, maka helm harus dibuka terlebih dahulu. Helm dengan bagian muka
terbuka mungkin tidak ada masalah untuk membukanya, tetapi jenis helm yang
tertutup seluruhnya, perlu cara khusus untuk membukanya. Pada saat membuka
harus ditentukan adakah kemungkinan/dugaan fraktur pada tulang leher, lakukan
immobilisasi kepala pada saat membuka helm kemudian pasang collar splint pada
saat melakukan prosedur pemeriksaan lain.
Macam-macam situasi pemindahan penderita(Wartatmo,et al,2017)
Seberapa cepat anda harus memindahkan penderita? Haruskah menyelesaikan
masalah sebelum memindahkan penderita? Berapa lama waktu yang harus dihabiskan
dalam waktu perlindungan spinal dan keamanan penderita lain? Jawabannya adalah
tergantung pada situasi.
a. Pemindahan Darurat (Emergency) terdapat 3 situasi yang memerlukan penerapan
pemindahan darurat.
1) Tempat kejadian berbahaya. Bahaya mengharuskan untuk memindahkan
penderita dengan cepat untuk melindungi penolong dan penderita. Hal ini
dapat terjadi jika terdapat lalu lintas yang tidak terkontrol, api atau ancaman
api, kemungkinan ledakan, bahaya listrik, gas beracun atau radiasi.
2) Perawatan kondisi yang mengancam hidup memerlukan resusitasi. Penolong
mungkin harus memindahkan penderita ke permukaan yang keras dan rata
untuk melakukan RJP atau penolong mungkin harus memindahkan penderita
untuk menolong perdarahan yang mengancam hidup.
3) Penolong harus menolong penderita lain. Jika ada penderita lain pada tempat
kejadian yang memerlukan perawatan untuk masalah yang mengancam
hidup, penolong mungkin harus memindahkan penderita lain untuk
memeriksa penderita dengan kondisi yang mengancam hidup.
b. Pemindahan mendesak (urgency)
Pemindahan mendesak diperlukan ketika penderita harus dipindahkan dengan cepat
untuk mengatasi bahaya yang mengancam hidup, namun tidak seperti pemindahan
darurat, pemindahan ini dilakukan dengan tindakan pencegahan cedera tulang
belakang. Contoh kondisi dimana pemindahan mendesak diperlukan antara lain:
1) Perawatan kondisi penderita memerlukan pemindahan. Penderita harus
dipindahkan untuk memperbaiki pernafasan yang tidak adekuat atau
mengobati shock atau gangguan status kejiwaan.
2) Faktor faktor pada tempat kejadian menyebabkan kondisi penderita menurun.
Jika kondisi penderita menurun dengan cepat karena panas atau dingin,
misalnya, dia harus mungkin dipindahkan.
3) Memindahkan penderita ke papan spinal yang panjang, juga disebut papan
(longspineboard), merupakan pemindahan mendesak yang digunakan ketika
terdapat bahaya yang mengancam hidup dan kecurigaan cedera spinal. Jika
penderita telentang pada tanah, maneuver log roll (menggulingkan) harus
dilakukan untuk memindahkan penderita ke samping. Papan spinal kemudian
di tempatkan di dekat tubuh penderita lalu di gulingkan kembali ke papan.
Setelah penderita aman dan diimobilisasi ke papan spinal, papan dan
penderita diangkat bersamaan ke tandu dan dimasukkan ke ambulans.
c. Pemindahan tidak mendesak
Ketika tidak ada bahaya yang mengancam hidup, penderita harus dipindahkan ketika
transportasi sudah tersedia, menggunakan pemindahan tidak mendesak. Pemeriksaan
pada tempat kejadian dan perawatan pada tempat kejadian yang diperlukan, seperti
pembidaian, harus dilakukan terlebih dahulu. Pemindahan tidak mendesak harus
dilakukan untuk mencegah cedera atau cedera tambahan pada penderita dan untuk
menghindari ketidaknyamanan dan nyeri
Prosedur Evakuasi

1. Segera tinggalkan gedung sesuai dengan petunjuk team evakuasi tanggap


darurat atau ikuti arah jalur evakuasi/arah tanda keluar, jangan kembali untuk
alasan apapun.
2. Turun atau berlarilah ikuti arah tanda keluar, jangan panik, saling membantu
untuk memastikan evakuasi selamat.
3. Wanita tidak boleh menggunakan sepatu hak tinggi dan stoking pada saat
evakuasi.
4. Beri bantuan terhadap orang yang cacat atau wanita sedang hamil.
5. Berkumpul di daerah aman (muster point) yang telah ditentukan, tetap
berkumpul sambil menunggu instruksi selanjutnya, pengawas team tanggap
darurat dibantu atasan masing-masing mendata jumlah karyawan, termasuk
yang hilang dan terluka lalu melaporkan kepada koordinator.

Prosedur Evakuasi Keadaan Darurat Kebakaran

1. Tetap tenang dan jangan panik


2. Segera menuju tangga darurat yang terdekat dengan berjalan biasa dengan
cepat namun tidak berlari
3. Lepaskan sepatu hak tinggi karena menyulitkan dalam langkah kaki
4. Janganlah membawa barang yang lebih besar dari tas kantor/tas tangan
5. Beritahu orang lain / tamu yang masih berada di dalam ruangan lain untuk
segera melakukan evakuasi
6. Bila pandangan tertutup asap, berjalanlah dengan merayap pada tembok atau
pegangan pada tangga, atur pernafasan pendek-pendek
7. jangan berbalik arah karena akan bertabrakan dengan orang-orang di belakang
anda dan menghambat evakuasi
8. Segeralah menuju titik kumpul yang ada di tempat tersebut untuk menunggu
instruksi berikutnya

Prosedur Evakuasi Gempa Bumi

Di dalam ruangan
1. Melindungi Kepala dengan tangan, tas atau benda yang ringan lainnya,
sembunyi/berlindung di bawah meja yang kuat, dan di pojok kolom bangunan
(segitiga kehidupan), menjauh dari kaca
2. Setelah gempa berhenti, segera bangun tetap melindungi kepala, dan evakuasi
diri keluar melalui jalur evakuasi yang telah disepakati menuju titik kumpul
dengan memprioritaskan kelompok rentan atau yang luka
3. Setelah di titik kumpul tetap melindungi kepala dan jongkok, jauhi bangunan
tinggi, tiang listrik dan pohon besar
4. Koordinator ruangan melakukan pengecekan terhadap para pegawai yang ada
di titik kumpul dan segera melapor ke koordinator pencarian, penyelamatan
dan evakuasi

Di luar ruangan

1. Menjauhkan diri dari bangunan yang ada disekitar (gedung, tiang listrik,
pohon, dll)
2. Perhatikan tempat berpijak dan hindari apabila terjadi rekahan tanah

Anda mungkin juga menyukai