PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui konsep evakuasi dan transport klien gawat darurat dan juga
PEMBAHASAN
Istilah evakuasi dapat diartikan luas atau sempit, istilah evakuasi korban
diartikan sebagai upaya memindahkan korban ke pusat pelayanan kesehatan atau
tempat rujukanlainnya agar korban mendapatkan perawatan dan pengobatan lebih
lanjut. Evakuasi korban merupakan kegiatan memindahkan korban dari lokasi
kejadian menuju ke tempat aman, sehinggga akhirnya korban mendapatkan perawatan
dan pengobatan lebih lanjut. Transportasi Pasien adalah sarana yang digunakan untuk
mengangkut penderita/korban dari lokasi bencana ke sarana kesehatan yang memadai
dengan aman tanpa memperberat keadaan penderita ke sarana kesehatan yang
memadai.
Upaya ini dalam situasi dan keadaan tertentu sangat penting, misalnya saat
evakuasi korban gawat darurat, ketika korban harus mendapatkan perawatan dan
pengobatan dirumah sakit sehingga evakuasi korban harus dilakukan nsecara cepat
dan dan waspada sertadiusahakan tidak memperburuk keadaaan korban atau
menambah cidera baru.
i) Angkat dan bawa korban dengan benar agar tidak mengalami cedera
otot/sendi
Indikasi:
a) Kebakaran atau sesuatu yang akan terbakar.
b) Ledakan atau sesuatu yang akan meledak.
c) Bangunan tidak stabil.
d) Bahan-bahan kimia yang berbahaya
e) Cuaca yang berbahaya.
f) Mencari akses karena ingin mencapai penderita lain yang membutuhkan
pertolongan.
g) Ketika penyelamatan tidak dapat diberikan karena lokasi atau posisi
penderita tidak memungkinkan.
a) Tarikan baju.
b) Tarikan bahu.
c) Tarikan selimut.
d) Piggy back carry (mengendong pasien di belakang).
e) Fire fighter’s/tarikan pemadam.f Fire fighter’s carry/ angkatan ala
pemadam.
Pada korban luka berat atau terhimpit oleh benda berat atau bangunan,
sangatmemerlukan resusitasi secepatnya. Oleh karena itu, dalam
mengevakuasi korban, tim penolong harus memiliki keterampilan
melakukan resusitasi sebagai life saving yangdilakukan bersamaan dengan
pembebasan korban dari himpitan benda berat dan membawakorban ke
tempat pelayanan yang telah disiapkan. Khusus pada pembebasan korban
yangterisolasi di suatu tempat reruntuhan harus selalu dibarengi dengan
prosedur resusitasi,tetapi prosedur ini mengalami beberapa kesulitan seperti
posisi korban dan ruangan yangsangat terbatas untuk melakukan manuver
oksigenisasi. Oleh karena itu harus mempunyaiketerampilan dan alat
khusus untuk membebaskannya.
Korban yang sadar tetapi lemas, tidak dapat berjalan, dan tangan
hanya dapatmenggantung pasif ke leher penolong, sebaiknya
dipindahkan dengan cara membopong.
3) Menjulang
Teknik menjulang dilakukan untuk penolong satu orang dan
diperlukan pergerakan yang cepat atau menempuh jarak jauh. Posisi ini
akan membuat penolong lebih leluasa untuk bergerak.
Alat ini biasanya terbuat dari kayu/fiber yang tidak menyerap cairan.
Biasanya ada lubang dibagian sisinya untuk tali pengikat. Indikasi: untuk
pasien yang dicrigai cideratulang belakang. Jangan meletakan psien di atas
LSB terlalu lam (>2 jam). Short Spine Board : Sama seperti LSB hanya
panjangnya lebih pendek (sekitar 1 meter).
3. Scoop Strecher
3. Posisi korban saat diangkut adalah berbaring di atas tandu ata posisi lain
sesuaikondisi dan indikasi korban dengan kaki menghadap ke depan, kecuali
saat:
b. Melewati gorong-gorong.
3. Tandu Improvisasi
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
evakuasi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu situasi dan kondisi dalam
evakuasi, kondisi korban dan kondisi penolong sendiri. Hal utama yang perlu
diperhatikan sebelum melakukan evakuasi yaitu kontrol keadaan korban secara medis,
3.2 Saran
memahami tentang gejala, penyebab fraktur sehingga dapat membuat kita lebih hati-
hati dalam bekerja ataupun melakukan aktifitas sehari-hari serta dapat membantu
pasien fraktur .
DAFTAR PUSTAKA