Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KEPERAWATAN BENCANA

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MITIGASI BENCANA ANGIN PUTING BELIUNG

Sebagai Tugas Kelompok Mata Kuliah Keperawatan Bencana

Dosen Pengampu: Janes Jainurakhma, M. Kep

Oleh:

Ahmat Tri Atmoko 18.200.84


Anis Khoiriyah 18.200.85
Lilik Hariyati 18.200.88
Suswinarti 18.201.03

PROGRAM STUDI PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KEPANJEN
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wilayah Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak di antara dua
benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia, serta berada di antara dua
samudera yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Letak geografis
Indonesia tersebut mempunyai pengaruh terhadap perubahan angin asia
dan angin australia yang selalu berganti arah dua kali selama setahun, hal
ini terjadi karena mengikuti pergeseran matahari ke arah utara/selatan garis
khatulistiwa. Sehingga wilayah Indonesia mengenal dua musim yaitu
musim kemarau dan musim hujan. Perubahan musim kemarau ke musim
hujan atau sebaliknya disebut masa peralihan antar musim atau lebih
dikenal dengan musim pancaroba.
BMKG melalui Peraturan Kepala BMKG Nomor Kep.009 Tahun 2010
menjelaskan bahwa Cuaca Ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak
normal, tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama
keselamatan jiwa dan harta. Bencana Alam yang ditimbulkannya adalah
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menggangu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang diakibatkan oleh cuaca
ekstrim sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Penanganan bencana (disaster management) merupakan proses yang
dinamis, terpadu dan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas langkah-
langkah yang berhubungan dengan serangkaian kegiatan yang meliputi
pencegahan (preventive), mitigasi, kesiapsiagaan (preparedness), tanggap
darurat, evakuasi, rehabilitasi dan pembangunan kembali (reconstruction).
Sedangkan mitigasi adalah merupakan tindakan-tindakan untuk
mengurangi atau meminimalkan potensi dampak negatif dari suatu
bencana. (Jokowinarno, 2011).
Angin puting beliung sering terjadi diwilayah Indonesia pada bulan-
bulan peralihan musim kemarau/hujan (pancaroba). Hal ini terjadi karena
proses perubahan arah angin asia dan angin Australia yang terjadi dua kali
setahun. Dengan hal ini, maka sangat diperlukan pemahaman masyarakat
dan pihak yang berkepentingan tentang mitigasi bencana terutama angin
puting beliung.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan sasaran dapat memahami mitigasi
bencana angin puting beliung.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Sasaran mampu mendefinisikan mitigasi angin puting beliung
2. Sasaran mampu memperagakan mitigasu angin puting beliung
saat terjadi bencana.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1 Tema
Penanganan / Mitigasi Bencana Angin Puting Beliung.

2.2 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan


Update Ilmu Penanganan/ Mitigasi Bencana Angin Puting Beliung
Hari : Selasa
Tanggal : 1-10-2019
Tempat : Ruang Kelas

2.3 Sasaran
Mahasiswa Progsus Angkatan 2018

2.4 Pelaksana
Penanggung Jawab : Lilik Hariyati
Penyuluh : Lilik Hariyati
Moderator : Ahmat Tri Atmoko
Observer : Suswinarti
Fasilitator : Ahmat Tri Atmoko

2.5 Metode Dan Media


Demo dan Power Point

2.6 Pelaksanaan Kegiatan


RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan : Penyuluhan Mitigasi Angin Puting Beliung
Narasumber : Lilik Hariyati

Kompetensi Dasar
Penanganan saat terjadi bencana angin puting beliung.
Indikator
Mahasiswa mampu mengimplementasikan penanganan evakuasi/mitigasi
ketika terjadi bencana angin puting beliung

Materi Pokok
1. Pengenalan Bencana Angin Puting Beliung
2. Mitigasi Angin Puting Beliung

Waktu Materi Kegiatan Metode Pemateri Bahan


14.00- Pengenalan Bencana Ceramah, Lilik PPT
14.30 Angin Puting Beliung Diskusi Hariyati
WIB
14.30- Mitigasi Angin Puting Ceramah, Lilik PPT
15.00 Beliung Demo Hariyati
WIB

2.7 Evaluasi
2.7.1 Evaluasi Struktur
1. Persiapan Media
a. PPT
b. Phantom
c. LCD
d. Speaker
2. Persiapan Materi
2.7.2 Evaluasi Proses
Sasaran penyuluhan mampu mengenal bencana angin puting beliung dan
memahami mitigasi dan evakuasi saat terjadi bencana angin puting
beliung.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari
63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5
menit. Penyebab terjadinya angin puting beliung yaitu udara panas dan dingin
bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah puting beliung. Arus udara
yang turun dengan kecepatan yang tinggi menghembus ke permukaan bumi secara
tiba-tiba dan berjalan secara acak. Mitigasi bencana angin puting beliung dapat
dilakukan sebelum terjadi bencana, saat terjadi bencana dan setelah terjadi
bencana.
3.2 Saran
Diharapkan tenaga kesehatan terutama perawat memahami bagaimana
mitigasi bencana angin puting beliung yang benar dan tepat.
MATERI PENYULUHAN
Lampiran Materi
a. Pengertian
Angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari
63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5
menit. Orang awam menyebut angin puting beliung adalah angin “Leysus”, di
daerah Sumatera disebut “Angin Bohorok” dan masih ada sebutan lainnya. Angin
jenis ini yang ada di Amerika yaitu “Tornado” mempunyai kecepatan sampai 320
km/jam dan berdiameter 500 meter. Angin puting beliung sering terjadi pada
siang hari atau sore hari pada musim pacaroba. Angin ini dapat menghancurkan
apa saja yang diterjangnya, karena dengan pusarannya benda yang terlewati
terangkat dan terlempar.
b. Tanda-Tanda Angin Puting Beliung
1. Kejadiannya singkat, antara 3 hingga 10 menit, setelah itu diikuti angin
kencang yang kecepatannya berangsur melemah
2. Kecepatan angin lesus adalah 45 hingga 90 km/ jam
3. Terjadi di tempat dengan radius jangkuan 5 hingga 10 km
4. Terjadi di musim pencaroba dan sebagian kecil di musim hujan, saat hujan
di siang atau sore
5. Terjadi antara jam 13.00 hingga 17.00
c. Tanda-tanda yang mendahului Angin Puting Beliung
1. Sehari sebelumnya udara pada malam dan pagi terasa panas dan pengap
2. Sekitar jam 10 pagi terlihat awan cumulus (awan berlapis-lapis), diantara
awan tersebut ada satu jenis awan yang memiliki batas tepi sangat jelas
berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol
3. Awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi hitam gelap
4. Jika ranting pohon bergoyang, maka hujan dan angin kencang akan datang
5. Terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri
6. Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan yang tiba-tiba deras,
apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari
lingkungan kita berdiri
7. Terdengar sambaran petir yang cukup keras yang merupakan pertanda
hujan lebat dan angin kencang akan terjadi
8. Pada musim penghujan, jika 1 hingga 3 hari berturut-turut tidak ada hujan,
kemungkinan hujan deras yang pertama kali turun akan diikuti oleh angin
kencang baik yang termasuk dalam kategori puting beliung atau angin
kencang yang memiliki kecepatan lebih rendah.
d. Antisipasi dan Penanggulangan Angin Puting Beliung
1. Jika terdapat pohon yang rimun dan tinggi serta rapuh agar segera
ditebang untuk mengurangi beban berat pada pohon tersebut
2. Perhatikan atap rumah yang sudah rapuh, karena pada rumah yang rapuh
sangat mudah sekali terhempas, sedangkan yang permanen, kecil
kemungkinan terhembas
3. Apabila melihat awan yang tiba-tiba gelap, semula cerah sebaiknya untuk
tidak mendekati daerah awan gelap tersebut
4. Cepat berlindung atau menjauh dari lokasi kejadian, karen peristiwa
fenomena tersebut sangat cepat
5. Untuk jangka panjang pohon dipinggir jalan diganti dengan pohon akar
berjenis serabut seperti pohon asem, pohon beringi dsb
e. Penyelamatan Diri Saat Terjadi Angin Puting Beliung
1. Bila dalam keadaan bahaya segeralah ke tempat perlindungan (bunker)
2. Jika anda berada di dalam bangunan seperti rumah, gedung perkantoran,
sekolah, rumah sakit, pabrik, pusat perbelanjaan, gedung pencakar langit,
maka yang anda harus lakukan adalah segera menuju ke ruangan yang
telah dipersiapkan untuk menghadapi keadaan tersebut seperti sebuah
ruangan yang dianggap paling aman, basement, ruangan anti badai, atau di
tingkat lantai yang paling bawah. Bila tidak terdapat basement, segeralah
ke tengah tengah ruangan pada lantai terbawah, jauhilah sudut sudut
ruangan, jendela, pintu, dan dinding terluar bangunan. Semakin banyak
sekat dinding antara diri anda dengan dinding terluar gedung semakin
aman. Berlindunglah di bawah meja gunakan lengan anda untuk
melindungi kepala dan leher anda. Jangan pernah membuka jendela.
3. Jika anda berada di dalam kendaraan bermobil, segeralah hentikan dan
tinggalkan kendaraan anda serta carilah tempat perlindungan yang terdekat
seperti yang telah disebutkan di atas.
4. Jika anda berada di luar ruangan dan jauh dari tempat perlindungan, maka
yang anda harus lakukan adalah sebagai berikut:
a. Tiaraplah pada tempat yang serendah mungkin, saluran air terdekat
atau sejenisnya sambil tetap melindungi kepala dan leher dengan
menggunakan lengan anda
b. Jangan berlindung di bawah jembatan, jalan layang, atau sejenisnya.
Anda akan lebih aman tiarap pada tempat yang datar dan rendah
c. Jangan pernah melarikan diri dari angin puting beliung dengan
menggunakan kendaraan bermobil bila di daerah yang berpenduduk
padat atau yang bangunannya banyak. Segera tinggalkan kendaraan
anda untuk mencari tempat perlindungan terdekat.
d. Hati hati terhadap benda benda yang diterbangkan angin puting
beliung. Hal ini dapat menyebabkan kematian dan cedera serius.
f. Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Risiko
1. Membuat sruktur bangunan yang memenuhi syarat teknis untuk mampu
bertahan terhadap gaya angin.
2. Perlunya penerapan aturan standar bangunan yang memperhitungkan
beban angin khususnya di daerah yang rawan angin topan
3. Penempatan lokasi pembangunan fasilitas yang penting pada daerah yang
terlindung dari serangan angin topan.
4. Penghijauan di bagian atas arah angin untuk meredam gaya angina
5. Pembuatan bangunan umum yang cukup luas yang dapat digunakan
sebagai tempat penampungan sementara bagi orang maupun barang saat
terjadi serangan angin topan.
6. Pengamanan/perlakuan bagian-bagian yang mudah diterbangkan angin
yang dapat membahayakan diri atau arang lain disekitarnya.
7. Kesiap-siagaan dalam menghadapi angin puting beliung, mengetahui
bagaimana cara penyelamatan diri
8. Pengamanan barang-barang di sekitar rumah agar terikat dibangun secara
kuat sehingga tidak diterbangkan angina
9. Untuk para nelayan, supaya menembatkan atau mengikat kuat kapal-
kapalnya.
Mitigasi Bencana
1. Sebelum bencana:
a. Perlu dilakukan sosialisasi mengenai puting beliung agar masyarakat
memahami dan mengenal puting beliung, baik definisi, gejala awal,
karakteristik, bahaya, dan mitigasinya
b. Menyusun peta rawan bencana puting beliung berdasarkan data
historis
c. Memangkas ranting pohon besar dan menebang pohon yang sudah
rapuh serta tidak membiasakan memarkir kendaraan di bawah pohon
besar
d. Jika tidak penting sekali, hindari bepergian apabila langit tampak
awan gelap dan menggantung
e. Mengembangkan sikap sadar informasi cuaca dengan selalu mengikuti
informasi prakiraan cuaca atau proaktif menanyakan kondisi cuaca
kepada instansi yang berwenang
f. Penyiapan lokasi yang aman untuk tempat pengungsian sementara
2. Saat bencana:
a. Segera berlindung pada bangunan yang kokoh dan aman begitu angin
kencang menerjan
b. Jika memungkinkan segeralah menjauh dari lokasi kejadian karena
proses terjadinya puting beliung berlangsung sangat cepat
c. Jika saat terjadi puting beliung kita berada di dalam rumah semi
permanen/rumah kayu, hingga bangunan bergoyang, segeralah keluar
rumah untuk mencari perlindungan di tempat lain karena bisa jadi
rumah tersebut akan roboh
d. Hindari berteduh di bawah pohon besar, baliho, papan reklame dan
jalur kabel listrik
e. Ancaman puting beliung biasanya berlangsung 5-10 menit, sehingga
jangan terburu-buru keluar dari tempat perlindungan yang aman jika
angin kencang belum benar-benar reda

3. Setelah Bencana:
a. Melakukan koordinasi dengan berbagai pelaksana lapangan dalam
pencarian dan pertolongan para korban
b. Mendirikan posko dan evakuasi korban yang selamat
c. Mendirikan tempat penampungan korban bencana secara darurat di
dekat lokasi bencana atau menggunakan rumah penduduk untuk
pengobatan dan dapur umum
d. Melakukan koordinasi bahan bantuan agar terdistribusi tepat sasaran
dan sampai kepada mereka yang benar-benar membutuhkan dan
menghindari para oknum yang memanfaatkan situasi
e. Melakukan evaluasi pelaksanaan pertolongan dan estimasi kerugian
material.
Referensi
BNPB. 2012. Buku Saku Tanggap Tangkas Menghadapi Bencana. Jakarta:
BNPB.
BMKG. 2010. Prosedur Standar Operasional Pelaksanaan Peringatan
Dini, Pelaporan, Dan Diseminasi Informasi Cuaca Ekstrim. Jakarta:
BMKG
[BMKG 2014] BMKG-InaTews, Upaya Yang Dilakukan Dalam Mitigasi
Gempabumi, http://inatews.bmkg.go.id/new/mitigasi.php (diakses 30
September 2019).
Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral. 2008. Pengenalan
Tsunami. Jakarta: Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral
Rosdiana. 2013. Puting Beliung, Bencana Regional dengan Sebaran
Nasional. Bandung: Jurnal Mitigasi Bencana.

Anda mungkin juga menyukai