Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL MITIGASI BENCANA TANAH LONGSOR

PADA MASYARAKAT
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 8
1. Yarni Kristina Mendrofa 170204077
2. Azwara Andika Ginting 170204078
3. Sri Lestari Siregar
4. Fince Indra Jaya Waruwu

Dosen Pengajar :
Ns. Edri Yonlafado Simanjuntak, M.Kep

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2020/2021
A. Latar Belakang
Bencana adalah suatu proses alam atau bukan alam yang menyebabkan
korban jiwa, harta, dan mengganggu tatanan kehidupan. Longsor lahan
merupakan bencana alam geologi yang diakibatkan oleh gejala alami geologi
maupun tindakan manusia daiam mengelola lahan atau ruang hidupnya. Dampak
dari bencana ini sangat merugikan, baik dari segi lingkungan maupun sosial
ekonomi.
Kondisi tanah di sebagian wilayah Indonesia memang tergolong rawan
longsor. Berdasarkan peta zona kerentanan bencana longsor menurut Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) pada tahun 2013, terdapat 918 lokasi
rawan longsor di Indonesia. Kondisi geografis yang umumnya merupakan daerah
pegunungan dan memiliki lereng-lereng menjadikan tanah tidak stabil. Akibatnya,
ketika terjadi pergerakan tanah menjadi mudah longsor.
Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan dilanda bencana, tanah
longsor menjadi bencana paling mematikan saat ini, hingga awal bulan September
2016 terdapat 323 kejadian longsor yang menyebabkan 126 orang meninggal dan
18.655 jiwa menderita. Dibandingkan dengan tahun 2015, jumlah korban
meninggal dan hilang pada tahun 2016 mengalami peningkatan 54% (BNPB,
2016). Provinsi Jawa Tengah merupakan yang sering dilanda tanah longsor,
Kabupaten Kebumen menduduki peringkat ketiga untuk daerah yang rentan
terjadi longsor, Berdasarkan letak geografisnya Kabupaten kebumen terletak pada
7o271-7o501 Lintang Selatan dan 109o331-109o501 Bujur Timur. Kabupaten
Kebumen secara administratif terdiri dari 26 kecamatan dengan luas wilayah
sebesar 128.111,50 Ha atau 1.281,115 Km2, dengan kondisi beberapa wilayah
merupakan daerah pesisir pantai, pegunungan, dan dataran rendah
(Kebumenkab,2015).

Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, tanah longsor


adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan,
tanah, atau material campuran yang bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses
terjadinya tanah longsor diawali oleh air yang meresap ke dalam tanah akan
menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang
berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan
di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.
Tanah longsor terjadi karena oleh adanya gerakan tanah sebagai akibat dari
bergeraknya masa tanah atau batuan yang bergerak di sepanjang lereng atau di
luar lereng karena faktor gravitasi. Kekuatan-kekuatan gravitasi yang dipaksakan
pada tanah-tanah miring melebihi kekuatan memecah ke samping yang
mempertahankan tanah-tanah tersebut pada posisinya. Kandungan air yang tinggi
menjadikan tanah menjadi lebih berat, yang meningkatkan beban, dan mengurangi
kekuatan memecah ke sampingnya. Dengan kondisi-kondisi ini curah hujan yang
lebat atau banjir lebih mungkin terjadi tanah longsor.
Dampak dari tanah longsor ini dapat dihindari jika masyarakat mengetahui
tanda-tanda terjadinya longsor dan mendapat peringatan bahwa akan terjadi
longsor. Oleh sebab itu, diperlukan sistem peringatan dini bencana longsor.
Dengan adanya sistem peringatan dini bencana longsor, bencana longsor dapat
diantisipasi dan masyarakat lebih siap untuk menghadapi bencana longsor
sehingga meminimalisir kerugian dan korban jiwa akibat bencana longsor. Pada
penelitian sebelumnya telah dirancang sistem peringatan dini tanah longsor
menggunakan metode pengindraan berat dengan sistem sensor yang terdiri dari
sebuah pegas dengan sebuah LED dilekatkan disalah satu ujung pegas dan
fotodioda di ujung lainnya, sehingga dapat mengaktifkan indikator LED

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan kepada warga Desa Hiliserangkai
dapat mengerti dan memahagi tentang mitigasi bencana tanah longsor
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan kepada masyarak mampu
memberi informasi tentang mitigasi bencana tanah longsor, yaitu :
a. Mengetahui pengertian bencana tanah longsor
b. Mengetahui jenis-jenis tanah longsor
c. Mengetahui penyebab terjadinya tanah longsor
d. Mengetahui mitigasi bencana tanah longsor
C. Pelaksanaan
1) Topik Kegiatan
1. Pengerian bencana tanah longsor
2. Jenis-jenis tanah longsor
3. Penyebab terjadinya tanah longsor
4. Mitigasi becana tana longsor
2) Sasaran Kegiatan
Seluruh masyarakat Desa Hiliserangkai yang mengikuti penyuluhan
3) Strategi
1. Penyaji memberikan informasi tentang pengertian bencana tanah longsor
2. Penyaji memberikan informasi tentang jenis-jenis tanah longsor
3. Penyaji memberikan informasi tentang penyebab terjadinya tanah longsor
4. Penyaji memberikan informasi tentang tentang mitigasi bencana tanah
longsor
4) Media/alat
1. Media :
 Leaflet
 Banner
2. Alat :
 Laptop
 LCD
 Pointer
 Latar proyector
 Video
5) Waktu dan Tanggal
Hari : Sabtu
Tanggal : 12 Desember 2020
Waktu : 09.00 – 10.00 WIB
6) Pengorganisasian Waktu
a. Acara diawali dengan pembukaan oleh pembawa acara
b. Penyuluhan tentang mitigasi bencana tanah longsor
c. Penutupan oleh pembawa acara
1. Setting tempat

Keterangan :
= Mahasiswa

= masyarakat

7) Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
8) Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Waktu pelaksanaan sudah ditentukan yaitu :
Hari,Tanggal : Sabtu, 12 Desember 2020
Waktu : 09.00 – 10.00 WIB
2. Evaluasi Proses
100% masyarakat mengerti di adakannya penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
Masyarakat mampu memehami mitigasi benca tanah longsor
D. Materi
1. Pengertian Tanah Longsor
Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, tanah
longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan,
bahan rombakan, tanah, atau material campuran yang bergerak ke bawah
atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor diawali oleh air yang
meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut
menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir,
maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak
mengikuti lereng dan keluar lereng.
Tanah longsor terjadi karena oleh adanya gerakan tanah sebagai akibat
dari bergeraknya masa tanah atau batuan yang bergerak di sepanjang lereng
atau di luar lereng karena faktor gravitasi. Kekuatan-kekuatan gravitasi yang
dipaksakan pada tanah-tanah miring melebihi kekuatan memecah ke
samping yang mempertahankan tanah-tanah tersebut pada posisinya.
Kandungan air yang tinggi menjadikan tanah menjadi lebih berat, yang
meningkatkan beban, dan mengurangi kekuatan memecah ke sampingnya.
Dengan kondisi-kondisi ini curah hujan yang lebat atau banjir lebih
mungkin terjadi tanah longsor.
2. Jenis – Jenis Tanah Longsor
Menurut BNPB ada 6 tipe jenis tanah longsor, yaitu :
a. Longsoran Translasi
Longsoran translasi merupakan gerakan massa tanah dan batuan pada
bidang gelincir berbentuk rata atau bergelombang-landai

b. Longsoran Rotasi
Longsoran rotasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada
bidang gelincir cekung

c. Longsoran Blok
Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada
bidang gelincir berbentuk rata

d. Runtuhan Batu
Runtuhan batu terjadi ketika sejumlah besar batuan bergerak ke bawah
dengan cara jatuh bebas dan terjadi pada lereng hingga menggantung
terutama di daerah pantai

e. Rayapan Tanah
Rayapan tanah merupakan jenis tanah longsor yang bergerak lambat.
Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus dan bergerak hampir
tidak dapat dikenali.
f. Aliran Bahan Rombakan
Aliran bahan rombakan ini terjadi ketika massa tanah bergerak di
dorong oleh air. Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng,
volume dan tekanan air, dan jenis materialnya.

3. Penyebab Terjadinya Tanah Longsor


Tanah longsor terjadi karena oleh adanya gerakan tanah sebagai akibat
dari bergeraknya masa tanah atau batuan yang bergerak di sepanjang lereng
atau di luar lereng karena faktor gravitasi. Kekuatan-kekuatan gravitasi yang
dipaksakan pada tanah-tanah miring melebihi kekuatan memecah ke
samping yang mempertahankan tanah-tanah tersebut pada posisinya.
Kandungan air yang tinggi menjadikan tanah menjadi lebih berat, yang
meningkatkan beban, dan mengurangi kekuatan memecah ke sampingnya.
Dengan kondisi-kondisi ini curah hujan yang lebat atau banjir lebih
mungkin terjadi tanah longsor.
Longsor lahan disebabkan oleh 3 faktor penyebab utama :

1. Faktor dakhil (inherent factor), penyebab longsor lahan meliputi


kedalaman pelapukan batuan, struktur geologi (tektonik dan jenis
batuannya), tebal solum tanah, tekstur tanah dan permeabilitas tanah.
2. Faktor luar dari suatu medan, penyebab longsor lahan adalah
kemiringan lereng, banyaknya dinding terjal, kerapatan torehan, dan
penggunaan lahan.
3. Faktor pemicu terjadinya longsor lahan, antara lain tebal curah hujan
dan gempa bumi.
Penyebabnya lereng terjal akibat patahan atau lipatan, lahan basah,
tanah pelapukan yang tebat dan lembek, pemotongan lereng, jenuh karena
air hujan, bocornya saluran air, perubahan lahan menjadi lahan basah,
serta adanya hujan selama 2 hari atau lebih berturut-turut.
Terjadinya longsor lahan dapat di lihat dari gejala-gejala sebagai
berikut:

1. Curah hujan tinggi

2. Hujan berlangsung lama

3. Munculnya retakan-retakan pada tanah di lereng atas seperti pada


tiang listrik, pohon menjadi miring
4. Lereng-lereng pegunungan yang telah lapuk (weatheringprocess)

5. Bahan lapukan tesebut termasuk tanah berwarna merah (oxisol)

6. Ada perubahan bobot massa baik oleh pergantian musim atau karena
lahan miring tersebut dijadikan persawahan
7. Ada perbedaan kelunakan permukaan lahan dan dasar lahan

8. Adanya gravitasi bumi yang tergantung pada besarnya lereng adalah


kritis jika lereng lebih dari 100%

9. Perubahan hambat geser, misalnya tanah kering hambat gesemya lebih


besar di bandingkan dengan tanah basah.

4. Mitigasi Bencana Tanah Longsor


Mitigasi bencana longsor lahan adalah suatu usaha memperkecil
jatuhnya korban manusia dan atau kerugian harta benda akibat peristiwa
atau rangkaian peristiwa yang di sebabkan oleh alam, manusia, dan oleh
keduanya yang mengakibatkan jatuhnya korban, penderitaan manusia,
kerugian harta benda, kerusakan sarana dan prasarana dan fasilitas umum
serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan
masyarakat.
Mitigasi tanah longsor pada prinsipnya bertujuan untuk
meminimumkan dampak bencana tersebut. Untuk itu kegiatan erly warning
(peringatan dini) bencana menjadi sangat penting. Peringatan dini dapat
dilakukan diantara lain melalui prediksi cuaca/iklim sebagai salah satu
faktor yang menentukan bencana longsor.
Menurut Agung Nusantoro,URECOL (2020), Upaya mitigasi pra-
bencana merupakan upaya pencegahan sebelum terjadi bencana longsor, hal
yang dilakukan yaitu dengan bencana, menanam pohon berakar keras serta
membangun bangunan penahan longsor pada daerah yang miring. Pada saat
bencana merupakan upaya penyelamatan diri dan peningkatan status
bencana penduduka lain. Sedangkan pasca bencana merupaka usaha
rekonstruksi kembali kerusakan yang terjadi seperti memperbaiki saran dan
prasarana yang rusak, serta melaporkan kejadian kepada pemerintah
setempat.
Ada beberapa strategi dalam melaksanakan mitigasi bencana tanah
longsor berupa struktural adalah penyediaan data, pemetaan, pemasangan
EWS, bronjong, dan rambu-rambu evakuasi, seerta mitigasi yang bersifat
non-struktural seperti pelatihan, pembentukan forum relawan, sosialisasi,
dan simulasi bencana.
Mitigasi bencana meliputi sebelum, saat terjadi dan sesudah terjadi
bencana tanah longsor.
1. Sebelum bencana antara lain peringatan dini (early warning system)
secara optimal dan terus menerus pada masyarakat.
a. Mendatangi daerah rawan longsor lahan berdasarkan
peta kerentanannya.
b. Memberi tanda khusus pada daerah rawan longsor lahan.

c. Manfaatkan peta-peta kajian tanah longsor secepatnya.

d. Permukiman sebaiknya menjauhi tebing.

e. Tidak melakukan pemotongan lereng.

f. Melakukan reboisasi pada hutan yang pada saat ini dalam kedaan
gundul, menanam pohon-pohon penyangga, melakukan
panghijauan pada lahan-lahan terbuka.
g. Membuat terasering atau sengkedan pada lahan yang memiliki
kemiringan yang relatif curam.
h. Membatasi lahan untuk pertanian

i. Membuat saluran pembuangan air menurut kontur tanah

j. Menggunakan teknik penanaman dengan sistem kontur tanah

k. Waspada gejala tanah longsor (retakan, penurunan tanah) terutama


di musim hujan.
2. Saat bencana antara lain bagaimana menyelamatkan diri dan kearah
mana. Ini harus diketahui oleh masyarakat.
3. Sesudah bencana antara lain pemulihan (Recorvery) dan masyarakat
harus dilibatkan.
a. Penyelamatan korban secepatnya ke daerah yang lebih aman

b. Penyelamatan harta benda yang mungkin masih dapat di


selamatkan,

c. Menyiapkan tempat-tempat penampungan sementara bagian para


pengungsi seperti tenda-tenda darurat
d. Menyediakan dapur-dapur umum
e. Menyediakan air bersih, sarana kesehatan
f. Memberikan dorongan semangat bagi para korban bencana agar
para korban bencan tersebut tidak frustsi
g. Koordinasi dengan apara secepatnya

Adapun tahapan mitigasi bencana tanah longsor, yaitu :


1. Pemetaan
Menyajikan informasi visual tentang tingkat kerawanan bencana alam
geologi di suatu wilayah, sebagai masukan kepada masyarakat dan atau
pemerintah kabupaten/kota dan provinsi sebagai data dasar untuk
melakukan pembangunan wilayah agar terhindar dari bencana.
2. Penyelidikan
Mempelajari penyebab dan dampak dari suatu bencana sehingga dapat
digunakan dalam perencanaan penanggulangan bencana dan rencana
pengembangan wilayah.
3. Pemeriksaan
Melakukan penyelidikan pada saat dan setelah terjadi bencana,
sehingga dapat diketahui penyebab dan cara penaggulangannya.
4. Pemantauan
Pemantauan dilakukan di daerah rawan bencana, pada daerah strategis
secara ekonomi dan jasa, agar diketahui secara dini tingkat bahaya, oleh
pengguna dan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah tersebut.
5. Sosialisasi
Memberikan pemahaman kepada Pemerintah Provinsi /Kabupaten
/Kota atau masyarakat umum, tentang bencana alam tanah longsor.
Sosialisasi dilakukan dengan berbagai cara antara lain, berita, poster,
booklet, dan leaflet atau dapat juga secara langsung kepada aparat
pemerintah.
SATUAN CARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Penyuluhan Tentang Mitigasi Bencana Tanag Longsor


Lama Pertemuan : 09.00 – 10.00 WIB
Sasaran : Masyarakat Desa Hiliserangkai
Hari/Tanggal : Sabtu, 12 Desember 2020
Sub Pokok Bahasa :
1. Pengertian Bencana Tanah Longsor
2. Jenis- jenis Tanah Longsor
3. Penyebab Terjadinya Tanah Longsor
4. Mitigasi Bencana Tanah Longsor

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti kegiatan penyuluha diharapkan kepada masyarakat desa
Hiliserangkai dapat mengetahui dan memahami tentnag mitigasi bencana tanah
longsor
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikut penyuluhan diharapkan masyarakat mengerti tentang mitigasi
bencana tanah longsor, yaitu :
1. Memahami pengertian bencana tanah longsor
2. Memahami jenis-jenis tanah longsor
3. Memahami penyebab terjadinya tanah longsor
4. Memahami mitigasi bencana tanah longsor
C. Pokok Materi Penyuluhan
1. Pengertian Bencana Tanah Longsor
2. Jenis- jenis Tanah Longsor
3. Penyebab Terjadinya Tanah Longsor
4. Mitigasi Bencana Tanah Longsor

D. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Waktu
peserta
Penyuluhan
Pendahulua 1. M Menjawab salam 5 menit
n mendengarkan
engucap
kan Memperhatikan
Salam
Menjawab

2. M
emperk
enalkan
diri
3. M
enyemb
ut TIU
dan TIK
4. A
persepsi
Penyajian 1. Menyebutkan Mendengarkan 20 Menit
materi
pengertian bencana
tanah longsor
Mendengarkan
2. Menyebutkan jenis-
jenis tanah longsor
Mendengarkan
3. Menyebutkan
penyebab terjadinya
bencana tanah longsor
4. Menyebutkan mitigasi
bencana tanah longsor
Penutup Menjawab 5 Menit
a. Merangkumkan materi pertanyaan
dengan lisan

b. Mengucapkan salam Mendengarkan


dan Membalas
penutup salam penutup
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

F. Media
1. Leaflet & banner
2. Laptop
3. Infokus
Banner

Anda mungkin juga menyukai