Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH MITIGASI BENCANA ALAM

“ANGIN TOPAN”

Dosen Pengampu :
Drs. Togi Tampubolon, M.Si., Ph.D.

Disusun Oleh :
Kelompok 6
Devani Anindita Yolanda (4191240001)
Retta Rondang Sirait (4193540004)

PRODI S1 FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah Mitigasi
Bencana Alam ini yang tepat pada waktunya yang berjudul “Angin Topan ”.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah “Mitigasi
Bencana”. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.

Medan, September 2021


Penyusun

Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
ABSTRAK.......................................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................6
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................23
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................23
3.2 Saran.....................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................24
ABSTRAK

Angin Topan merupakan pusaran angin dengan kecepatan angin 120 km/jam atau lebih yang
sering terjadi di daerah tropis garis lintang utara dan selatan, kecuali di daerah yang sangat dekat
dengan khatulistiwa. Gejala awal terjadinya angin topan, dapat dilihat dari; a. suhu dinaikkan, b.
gumpalan awan putih menjulang tinggi c. terjadi guntur/petir yang keras; d. awan putih sedikit
gelap, e. burung berkumpul, atau terbang menjauh dari pantai dan area terbuka. Tornado dalam
studi fisika, yaitu fluida dinamis (bergerak). Pergerakan badai ini dapat dianalisis dengan
menggunakan hukum yang ada dalam fluida dinamis, seperti persamaan kontinuitas dan Hukum
Bernoulli. Dia tidak dapat dipungkiri bahwa kecepatan angin akan mempengaruhi banyak hal,
antara lain: menyebabkan kerusakan atau rusaknya bangunan, rusaknya jaringan listrik,
menyebabkan erosi di wilayah pesisir, menyebabkan banjir dan membahayakan keselamatan.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik,
seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena
ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga
menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.
Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari
bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: “bencana
muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan”. Dengan demikian, aktivitas
alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan
manusia, misalnya angin topan di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah
“alam” juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa
keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri,
mulai dari angin yang mengancam bangunan individual yang berpotensi mengakhiri peradaban
umat manusia.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi serta memiliki
kerentanan/kerawanan yang juga tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika
manusia yang berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana. Konsep ketahanan bencana
merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi,
mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun
daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan
ketetahanan terhadap bencana yang cukup.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan angin topan ?
2. Apa penyebab terjadinya angin topan ?
3. Apa saja tanda-tanda angin topan ?
4. Bagaimana proses terjadinya angin topan ?
5. Apa dampak yang ditimbulkan dari angin topan ?
6. Bagaimana mitigasi bencana angin topan sebelum, saat dan setalah terjadi bencana?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui defenisi angin topan
2. Mengetahui penyebab terjadinya angin topan
3. Mengetahui proses terjadinya angin topan
4. Mengetahui dampak yang ditimbulkan angin topan
5. Mengetahu mitigasi bencana angin topan sebelum, saat dan setalah terjadi bencana
BAB II
PEMBAHASAN

ANGIN TOPAN
2.1 Pengertian Bencana
Menurut UU No. 24 Tahun 2007 Tentang Penggulangan Bencana, Bencana adalah
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana dapat dikaitkan dengan
kerusakan, kerugian, kehilangan jiwa dan kehidupan atau keminduran nilai sosial ekonomi yang
disebabkan oleh kejadian alam.
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh factor alam dan atau faktor non
alam maupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana Alam adalah bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, antara lain
berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor.

2.2 Pengertian Angin Topan


Angin Topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120 km/jam atau
lebih yang sering terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utara dan selatan, kecuali di
daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa. Angin topan disebabkan oleh
perbedaan tekanan dalam suatu sistem cuaca. Angin paling kencang yang terjadi di daerah tropis
ini umumnya berpusar dengan radius ratusan kilometer di sekitar daerah sistem tekanan rendah
yang ekstrem dengan kecepatan sekitar 20 Km/jam. Di Indonesia dikenal dengan sebutan angin
badai
Gambar 1. Angin Topan

Bagian Tubuh Angin Topan


1. Mata
Terletak di inti badai atau angin topan. Rata-rata, mata memiliki diameter 20 hingga 40
mil. Bahkan yang paling besar, pernah terjadi di asifik dapat mencakup diameter mata
rata-rata 50 mil. Bagian dalam mata memiliki angin yang tenang, langit tampak cerah,
dan tekanan udara yang rendah.
2. Dinding Mata
Area di sekitar mata atau disebut dinding mata. Diameter rata-ratanya berkisar antara 5
hingga 30 mil lebarnya. Dinding mata menampung angin yang paling kuat dan merusak.
Bahkan terkadang hujan ditemukan.
3. Pita Hujan
Pita hujan atau rain bands merupakan kumpulan awan padat yang membentuk spiral,
membungkus dinding mata. Penyebab atas munculnya kincir angin. Lebar rata-rata
mereka berkisar antara 50 hingga 300 mil.

2.3 Penyebab Terjadinya Angin Topan


Adapun beberapa penyebab angin topan antara lain sebagai berikut :
1. Perbedaan tekanan
Angin topan biasa terjadi karena disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan udara dalam
suatu sistem cuaca. Tekanan udara yang berbeda ini membentuk suatu pusaran dalam
suatu sistem cuaca. Angin topan lebih sering terjadi di samudera karena tekanan udaranya
lebih berbeda dibandingkan dengan yang ada di ekosistem darat. Biasanya, angin lebih
berpotensi terjadi ketika musim kemarau di siang hari. Hal ini karena pada waktu itu suhu
sedang mencapai puncaknya, sementara di dalam samudera tidak ada yang
mengimbanginya. Dengan demikian, angin topan menjadi peristiwa yang biasa terjadi di
daerah samudera.
2. Suhu udara yang sangat panas
Angin topan juga terjadi ketika suhu udara sangat panas, tepatnya pada siang hari. pada
saat tengah hari, ketika udara menjadi sangat panas, maka lapisan atmosfer bumi juga
akan menerima suhu panas yang lebih besar, namun tekanan udaranya rendah. Karena hal
itulah maka akan terjadi perpindahan tekanan udara dari tempat yang mempunyai suhu
rendah menuju ke tempat yang mempunyai suhu tinggi. peristiwa ini akan membentuk
sebuah pusaran angin yang kita kenal sebagai angin topan.
3. Penguapan air laut yang berjumlah besar
Angin topan lebih banyak terjadi di lautan daripada di daratan, terlebih di kawasan
samudera yang dekat dengan garis khatulistiwa namun tidak terlalu dekat. Beberapa
samudera yang notabene sering terjadi angin topan adalah di samudera
Pasifik dan Samudera Atlantik. Ketika tengah hari, maka suhu akan mencapai lebih dari
batas normal yakni sebesar 27 derajat naik sedemikian rupa. Hal ini secara otomatis akan
menyebabkan permukaan laut memiliki suhu yang lebih tinggi dari pada suhu di bawah
laut. Hal tersebutlan yang memicu terjadinya penguapan yang sangat besar dan juga
sangat cepat. Pada proses penguapan tersebut juga terjadi proses pembekuan, sehingga
akan menyebabkan pusaran air yang mempunyai kecepatan tinggi.
4. Pusaran angin yang terjadi berjam-jam
Terbentuknya angin topan juga karena disebabkan adanya pusaran angin yang telah
berlangsung selama beberapa jam. Angin topan yang terjadi di Indonesia dikenal juga
sebagai angin badai. Biasanya angin ini datang dengan mendadak. Sebelum terbentuk
angin topan atau angin badai ini, biasanya terjadi proses pembentukan pusaran angin
yang berlangsung selama beberapa jam. Dengan adanya tanda yang telah berlangsung
selama berjam- jam inilah seharusnya angin topan sudah bisa diantisipasi agar tidak
menimbulkan korban jiwa dan juga kerusakan berat. Terlebih lagi sudah ada alat-alat
canggih semacam satelit yang bisa mendeteksi keberadaan angin topan lebih tepat.
Dengan adanya prediksi terjadinya angin topan, maka pencegahan terhadap angin topan
secara lebih dini dapat dilakukan.
5. Kerumitan lain dalam cuaca
Angin topan dapat dijelaskan secara ilmiah dan secara gamblang mengenai penyebabnya
apabila terjadi di tengah samudera. Namun akan lain halnya dengan angin topan apabila
terjadi daratan dan di tengah pemukiman masyarakat. Hal ini sangat berbahaya. Namun
untuk penyebabnya secara pasti mengenai angin topan yang terjadi di daratan ini belum
dapat dipastikan. Segala kerumitan mengenai kondisi cuaca dan juga kondisi suhu udara
bisa dimungkinkan menjadi penyebab dari angin topan ini. karena jika di daratan angin
topan bisa datang sewaktu-waktu, maka manusia harus selalu waspada akan hal ini.

2.4 Tanda-Tanda Angin Topan


Angin topan dapat terjadi secara mendadak, tetapi sebagian besar badai tersebut terbentuk
melalui suatu proses selama beberapa jam atau hari yang dapat dipantau melalui satelit cuaca.
Monitoring dengan satelit dapat untuk mengetahui arah angin topan sehingga cukup waktu untuk
memberikan peringatan dini. Meskipun demikian perubahan sistem cuaca sangat kompleks
sehingga sulit dibuat prediksi secara cepat dan akurat.
Gejala awal terjadinya angin topan
a. Suhu udara terasa meningkat
b. Awan menggumpal putih, menjulang tinggi
c. Terjadi guntur/ petir yang keras
d. Awan putih agak gelap
e. Burung-burung mengumpul atau terbang menjauhi pantai dan daerah terbuka
f. Angin terasa kencang dan panas, serta tubuh terasa tidak nyaman
Beberapa tanda-tanda datangnya angin topan antara lain sebagai berikut :
1. Terjadinya peningkatan suhu yang sangat drastis
Tanda pertama yang terjadi ketika akan terjadi angin topan adalah meningkatnya suhu di
sekitar kita dengan sangat drastis. Hal ini bisa kita rasakan karena peningkatan suhu akan
membuat badan menjadi panas dan juga terasa gerah. Ketika peningkatan suhu ini terjadi
secara tiba-tiba, berarti akan ada sesuatu yang tidak beres terjadi. Maka dari itulah
peningkatan suhu drastis dan terjadi dengan tiba- tiba patut untuk kita waspadai.
2. Burung dan binatang lainnya bergerak menjauhi laut
Tanda kedua adalah adanya perilaku dari binatang-binatang tertentu. Sudah menjadi hal
yang wajar apabila menjelang terjadinya bencana alam, kita mendapati perilaku yang
ganjil dari beberapa binatang. Hal ini karena binatang jauh lebih peka dari pada manusia
mengenai panca indera mereka. Adalah hal yang wajar apabila binatang mengetahui lebih
dulu tentang akan terjadinya peristiwa alam daripada manusia. maka dari itulah manusia
perlu juga untuk mengamati perilaku binatang. Salah satu tanda yang terjadi menjelang
datangnya angin topan adalah perilaku beberapa bianatang yang terlihat menjauhi lautan
secara berbondong-bondong. Binatang ini misalnya burung, dan lain sebagainya. Ketika
melihat perilaku yang tidak wajar seperti ini, sebaiknya kita mengikuti jejak binatang
tersebut dengan mengikutinya menjauhi area lautan.
3. Adanya angin dengan kecepatan yang sangat cepat
Tanda yang selanjutnya menjelang terjadinya angin topan adalah munculnya suatu angin
yang mempunyai kecepatan tinggi. Angin-angin tersebut tidak hanya berkekuatan tinggi
saja, namun juga memiliki sifat panas dan juga kering, sehingga ketika badan kita diterpa
olehnya maka akan timbul rasa yang tidak nyaman sama sekali. Angin yang bersifat
kering dan juga panas ini akan menjadi salah satu tanda- tanda terjadinya angin topan.
Maka dari itulah ketika tanda ini terjadi dan dibarengi dengan tanda yang telah
disebutkan sebelumnya, maka kita harus sudah siap siaga dan waspada akan terjadinya
angin topan.
4. Munculnya awan-awan tertentu dengan tiba-tiba
Tanda yang lainnya menjelang akan terjadinya angin topan adalah munculnya
beberapa jenis awan tertentu dengan tiba- tiba. Awan-awan ini datang dengan tiba-tiba,
misalnya adalah awan Cumulus maupun awan yang berwarna keperak- perakan yang
bergerombol sangat tebal di langit. Waktu atau durasi yang dibutuhkan untuk membentuk
pusaran angin adalah sekitar 1 jam lamanya dan disertai dengan angin kencang, sehingga
pepohonan juga akan ikut bergoyang.
2.5 Proses Terbentuknya Angin Topan

Gambar 2. Terjadinya Angin Topan


Adapun proses terbentuknya angin topan adalah sebagai berikut:
1. Ketika massa udara dingin terletak di atas sebuah kelompok badai tropis terorganisir,
menimbulkan sebuah suasana yang tidak stabil (hal ini disebut gelombang tropis).
Ketidakstabilan ini meningkatkan kemungkinan konveksi, yang mengarah ke arah
arus naik yang kuat, mengangkat udara dan kelembaban ke atas, menciptakan
lingkungan yang menguntungkan bagi pengembangan awan yang menjulang tinggi.
Sebuah gangguan tropis lahir pada saat massa bergerak dari badai guntur
mempertahankan identitas untuk jangka waktu 24 jam atau lebih. Ini adalah tahap
pertama dari perkembangan badai.

Gambar 3. Warm Water


2. Konvergensi permukaan (ditunjukkan oleh panah horisontal kecil dalam diagram di
bawah) menyebabkan gerak naik sekitar siklon permukaan (disebut sebagai "L").
Udara dingin seperti naik (panah vertikal) dan kondensasi dapat terjadi. Kondensasi
uap air untuk air melepaskan kondensasi kalor laten ke atmosfer. Pemanasan ini
menyebabkan perluasan udara yang memaksa udara untuk menyimpang di tingkat
atas (panah horizontal pada bagian atas awan).
Gambar 4. Konvergensi Permukaan
3. Karena tekanan adalah ukuran dari berat udara di atas suatu wilayah, pembuangan
udara di tingkat atas dapat mengurangi tekanan di permukaan. Penurunan lebih lanjut
dalam tekanan permukaan mengarah ke peningkatan konvergensi (karena adanya
gradien tekanan yang lebih tinggi), yang selanjutnya mengintensifkan gerakan naik,
pelepasan kalor laten, dan sebagainya. Selama kondisi yang menguntungkan ada,
proses ini terus membangun dirinya sendiri. Ketika sirkulasi siklon dimulai sekitar
pusat daerah tekanan rendah, dan kecepatan angin mencapai 62 km / jam (39 mil /
jam) gangguan dianggap badai tropis dan diberi nama saat kecepatan angin mencapai
119 km / jam (74 mil / jam) menjadi badai. Perhatikan bahwa semua gelombang
tropis, gangguan, atau badai tidak selalu berkembang menjadi badai.

Gambar 5. Siklus Terbentuknya Angin Topan


Badai tropis dashyat ini apabila terjadi di sebelah barat Samudera Pasifik disebut
Angin Taifun (Typhoon), dan apabila terjadi di Samudera India disebut Angin Siklon
(Cyclone).

2.6 Variabel-Variabel yang berkaitan dengan Angin Topan


Seiring dengan perkembangan badai, digunakan skala Saffir-Simpson untuk
mengklasifikasikan intensitas badai dan potensi dampak. Skala ini terdiri dari 5 kategori yaitu
kategori 1 untuk badai biasa dan kategori 5 untuk badai kuat. Adapun rincian skala Saffir-
Simpson terlihat pada Tabel 1 sebagai berikut :
2.7 Kajian Fisika dalam Proses Angin Topan
1) Fluida Dinamis
Fluida merupakan suatu zat yang dapat mengalir, yaitu cair dan gas, dalam hal ini
termasuk angin. Fluida dibedakan menjadi fluida statis dan dinamis. Fluida statis
adalah fluida yang dalam keadaan diam, sedangkan fluida dinamis merupakan fluida
yang mengalir.
Ciri-ciri umum fluida dinamis adalah sebagai berikut :
a. Aliran fluida dapat merupakan aliran tunak atau tak tunak . Jika kecepatan v di
suatu titik adalah konstan terhadap waktu, aliran fluida dikatakan tunak.
Contoh aliran tunak adalah arus air yang mengalir dengan tenang. Pada aliran
tak tunak, kecepatan v pada suatu titik tidak konstan terhadap waktu. Contoh
aliran tak tunak adalah gelombang pasang air laut.
b. Aliran fluida dapat termanpatkan atau tak termanpatkan tidak mengalami
perubahan volume (atau massa jenis) ketika ditekan, aliran fluida dikatakan
tak termanpatkan.
c. Aliran fluida dapat merupakan aliran kental dan tak kental.
d. Aliran fluida dapat merupakan aliran garis arus atau aliran turbulen. Garis arus
arus adalah aliran fluida yang mengikuti suatu garis (lurus melengkung) yang
jelas ujung dan pangkalnya. Kecepatan partikel fluida di tiap titik pada garis
arus searah dengan garis singgung di titik itu. Dengan demikian, garis arus
tidak pernah berpotongan. Ketika melebihi suatu kelajuan tertentu, aliran
fluida menjadi turbulen. Aliran turbulen ditandai oleh adanya aliran berputar.
Ada partikel-partikel yang memiliki arah gerak berbeda, bahkan berlawanan
dengan arah gerak keseluruhan fluida.
2) Hukum Dasar Fluida Dinamis
a) Persamaan Kontinuitas
Debit fluida / laju aliran fluida (Q) adalah besaran yang menyatakan volume
fluida V yang mengalir melalui suatu penampang tertentu dalam satuan waktu t
tertentu. Secara matematis ditulis sebagai berikut :
V
Q=
t
Misalkan sejumlah fluida melalui penampang pipa seluas A dan setelah selang
waktu t menempung jarak L , maka debit Q dapat dinyatakan sebagai :
Q= A v
Jika suatu fluida mengalir dengan aliran tunak, maka massa fluida yang masuk ke
salah satu ujung pipa haruslah sama dengan massa fluida yang keluar dari ujung
pipa yang lain selama selang waktu yang sama. Maka dapat diperoleh suatu
persamaan
A 1 v 1= A 2 v 2

Gambar 6. Persamaan Kontinuitas


Keterangan:
Q = debit (m3/s)
A = luas penampang (m2)
v = kecepatan aliran (m/s)
b) Hukum Bernoulli
Bagaimana udara dapat beredar dalam lubang yang dibuat marmut atau
bagaimana asap naik dalam cerobong? Semua ini merupakan contoh dari sebuah
prinsip yang ditemukan oleh Daniel Bernoulli (1700-1782). Pada intinya, prinsip
Bernoulli menyatakan bahwa pada pipa mendatar (horizontal), tekanan fluida
paling besar adalah pada bagian kelajuan alirnya paling kecil, dan tekanan paling
kecil adalah pada bagian yang kelajuan alirnya paling besar.

Gambar 7. Aliran Fluida untuk Menurunkan Persamaan Bernoulli


Melalui penggunaan teorema usaha-energi yang melibatkan besaran usaha-
energi P (mewakili usaha), besaran kecepatan aliran fluida v (mewakili energi
kinetik), dan besaran ketinggian terhadap suatu acuan h (mewakili energi
potensial), Bernoulli menurunkan persamaan yang menghubungkan ketiga
besaran ini secara matematis, yaitu :
1 1
P1 + ρv21 + ρgh1=P2 + ρv 22+ ρgh 2
2 2
1 2
Dimana, ρv adalah energi kinetic per satuan volume dan ρgh adalah energi
2
potensial per satuan volume. Oleh karena itu, persamaan di atas dapat
dinyatakan sebagai berikut :
1
P+ ρv 2+ ρgh=konstan
2
Persamaan inilah yang dikenal sebagai hukum Bernoulli, yang menyatakan
1 2
bahwa jumlah dari tekanan (P), energi kinetik persatuan volume ( )
2
ρv , dan

energi potensial per satuan volume ( ρgh ) memiliki nilai yang sama pada setiap
titik sepanjang suatu garis.

2.8 Kaitan Antara Hukum Bernoulli dengan Terbentuknya Angin Topan


Angin topan adalah badai tropis yang terbentuk di atas lautan dengan tekanan
atmosfer yang rendah. Sebagai kawasan badai pendekatan, laut banyak sekali
membengkak (sangat pasang tinggi) menemani angin topan. Kelas-5 fitur badai angin di
lebih dari 155 mph, meskipun kecepatan angin di "mata" pusat sangat rendah.

Asumsi:
1. Aliran udara di dalam badai yang mantap, mampat, dan berotasi (sehingga
persamaan Bernoulli berlaku).
2. Pengaruh air tersedot ke udara diabaikan.
Berkurangnya tekanan atmosfir diatas air menyebabkan air meningkat. Dengan
demikian, penurunan tekanan pada titik 2 relatif terhadap titik 1 menyebabkan air laut
naik pada titik 2. Hal yang sama berlaku pada titik 3, di mana kecepatan udara badai
diabaikan. Perbedaan tekanan yang diberikan dalam hal merkuri tinggi kolom dinyatakan
dalam tinggi kolom air laut oleh :
ρH g
∆ P−( ρgh )Hg − ( ρgh )sw → hsw − h
ρ sw H
g

Kemudian perbedaan tekanan antara titik 1 dan 3 dalam hal air laut tinggi kolom menjadi
ρH g
h3 = h
ρsw Hg

yang setara dengan gelombang badai di mata badai karena kecepatan angin ada diabaikan
dan tidak ada efek yang dinamis. Untuk menentukan kenaikan tambahan air laut pada
titik 2 karena tingginya angin pada titik itu, kita menulis persamaan Bernoulli antara titik
A dan B, yang di atas poin 2 dan 3, masing-masing. Memperhatikan bahwa VB ≅ 0
(daerah mata angin topan relatif tenang) dan zA = zB (kedua titik berada di sama garis
horizontal), persamaan Bernoulli digunakan untuk menyederhanakan
P A V 2A P B V 2B P B−P A V 2A
+ + z A= + + zB → =
ρg 2 g ρg 2 g ρg 2g
ρ adalah densitas udara dalam angin topan.

2.9 Pengaruh Hubungan Antara Angin Topan dengan Pemanasan Global


Sebuah penelitian oleh Badan Meteorologi Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa
(WMO) selama empat tahun menganalisa penelitian kajian kembali tentang badai lautan
yang dikenal sebagai angin puyuh di Atlantik dan angin topan di Asia. Menggunakan
peramalan batas menengah dari peningkatan suhu pemanasan global sebesar 2,8 Celcius,
penelitian WMO meramalkan badai masa depan dengan angin yang lebih kuat dan curah
hujan yang lebih tinggi. Terlebih lagi beberapa tempat sepertinya akan mengalami
peningkatan besar dari pola cuaca berat. WMO juga melaporkan bahwa penemuan ini
konsisten dengan yang telah diterbitkan pada tahun 2007 oleh Panel Antar Pemerintah
untuk Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mencatat kemungkinan lebih
banyak topan hebat, dengan tambahan hujan dan kecepatan angin lebih tinggi.
Berbagai teori baru memang diperlukan untuk menjelaskan fenomena angin topan
di permukaan bumi. Seperti diungkapkan oleh Webster, selain pengaruh pemanasan
global suhu permukaan laut, aliran panas di samudra di dunia, juga dipengaruhi oleh arus
thermo-haline, yakni arus panas yang dipicu perbedaan kadar garam di samudra. Faktor
ini juga harus diperhitungkan dalam penelitian frekuensi maupun durasi angin topan.
Sebab, arus thermo-haline merupakan konveksi panas yang juga mempengaruhi
munculnya gejala El Nino. Padahal gejala El Nino merupakan mekanisme untuk
redistribusi panas di kawasan Samudra Pasifik. Sehingga logikanya, jika muncul El Nino
maka intensitas angin topan juga turun secara signifikan. Jadi memang tetap diperlukan
penelitian jangka panjang, untuk mengerti kaitan berbagai fenomena alam, yang memicu
semakin tingginya frekuensi dan kuatnya angin topan.
2.10 Dampak Angin Topan
Dampak yang dapat ditimbulkan dari adanya badai angin topan yaitu :
1. Rumah dan bangunan yang tidak sesuai dengan standar akan dapat hancur.
2. Angin topan dapat mengacaukan jadwal penerbangan, adanya sistem cuaca
yang tidak menentu.
3. Angin topan dapat mengacaukan rute pelayaran.
4. Menghancurkan areal persawahan dan perkebunan.
5. Merobohkan pepohonan dan tanaman lainnya.
6. Dapat menimbulkan bencana banjir.
Dampak terhadap Lingkungan Hidup Angin Topan
Tidak bisa dipungkiri bahwa kecepatan angin akan berpengaruh pada banyak hal.
Berikut ini adalah beberapa hal yang terjadi sebagai akibat pengaruh kecepatan angin.
a) Bidang Perhubungan
Kecepatan angin sangat mempengaruhi kelancaran jalur penerbangan. Selain
kecepatan angin, faktor cuaca dan iklim juga berperan dalam bidang perhubungan
terutama untuk transportasi. Selain mempengaruhi kelancaran jalur penerbangan,
kecepatan angin juga sangta berpengaruh pada transportasi laut.
b) Bidang Telekomunikasi
Selain faktor iklim dan cuaca, kecepatan angin juga berpengaruh pada bidang
telekomunikasi. Kecepatan angin yang merupakan akibat dari proses-proses yang
terjadi diatmosfer atau lapisan udara bisa mempengaruhi lapisan iononsfer yang
mengandung partikel-partikel ionisasi dan bermuatan listrik dimana dengan
adanya lapisan ionosfer ini kita bisa mendengarkan siaran radio/ menonton
televisi.
c) Bidang Pariwisata
Kecepatan angin, banyaknya cahaya matahari, cuaca cerah, serta udara yang
sejuk/ panas/ kering sangat mempengaruhi pelaksanaan wisata, baik wisata darat
maupun laut. Dengan cuaca dan iklim yang bersahabat serta kecepatan angin yang
sedang maka pelaksanaan wisata akan semakin dinikmati
d) Bidang Pertanian
Kecepatan angin yang ideal adalah 19-35 km/jam. Pada keadaan kecepatan angin
yang tidak kencang, serangga penyerbuk bisa lebih aktif membantu terjadinya
persarian bunga. Sedangkan pada keadaan kecepatan angin kencang, kehadiran
serangga penyerbuk menjadi berkurang sehingga akan berpengaruh terhadap
keberhasilan penangkaran benih.
e) Pada Bangunan
Akibat yang timbul pada bangunan, bangunan terangkat, bangunan bergeser dari
pondasinya, robohnya bangunan, atap terangkat, dan bangunan rusak.
Gambar 8. Dampak Angin Topan

2.11 Beberapa Peristiwa Angin Topan


Adapun beberapa peristiwa angin topan yang terjadi di dunia, antara lain:
1. Badai Dean (2007)

Badai Dean merupakan badai Atlantik terkuat sejak Badai Wilma di tahun 2005.
Badai ini menjadi badai Atlantik terkuat ketiga. Badai Dean pindah barat-barat laut
dari Samudra Atlantik timur melalui Selat Saint Lucia dan ke Laut Karibia. Itu
menjadi badai yang sangat kuat, mencapai status Kategori 5 pada Skala Badai Saffir-
Simpson sebelum bergerak ke selatan Jamaika pada 20 Agustus.
Kekuatan angin topan, hujan, dan gelombang badai ini menyebabkan lebih dari 45
kematian di sepuluh negara dan menyebabkan kerusakan senilai 1,5 miliar dolar AS.
Pertama berdampak pada pulau-pulau di Antilles Kecil, jalur Dean melalui Karibia
merusak tanaman pertanian, terutama di Martinik dan Jamaika. Ketika mencapai
Meksiko, Badai Dean adalah badai Kategori 5 yang luar biasa tetapi tidak
menyebabkan kematian dan kerusakan lebih sedikit daripada di pulau-pulau Karibia
yang dilewatinya sebagai badai Kategori 2. Pada 22 Agustus, badai Dean perlahan-
lahan pindah ke barat laut, melemah ke daerah bertekanan rendah yang hilang di
bagian barat daya Amerika Serikat.
Badai Dean muncul di tanggal 13 Agustus 2007 dan menghilang pada tanggal 23
Agustus 2007. Kekuatan yang tercipta oleh badai ini 905milibar dan kekuatan
terbesarnya 170mph (280km/jam).
2. Topan Ike Amerika Serikat (13 September 2008)
Terjadi pada kawasan padat penduduk di wilayah Texas dengan kekuatan angin topan
sebesar 165 km/jam mencapai Kuba dan Haiti, mengakibatkan korban jiwa sebanyak
114 orang dan kerugian sebesar Rp 10 milyar.
3. Topan Australia (9 Juni 2010)

Terjadi di ibukota Australia, Canberra yang mengalami banjir dan disertai dengan
angin topan. Sungai-sungai di sekitar meluap dengan ketinggian mencapai 200cm
mengakibatkan ¿ 250 rumah tenggelam, disertai dengan hujan badai secara terus-
menerus dan angina kencang. Menyebabkan sekitar 4.000 rumah dan 25.000 orang
tidak teraliri oleh arus listrik.
4. Tri State Tornado, Amerika Serikat (18 Maret 1925)

Terjadi pada tiga negara bagian, yaitu Missouri, Ellenoa dan Indiana. Tercatat
memiliki jarak tempuh terjauh hingga 352 km, berdurasi sekitar 3,5 jam dengan
kecepatan 117 km/jam. Memakan korban jiwa sebanyak 659 jiwa dan
menghancurkan lebih dari 15.000 rumah pada tiga negara bagian tersebut.
5. Topan Okeechobee, Amerika Serikat (16 September 1928)
Memiliki kecepatan hingga 226 km/jam menghancurkan kota kecil di pinggiran
danau di wilayah Florida, menyebabkan bencana banjir hingga berminggu-minggu.
Tercatat 2.500 nyawa melayang pada bencana ini.
6. Badai Katrina, Amerika Serikat (29 Agustus 2005)

Badai Katrina menghantam kota New Orlean di bagian selatan Amerika Serikat.
Lebih dari 1.800 orang tewas dan mengalami kerugian mencapai 1,8 trilyun.
7. Topan Mitag atau Typhoon Mitag (Mina) Filipina (24 November 2007)

Memiliki kekuatan 175 km/jam menyapu hampir seluruh bagian timur Filipina.
Mengakibatkann 4 orang tewas dan menenggelamkan kapal-kapal yang sedang
berlayar.
8. Topan Morakot, Taiwan (10 Agustus 2009)
Mengakibatkan lebih dari 2.000 rumah runtuh, menewaskan 12 jiwa, 52 orang hilang
dan kerugian mencapai Rp 320 milyar.

2.12 Mitigasi Bencana Angin Topan


Mitigasi yaitu suatu upaya yang dipergunakan untuk meminimalisir resiko terjadinya
bencana, baik itu melalui pembenahan secara fisik serta penyadaran dan meningkatkan
kemampuan dalam menghadapi ancaman – ancaman bencana (UU No. 24 tahun 2007).
Mitigasi bencana adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk pada semua tindakan untuk
mengurangi dampak dari suatu bencana yang dilakukan sebelum terjadi bencana, termasuk
kesiapan dan tindakan-tindakan pengurangan risiko jangka panjang. Mitigasi bencana angin
topan dibagi menjadi dua bagian, yaitu (1) upaya mitigasi non-struktural (bukan upaya
pembangunan fisik) dan (2) upaya mitigasi struktural (upaya pembangunan fisik).
Mitigasi Non Struktural
a. Mitigasi Non Struktural
 Perlunya penerapan aturan standar bangunan yang memperhitungkan tekanan dan
terjangan angin topan khususnya didaerah yang rawan angin topan.
 Kesiapsiagaan dalam menghadapi angin topan dan mengetahui bagaimana cara
penyelamatan diri.
 Untuk para nelayan, supaya menambatkan atau mengikat kapa-kapalnya.

b. Mitigasi Struktural
• Membangunan peralatan peringatan dini yang terhubung dengan satelit cuaca dan
sarana untuk menyebarluaskan hasil pantauan peringatan dini angin topan
secepatnya kepada masyarakat yang akan terkena bencana angin topan.
• Pembangunan rumah atau gedung sesuai struktur bangunan yang memenuhi syarat
teknis untuk mampu bertahan terhadap tekanan dan terjangan angin.
• Penempatan lokasi pembangunan fasilitas penting pada daerah yang terlindungi dari
serangan angin topan.
• Penghijaun dibagian atas arah angin untuk meredam tekanan dan terjangan angin.
• Membangun pompa air besar didaerah yang lebih rendah dari pada permukaan air
laut.

Tindakan yang Dilakukan Sebelum, dan Sesudah Terjadinya Bencana


1. Tindakan Sebelum Terjadi Bencana
Bila berada didalam rumah :
 Pastikan semua jendela, pintu, penutup telah tertutup rapat dan dikunci kencang.
 Jendela kaca dilapisi dengan plastik berperekat (tape) agar bila terkena angin
topan, kaca yang pecah tidak akan terhempas dan berhamburan.
 Pasang radio transistor dan dengarkan petunjuk petugas yang berwenang.
 Matikan aliran listrik, air dan kompor gas.
 Cari informasi untuk mendapatkan keterangan dan petunjuk-petunjuk tentang
angin topan dari petugas yang ada.
2. Tindakan Saat Terjadi Bencana
• Tetap berada ditempat perlindungan yang aman sampai angin topan reda.
Lindungi kepala dan tubuh dengan penutup atau selimut tebal untuk menghindari
terkena benda-benda yang berjatuhan atau berterbangan.
• Pastikan semua anggota keluarga dalam keadaan aman dan terlindungi.
• Tetap waspada dan berhati-hati.
Jika berada diluar rumah :
• Segera menjauh dari pusaran angin topan bila masih memungkinkan.
• Segera masuk kedalam rumah atau bangunan yang kokoh.
• Segera membungkuk, duduk, dan peluk lutut kedada bila terasa petir akan
menyambar. Jangan tiarap diatas tanah.
• Hindari bangunan yang tinggi (tiang listrik, pohon, papan reklame, dan
sebagainya).
3. Tindakan Setelah Terjadi Bencana
• Pastikan tidak ada anggota keluarga yang jadi korban, luka atau cidera dan laporkan
kejadian kepada petugas berwenang.
• Bila ada korban, segera berikan pertolongan.
• Laporkan segera kepada petugas yang berwenang jika ada kerusakan listrik dan
kerusakan lainnya
• Jika dalam perjalanan teruskan kembali perjalanan dengan hati-hati.

Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Angin Topan


Kesiapsiagaan menghadapi bencana angin topan dilakukan bila upaya pencegahan dan
mitigasi bencana angin topan telah dilaksanakan namun bencana ini tidak dapat dielakkan untuk
terjadi maka perlu upaya kesiapsiagaan.
Kesiapsiagaan menghadapi bencana ini harus dilakukan untuk meminimalkan risiko bencana saat
bencana ini terjadi. Peringatan dini dan beberapa kegiatan tanggap darurat bencana angin topan
masuk dalam bagian ini.
1. Penilaian Bencana dan Perencanaan Siaga
• Perencanaan siaga dengan membuat skenario kejadian untuk bencana angin topan
yang dibuat kebijakan penanganannya, dikaji kebutuhannya, diinventarisasi sumber
dayanya yang diuji kaji dan selalu dimutakhirkan.
• Penilaian risiko bencana angin topan dengan memperhatikan kearifan dan
pengetahuan masyarakat lokal meliputi : pengidentifikasian ancaman bencana dan
kerentanan, analisis risiko bencana, penentuan tingkat risiko bencana, dan pemetaan
wilayah risiko bencana angin topan.
• Penilaian kemampuan dan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat didaerah rentan
bencana angin topan.
• Mobilisasi sumber daya dengan inventarisasi sumber daya yang dimilikinya dan dari
luar yang siap digunakan untuk keperluan darurat. Seperti : barang pasokan
kebutuhan dasar (sembako) untuk darurat bencana dan bahan, barang, perengkapan
dan peralatan untuk pemulihan rumah, sarana dan prasarana publik.
• Pelatihan pengolahan dan teknis pelaksanaan penanggulangan bencana secara
berkelanjutan.
• Forum koordinasi dan pertemuan berkala secara rutin, saling bertukar informasi dan
menyusun rencana terpadu pada tingkat masyarakat dan jajaran pemerintah daerah.

2. Pengolahan Tanggap Darurat Bencana


Kegiatan ini meliputi penyiapan posko bantuan bencana darurat, tempat evakuasi,
tim reaksi cepat evakuasi dan prosedur tetap.
Untuk bencana angin topan, masing-masing pemukiman perlu dilakukan dan disediakan
hal-hal berikut :

• Penentuan lokasi evakuasi.


• Penyediaan perlengkapan dan fasilitas dilokasi evakuasi.
• Pembuatan pedoman prosedur evakuasi pada saat bencana angin
topan.
• Pembentukan tim SAR dan melengkapi peralatan SAR yang
dibutuhkan.
• Pembentukan sistem keamanan pada saat bencana angin topan.
• Penyediaan sarana lain dan sebagiannya.

Peringatan Dini Bencana


Untuk bencana angin topan dapat dilakukan peringatan dini bencana, kegiatan peringatan
dini bencana ini meliputi :
Pengolahan peringatan dini
Mengingat terdapat berbagai jenis bencana di Indonesia maka dalam perkembangannya
pengolahan peringatan dini untuk masing-masing bencana juga dilakukan oleh berbagai lembaga
yang berwenang.
Contoh, peringatan dini gempa bumi, tsunami serta angin topan dilaksanakan oleh Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika bekerja sama dengan BNPD / BPBD Pemerintahan
Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten / kota dan masyarakat.

Gladi Simulasi Bencana


Gladi simulasi bencana angin topan atau latihan simulasi kesiapsiagaan menghadapi
bencana ini, khususnya tentang peringatan dini dan evakuasi. Harus dilakukan secara berkala dan
rutin dilapangan. Gunanya untuk menguji tingkat kesiapsiagaan dan membiasakan diri para
petugas, dan masyarakat dalam menghadapi bencana angin topan.

Pemulihan : Rehabilitas dan Rekontruksi Pasca Bencana Angin Topan


Pelaksanaan kegiatan-kegiatan rehabilitas dan rekontruksi pasca bencana angin topan
harus dilaksanakan dalam kerangka pengurangan risiko bencana ini yang akan datang.
Mengingat bahwa ancaman bahaya bencana ini akan selalu ada.
• Melakukan rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) berdasarkan analisis risiko bencana
angin topan, termasuk rencana struktur, pola ruang wilayah dan penetapan kawasan
dengan pertimbangan potensi risiko bencana.
• Membangun kembali dan memperbaiki lingkungan daerah bencana angin topan dan
prasarana fisik.
• Membangun kembali dan memperbaiki prasarana dan sarana publik.
• Membangun kembali dan memperbaiki rumah masyarakat yang memenuhi standar teknis
tata bangunan.
• Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan pedampingan terhadap korban bencana.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Angin Topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120 km/jam atau
lebih yang sering terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utaradan selatan, kecuali di
daerah-daerah yang sangat berdekatan Dengan khatulistiwa angin topan disebabkan oleh
perbedaan tekanan dalam suatu sistem cuaca. Pada umumnya angin paling kencang di bagian
tropis ialah berpusar dengan radius ratusan kilometer dengan tekanan rendah yang ekstrem
dengan kecepatan sekitar 20 km/jam.

3.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan dari materi ini adalah agar setiap manusia menjaga
lingkungannya yang di tempati agar selalu terjaga, dan selalu waspada akan terjadi bencana-
bencana alam seperti angin topan dll. Dan semoga dari makalah ini kita dapat menambah
wawasan khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
“Tentang Bencana Alam Angin Topan”: Makalah Geografi Bencana Dan Mitigasi -
PDFCOFFEE.COM. (2021). Diakses 26 Oktober 2021, dari
https://pdfcoffee.com/tentang-bencana-alam-angin-topan-makalah-geografi-bencana-dan-
mitigasi-pdf-free.html
29-8-2005: Katrina, Badai Dahsyat yang 'Mempermalukan' AS. (2014). Diakses 26
Oktober 2021, dari https://www.liputan6.com/global/read/2097949/29-8-2005-katrina-
badai-dahsyat-yang-mempermalukan-as
Amerika, K. (2012). Katrina & Ike : Topan Terdahsyat Di Amerika. Diakses 26 Oktober
2021, dari http://duniaandromedaku.blogspot.com/2012/05/katrina-dan-iketopan-
terdahsyat-di.html
Angin Topan dalam Kajian Fisika. Husna* * Staf Pengajar Program Studi Fisika STKIP
PGRI Sumatera Barat ABSTRACT - PDF Download Gratis. (2021). Diakses 26 Oktober
2021, dari https://docplayer.info/33092409-Angin-topan-dalam-kajian-fisika-husna-staf-
pengajar-program-studi-fisika-stkip-pgri-sumatera-barat-abstract.html
Angin Topan: Pengertian, Penyebab, Dampak, Tanda- tanda, dan Upaya Penanggulangan
- IlmuGeografi.com. (2017). Diakses 26 Oktober 2021, dari
https://ilmugeografi.com/bencana-alam/angin-topan
Arif, M. Peran World Food Programme Dalam Menangani Korban Bencana Angin
Topan Haiyan Di Filipina. Jurnal Ilmu Hubungan Internasional. 9(1).
Badai Topan Okeechobee 1928 yang Menghancurkan Wilayah Pantai Florida. (2021).
Diakses 26 Oktober 2021, dari https://kumparan.com/potongan-nostalgia/badai-topan-
okeechobee-1928-yang-menghancurkan-wilayah-pantai-florida-1veTN93EONW
Fitria, N. (2021). 10 Angin Topan Paling Mematikan dalam Sejarah. Diakses 26 Oktober
2021, dari https://tirto.id/10-angin-topan-paling-mematikan-dalam-sejarah-ej89
Hari Ini dalam Sejarah, 18 Maret 1925 - Angin Tornado Terparah, Hancurkan Tiga
Negara Bagian di AS. (2020). Diakses 26 Oktober 2021, dari
https://www.tribunnewswiki.com/2020/03/18/hari-ini-dalam-sejarah-18-maret-1925-
angin-tornado-terparah-hancurkan-tiga-negara-bagian-di-as
Hermon, D. 2015. Geografi Bencana Alam. Jakarta : Rajawali Pers.
Hurricane Dean - Wikipedia. (2021). Diakses 26 Oktober 2021, dari
https://en.wikipedia.org/wiki/Hurricane_Dean
Naing, N., Ikhsan, A., Model Penataan Permukiman Kumuh Untuk Pengelolahan
Bencana Di kawasan Pesisir Makassar. Jurnal Arsitektur, Kota dan Pemukiman
(LOSARI).
Penyebab Angin Topan dan Proses Terjadinya Lengkap dengan Dampak Baik-Buruknya
Halaman 3 | merdeka.com. (2021). Diakses 26 Oktober 2021, dari
https://www.merdeka.com/trending/penyebab-angin-topan-dan-proses-terjadinya-
lengkap-dengan-dampak-baik-buruknya-kln.html?page=3
Topan Morakot - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (2021). Diakses 26
Oktober 2021, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Topan_Morakot
Typhoon Mitag (2007) - Wikipedia. (2021). Diakses 26 Oktober 2021, dari
https://en.wikipedia.org/wiki/Typhoon_Mitag_(2007)
Utomo, H. (2019). Australia Kembali Dihantam Topan Mematikan dalam Dua Hari
Berurutan. Diakses 26 Oktober 2021, dari
https://www.liputan6.com/global/read/3924739/australia-kembali-dihantam-topan-
mematikan-dalam-dua-hari-berurutan
https://www.youtube.com/watch?v=jyQPn8Pb0Jw

https://www.youtube.com/watch?v=mHjOWVS8maE

https://www.youtube.com/watch?v=IV9HpaOQufI

https://video.medcom.id/top-news/MkMBPBVK-165-rumah-di-cirebon-rusak-diterjang-angin-
puting-beliung

Anda mungkin juga menyukai