Disusun Oleh :
Kelompok 3
Fisika A 2019
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Parameter Petrofisika Batuan”. Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Fisika Batuan.
Kami ucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Dr. Rita Juliani, M.Si sebagai
dosen pengampu kami yang telah menuntun kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................................4
1.4 Manfaat......................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
2.1 Sejarah tentang Petrofisika.......................................................................................5
2.2 Parameter Petrofisis Reservoar...............................................................................10
2.2.1 Porositas...........................................................................................................11
2.2.2 Porositas terhadap ukuran butir.....................................................................14
2.2.3 Pengaruh proses diagenesa, kedalaman dan tekanan......................................14
2.2.4 Permukaan internal spesifik (Spesific internal surface)..................................15
2.2.5 Permeabilitas....................................................................................................16
2.2.6 Densitas Batuan................................................................................................17
BAB III PENUTUP.................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................19
3.2 Saran........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara general, kondisi dalam sumur pengeboran dapat diketahui dengan
dua cara; pengambilan sampel core dan interpretasi menggunakan metoda logging
dengan parameter petrofisika. Pengambilan sampel core adalah cara terbaik untuk
memastikan isi dan kualitas sebuah sumur hidrokarbon, namun memakan biaya
dan waktu. Karena itu, alternatif terbaik yang digunakan para geofisikawan untuk
mengatahui isi sumur hidrokarbon adalah metoda logging dengan parameter
petrofisika.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah berjudul parameter petrofisika batuan
adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud petrofisika?
2. Apa tujuan dilakukan analisis petrofisika?
3. Mengapa kita perlu mempelajari sifat fisik batuan dan reservoir?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan masalah dari makalah berjudul parameter petrofisika batuan adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan petrofisika
2. Mengetahui tujuan dilakukannya analisis petrofisika
3. Mempelajari sifat fisik batuan dan reservoir
1.4 Manfaat
Adapun rumusan masalah dari makalah berjudul parameter petrofisika batuan
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui tentang sejarah, perkembangan petrofisika, dan terkait dengan
hal petrofisika
2. Dapat menganalisis tentang petrofisika atau yang berkaitan dengan
petrofisika
3. Mengetahui tentang karakterisasi sifat fisik batuan dan reservoir
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah tentang Petrofisika
Studi tentang aliran fluida dalam batuan dan sifat-sifat batuan berawal
pada tahun 1927 ketika Kozeny menyelesaikan persamaan Navier-Stokes untuk
aliran fluida dengan mempertimbangkan media berpori sebagai kumpulan pori-
pori dengan panjang yang sama. Dia memperoleh hubungan antara permeabilitas,
porositas, dan luas permukaan.
Pada waktu yang hampir bersamaan Schlumberger bersaudara
memperkenalkan log sumur pertama. Perkembangan awal ini mengarah pada
peningkatan peralatan yang cepat, operasi produksi, evaluasi formasi, dan efisiensi
recovery. Pada dekade-dekade berikutnya, studi tentang sifat-sifat batuan dan
aliran fluida diintensifkan dan menjadi bagian dari upaya penelitian semua
perusahaan minyak besar. Pada tahun 1950, Archie mengemukakan bahwa upaya
penelitian khusus ini harus diakui sebagai disiplin terpisah dengan nama
petrofisika. Archie mengulas makalah sebelumnya dan membahas hubungan
antara jenis batuan, lingkungan sedimen, dan sifat petrofisika. Sebelumnya, pada
tahun 1942, Archie membahas hubungan antara hambatan listrik cairan dalam
media berpori dan porositas. Archie mengusulkan persamaan yang mengubah
interpretasi log sumur dari analisis kualitatif formasi bawah permukaan ke
penentuan kuantitatif saturasi fluida in situ. Perkembangan ini dan selanjutnya
mengarah pada perbaikan dalam evaluasi formasi, pemetaan bawah permukaan,
dan optimalisasi pemulihan minyak bumi.
Persamaan Hagen-Poiseuille, yang berlaku untuk tabung kapiler lurus
tunggal, adalah persamaan aliran paling sederhana. Dengan menambahkan faktor
tortuosity, Ewall menggunakan distribusi ukuran pori untuk menghitung
permeabilitas batu pasir. Nilai yang dihitung cocok dengan permeabilitas
ditentukan secara eksperimental dalam 10%. Dia kemudian dapat menunjukkan
jumlah relatif cairan yang mengalir melalui pori-pori ukuran pori yang dipilih.
Dengan demikian persamaan Hagen-Poiseuille, dengan modifikasi untuk
memperhitungkan jalur aliran berliku dalam batuan, dapat digunakan untuk
analisis karakteristik aliran fluida yang tidak ketat.
Ekspresi umum untuk aliran fluida dalam media berpori dikembangkan
oleh Darcy pada tahun 1856 dari investigasi aliran air melalui lapisan saringan
pasir. Darcy mengembangkan ungkapan ini dari interpretasi berbagai parameter
yang terlibat dalam aliran air melalui saringan pasir untuk menghasilkan ekspresi
yang dikenal sebagai hukum Darcy.
Meskipun hukum Darcy dikembangkan untuk aliran fase-tunggal dari
fluida melalui media berpori, itu diterapkan juga untuk aliran multifase. Pada
tahun 1936, Hassler et al. membahas prosedur dan peralatan untuk penentuan sifat
aliran multifasa dalam batuan. Morse et al. memperkenalkan metode steady-state
dinamis untuk aliran simultan cairan dalam batuan, menggunakan sepotong kecil
batu di permukaan inti untuk mendistribusikan cairan secara merata ke dalam
sampel uji. Mereka menunjukkan bahwa nilai yang konsisten dari permeabilitas
relatif dari dua fluida yang mengalir dapat diperoleh sebagai fungsi dari kejenuhan
fase pembasahan. Pada tahun 1952 Welge mengembangkan metode untuk
menghitung rasio permeabilitas relatif sebagai fungsi dari saturasi fase
pembasahan untuk penempatan minyak dari batuan yang dinyatakan tidak stabil,
menggunakan gas atau air sebagai fase pemindahan. Kemudian pada tahun 1959
Johnson et al. melanjutkan pekerjaan Welge, memungkinkan perhitungan
permeabilitas relatif individu untuk perpindahan unsteady-state. Metode ini adalah
metode yang paling konsisten digunakan karena dapat dijalankan dalam waktu
singkat dan hasilnya konsisten dengan metode lain yang memerlukan beberapa
hari untuk analisis lengkap.
Pada 1978, Jones dan Roszelle mempresentasikan metode grafis untuk
evaluasi permeabilitas relatif dengan metode unsteady-state. Aplikasi konsep
permeabilitas relatif untuk analisis kinerja reservoir dan prediksi recovery
diperkenalkan oleh Buckley dan Leveret, yang mengembangkan dua persamaan
yang dikenal sebagai persamaan aliran fraksional dan frontal advance equation .
Kedua persamaan ini memungkinkan perhitungan perolehan minyak yang
dihasilkan dari perpindahan oleh cairan yang tidak bercampur (gas atau air).
Penelitian dalam petrofisika mencapai puncak pada tahun 1960-an tetapi
menerima peningkatan dan penekanan pada dekade-dekade berikutnya dengan
munculnya upaya-upaya untuk meningkatkan ultimate recovery dengan metode
kimia dan metode termal yang baru; yang secara umum telah diakui sebagai
enchanced oil recovery (EOR). Teknik EOR adalah teknologi baru dan
berkembang dan hanya beberapa proses (fase perpindahan termal dan campur
aduk atau miscible ) yang telah terbukti dalam skala besar. Penelitian tentang
mekanisme perpindahan larutan kimia, perangkap sisa minyak, pengukuran sisa
minyak saturasi, hubungan fase beberapa cairan dalam media berpori, dan
karakteristik kompleks lain dari perilaku fluida dalam batuan telah menjadi area
baru penelitian petrofisika. Penekanan lebih sekarang ditempatkan pada asal usul
batuan dan minyak bumi, karena komposisi mineral batuan dan karakteristik kimia
minyak mentah terlibat dalam sifat aliran fluida dan jumlah saturasi minyak
residu.
Evaluasi setiap reservoir minyak bumi, baru atau lama, untuk laju produksi
maksimum dan pemulihan maksimum hidrokarbon membutuhkan pengetahuan
menyeluruh tentang sifat-sifat transportasi fluida batuan dan interaksi fluida-
batuan yang mempengaruhi aliran fluida. Pengetahuan umum tentang fenomena
aliran fluida dapat diperoleh melalui studi sampel batuan yang digali. Perilaku
reservoir spesifik, bagaimanapun, hanya dapat diprediksi dari analisis sifat
petrofisika reservoir dan interaksi fluida-batuan yang diperoleh dari sampel inti
reservoir. Analisis inti hanya menghasilkan data di lokasi titik dalam reservoir;
oleh karena itu, analisis petrofisika harus diperiksa sehubungan dengan korelasi
geologis, mineralogi, dan log sumur reservoir untuk mengembangkan estimasi
kinerja keseluruhan yang bermakna.
Informasi tentang struktur bawah permukaan menjadi jelas karena adanya data
seismic yang telah dimanfaatkan oleh ahli-ahli eksplorasi lebih dari empat puluh
tahun terakhir. Ribuan sumur-sumur minyak dan gas bumi telah diketemukan di
dunia ini, dan jasa metode seismik dalam penemuan itu tidak dapat diabaikan.
Walaupun terdapat keterbatasan-keterbatasan di dalam metode seismik, terutama
tentang resolusi data seismik, namun para ahli mulai ramai berusaha untuk
memeras informasiinformasi data seismik yang lebih rinci dari pada sekedar
struktur dan strata seperti yang selama ini dimanfaatkan. Informasi-informasi yang
dimaksud adalah parameterparameter petrofisika dari batuan reservoar yang
berada di bawah permukaan. Untuk mendapatkan informasi tersebut metode
konvensional yang sering dilakukan adalah melalui pengambilan inti pengeboran
(coring) dan data log.
Parameter-parameter petrofisika batuan reservoar yang dicari oleh para
ahli perminyakan diantaranya adalah porositas, permeabilitas, saturasi air (fluida),
densitas, volume, tekanan dan temperatur. Dapat dipahami bahwa nilai-nilai
parameter reservoar tersebut mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap
bentuk dan perilaku gelombang seismik yang melalui reservoar tersebut yang
terekam oleh detektor di permukaan.
Teknologi seismik yang kini telah berkembang begitu pesat mengarah
pada seismik lithologi dan petrofisika yang mampu menghasilkan informasi-
informasi yang lebih detil dan akurat, sehingga seringkali data-data seismik masa
lalu diproses ulang untuk dikaji lebih mendalam. Data seismik permukaan telah
digunakan se-optimal mungkin untuk memperkirakan karakter lithologi suatu
jenis batuan reservoar bawah permukaan, seperti kandungan fluida, porositas,
permeabilitas beserta sifat-sifat fisikanya untuk keperluan eksplorasi dan
eksploitasi migas secara efektif dan efisien.
Perkembangan penelitian dan pengujian laboratorium yang banyak
dilakukan para pakar baik secara analitis teoritis maupun empiris lapangan
menunjukkan adanya hubungan yang sangat erat antara besaran-besaran
petrofisika reservoar terhadap parameter-parameter inelastis dan elastis
gelombang seismik seperti koefisien atenuasi, faktor kualitas, amplitudo
(koefisien refleksi), frekuensi dan kecepatan.
Nilai parameter gelombang yang dapat diukur ternyata sangat bergantung
pada nilai dari tetapan elastisitas batuan. Ini menunjukkan bahwa nilai parameter
petrofisika batuan pada hakekatnya adalah wujud lain dari tetapan elatisitas
batuan, dan tetapan elastisitas batuan inilah yang memberikan pengaruh langsung
terhadap bentuk dan tingkah laku gelombang seismik yang terekam dipermukaan.
Studi pemodelan numerik untuk memvisualisasikan perilaku perambatan
gelombang dalam medium berpori tersaturasi fluida telah banyak pula dilakukan
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh-pengaruh besaran petrofisika reservoar
terhadap kecepatan, frekuensi dan amplitudo gelombang dan lainnya. Rumusan
dasar dan model yang digunakan untuk menurunkan persamaan-persamaan
perambatan gelombang serta kombinasinya banyak menggunakan model Biot.
Pengkajian tersebut di atas sangat banyak manfaat informasinya terutama
dalam geoteknik yang mana pengaruh dari saturasi air dan tekanan pori pada
kekuatan batuan dan modulus elastisitas. Hal ini sangat perlu diketahui lebih dini
didalam merancang pembuatan bangunan-bangunan besar atau bertingkat. Di
dalam industri migas efek perubahan bulk kompresibilitas, porositas, kejenuhan
fluida, permeabilitas dari batuan sedimen sangat diperlukan dalam interpretasi
data seismik dan perhitungan cadangan migas yang dapat diambil.
Kajian penghitungan inversi permeabilitas berangkat dari pemodelan maju
perambatan gelombang seismik di dalam medium berpori yang tersaturasi fluida
dalam konfigurasi profil seismik vertikal (VSP)) dimana Turgut dan Yamamoto,
(1988) telah memasukkan dalam model mediumnya faktor kualitas Q atau
atenuasi, porositas dan permeabilitas. Kemudian Turgut dan Yamamoto, (1990)
menghitung parameter reservoar tersebut dengan simulasi numerik dan uji data riil
di laboratorium pada frekuensi orde kiloherzt dengan menggunakan gelombang
ultra sonik. Model seismogram sintetik yang dibuat Turgut dan Yamamoto, (1988)
menggunakan metode Ganley, (1981) dalam 1 dimensi. Dalam kajian ini, penulis
menggunakan pemodelan maju Ganley, (1981) dan mengkombinasikan faktor
disipasi energi gelombangnya antara yang digunakan oleh Ganley dan Turgut-
Yamamoto untuk pembuatan seismogram sintetik. Konfigurasi yang digunakan
adalah VSP (vertical seismic profiling) dan HSP (horizontal seismik profiling) dan
direalisasikan dalam pendekatan 1 dimensi (1D) secara analitik dan 2 dimensi
(2D) melalui pendekatan beda hingga. Dengan demikian diharapkan pengaruh
parameter-parameter reservoar seperti porositas, permeabilitas dan akan dapat
dilihat langsung secara visual pada bentuk gelombang dan kecepatannya.
Pemodelan maju dibuat dalam konfigurasi HSP dengan tujuan untuk
menguji metode estimasi permeabilitas dengan struktur sesederhana mungkin,
karena sasaran kajian ini bukan untuk mengkaji pengaruh struktur. Sasaran lain
dari pemodelan sederhana ini adalah untuk melihat pengaruh-pengaruh paramater
reservoar terhadap amplitudo dan kecepatan gelombang seismik terhadap jarak
secara parsial. Selain itu seismogram sintetik 1D juga dimaksudkan untuk menguji
validitas metode inversi permeabilitas yang dikembangkan, sedangkan
seismogram sintetik 2D digunakan untuk mengkaji pengaruh perubahan parameter
reservoar tehadap kecepatan. Metode inversi yang telah diketahui karakterisasinya
diterapkan pada data riil sebagai ujicoba kelayakan. Kejenuhan air dapat juga
dilakukan dengan menggunakan data empiris yang diperoleh oleh Munadi, (1998),
setelah ditentukan parameter porositas, rasio poisson dan kecepatan gelombang P.
Seismogram sintetik VSP digunakan untuk membandingkan sifat-sifat
pengaruh medium yang menggunakan persamaan gelombang akustik/ elastik,
inelastik dan poroelastik.
2.2 Parameter Petrofisis Reservoar
Pada dasarnya semua sifat-sifat fisis batuan reservoar dipengaruhi oleh
struktur mikro pori. Namun demikian tidak semua informasi parameter fisis mikro
dapat diukur secara langsung, seperti porositas, permeabilitas, tekanan kapiler dan
lain sebagainya. Pengukuran dapat dilakukan dengan cara mengukur besaran fisis
lain dan kemudian dihitung melalui hubungan-hubungan yang melibatkan
parameter mikro tersebut. Beberapa parameter petrofisis yang dominan
mempengaruhi kecepatan gelombang seismik seperti, densitas, permeabiltas,
saturasi air, dan porositas akan diulas secara singkat.
Seperti yang telah dipahami bahwa, bagian ruang dari suatu massa batuan
sering disebut sebagai pori. Terdapat tiga sifat fisis yang berhubungan dengan
ruang/pori ini, yaitu
a. Porositas, merupakan perbandingan antara volume semua ruang
(termasuk pori, rekahan (fracture), retakan (cracks), celah, lubang,
dll) terhadap volume total suatu massa batuan atau medium.
b. Permukaan internal spesifik, adalah besarnya luas permukaan pori
yang berkaitan dengan volume pori atau massa batuan. Permukaan
ini menggambarkan morphologi-dalam permukaan pori dan
mengontrol efek antarmuka pada batas antara butiran penyusun
massa batuan dengan cairan yang mengisi pori.
c. Permeabilitas, adalah kemampuan untuk meloloskan cairan melalui
pori-pori yang ada.
4 3
πr
v pori v bola 3 π
Φ kubus = =1− =1− =1− =0,4764
v kubus v kubus ( 2. r ) 3
6
Dan untuk kemasan hexagonal memiliki nilai porositas yang lebih kecil
yaitu 25,9%.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara definisi bisa dikatakan petrofisika adalah cabang dari ahli
kebumian (Geoscience) suatu ilmu yang mempelajari sifat‐sifat batuan
termasuk isi yang terdapat didalamnya meliputi cairan dan bahan
pembentuk itu sendiri. Ilmu ini diperlukan untuk melakukan analisa
formasi batuan, hasil dari kegiatan ( Proses pengambilan data pada lubang
bor untuk mengetahui unsur kandungan batuan, dengan memasukan
detektor elektronik dan radioaktif pada lubang sumur.
Analisis petrofisika digunakan untuk perhitungan kandungan
serpih, porositas, saturasi air, dan penentuan ketebalan netpay. Analisis
data seismik digunakan untuk menentukan luas zona prospek hidrokarbon.
Mempelajari karakteristik fisik suatu batuan sangat penting karena
kita akan lebih mengenal batuan yang akan kita amati tersebut. dengan
mengetahui porositas, permeabilitas dan saturasi air dan oil pada batuan
reservoir, dengan sifat-sifat tersebut dapat membantu meramalkan
cadangan minyak di reservoir.
3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi rujukan atau
referensi bagi pembaca untuk kebutuhannya dalam pendidikan terutama
dalam bidang fisika kebumian-fisika batuan, maupun sebagai referensi
untuk penelitian yang akan dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Apa Itu Petrofisika? (Bagian 1). (2013). Diakses 5 September 2022, dari
https://gprgindonesia.wordpress.com/2013/12/20/apa-itu-petrofisika-bagian-1/
Bab 3 Parameter Petrofisis Batuan - PDF Free Download. (2022). Diakses 4 September
2022, dari https://adoc.pub/bab-3-parameter-petrofisis-
batuan.html#google_vignette