Anda di halaman 1dari 24

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA

Dosen Pengampu :

No Nama NIDN
1. Eko Prihandono, S.Pd., M.Pd 0204109105

Asisten :

No Nama NPM
1. Firliana Sani 19330008
2. Dian Arsy Syafira 19330012
3. Ammar Bintoro Fahrezi 20330010
4. Dian Utama Hartanto Setya Putra 20330005

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN

Panduan praktikum ini telah dibuat oleh :


Dosen Pengampu Mata Kuliah :

Eko Prihandono, S.Pd, M.Pd.


NIDN. 0204109105

Asisten Praktikum :

1. Firliana Sani ……………………

2. Dian Arsy Syafira ……………………

3. Ammar Bintoro Fahrezi ……………………

4. Dian Utama Hartanto Setya Putra ……………………

Metro, 2022

Disahkan Oleh :
Ka. Lab. Pendidikan Fisika UM Metro

M. Barkah Salim, S.Pd.,M.Pd.Si.


NIDN. 0202058602

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul...................................................................................................... i
Halaman Pengesahan........................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................. iii
Topik 1 Hukum Archimedes................................................................................ 1
Topik 2 Asas Kontinuitas..................................................................................... 4
Topik 3 Tekanan Hidrostatis................................................................................7
Topik 4 Viskositas...............................................................................................10
Topik 5 Gaya Apung...........................................................................................17
Topik 6 Asas Bernoulli........................................................................................19

iii
TOPIK 1
HUKUM ARCHIMEDES

A. Tujuan Percobaan : Memahami konsep Terapung, Melayang, dan Tenggelam

B. Dasar Teori
Pada hukum archimedes, sebuah benda dalam zat cair ada tiga keadaan yaitu:
1. Benda Tenggelam
Jika massa jenis zat cair lebih kecil daripada massa jenis benda, maka benda tersebut akan
tenggelam. Dan berat benda w lebih besar dari gaya angkat F a ke atas. Contohnya adalah jika
Anda memasukkan batu, besi, baja kedalam air maka ke-tiga benda tersebut akan tenggelam.

Massa jenis benda lebih besar dari massa jenis fluida (ρ benda > ρ fluida dan Fa < w)
2. Benda Melayang
Jika massa jenis benda sama dengan massa jenis zat cair tempat ia berada. Atau berat
benda w sama dengan gaya angkat Fa ke atas. Contohnya adalah telur ayam akan
melayang jika dimasukkan ke dalam air garam karena massa jenis telur ayam sama dengan
massa jenis air garam.

Massa jenis benda sama dengan massa jenis fluida (ρ benda = ρ fluida dan Fa = w)

1
3. Benda Terapung
Jika massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair, maka benda tersebut akan
mengapung. Atau berat benda w lebih kecil dari gaya angkat Fa ke atas. Contohnya adalah saat
Anda memasukkan gabus atau plastik ke dalam air, maka plastik atau gabus tersebut akan
mengapung.

Massa jenis benda lebih kecil dari massa jenis fluida (ρ benda < ρ fluida dan Fa > w )

C. Alat dan Bahan


1. Telur (ayam, bebek, dan puyuh)
2. Garam (kasar dan halus)
3. Air secukupnya
4. Gelas Kimia
5. Neraca O’hauss
6. Kertas HVS

D. Prosedur Kerja
1. Timbang massa telur dengan menggunakan Neraca O’hauss,
2. Masukkan air ke dalam gelas kimia,
3. Masukkan garam secara berkala (pada fase ini timbang terlebih dahulu massa garam yang
akan dimasukkan),
4. Masukkan telur ke dalam gelas kimia (yang telah berisi air dan garam),
5. Amati apa yang terjadi pada telur,
6. Ulangi langkah 1-4 dengan telur dan garam yang berbeda,
7. Catat dan analisis hasil percobaan.

2
E. Data Hasil Pengamatan
Jenis Massa Jenis Massa Volume Keterangan
No
Telur Telur (kg) Garam Garam (kg) Air (m3) Terapung Melayang Tenggelam

F. Kesimpulan
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................

G. Pertanyaan Singkat
1. Hubungan percobaan dengan Hukum Archimedes?
2. Pada massa garam dan volume air berapakah telur akan melayang?
3. Pada massa garam berapakah telur akan melayang di dalam air dengan volume:
a. 240 mL
b. 300 mL
c. 460 mL
d. 2 Liter

3
TOPIK 2
ASAS KONTINUITAS

A. Tujuan Percobaan
1. Mengamati dan memahami asas kontinuitas,
2. Mengamati aliran pada fluida (laminar atau turbulen).

B. Dasar Teori
Saat air keran mengisi bak mandi, air mengalir dari pipa besar menuju mulut keran yang
lebih kecil. Terdapat perbedaan luas antara mulut kran dengan pipa, sehingga kecepatan alitran
air pun berbeda. Akan tetapi debit air yang mengalir tetap sama. Itulah yang disebut asas
kontinuitas. Perhatikan gambar berikut:

Persamaan Asas Kontinuitas


Q1=Q2

A 1 v 1= A 2 v 2

Persamaan kontinuitas adalah persamaan yang menghubungkan kecepatan fluida


dalam dari satu tempat ke tempat lain. Sebelum menurunkan hubungan, Anda harus
memahami beberapa istilah dalam aliran fluida. Garis aliran (stream line) diartikan sebagai
jalur aliran fluida ideal (aliran lunak). Garis singgung di suatu titik pada garis memberikan
kita arah kecepatan aliran fluida. Garis alir tidak berpotongan satu sama lain. Tabung air
adalah kumpulan dari garis-garis aliran. Dalam aliran tabung, fluida masuk dan keluar
melalui mulut tabung. Untuk itu, semua fluida tidak boleh dimasukkan dari sisi tabung
karena dapat menyebabkan persimpangan/perpotongan garis- garis aliran. Hal ini akan
menyebabkan aliran tidak tunak lagi.

Persamaan Reynolds :

ρuL
ℜ=
μ

4
Keterangan :

u = kecepatan (m/s)
ρ = massa jenis (m/s3)

L = lebar penampang/diameter dalam (m)


μ = viskositas zat cair
(satuan viskositas 1 Cp=0,001 kg /ms )

C. Alat dan Bahan


1. 2 botol air yang berbeda
2. Air
3. Sabun cair
4. Stopwatch
5. Jangka sorong
6. Neraca O’hauss
7. Gunting/cutter
8. Gelas kimia

D. Prosedur Kerja
1. Siapkan botol air dengan volume 1 liter,
2. Tentukan jarak pada botol untuk mengetahui kelajuan sebagai 𝑣1,
3. Ukurlah diameter yang paling besar sebagai 𝐴1 dan diameter mulut botol sebagai 𝐴2,
4. Timbanglah menggunakan neraca o’hauss massa gelas kimia sebagai mg , kemudian
masukan zat cair ke dalam gelas kimia tersebut. Lalu timbang kembali tandai sebagai mg+f,
5. Hitunglah massa zat cair dengan mf = mg+f - mg ,
6. Catatlah volume zat cair yang dimasukkan sebagai V,
7. Setelah itu isi zat cair hingga penuh pada botol, kemudian putar balikkan botol 900,
kemudian lepas tutup botol,
8. Setelah tutup botol dibuka tentukan waktu untuk air sampai ke titik yang sudah ditentukan,
9. Tuliskan hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan,
10. Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan.

E. Data Hasil Pengamatan


1. Tabel 1
No Zat Cair 𝐴1 (m2) 𝐴2 (m2) t (sekon) Q (m3/s) 𝑣1 (m/s) 𝑣2 (m/s)

1 Air

2 Sabun cair

5
2. Tabel 2
No Zat Cair m (kg) L (m) ρ (m/s3) u (m/s) μ Re

1 Air

2 Sabun cair

F. Kesimpulan
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................

TOPIK 3
6
TEKANAN HIDROSTATIS

A. Tujuan Percobaan
1. Menunjukan perbedaan besarnya tekanan dalam zat cair.
2. Menentukan hubungan kedalaman terhadap besarnya tekanan.
3. Menunjukan perbedaan besarnya tekanan akibat massa jenis berbeda.
4. Mengetahui hubungan massa jenis terhadap besarnya tekanan.
5. Menghitung besarnya tekanan.

B. Dasar Teori
Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang timbul akibat fluida diam karena pengaruh
kedalaman. Besar tekanan hidrostatis bergantung pada massa jenis zat cair, kedalaman zat cair,
dan percepatan gravitasi bumi. Semakin besar massa jenis zat cair maka tekanan hidrostatisnya
akan semakin besar. Demikian pula, semakin besar kedalaman zat cair maka akan semakin
besar pula tekanan hidrostatisnya. Secara matematis, hubungan antara tekanan hidrostatis
dengan kedalaman zat cair dinyatakan :
Ph = ρ g h
Keterangan :
Ph = Tekanan hidrostatis (Pa)
ρ = Massa jenis zat cair (kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
h = Kedalaman zat cair (m) Nugroho (2016:60)

7
D. Alat dan Bahan
1. Manometer pipa U
2. Kerangka penyangga
3. Selang air
4. Tabung kebocoran
5. Kran air
6. Air
7. Minyak sayur

E. Cara Kerja
1. Isilah tabung kebocoran dengan air sampai 10 cm di atas lubang A.
2. Isilah manometer pipa U dengan minyak sayur.
3. Sambungkan ujung bebas pipa U pada lubang kebocoran A (lihat gambar 1).
4. Aturlah posisi kedua permukaan minyak sayur pada manometer pipa U dalam keadaan sama
tinggi.
5. Buka kran penutup lubang kebocoran A dan amati beda ketinggian (∆h) kedua permukaan
minyak sayur pada manometer pipa U lalu catat di dalam tabel percobaan I.
6. Hitung tekanan hidrostatis yang ditimbulkan air dalam tabung tersebut menggunakan rumus
dan isikan hasilnya pada Tabel Percobaan I.
7. Ulangi langkah 3-6 untuk lubang kebocoran B, C, dan D.
8. Tulislah data hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
9. Buatlah kesimpulan untuk percobaan ini.

8
F. Tabel Pengamatan

G. Kesimpulan
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................

H. Pertanyaan Singkat
1. Lihat data Tabel Percobaan 1 bagian kolom lubang kebocoran A, B, C, dan kolom Ph.
2. Apakah setiap lubang kebocoran memiliki nilai tekanan hidrostatis (Ph) sama…?
3. Hal ini menunjukan apa ?
4. Lihat data Tabel Percobaan 1 bagian kolom lubang kebocoran A, B, C, dan kolom Ph.
5. Lubang manakah yang paling dangkal…?
6. Lubang manakah yang paling dalam…?
7. Berapa nilai tekanan hidrostatis pada lubang kebocoran A…?
8. Berapa nilai tekanan hidrostatis pada lubang kebocoran B…?
9. Berapa nilai tekanan hidrostatis pada lubang kebocoran C…?
10. Berdasarkan item pertanyaan tersebut simpulkan bagaimana hubungan antara kedalaman
lubang kebocoran dengan besarnya tekanan hidrostatis…?
11. Lihat data Tabel Percobaan 1 bagian kolom lubang kebocoran C dan D dan kolom Ph.
12. Apakah kedalaman lubang kebocoran tersebut sama…?
13. Apakah kedua lubang tersebut nilai tekanan hidrostatisnya sama…?
14. Simpulkan besarnya tekanan hidrostatis di kedalaman sama…?

9
10
11
12
13
14
15
16
TOPIK 5
GAYA APUNG

A. Tujuan Percobaan
1. Menentukan rapat jenis benda,
2. Menganalisis konsep terapung, melayang, dan tenggelam.

B. Dasar Teori
Menurut Archimedes, besarnya tekanan ke atas fluida terhadap benda, ekuivalen dengan berat
benda yang dipindahkan oleh fluida tersebut, seperti terlihat pada gambar berikut:

Gambar 1. kondisi benda dalam fluida

Gaya apung, atau buoyancy, adalah gaya ke atas yang dikerjakan oleh fluida yang
melawan berat dari benda yang direndam. Pada sebuah kolom fluida, tekanan meningkat seiring dengan
bertambahnya kedalaman sebagai hasil dari akumulasi berat air di atasnya. Sehingga benda yang
tenggelam ke dalam fluida akan mengalami tekanan yang besar di dasar kolom fluida dibandingkan
dengan ketika berada di dekat permukaan. Perbedaan tekanan ini merupakan gaya resultan yang
cenderung mempercepat pergerakan benda ke atas atau menjadikan percepatan ke bawah dari suatu benda
berkurang hingga nol dan mencapai kelajuan terminal. Besarnya gaya apung sebanding dengan besarnya
beda tekanan antara permukaan dan dasar kolom, dan setara dengan berat fluida
yang terpindahkan (displacement) yang seharusnya mengisi ruang yang ditempati oleh benda. Sehingga
benda yang memiliki massa jenis lebih besar dari fluida akan tenggelam, dan benda yang memiliki massa
jenis lebih rendah dari fluida akan mengapung.
Jika suatu benda dicelupkan ke dalam zat cair, maka benda itu akan mendapat gaya ke atas sebesar
berat zat cair yang dipindahkan. Secara matematis gaya Archimedes (gaya ke atas), dapat dirumuskan
sebagai berikut :

17
Ketentuan:
Jika ρ benda < ρ cairan , maka benda akan mengapung Jika ρ benda = ρ cairan , maka benda akan
melayang Jika ρ benda > ρ cairan , maka benda akan tenggelam

C. Alat dan Bahan


1. Air
2. Beban
3. Penggaris
4. Gelas kimia

D. Langkah Percobaan
1. Timbang dan catat massa benda (m),
2. Ukurlah panjang, lebar, dan tinggi dari beban yang digunakan dan hitung sebagai volume benda,
3. Masukkan air sebanyak 70 mL ke dalam gelas kimia,
4. Masukkan beban ke dalam gelas kimia yang berisi air tersebut,
5. Amati peristiwa yang terjadi,
6. Ulangi langkah 1-5 dengan beban yang berbeda,
7. Membuat kesimpulan.

E. Data Hasil Pengamatan


ρ air massa Volume ρ
No Beban ∆m ∆V ∆ρ
(kg/m3) (kg) (m3) (kg/m3)
1.
2.
3.
4.
5.

F. Kesimpulan
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................

18
TOPIK 6
ASAS BERNOULLI

A. Tujuan Percobaan
1. Menentukan perbedaan tekanan antara dua penampang,
2. Mengetahui pengaruh ketinggian terhadap perubahan tekanan.

B. Dasar Teori
Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk memudahkan dalam
mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai kecepatan yang konstan terhadap waktu), tak
termampatkan (tidak mengalami perubahan volume), tidak kental, tidak turbulen (tidak mengalami
putaran-putaran). Ciri-ciri fluida dinamis yaitu :
1. Alirannya tunak (steady), yaitu kecepatan setiap partikel fluida pada satu titik tertentu adalah tetap,
baik besar maupun arahnya. Aliran tunak terjadi pada aliran yang pelan.
2. Alirannya tak rasional, artinya pada setiap titik partikel fluida tidak memiliki momentum sudut
terhadap titik tersebut. Alirannya mengikuti garis arus (streamline).
3. Tidak komprisibel (tidak termampatkan), artinya fluida tidak mengalami perubahan volume (massa
jenis) karena pengaruh tekanan.
4. Tak kental, artinya tidak mengalami gesekan baik dengan lapisan fluida disekitarnya maupun
dengan dinding tempat yang dilaluinya. Kekentalan pada aliran fluida berkaitan dengan viskositas.

Hukum Bernoulli menyatakan bahwa tekanan dari fluida yang bergerak seperti udara berkurang
ketika fluida tersebut bergerak lebih cepat. Hukum Bernoulli ditemukan oleh Daniel Bernoulli, seorang
matematikawan Swiss yang menemukannya pada 1700-an. Giancoli (2014:345) menyatakan bahwa
bilamana kecepatan fluida tinggi, tekanannya kopresibel fluida kompresibel akan rendah, dan bilamana
kecepatan fluida rendah, tekanannya akan tinggi. Rumus Hukum Bernoulli:
1 1
P ₁+ ρgh+ ρ v 21=P₂+ ρgh+ ρ v 22
2 2

Maka,

1 2
2 (
1 2
P ₁−P ₂=ρgh+ ρ v 2− ρgh+ ρ v 1
2 )
1 2 2
P ₁−P ₂=ρg ( h ₂−h ₁ ) + ρ( v 2−v 1 )
2

Dimana :
P : Tekanan (Pa)
v : Kecepatan (m/s)

ρ : Massa jenis fluida (kg/m3)

19
h : Ketinggian (m)

g : Percepatan gravitasi (9,8 m/s2)

C. Alat dan Bahan


1. Selang
2. Kran air
3. Penggaris
4. Jangka Sorong

D. Prosedur Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan,
2. Rangkai alat dan bahan seperti gambar :

3. Ukurlah ketinggian dari mulut kran sampai ke permukaan tanah sebagai h1,
4. Ukurlah ketinggian dari lubang ujung selang sampai ke permukaan tanah sebagai h2,
5. Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan,
6. Buatlah kesimpulan dari percobaan tersebut.

E. Tabel Data Hasil Pengamatan


Percobaan h1 (m) h2 (m) v1(m/s) v2(m/s) P1 – P2 (Pa)

F. Kesimpulan
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................

20
21

Anda mungkin juga menyukai