Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

ASTRONOMI/IPBA

PENGAMATAN BENDA LANGIT (MATAHARI)


Untuk Memenuhi Kegiatan Praktikum Pada Topik Tersebut
Asisten Laboratorium : Qonita Zahra (18330007)

Oleh :
Kelompok 2
Anggota :
1. Umi S. Khoiriyah (19330002)
2. Ahmad Muhtarul Hadi (19330007)
3. Firliana Sani (19330008)
4. Estika Prameswari (19330013)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
T.A 2021/2022
PENGAMATAN BENDA LANGIT (MATAHARI)

A. Topik : Pengamatan Benda Langit (Matahari)


B. Hari/Tanggal : Jumat/08 Juli 2022
C. Tujuan :
1. Mengamati dan memotret permukaan matahari,
2. Menentukan dan menggambarkan koordinat matahari.
D. Dasar Teori
Kasim (2020 : 186) menyatakan bahwa “Azimuth adalah sudut antara suatu titik
dengan arah utara dari seorang pengamat, azimuth sering juga disebut sudut kompas.
Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan memperoleh sudutnya maka sudut itu juga
bisa dinamakan sebagai azimuth, kebalikannya adalah back azimuth. Dalam resection
back azimuth diperoleh dengan : a) Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180 o maka
back azimuth adalah azimuth dikurangi 180o. Misalkan anda membidik objek matahari di
sore hari diperoleh azimuth matahari 200o, maka back azimuthnya adalah = 200 o – 180o =
20o. Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180o, maka back azimuth adalah 180o
titambah azimuth. Misalkan, anda membidik matahari di pagi hari dengan azimuth 110 o,
maka back azimuthnya adalah 180o + 110o = 290o.”
Mufid (2013 : 89) menyatakan bahwa “Matahari yang terlihat bersinar menyilaukan
sebenarnya terdiri dari beberapa lapisan, yaitu fotosfir, khromosfir, korona, protuberans
dan noda-noda matahari. Matahari berotasi sebagaimana bintang-bintang lain pada
sumbu masing-masing. Oleh karena matahari termasuk salah satu bintang dalam galaksi
kabut susu, maka sebenarnya ia ditarik oleh gaya tarik sentripetal galaksi kabut susu.
Dengan demikian agar is tidak jatuh ke pusat galaksi, ia berotasi (berputar) dengan gaya
sentrifungalnya sebagaimana juga diungkap dalam Q.S. Yasin : 38.”
Rahman (2017 : 521) menyatakan bahwa “Teleskop merupakan alat paling penting
dalam pengamatan astronomi. Teleskop memperbesar ukuran sudut benda, dan juga
kecerahannya. Untuk melakukan pengamatan, terlebih dahulu harus mengetahui letak
benda yang diamati. Mounting teleskop atau yang lebih dikenal dengan dudukan teleskop
terbagi dalam 2 jenis, yaitu jenis mounting equatorial dan jenis mounting altazimuth.
Koordinat Horison hanya dapat menyatakan posisi benda langit pada suatu saat tertentu,
untuk saat yang berbeda tata koordinat ini tidak dapat memberikan hubungan yang
mudah dengan posisi benda langit sebelumnya. Koordinat ekuator merupakan salah satu
tata koordinat yang sering digunakan dalam astronomi yang dapat menyatakan letak
benda langit dalam skala waktu relatif panjang.”
E. Alat dan Bahan
1. Teleskop,
2. Peralatan penunjang (note book, alat tulis, dst),
3. Kamera.
F. Prosedur Percobaan
1. Melakukan persiapan awal dengan mencari wilayah pengamatan yang strategis, tidak
tertutup oleh bangunan ataupun pepohonan maka praktikan mengusahakan di tempat
yang lapang dan terbuka,
2. Mencari koordinat objek yang hendak diamati (matahari), dengan menggunakan sky
map atau stellarium,
3. Melakukan penyettingan teleskop, dan mengkalibrasi dengan finder,
4. Mengamati dan memperhatikan dengan teliti permukaan matahari yang terlihat,
5. Melakukan analisis terhadap keadaan matahari.
G. Data Hasil Pengamatan
No. Aspek Keterangan
1. Umi S. Khoiriyah
2. Ahmad Muhtarul Hadi
1. Nama Kelompok
3. Firliana Sani
4. Estika Prameswari
2. Waktu Pengamatan Jumat, 08 Juli 2022. Pukul 16.54 WIB
1. Teleskop Equatorial
3. Perlengkapan 2. Kacamata Matahari
3. Kamera HP
4. Keadaan Cuaca Cerah/Terik
5. Koordinat Matahari

Azimut : 294 ° 38' 21.2


Altitude : 413 ° 49' 24.5

H. Pembahasan
Praktikum kali ini membahas topik tentang pengamatan benda langit yaitu benda
langitnya adalah matahari. Topik ini mempunyai tujuan yaitu mengamati dan memotret
permukaan matahari serta menentukan dan menggambarkan koordinat matahari.
Pengamatan dilakukan di lapangan basket kampus I Universitas Muhammadiyah Metro
pada tanggal 08 Juli 2022 pukul 16:54 WIB. Keadaan cuaca pada saat melakukan
pengamatan yaitu cerah atau terik. Pengamatan yang dilakukan menggunakan teleskop
equatorial, kacamata matahari, dan kamera handphone untuk dokumentasi.

Topik sebelumnya telah membahas tentang prinsip kerja teleskop (teropong


bintang) yang penerapannya dibahas pada topic pengamatan benda langit ini. Teropong
bintang adalah teropong hasil pengembangan teropong yang sebelumnya ditemukan oleh
Galileo. Teropong bintang atau dikenal dengan teleskop merupakan sebuah alat optik
yang dimanfaatkan dalam astronomi guna mengamati benda-benda langit yang berukuran
sangat kecil atau untuk melihat dan mengamati benda langit secara lebih jelas. Benda
langit yang semula jauh, akan menjadi dekat jika dilihat dari teleskop karena adanya
perbesaran pada lensa. Teleskop menggunakan lensa dengan jenis yang sama, yaitu dua
lensa cembung sebagai lensa okuler dan obyektif (Munawaroh dan Setyarsih, 2016).
“Prinsip utama pembentukan bayangan pada teropong adalah lensa obyektif membentuk
bayangan nyata dari sebuah obyek jauh dan lensa okuler berfungsi sebagai lup. Dengan
demikian cara mengamati obyek apakah mau dengan cara berakomodasi maupun tidak
berakomodasi tergantung dari posisi lensa okulernya. Oleh karena itu jarak antara
obyektif dan okuler dapat diubah-ubah. Panjang teropong adalah jarak antara lensa
obyektif dan lensa okulernya.”

Tujuan pertama untuk mengamati dan memotret permukaan matahari dihasilkan


bahwa matahari berwarna orange dan terdapat sedikit bintik di permukaannya
(berdasarkan hasil pengamatan dengan teleskop equatorial). Proses pengamatan
berlangsung lumayan lama karena memposisikan teleskop agar bisa menangkap
bayangan dari matahari. Saat mencari posisi matahari, mata tidak boleh langsung di
dekatkan ke lensa okuler (lensa yan dekat dengan mata pengamat) karena bisa
menyebabkan mata sakit, dan cara yang dilakukan yaitu dengan mencari bayangan pada
telapak tangan, setelah mendapatkan bayangan tersebut lensa obyektif pada teleskop di
beri kacamata matahari agar praktikan bisa langsung mengamati mtahari.

Tujuan yang kedua yaitu menentukan dan menggambarkan koordinat matahari.


Menggambarkan koordinat matahari menggunakan prinsip koordinat equatorial. Dimana
pada saat menentukan dan menggambarkan, praktikan harus mendapatkan data azimuth
dan altitude. “Pengamatan matahari dilakukan dengan maksud untuk menentukan
azimuth atau arah suatu sisi pada jalur poligon yang selanjutnya asimut tersebut
digunakan sebagai asimut awal dalam proses penghitungan asimut sisi poligon yang lain.
Untuk menentukan posisi atau asimut antara dua buah titik di permukaan bumi dapat
dilakukan dengan mengamati posisi benda langit atau matahari terhadap bumi pada satu
saat tertentu. Posisi benda langit, bintang dan matahari terhadap bumi dinyatakan dengan
bantuan sebuah bola langit dan beberapa sistem koordinat yang ditentukan padanya”.

Azimuth matahari untuk setiap saat dapat ditentukan bila kita dapat mengamati
matahari tersebut untuk menentukan tingginya (dari lingkaran vertikal) dan dibaca
lingkaran horizontalnya serta dicatat waktu pada saat pengamatan tersebut. Apabila
sebelum atau sesudah mengamati matahari kemudian teropong dibidikan ketitik acuan (T)
dan dibaca lingkaran horizontalnya, sehingga dapat dihitung besar sudut horizontal antara
titik acuan dan matahari (y) maka dapat ditentukan asimut kearah titik acuan.

Menentukan azimuth dan altitude dapat dilihat menggunakan aplikasi stellarium


yang diinstall terlebih dahulu di ponsel praktikan. Azimuth merupakan titik atau jarak sudut
yang di mulai dari Utara-Timur-Selatan-Barat yang diukur searah jarum jam. Sedangkan
altitude merupakan sudut atau jarak yang objek/ benda langit terhadap pengamat dan
bisa dikatakan sebagai ketinggian benda langit. Hasil azimuth dan altitude yang diperoleh
dari pengamatan dengan menggunakan aplikasi stellarium yaitu sebesar 294 ° 38' 21.2
dan 413 ° 49' 24.5 .

I. Kesimpulan
“Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa praktikan
mampu mengamati dan memotret permukaan matahari serta menentukan dan
menggambar koordinat dari matahari. Dari pengamatan kita dapat mengamati Azimut
(posisi benda langit dari horizon) dan Attitude (ketinggian benda langit). Posisi benda
langit (Azimut) matahari pada pukul 16.54 WIB adalah 294 ° 38' 21.2 dan ketinggian
benda langit (Altitude) dari matahari pada pukul 16.54 WIB adalah 413 ° 49' 24.5 serta
pengamatan dilakukan di lapangan basket Kampus 1 Universitas Muhammadiyah Metro.”

Daftar Pustaka
Kasim, A. J. 2020. Tingkat Akurasi Aplikasi Azimuth Matahari pada Google Play Store. Jurnal
Ilmu Falak, 4(2), h. 186-206.
Mufid, F. 2013. Diskursus tentang Benda-Benda Angkasa Luar Menurut Para Mufassir dan
Astronom. Hermeneutik, 7(1), h. 83-100.
Rahman, A. A., Rivai, M., dan Tasripan. 2017. Sistem Otomatisasi Pelacakan Objek Astronomi
Menggunakan Teleskop Berdasarkan Stellarium. Jurnal Teknik ITS, 6(2), h. 521-526.
Lampiran

\
Laporan Sementara
Pengamatan dengan menggunakan aplikasi stellarium

Dokumentasi
Post test Umi S. Khoiriyah
Post test Ahmad Muhtarul

Post test Firliana Sani Post test Estika Prameswari

Anda mungkin juga menyukai