PENDAHULUAN
Mahasiswa mampu mengidentifikasi kondisi matahari mana yang bisa diamati dan
tidak
Mahasiswa mampu menghitung azimuth matahari dari data yang telah diperoleh
pada praktikum ini
BAB II
DASAR TEORI
Cara Lokal
Pengikatan pada dua buah titik tetap
Dengan kompas
Pengamatan Astronomis
Secara pendekatan
Harga paralaks ini dapat diperoleh dari tabel yang terdapat pada Almanak Matahari
dan bintang.
-
Koreksi Refraksi
Faktor alam, seperti temperatur, tekanan, dan kelembaban udara adalah hal yang
sangat berpengaruh terhadap pengukuran yang dilakukan. Hal ini jelas diketahui
karena dapat memberikan efek pemuaian ataupun melengkungnya sinar yang masuk
ke dalam teropong (refiaksi). Semua gejala ini dialami oleh hasil pengukuran sejak
rnulai dari target yang dibidik sampai didalarn teropong itu sendiri. Oleh karenanya
jadi diperlukan koreksi. Harga koreksi refraksi tersebut dapat diperoleh dari tabel
pada Almanak tahunan Matahari dan Bintang, dengan rumus sebagai berikut :
Dimana:
Rm
Cp
Cl
Tinggi matahari (h) diperoleh dari hasil pengamatan dari stasion pengamat.
Deklinasi matahari (6) yang diperoleh dari tabel pada almanak matahari dan bintang
2.5 Gambar Bola Langit, posisi bintang terhadap Bumi dinyatakan A dan Z.
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN
3.1 Pelaksanaan Pengukuran
Surveyor
Waktu Pelaksanaan
: Kelompok 2
o Hari, tanggal
o Jam
Kondisi Cuaca
: Cerah
3.2 Peralatan :
1.
2.
3.
4.
PERSIAPAN
PERENCANAAN
ORIENTASI MEDAN
PENGOLAHAN DATA
PEMBUATAN LAPORAN
KETERANGAN:
1. Persiapan : Kegiatan ini meliputi penentuan waktu praktikum serta tempat yang akan
digunakan praktikum.
2. Perencanaan : Kegiatan pada tahap ini adalah peminjaman alat yang akan digunakan
dalam pengukuran dilapangan. Sebelum melakukan pengukuran di persiapkan terlebih
dahulu tempat yang akan digunakan untuk penempatan alat sebagai tempat untuk
membidik tinggi bangunan sekaligus pengamatan matahari.
8
3. Orientasi medan : Kegiatan dalam tahap ini adalah melihat medan/ tempat yang akan
digunakan untuk praktikum yang bertujuan untuk menentukan metode yang akan
digunakan dan penempatan titik untuk pengamatan matahari.
4. Pengambilan data : Kegiatan ini adalah praktikum dilapangan, yaitu di tanah lapang
sebelah timur jurusan Teknik Geomatika untuk pengamatan matahari.
5. Pengolahan data : Kegiatan yang dilakukan adalah mengolah data yang telah didapat
yaitu menghitung deklinasi matahari dari data yang telah didapat.
6. Pembuatan laporan : Setelah praktikum selesai membuat laporan dari praktikum yang
telah dilakukan dilapangan dan hasil pengamatan matahari di lapangan.
3.4 Metode Pelaksanaan
1. Hal pertama yang dilakukan adalah penentuan tempat yang akan digunakan untuk
pengamatan matahari.
2. Setelah diketahui tempat yang akan digunakan untuk pengamatan matahari ,
kemudian tentukan titik yang akan digunakan untuk tempat berdirinya alat.
3.
tadah.
Kunci sekrup pengunci gerakan horisontal dan vertikal kemudian bayangan
matahari dipertajam dengan menggunakan pengatur fokus dan benang diafragma
8. Hitung hasil dari data yang telah didapat, maka akan mendapatkan hasil
pengamatan dan hasil penghitungan azimuth matahari.
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
Pengamatan matahari dilakukan pada hari Rabu tanggal 30 Mei
2012. Dari keadaan waktu dan lapangan diketahui data :
-
Koordinat pengamat
: -701646,8 LS dan 1120 4743 BT
0
Deklinasi
: 21 4745,7
Suhu
: 28,50 C
Tekanan
: 760 mmHg
4.1
10
: T-2
: PENANGKAL PETIR GEDUNG
RISET
: 30 MEI 2012
: TEKNIK GEOMATIKA
: KELOMPOK
2A
PENGAMAT
KEDUDUKAN TEROPONG
KWADRAN
B
I
NO.
THEODOLIT
BAYANGAN
DALAM
THEODOLIT
CARA
PENGUKURAN
LB
I
LB
III
: NIKON NT3D
: TEGAK
: TADAH
B
III
KEDUDUKAN MATAHARI
(SEBENARNYA)
WAKTU PENGAMATAN
BACAAN LINGKARAN
TEGAK TERHADAP TEPI
PUSAT MATAHARI KOREKSI
1/2 D
TINGGI PUSAT MATAHARI =
hu
Rm
Cp
Ct
R
P
6:47:41,22
6:50:17,13
7:00:22,73
7:09:58,10
16O950
16O4920
18O1610
20O3305
-1548,2
-1548,2
1548,2
1548,2
15O541,8
200,5134
1
0,9385
188,1818
8,5
18O3158,2
171,0250
1
0,9385
160,5069
8,3467
15O512,12
16O3331,8
192,3264
1
0,9385
180,4983
8,4441
16O3039,75
20O4853,2
151,1447
1
0,9385
141,8493
8,2185
20O4639,57
61O4640
241O4640
241O4640
61O4640
344O1940
164O0725
164O1815
343O2240
77O2700
77O3915
77O2825
78O2400
-1625,92
-1629,23
1640,06
1654,41
( ' )
18O2926,04
( )
- TERHADAP PUSAT
MATAHARI
( )
DEKLINASI
( )
( P , MATAHARI )
PA
77 1034,08
21 O4743,2
64O4932,51
142O06.59
77O2245,77
21O4744,2
64O3829,95
142O115,72
77 455,06
21O4748
64O336,82
141O4841,88
78O4054,41
21O4751,7
63O1947,06
142O041,47
11
RATA-RATA
4.2
PA
141O5741,42
KEDUDUKAN TEROPONG
KWADRAN
: T-2
: PENANGKAL PETIR GEDUNG
RISET
: 30 MEI 2012
: TEKNIK GEOMATIKA
: KELOMPOK
2B
B
II
LB
II
NO.
THEODOLIT
BAYANGAN
DALAM
THEODOLIT
CARA
PENGUKURAN
LB
IV
: NIKON NT3D
: TEGAK
: TADAH
B
IV
KEDUDUKAN MATAHARI
(SEBENARNYA)
WAKTU PENGAMATAN
BACAAN LINGKARAN
TEGAK TERHADAP TEPI
PUSAT MATAHARI KOREKSI
1/2 D
TINGGI PUSAT MATAHARI =
hu
Rm
Cp
Ct
R
P
TINGGI MATAHARI SEJATI (hs)
BACAAN LINGKARAN
MENDATAR:
- KE TITIK ACUAN (hs)
- KE TEPI/PUSAT MATAHARI
(HM)
SUDUT HORISONTAL:
- TERHADAP TEPI MATAHARI
( ' )
7:32:24,46
7:26:9,82
7:37:38
7:33:53,87
25O3130
24O220
27O1000
26O2203
1548,2
1548,2
-1548,2
-1548,2
25O4718,2
119,2792
1
0,9385
111,9435
7,9212
25O4534,18
24O188,2
127,5770
1
0,9385
119,7310
8
24O1616,47
26O5411,8
113,6643
1
0,9385
106,6739
7,8097
26O5232,94
26O3614,8
115,1190
1
0,9385
108,0392
7,8396
26O3434,6
164O4515
344O0515
344O0515
164O4515
83O5525
264O2610
264O0345
84O2330
80O4950
79O395
80O130
80O2145
-1733,08
80O3216,92
-1720,39
79O2144,61
1743,28
80O1913,28
( )
- TERHADAP PUSAT
1740,48
80O3925,48
12
MATAHARI
( )
DEKLINASI
( )
( P , MATAHARI )
PA
21O480,2
21O4757,9
21O482,2
21O480,8
61O2918,07
62O439,08
141O2623,6
9
61O119,85
61O858,80
141O4824,2
8
142O134,99
RATA-RATA
4.3
PA
141O2033,13
141O3914,02
KEDUDUKAN TEROPONG
KWADRAN
: T-2
: PENANGKAL PETIR GEDUNG
RISET
: 30 MEI 2012
: TEKNIK GEOMATIKA
: KELOMPOK
2C
B
I
LB
I
NO.
THEODOLIT
BAYANGAN
DALAM
THEODOLIT
CARA
PENGUKURAN
LB
III
: NIKON NT3D
: TEGAK
: TADAH
B
III
KEDUDUKAN MATAHARI
(SEBENARNYA)
WAKTU PENGAMATAN
BACAAN LINGKARAN
TEGAK TERHADAP TEPI
PUSAT MATAHARI KOREKSI
1/2 D
TINGGI PUSAT MATAHARI =
hu
Rm
Cp
Ct
R
P
TINGGI MATAHARI SEJATI (hs)
BACAAN LINGKARAN
MENDATAR:
- KE TITIK ACUAN (hs)
7:44:38,20
7:49:8,54
7:50:36,08
7:52:51
28O4110
29O1245
28O5955
29O3000
-1548,2
-1548,2
1548,2
28O2521,8
106,5978
1
0,9385
100,0420
7,7577
28O2349,52
262O2720
28O5656,8
104,3137
1
0,9385
97,8984
7,7051
28O5526,61
29O1543,2
102,9996
1
0,9385
96,6651
7,6738
82O2730
82O2730
29O1414,21
1548,2
29O4548,2
100,9228
1
0,9385
94,7160
7,6237
29O4421,11
262O2720
13
- KE TEPI/PUSAT MATAHARI
(HM)
SUDUT HORISONTAL:
- TERHADAP TEPI MATAHARI
( ' )
180O2630
0O1155
0O3845
180O2550
82O0050
82O1535
81O4845
82O0130
-1758,16
-183,6
186,89
1812,29
( )
- TERHADAP PUSAT
MATAHARI
( )
DEKLINASI
( )
( P , MATAHARI )
PA
RATA-RATA
82O1942,29
81 4251,8
81 5731,4
82 0651,89
21O484,9
21O486,6
21O487,1
60O214,07
60O629,65
59O5741,20
21O488
59O4319,42
142O355,87
142O41,05
142O433,09
142O31,71
PA
142O352,93
106,5978
14
Untuk nilai koefisien tekanan dapat melihat tabel VIIa dan untuk koefisien suhu dapat dilihat
di tabel VIII. Jika sudah diketahui semuanya maka dapat diperoleh harga refraksi. Koreksi
paralaks juga diperoleh berdasarkan harga hu yang diinterpolasi pada tabel IX.
Jika sudah diperoleh nilai koreksi refraksi dan koreksi paralaks, maka dapat
diperoleh tinggi sejati (hs) yaitu dengan rumus :
hs=huR+ p
Sudut
horizontal
terhadap
tepi
matahari
diperoleh
dari
15
A
Z
|SELISIH 1-2|
|SELISIH 2-3|
|SELISIH 1-3|
SELISIH PENGUKURAN
1
2
3
141,961 141,653 142,064
5
9
7 O '
"
0,30760
1
9
0 8 27,39
0,41080
2
7
0 4 38,91
0,10319
9
0 6 11,52
16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari
praktikum
pengukuran
pengamatan
matahari
yang
telah
18