Anda di halaman 1dari 9

Tugas Rutin

INTERPRETASI DAN ANALISIS PETA

DI SUSUN OLEH:

ELIA RIZKIA 3183131041

DOSEN PENGAMPUH:

Ir. MAHARA SINTONG, M.Si

KELAS D 2018

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
Sistem Proyeksi Koordinat UTM (Universal Transverse Mercator)

Dalam GIS ada 2 sistem koordinat yang biasa digunakan, yaitu koordinat geografi
dan UTM (Universal Transverse Mercator). Sistem Proyeksi Koordinat UTM
(Universal Transverse Mercator) adalah rangkaian proyeksi Transverse Mercator
untuk global dimana bumi dibagi menjadi 60 bagian zona. Setiap zona mencangkup 6
derajat bujur (longitude) dan memiliki meridian tengah tersendiri. Berbeda dengan
koordinat geografi yang satuan unitnya adalah derajat, koordinat UTM menggunakan
satuan unit meter. Setiap zona memiliki panjang x sebesar 500.000 meter dan panjang
y sebesar 10.000.000 meter.

Proyeksi ini menjadi dasar koordinat sistem global yang pada awalnya dikembangkan
untuk keperluan militer, namun sekarang sudah dipakai lebih luas.

Sehingga, zona 1 pada koordinat UTM dimulai dari 1800 BB-1740 BB, kemudian
dilanjutkan dengan zona 2 yang dimulai dari 1740 BB-1680 BB, zona 3 dimulai dari
1680 BB-1620 BB, dst… sedangkan untuk batas lintang dibagi berdasarkan nilai 8
derajat.

Untuk Indonesia yang berada pada posisi 900BT - 1440BT dan 110LS - 60LU terbagi
ke dalam 9 zona UTM yaitu zona 46 – 54
Proyeksi Mercator adalah proyeksi peta silinder yang dipopulerkan oleh
kartografer Flandria Gerardus Mercator pada tahun 1569. Proyeksi ini dapat
digunakan untuk peta navigasi pelayaran. Kelemahan proyeksi Mercator adalah
proyeksi ini menyimpangkan luas daerah yang jauh dari khatulistiwa. Contohnya,
jarak antara Norwegia dan Greenland menjadi terlihat begitu jauh, atau luas
Greenland terlihat lebih besar dari Amerika Selatan, yang sebenarnya lebih besar dari
Greenland.

Ciri ciri Proyeksi Mercator


 Garis pararel / lintang merupakan garis-garis lurus horizontal yang berjarak
sedemikian rupa sehingga hubungan skala pada daerah – daerah kecil sepanjang
meridian dan parallel adalah sama seperti pada globe. Jarak pararel makin jauh
dari equator makin besar.
 Meridian merupkan garis lurus vertikal. Meridian ini dilukiskan dengan jarak
yang sama pada equator seperti di globe.
 Equator digambarkan menurut panjang yang sebenarnya.

Proyeksi ini secara bidang termasuk dalam proyeksi silinder namun bukan silinder
murni melainkan gubahan dari tipe tersebut. Menurut distorsinya, proyeksi Mercator
termasuk tipe conform karena daerah – daerah sempit bentuknya sama seperti pada
globe. Sebaliknya karena skala sangat bervariasi maka daerah - daerah yang luas
khususnya di lintang tinggi mengalami distrorsi yang signifikan seperti Greenland
digambarkan pada peta lebih besar dari pada Amerika Selatan padahal dalam
kenyataannya Greenland hanya 1/8 dari luas Amerika Selatan. Pembesaran ini
semakin tak terhingga pada daerah kutub sehingga kedua kutub sering tidak terlihat
pada peta.
Kelebihan dari proyeksi ini adalah loxodrome digambarkan sebagai garis lurus.
Loxodrome adalah garis – garis pada globe yang memerlihatkan arah kompas yang
sama dan tetap serta memotong masing - masing meridian dalam sudut yang sama.
Garis ini sangat penting dalam keperluan navigasi pelayaran dan penerbangan.
Loxodrome sering juga disebut dengan garis rhumb.
Loxodrome

Proyeksi Mercator

Meridian sejatinya memusat dari kutub utara keselatan melalui sebuah lingkaran
besar (great circle/line). Lingkaran besar adalah lingkaran yang selalu melalui pusat
bumi, namun jika pelayaran / penerbangan mengikuti garis ini maka kapal harus
senantiasa merubah arah kompasnya. Oleh sebab itu untuk jarak yang tidak seberapa
jauh kapal lebih mudah berlayar mengikuti loxodrome.
Peta yang sekarang sering menggunakan proyeksi jenis ini adalah peta dunia, peta
arus laut, peta arah angin dan peta navigasi
Sistem penyebutan Koordinat Grid

Ada beberapa cara dalam penyebutan atau penulisan koordianat UTM yang bisa
digunakan dengan tingkat keakuratan yang berbeda-beda. Pemilihan sistem koordinat
berkenaan dengan cakupan luas daerah yang diinginka dari penunjukan lokasinya di
lapangan.

Setiap digit dari angka-angka sistem koordinat grid merupakan penunjukan ukuran
panjang suatu daerah pada permukaan bumi dengan satuan meter. Perhatikan gambar
di bawah ini yang menyatakan penunjukan jarak di permukaan bumi yang diwakili
oleh tiap digit dari koordinat UTM.

Gambar di atas menggunakan koordinat lengkap empat belas angka, tujuh angka
untuk nilai urutan KIKA (easting coordinate) dan tujuh angka untuk nilai urutan
BATAS (northing coordinate). Empat belas angka tersebut merupakan penunjukan
koordinat UTM secara lengkap dan juga yang ditunjukkan pada GPS untuk setting
koordinat UTM/UPS.

Beberapa penyebutan sistem koordinat UTM yang umum dan tidak umum digunakan
adalah sebagai berikut:

a. Sistem Karvak

Sistem karvak dalam penentuan koordinaat grid digunakan untuk penyebutan


wilayah yang lebih luas dengan cara menyebutkan nomor karvak yang bersangkutan,
baik satu karvak atau lebih, misalnya untuk menyatakan luasnya wilayah kebakaran
hutan dan lain-lain.

b. Sistem 4 Angka

Sistem 4 angka merupakan sistem koordinat grid yang mengindikasikan panjang


dengan digit puluh ribuan, ribuan meter pada permukaan bumi. Dua angka untuk
easting coordinat dan dua angka lagi untuk northing coordinat. Sistem grid ini pada
dasarnya sama dengan sistem karvak pada contoh 1 sistem karvak, yaitu untuk
menunjukkan daerah yang luasnya satu karvak. Untuk menentukan koordinat pada
sistem ini dapat dilakukan langsung dengan melihat garis vertikal dan horizontal
daerah yang ditentukan.

c. Sistem 6 Angka

Sistem 6 angka merupakan sistem koordinat grid yang mengindikasikan panjang


dengan digit puluh ribuan, ribuan dan ratusan meter pada permukaan bumi. Sistem ini
merupakan cara penunjukan suatu titik di peta dengan tingkat akurasi di lapangan
pada angka ratusan meter.
Penunjukkan koordinat suatu kota dengan koordinat grid sering menggunakan sistem
6 angka ini untuk menunjukkan suatu titik dengan wilayah yang lebih luas.

Menentukan Koordinat Sistem 6 Angka

Pada prinsipnya untuk menentukan koordinat sistem 6 angka dalam koordinat UTM
yaitu tiap sisi karvak dibagi menjadi sepuluh bagian yang sama, sepuluh bagian
tersebut dapat digambarkan dengan garis ticks.

Pada peta skala 1:25.000 tiap karvaknya berukuran 4 cm x 4 cm dan peta skala
1:50.000 berukuran 2 cm x 2 cm. Ini berarti pada skala 1:25.000 tiap sisi karvak jika
dibagi 10 bagian yang sama maka tiap bagian ticks berjarak 4 mm, dan pada skala
1:50.000 tiap tick berjarak 2 mm.

Jika tidak memiliki alat bantu penunjuk koordinat UTM khusus (yaitu romer grid)
untuk menentukan titik koordinat maka dapat menggunakan alat bantu penggaris
centimeter dengan memperhatikan luas karvak pada masing-masing skala.

Romer grid/UTM untuk peta skala 1:25.000 dan 1:50.000 biasanya sudah tersedia
pada protractor yang dijual di pasaran.

Langkah-langkah dalam menentukan koordinat UTM sistem 6 angka:

1. Tentukan dan beri tanda silang (x) pada titik di peta yang akan dicari titik
koordinatnya.
2. Catat nomor karvak tempat titik ‘x’ berada, yaitu ,,,, ,,, . Empat angka telah
didapat, yaitu angka 00 dan angka 00 yang menunjukkan jarak puluh ribuan
dan ribuan. Dua angka lagi yang tersisa, yaitu satu angka untuk KIKA dan
satu untuk BATAS yang menunjukkan jarak ratusan meter.
3. Taruh romer grid pada titik ‘x’, nilai nol yang ada pada sudut romer
berhimpitan dengan titik ‘x’, pilih romer grid sesuai dengan skala peta yang
digunakan.
4. Catat nilai grid pada romer yang berhimpitan dengan garis vertikal dan garis
horizontal pada peta, yaitu,,,,,,, dan ,,,,,,,,
5. Tulis koordinat lengkapnya, yaitu ,,,,,,,, ,,,,,,,,
Jadi koordinat sistem 6 angka untuk titik ‘x’ adalah ,,,,, ,,,,,,,

d. Sistem 8 Angka

Sistem 8 angka merupakan sistem koordinat grid yang mengindikasikan panjang


dengan digit puluh ribuan, ribuan, ratusan dan puluhan meter pada permukaan bumi.

Sistem 8 angka pada sistem penentuan koordinat peta adalah cara penunjukan suatu
titik di peta dengan tingkat akurasi di lapangan pada angka puluhan meter. Sistem
koordinat ini yang sering digunakan dalam kegiatan-kegiatan alam terbuka seperti
penjelajahan hutan-gunung, operasi SAR dan lainnya.

Penunjukan titik koordinat sistem 8 angka ini memiliki tingkat akurasi pada hitungan
puluhan meter di lapangan.

Menentukan Koordinat Sistem 8 Angka

Jika pada sistem 6 angka hitungan dalam penentuan titik koordinatnya dengan cara
membagi tiap sisi-sisi karvak menjadi 10 bagian yang sama, maka untuk sistem 8
angka tiap sisi-sisi karvaknya dibagi menjadi seratus bagian yang sama juga, atau tiap
satu digit dari sepuluh bagian yang sama (pada sistem 6 angka) dibagi lagi menjadi
sepuluh bagian yang sama pula.

Jika menggunakan penggaris centimeter dalam pencarian koordinat sistem 8 angka,


untuk skala peta 1:25.000 setiap jarak 1 mm (satu tick) pada penggaris sama dengan
nilai 2,5 bagian dari 100 bagian sisi karvak.

Dan untuk skala peta 1:50.000, tiap kelipatan 1 mm (satu tick) pada penggaris sama
dengan nilai 5 bagian dari 100 bagian sisi karvak, atau nilai kelipatan 10 bagian pada
sisi karvak adalah 2 mm pada penggaris.

Langkah-langkah dalam penentuan titik koordinat 8 angka pada prinsipnya sama


dengan cara yang dilakukan pada sistem 6 angka. Jika pada sistem 6 angka kelebihan
atau kekurang dari koordinat yang ada dilakukan pembulatan ke atas atau ke bawah,
maka pada sistem 8 angka kelebihan/kekurangan pada pengukuran sistem 6 angka
dihitung menjadi angka satu digit (angka 0 – 9).

e. Sistem 10 Angka

Sistem 10 angka merupakan sistem koordinat grid yang mengindikasikan panjang


dengan digit puluh ribuan, ribuan, ratusan, puluhan dan satuan meter.

Sistem 10 angka pada sistem penentuan koordinat peta adalah cara penunjukan suatu
titik di peta dengan tingkat akurasi di lapangan pada angka satuan meter (0 – 9 m).
Sistem 10 angka ini merupakan cara penunjukan titik koordinat yang paling akurat
dari beberapa sistem lainnya dan sistem 10 angka ini juga yang ditunjukkan oleh
receiver GPS seperti pada merek Garmin.

Namun pada prakteknya untuk tingkat akurasi satuan meter ini sering diabaikan saat
penggunaan romer UTM khususnya untuk skala peta 1:50.000 dan skala 1:25.000
dikarenakan sempitnya jarak antar ticks pada romer grid tersebut. Perhitungan sistem
10 angka pada romer UTM pada prinsipnya adalah membagi tiap ticks menjadi 10
bagian yang sama.

f. Sistem 14 Angka

Sistem 14 angka merupakan sistem koordinat UTM yang mengindikasikan panjang


pada permukaan bumi dimulai dari angka jutaan, ratus ribuan, puluh ribuan, ribuan,
ratusan dan satuan meter.

Sistem 14 angka dalam penyebutan koordinat grid dilihat dari tingkat akurasinya
tidak berbeda dengan sistem 10 angka. Perbedaannya hanya pada penambahan dua
angka jutaan dan ratus ribuan di depan lima angka easting dan lima angka northing
saja. Sistem 14 angka adalah penulisan koordinat grid secara utuh yang ditunjukkan
oleh GPS.

Pada lembar peta RBI penulisan nilai garis-garis grid koordinat grid/UTM pada tiap
kelipatan lima angka ditulis dengan menggunakan empat angka. Dua angka pertama
ditulis dengan huruf yang lebih kecil dari dua huruf yang kedua.

Dua huruf pertama yang lebih kecil ini biasanya tidak disebutkan dalam penggunaan
sistim koordinat 4 angka, 6 angka, 8 angka dan 10 angka karena keberadaannya tidak
memberikan pengaruh dalam penentuan akurasi dari beberapa sistem koordinat.
Namun untuk penggunaan tertentu dalam skala yang sangat luas di permukaan bumi
dua angka pertama pada easting coordinate dan northing coordinate ini diperlukan
untuk membedakannya dengan wilayah yang lain pada.

g. Sistem Penulisan Lengkap Koordinat UTM

Koordinat UTM pada peta RBI Bakosurtanal pada skala peta 1: 25.000 atau 1:50.000
mempunyai standar khusus dalam penulisannya. Penulisan atau penyebutan koordinat
grid pada peta RBI Bakosurtanal secara lengkap sebagai berikut.

Contoh:
□ 0210045 mT 9211608 mU pada peta skala 1:25.000
□ 0421986 mT 9723407 mU pada peta skala 1:50.000
Dan keterangan lainnya adalah penyebutan nomor zona dari pembagian zona-zona
UTM untuk membedakan posisi koordinat-koordinat tersebut dengan koordinat pada
zona lainnya, misalnya zona 49 M.

SUMBER

https://geograph88.blogspot.com/2014/11/ciri-proyeksi-mercator.html

https://gis-indonesia.blogspot.com/2011/05/sistem-proyeksi-koordinat-utm-
universal.html

https://beritake.com/2015/11/11/pengertian-dan-cara-menentukan-titik-koordinat-
utm-pada-peta-rbi-bakosurtanal/

Anda mungkin juga menyukai