Anda di halaman 1dari 5

PRAKTIK PERALATAN SURVEY/ILMU UKUR TANAH

Acara 1: Kesalahan Kolimasi dan Indeks Vertikal

Dibuat oleh :
Sabila Kadhija ( 22314303 )
Anggota Regu :
1. Rizkarima Putri Febrianti/22314300
2. Rusma Indah Abd Rasyid/22314302
3. Sabila Kadhija/22314303
4. Septri Adella/22314306
5. Yesmi Putri Yasenta Azis/22314307

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL


SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL
YOGYAKARTA
2022
Acara 2
Kesalahan Kolimasi dan Indeks Vertikal
I. Capaian Pembelajaran
Praktikan mampu mengenal bagian-bagian theodolit dan fungsinya, mampu melakukan
set up theodolit, pointing, mampu membaca lingkaran/piringan, dan mampu mencari
besarnya kesalahan garis bidik untuk menilai layak tidaknya sebuah theodolite
digunakan.
II. Waktu dan tempat pelaksanaan
Tanggal pengukuran : 5 oktober 2022
Lokasi : Parkiran Barat Perpustakaan
III. Alat dan Bahan
1. Theodolite
2. Statif
3. Paku payung
4. Alat tulis
5. Kalkulator
IV. Langkah Kerja
Tahapan leveling up :
1. Buat kedudukan nivo tabung sejajar dengan skrup AB
2. Tengahkan gelembung nivonya dengan cara memutar secara serentak sekrup A dan
B dengan arah berlawanan secara bersama-sama (ke arah dalam atau keluar);
3. Putar kedudukan nivo tabung 90 (siku-siku) dengan perkiraan. Tengahkan
gelembung nivonya dengan hanya memutar sekrup C
4. Putar nivo pada sembarang posisi, jika gelembung nivo selalu di tangah-tengah,
leveling telah berhasil. Jika belum, ulangi tahap 1 - 4.
Tahapan centring optis sebagai berikut:
1. Pasang patok di tempat yang aman, beri tanda silang atau tanda titik di bagian
tengahnya. Atau bisa ditancapkan paku seng jika pada permukaan yang keras.
2. Dirikan statif di atas titik, buka klem-klem ketiga kakinya, tarik kaki statif
sedemikian hingga panjangnya kurang lebih setinggi dada atas, lalu kencangkan
secukupnya klem-klem statif. Tengok titik di tanah dari lubang kepala statif, titik
harus di bawah lubang kepala statif itu.
3. Pasang theodolit di atas statif, sekrupkan dengan tidak terlalu kencang antara statif
- theodolit.
4. Putar skrup-skrup ABC sehingga ketiganya berkedudukan Normal atau di tengah-
tengah
5. Lihat ke dalam teropong centring, titik di bawah theodolit harus terlihat jelas,
demikian juga tanda centringnya. Jika kurang jelas, putar skrup skrup penjelasnya.
6. Angkat 2 kaki statif sambil mata melihat ke dalam teropong centring tepatkan
indeks centring pada titik di tanah
7. Tancapkan ketiga kaki statif dengan menginjak bagian bawah sehingga statif
berdiri kokoh.
8. Dengan mata melihat ke dalam teropong centring, himpitkan kembali indeks
centring dengan titik di tanah dengan memutar skrup ABC.
9. Amati nivo kotaknya , tengahkan gelembungnya dengan memanjangpendekkan 2
kaki statif. Oleh karena itu, perlu dipilih skrup kaki statif mana yang dikendorkan
untuk menaikkan atau menurunkan kaki statif. Agar efektif pergeseran gelembung
nivonya, pilihlah skrup yang sejajar dengan pergerakan yang diinginkan gelembung
nivo - tengah nivo.
10. Jika gelembung nivo kotak sudah tepat di tengah, amati nivo tabung dan tengahkan
gelembungnya dengan menggunakan sekrup ABC dengan metoda “penyikuan”,
kemudian putar pada sembarang posisi.
11. Amati indeks centring optical plummet apakah masih berhimpit dengan titik di
tanah? Jika ya, maka theodolit siap digunakan. Jika belum, himpitkan lagi dengan
cara membuka skrup statif-theodolit lalu GESER theodolit dengan sangat hati-hati
sambil mata mengamati titik melalui optical plummet.
12. Amati nivo tabungnya, jika bergeser tengahkan dengan cara seperti pada tahap 10.
Eliminasi paralaks :
1. mengarahkan teropong ke arah langit atau ke permukaan cerah yang seragam. Putar
skrup eyepiece sehingga benang silang tajam-hitam
2. selanjutnya membidik titik target dengan bantuan vizier, Putar klem horisontal dan
vertikal Lihat melalui teropong eyepiece dan putar ronsel focusing sehingga
bayangan target terlihat jelas.
3. Arahkan benang silang mendekati target dengan Penunjukan unting-unting pada
titik bantuan skrup penggerak halus horisontal dan vertikal
4. Akhiri fokusing dengan memutar ronsel fokusing sedemikian hingga bayangan
target jelas dan bebas dari paralaks
Pointing (Membidik Titik Target) :
1. Setelah theodolit leveling/sentering dan benang silang telah terfokus secara benar,
teropong diarahkan ke titik target, benang silang dibidikkan ke target dengan
bantuan visir, dan target difokuskan
2. benang silang ditumpanghimpitkan (bisect) dengan target dengan memutar skrup
penggerak halus horizontal
3. Ketika benang silang mendekati target gerakan diperlambat, dan jika telah tepat
tumpang-himpit, gerakan dihentikan
Pembacaan lingkaran/piringan
Pada tempat yang teduh/redup, cermin pencahayaan dibuka dan diarahkan ke cahaya
sehingga mikroskop pembacaan terkena sinar. Pada malam hari atau survei bawah
tanah, dapat digunakan penyinaran elektrik. Eyepiece diputar sehingga garis-garis
pembacaan jelas terlihat. Kenop pemilih digunakan untuk memilih lingkaran yang akan
dibaca
V. Hasil dan Pembahasan
Hasil bacaan bidik ke titik target dalam kedudukan biasa bacaan horizontalnya adalah
201°33′ 30′′ . Setelah teropong theodolite diputar balik menjadi kedudukan luar biasa
dan membidik Kembali pada titik target hasil bacaan horizontalnya adalah 21°33′50′′.
Hasil bacaan bidik ke titik target dalam kedudukan biasa bacaan vertikalnya adalah
88°3′ 40′′ . Setelah teropong theodolite diputar balik menjadi kedudukan luar biasa dan
membidik Kembali pada titik target hasil bacaan vertikalnya adalah 271°57′ 10′′ .

Perhitungan kesalahan kolimasi berdasarkan hasil bacaan tersebut :


𝐻𝐵−𝐻𝐿𝐵
K=( )- 90°
2
201°33′ 30′′ − 21°33′50′′
K=( ) − 90°
2
180°0′ 20′′
K=( ) − 90°
2
K = 0°0′10′′
Hasil perhitungan rata-rata kesalahan kolimasinya (K) adalah 10’’

Perhitungan kesalahan indeks vertikal berdasarkan hasil bacaan tersebut :


𝑉𝐵+𝐿𝐵
I = 180° − ( 2 )
88°3′ 40′′ + 271°57′ 10′′
I = 180° − ( )
2
360°0′50′′
I = 180° − ( )
2
I = 0°0′25′′
Hasil perhitungan rata-rata kesalahan indeks vertikalnya (I) adalah 25’’

VI. Kesimpulan
Rata-rata kesalahan kolimasi (K) adalah 10’’. Besaran ini lebih kecil daripada dua kali
ketelitian theodolite TM20E atau toleransinya sebesar 2 x 10’’ (20’’) sehingga alat
tidak perlu lagi dikoreksi dan langsung bisa digunakan .
Rata-rata kesalahan indeks vertikal (I) = 25’’. Besarnya kesalahan ini masih bisa
diterima dan tidak perlu dilakukan koreksi alat.
VII. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai