Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum

Perhitungan Kesalahan Kolimasi (Horizontal) dan


Indeks Vertikal

Disusun oleh:
Zalfa Salsabila
23/518642/TK/57126

Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan
1. Mengetahui cara centering alat theodolite
2. Mengetahui cara menghitung kesalahan kolimasi (horizontal) menggunakan
theodolite dengan unting-unting
3. Mengetahui cara menghitung kesalahan indeks vertikal menggunakan theodolite
dengan penangkal petir

B. Alat dan Bahan


1. Statif
2. Theodolite digital
3. Unting-unting
4. Tripod untuk unting-unting
5. Titik patok
6. Payung

C. Landasan Teori
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi
tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Di dalam theodolite, sudut yang dapat dibaca
bisa sampai pada satuan sekon (detik). Theodolite merupakan alat yang paling canggih di
antara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop
yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar
mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horizontal untuk dibaca. Teleskop
tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar-putar mengelilingi sumbu
horizontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca.

Ilmu Ukur Tanah mempelajari sebagian kecil dari permukaan bumi dengan cara
melakukan pengukuran-pengukuran yang bertujuan mengambil data dan membuat peta.
Pengukuran yang dilakukan terhadap titik-titik detail alam maupun buatan manusia meliputi
posisi horizontal (x,y) maupun posisi vertikalnya (z) yang direfrensikan terhadap permukaan
air laut rata-rata.
Kesalahan kolimasi adalah kesalahan yang disebabkan oleh garis bidik yang tidak tegak
lurus sumbu II. Kesalahan ini bisa diketahui dengan selisih antara bacaan biasa dan luar biasa
yang tidak sama dengan 180°
(𝐿𝐵−𝐵)
Rumus Kesalahan Kolimasi: 90⁰ ‒
2
Kesalahan indeks adalah kesalahan titik nol dalam lingkaran vertikal terhadap titik nol
sebenarnya. Sehingga tujuan pengaturan indeks vertikal ini dimaksudkan untuk mendapatkan
kondisi dimana saat teropong dalam keadaan benar – benar mendatar, bacaan sudut vertikal
(helling) akan bernilai 0⁰, 90⁰, 180⁰, 270⁰.

Kesalahan indeks vertikal terjadi jika garis bidik teropong tidak betul-betul mendatar,
hal ini disebabkan belum diaturnya nivo alhidade vertikal atau kesalahan garis bidik pada alat
yang tidak mempunyai nivo alhidade vertikal. Saat posisi teropong mendatar dan nivo alhidade
vertikal seimbang, seharusnya bacaan piringan vertikal (helling) akan sama dengan nol. Cara
mengetahuinya dengan menjumlah bacaan teropong luar biasa (LB) dan biasa (B), jika hasilnya
tidak sama dengan 360° maka terdapat kesalahan indeks vertikal. Cek benang silang pada
teropong biasanya sudah benar yaitu titik yang dibidik jika sudah berada pada titik tengah garis
silang kalau benang silang vertikal tegak lurus sumbu II dan benang silang mendatar tegak
lurus sumbu I.
(𝐿𝐵+𝐵)
Rumus Kesalahan Indeks Vertikal: 180⁰ −
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Langkah Kerja
1. Cara Centering Theodolite
• Set statif di atas titik, ketinggian disesuaikan dengan operator atau pengukur
• Pasang theodolite di atas statif kemudian putar sekrup pengunci pada statif
• Angkat dan gerakkan 2 kaki statif sambil melihat titik patok melalui centering
optic sampai benang sentering mendekati titik patok
• Apabila benang centering sudah mendekati titik patok, tancapkan kembali 2
kaki statif yang diangkat tadi
• Atur nivo kotak dengan cara menaik turunkan kaki statif
• Setelah nivo tabung tepat di tengah, atur nivo kotak dengan memutar 3 sekrup
A.B.C. Pastikan atur sekrup A dan B terlebih dahulu secara searah pada sudut
0⁰ dan 180⁰ sampai gelembung udara nivo kotak tepat di tengah lingkaran.
Selanjutnya, putar sekrup C pada sudut 0⁰ dan 90⁰ sampai gelembung udara
nivo kotak tepat di tengah lingkaran
• Kemudian, cek kembali apakah benang centering optik masih tepat berada di
atas titik patok. Apabila tidak tepat lagi, longgarkan sekrup pengunci theodolite
dan geser secara perlahan sambil melihat pada centering optik sampai benang
centering optik benar-benar tepat berada di atas titik patok. Bila sudah tepat
kencangkan kembali sekrup pengunci

2. Cara Pengecekan Kesalahan Kolimasi dan Indeks Vertikal


• Dirikan theodolite di atas titik BM, kemudian lakukan sentering
• Dalam posisi biasa (B), bidik prisma dengan theodolite. Bidikan harus tepat
pada benang silang
• Baca dan catat bacaan piringan horizontal dan vertikal dari theodolite
• Ubah theodolite dalam posisi luar biasa (LB), bidik unting-unting lagi
• Baca dan catat bacaan piringan horizontal dan vertikal dari theodolite
• Hitung kesalahan kolimasi dan kesalahan indeks vertikal sesuai petunjuk
kesalahan kolimasi dan kesalahan indeks vertikal
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Sentering adalah hal pokok yang dilakukan sebelum melakukan pengukuran yang
mengacu pada titik patok yang telah ditentukan. Hal ini guna mengontrol bacaan
dan meningkatkan ketelitian terhadap hasil bacaan.
Dalam perhitungan yang telah diolah, terdapat kesalahan kolimasi yang tidak masuk
toleransi. Hal tersebut terjadi akibat adanya perbedaan penglihatan surveyor dalam membidik
garis bidik / garis kolimasi yang tidak tegak lurus sumbu II, sedangkan kesalahan indeks
vertikal yang tidak masuk toleransi dikarenakan oleh ketidakpastian posisi nivo kotak atau
posisi indek. Sesuai dengan rumus toleransi kesalahan yaitu k atau 2k, perhitungan yang telah
diolah tidak masuk ke dalam toleransi ketelitian alat theodolite yang dipakai, toleransi
kesalahan kolimasi dan indeks vertikal yang terdapat pada alat yang digunakan adalah “5”.
Apabila besarnya kesalahan kolimasi dan indeks vertikal terlalu besar (sudah tidak
bisa ditoleransi lagi) dan akan menyebabkan data hasil pengukuran yang kurang baik atau
kurang teliti, maka kesalahan bisa terjadi pada kesalahan acak (random), kesalahan sistematika,
atau kesalahan kasar.
Kesalahan acak (random error) berasal dari pengaruh faktor-faktor yang tidak dapat
diperkirakan atau diprediksi dan hanya bersifat sementara. Kesalahan acak terjadi secara
kebetulan atau tanpa disengaja dan bervariasi dari pengujian ke pengujian lainnya. Kesalahan
acak sulit dihindari disebabkan oleh fluktuasi yang tidak dapat diduga. Sedangkan, kesalahan
sistematika (systematic error) merupakan kesalahan yang berasal dari pengaruh-pengaruh
yang dapat diketahui dengan pasti atau ditimbulkan oleh adanya faktor tetap yang
mengakibatkan hasil pengujian cenderung lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai
sebenarnya (true value). Kesalahan sistematika akan mempengaruhi akurasi suatu hasil
pengujian. Kesalahan kasar adalah kesalahan yang berasal dari kecerobohan, ketidaktelitian,
atau ketidakhati-hatian pengukur.
DAFTAR PUSTAKA

Saifudin, Ahmad. 2014. Pengertian dan Fungsi Theodolit.


https://www.belajarsipil.com/2014/01/14/pengertian-dan-fungsi-theodolit/
Juniashari, Firman. 2015. LP3 Centering Dan Pembacaan Sudut Teodolit (Isi Laporan).
https://id.scribd.com/doc/303901473/LP3-Centering-Dan-Pembacaan-Sudut-Teodolit-
Isi-Laporan#
Juniashari, Firman. 2015. Lp4 (Isi) Kesalahan Kolimasi Dan Indeks Vertikal.
https://id.scribd.com/doc/303901476/Lp4-Isi-Kesalahan-Kolimasi-Dan-Indeks-
Vertikal#
Widyastuti, Ellen. 2015. LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN DIGITAL (Sentering, Cek
Kolimasi dan Cek Indeks Vertikal). Diakses 4 September 2023, Universitas Gadjah
Mada.
Dewanto, Bondan Galih. Powerpoint Centering, Pengecekan Kesalahan Kolimasi, dan Indeks
Vertikal. Ditampilkan pada 29 Agustus 2023.

Hadi, Anwar, dan Cak War. 2015. Kesalahan Acak dan Kesalahan Sistematika (Systematic
and Random Error). https://www.infolabling.com/2015/07/kesalahan-acak-dan-
kesalahan.html
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai