Anda di halaman 1dari 4

MATERI PRESENTASI IUT !!!!!!

Kesalahan Sistematis (Sistematical Error)

Merupakan kesalahan yang terjadi karena factor peralatan dan kondisi alam.  Kesalahan
semacam ini terjadi karena kesalahan-kesalahan yang ada kaitannya dengan kekeliruan dalam
pengaturan alat, kalibrasi alat dan juga tempat dilakukannya proses pengukuran. 

Kalibrasi adalah proses pengecekan dan pengaturan akurasi dari alat ukur dengan cara


membandingkannya dengan standar/tolak ukur. Kalibrasi diperlukan untuk memastikan
bahwa hasil pengukuran yang dilakukan akurat dan konsisten dengan instrumen lainnya.

Kesalahan Sistematik
Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang disebabkan oleh alat yang digunakan dan
atau lingkungan di sekitar alat yang memengaruhi kinerja alat. Misalnya, kesalahan kalibrasi,
kesalahan titik nol, kesalahan komponen alat atau kerusakan alat, kesalahan paralaks,
perubahan suhu, dan kelembaban.
-       Kesalahan Kalibrasi
Kesalahan kalibrasi terjadi karena pemberian nilai skala pada saat pembuatan atau kalibrasi
(standarisasi) tidak tepat. Hal ini mengakibatkan pembacaan hasil pengukuran menjadi lebih
besar atau lebih kecil dari nilai sebenarnya. Kesalahan ini dapat diatasi dengan mengkalibrasi
ulang alat menggunakan alat yang telah terstandarisasi.

-       Kesalahan Titik Nol


Kesalahan titik nol terjadi karena titik nol skala pada alat yang digunakan tidak tepat
berhimpit dengan jarum penunjuk atau jarum penunjuk yang tidak bisa kembali tepat pada
skala nol. Akibatnya, hasil pengukuran dapat mengalami penambahan atau pengurangan
sesuai dengan selisih dari skala nol semestinya. Kesalahan titik nol dapat diatasi dengan
melakukan koreksi pada penulisan hasil pengukuran
-       Kesalahan Komponen Alat
Kerusakan pada alat jelas sangat berpengaruh pada pembacaan alat ukur. Misalnya, pada
neraca pegas. Jika pegas yang digunakan sudah lama dan aus, maka akan berpengaruh pada
pengurangan konstanta pegas. Hal ini menjadikan jarum atau skala penunjuk tidak tepat pada
angka nol yang membuat skala berikutnya bergeser.
-       Kesalahan Paralaks
Kesalahan paralaks terjadi bila ada jarak antara jarum penunjuk dengan garis-garis skala dan
posisi mata pengamat tidak tegak lurus dengan jarum.           
Cara kalibrasi theodolite
1. Uji Kolimasi ( sudut horizontal)

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk uji kolimasi, antara lain :

 Dirikan alat theodolit diatas statif, lakukan sentering dan leveling di titik
O.
 Tentukan dua buah objek yang akan dibidik dari tempat kedudukan alat.
 Bidik target A dengan kondisi teropong biasa, catat nilai bacaan
horizontal
 Bidik target A dengan kondisi teropong luar biasa, catat nilai bacaan
horizontal
 Hitung selisih antara bacaan biasa dan luar biasa. Seharusnya selisih
antara biasa dan luar biasa sebesar 180 derajat.
 Apabila perbedaan bacaan luar biasa dan biasa terlalu besar maka perlu
dilakukan kalibrasi.

2. Uji Indeks Vertikal (sudut vertikal)

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk uji indeks vertikal, antara lain :

 Dirikan alat theodolit diatas statif, lakukan sentering dan leveling di titik
O.
 Tentukan objek yang akan dibidik dari tempat kedudukan alat.
 Bidik target B dengan kondisi teropong biasa, catat nilai bacaan vertikal
 Bidik target B dengan kondisi teropong luar biasa, catat nilai bacaan
vertikal
 Hitung selisih antara bacaan biasa dan luar biasa. Seharusnya selisih
antara biasa dan luar biasa sebesar 360 derajat.

2.1 KOREKSI STANDAR PITA UKUR

DEMIKIAN JUGA KALAU ALAT DIPAKAI UT MENGUKUR LUAS

2.2 PELURUSAN YANG KURANG SEMPURNA 

DIMANA :            d = PENYIMPANAGAN PITA UKUR DARI GARIS LURUS

                                 L  = PANJANG PITA UKUR

2.3 PENDATARAN YANG KURANG SEMPURNA

APABILA PITA UKUR TDK MENDATAR TP TERJADI MELENGKUNG DI TENGAH  PENGUKURAN AKAN


LEBIH PANJANG. BILA d JARANG LENGKUNG DARI PITA SEBENARNYA, MAKA KESALAHAN JARAK YG
TERJADI :
2.4 KEMIRINGAN MEDAN LAPANGAN

BILA KEMIRINGAN MEDAN TIDAK SERAGAM DAN DIUKUR DENGAN MEMBENTANGKAN PITA UKUR
DGN JARAK PENDEK-PENDEK AKAN TIDAK MENJADI MASALAH  BILA UNTING-UNTING DAN YALON
BISA DIBUAT MENDATAR

2.5 KELENTURAN KARENA BERAT PITA UKUR

2.6 VARIASI TEMPERATURE UDARA

            L = jarak terukur

C = koefisien muai panjang

T = beda temperature thd temp standart

Anda mungkin juga menyukai