NIM: 4203121072
1. Kesalahan Umum
Kesalahan umum adalah kesalahan yang disebabkan keterbatasan pada
pengamat saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan
karena kesalahan membaca skala kecil, dan kekurangterampilan dalam
menyusun dan memakai alat, terutama untuk alat yang melibatkan banyak
komponen.
2. Kesalahan Sistematik
Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang disebabkan oleh alat
yang digunakan dan atau lingkungan di sekitar alat yang memengaruhi
kinerja alat. Misalnya, kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan
komponen alat atau kerusakan alat, kesalahan paralaks, perubahan suhu,
dan kelembaban.
a. Kesalahan Kalibrasi
Kesalahan kalibrasi terjadi karena pemberian nilai skala pada saat
pembuatan atau kalibrasi (standarisasi) tidak tepat. Hal ini mengakibatkan
pembacaan hasil pengukuran menjadi lebih besar atau lebih kecil dari nilai
sebenarnya. Kesalahan ini dapat diatasi dengan mengkalibrasi ulang alat
menggunakan alat yang telah terstandarisasi.
b. Kesalahan Titik Nol
Kesalahan titik nol terjadi karena titik nol skala pada alat yang digunakan
tidak tepat berhimpit dengan jarum penunjuk atau jarum penunjuk yang
tidak bisa kembali tepat pada skala nol. Akibatnya, hasil pengukuran
dapat mengalami penambahan atau pengurangan sesuai dengan selisih
dari skala nol semestinya. Kesalahan titik nol dapat diatasi dengan
melakukan koreksi pada penulisan hasil pengukuran.
c. Kesalahan Komponen Alat
Kerusakan pada alat jelas sangat berpengaruh pada pembacaan alat
ukur. Misalnya, pada neraca pegas. Jika pegas yang digunakan sudah
lama dan aus, maka akan berpengaruh pada pengurangan konstanta
pegas. Hal ini menjadikan jarum atau skala penunjuk tidak tepat pada
angka nol yang membuat skala berikutnya bergeser.
d. Kesalahan Paralaks
Kesalahan paralaks terjadi bila ada jarak antara jarum penunjuk dengan
garis-garis skala dan posisi mata pengamat tidak tegak lurus dengan
jarum.
3. Kesalahan Acak
Kesalahan acak adalah kesalahaan yang terjadi karena adanya
fluktuasifluktuasi halus pada saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini
dapat disebabkan karena adanya gerak brown molekul udara, fluktuasi
tegangan listrik, lkitasan bergetar, bising, dan radiasi.
a. Gerak Brown Molekul Udara
Molekul udara seperti kita ketahui keadaannya selalu bergerak secara
tidak teratur atau rambang. Gerak ini dapat mengalami fluktuasi yang
sangat cepat dan menyebabkan jarum penunjuk yang sangat halus seperti
pada mikrogalvanometer terganggu karena tumbukan dengan molekul
udara.
Tegangan listrik PLN atau sumber tegangan lain seperti aki dan baterai
selalu mengalami perubahan kecil yang tidak teratur dan cepat sehingga
menghasilkan data pengukuran besaran listrik yang tidak konsisten.
c. Lkitasan yang Bergetar
Getaran pada lkitasan tempat alat berada dapat berakibat pembacaan
skala yang berbeda, terutama alat yang sensitif terhadap gerak. Alat
seperti seismograf butuh tempat yang stabil dan tidak bergetar. Jika
lkitasannya bergetar, maka akan berpengaruh pada penunjukkan skala
pada saat terjadi gempa bumi.
d. Bising
Bising merupakan gangguan yang selalu kita jumpai pada alat elektronik.
Gangguan ini dapat berupa fluktuasi yang cepat pada tegangan akibat
dari komponen alat bersuhu.
e. Radiasi Latar Belakang
Radiasi gelombang elektromagnetik dari kosmos (luar angkasa) dapat
mengganggu pembacaan dan menganggu operasional alat. Misalnya,
ponsel tidak boleh digunakan di SPBU dan pesawat karena bisa
mengganggu alat ukur dalam SPBU atau pesawat. Gangguan ini
dikarenakan gelombang elektromagnetik pada telepon seluler dapat
mengasilkan gelombang radiasi yang mengacaukan alat ukur pada SPBU
atau pesawat.
Adanya banyak faktor yang menyebabkan kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam suatu pengukuran, menjadikan kita tidak mungkin
mendapatkan hasil pengukuran yang tepat benar. Oleh karena itu, kita
harus menuliskan ketidakpastiannya setiap kali melaporkan hasil dari
suatu pengukuran. Untuk menyatakan hasil ketidakpastian suatu
pengukuran dapat menggunakan cara penulisan x = (xo ± Δx),
dengan x merupakan nilai pendekatan hasil pengukuran terhadap nilai
benar, xo merupakan nilai hasil pengukuran, dan Δx merupakan
ketidakpastiannya (angka taksiran ketidakpastian).
Ketidakpastian pada Pengukuran Tunggal
Pengukuran tunggal merupakan pengukuran yang hanya dilakukan sekali
saja. Pada pengukuran tunggal, nilai yang dijadikan pengganti nilai benar
adalah hasil pengukuran itu sendiri. Sedangkan ketidakpastiannya
diperoleh dari setengah nilai skala terkecil instrumen yang digunakan.
Misalnya, kita mengukur panjang sebuah benda menggunakan mistar.
Keterangan:
x0: hasil pengukuran yang mendekati nilai benar
Δx : ketidakpastian pengukuran
N : banyaknya pengkuran yang dilakukan
Pada pengukuran tunggal nilai ketidakpastiannya (Δx )
disebut ketidakpastian mutlak. Makin kecil ketidakpastian mutlak yang
dicapai pada pengukuran tunggal, maka hasil pengukurannya pun makin
mendekati kebenaran. Nilai ketidakpastian tersebut juga menentukan
banyaknya angka yang boleh disertakan pada laporan hasil pengukuran.
Bagaimana cara menentukan banyaknya angka pada pengukuran
berulang?
Cara menentukan banyaknya angka yang boleh disertakan pada
pengukuran berulang adalah dengan mencari ketidakpastian
relatif pengukuran berulang tersebut. Ketidakpastian relatif dapat
ditentukan dengan membagi ketidakpastian pengukuran dengan nilai rata-
rata pengukuran. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
a. Standar Internasional :
• Ditentukan dan didefinisikan oleh perjanjian Interna-sional.
• Hanya digunakan sebagai pembanding dan kalibrasi dan disimpan oleh
IBMW (International Bureau of Weights and Measures)
b. Standar Primer :
• Disimpan oleh labaoratorium standar nasional di berbagai negara.
• Digunakan sebagai kalibrasi atas satuan-satuan dasar, mekanik, dan
satuan listrik terhadap hasil pengukuran di tiap- tiap laboratorium nasional
kemudian hasilnya dibandingkan satu sama lain.
c. Standar sekunder :
• Merupakan acuan dasar bagi standar-standar pengukuran yang
digunakan dalam laboratorium industri dengan tanda bukti setifikat.
• Standar sekunder disimpan oleh masing-masing laboratorium industry
. • Dikalibrasi di laboratorium Nasional dengan membandingkan terhadap
standar primer.
d. Standar Kerja
• Adalah alat utama bagi sebuah laboratorium pengukuran.
• Digunakan untuk memeriksa dan mengkalibrasi ketelitian dan presisi
instrumen-*instrumen laboratorium industri.
• Misalnya sebuah pabrik memproduksi resistor/ tahanan. Maka peralatan
ukur di bagian kualiti kontrol (pengendalian mutu) harus diuji untuk
membuktikan bahwa pengukurannya dilakukan dalam batas-batas
ketelitian yang diinginkan. Ukuran Standar Kelistrikan
• Ukuran standar dalam pengukuran sangat penting, karena sebagai
acuan dalam peneraan alat ukur yang diakui oleh organisasi internasional.
• Ada enam besaran yang berhubungan dengan kelistrikan yang dibuat
sebagai standar, yaitu standar amper, resistansi, tegangan, kapasitansi,
induktansi, kemagnetan dan temperatur.
e. Standar amper
• Digunakan sebagai satuan dasar arus listrik.
• Amper adalah arus konstan yang dialirkan pada dua konduktor didalam
ruang hampa udara dengan jarak 1 meter, diantara kedua penghantar
menimbulkan gaya sebesar 2 x 10-7 newton/m panjang.
• Diukur dengan menggunakan Amper meter
f. Standar resistansi
• Digunakan sebagai penghantar arus listrik.
• Resistansi adalah kawat alloy manganin resistansi 1Ω yang memiliki
tahanan listrik tinggi dan koefisien temperatur rendah, ditempatkan dalam
tabung terisolasi yang menjaga dari perubahan temperatur atmospher.
• Diukur dengan menggunakan Ohm meter.
g. Standar tegangan
• Digunakan sebagai satuan untuk beda potensial
• Standar tegangan untuk pemeliharaan volt adalah tabung gelas Weston
normal pada suhu 4ºC. Tegangan elektrode Weston pada suhu 200ºC
sebesar 1.01858 V.
• Diukur dengan menggunakan Volt meter
h. Standar Kapasitansi
• Digunakanakan sebagai standar pengukuran untuk kapasitor dengan
satuan farad. • Dapat dikur dengan menggunakan alat ukur jembatan
Maxwel
l • Kapasitor standar dibuat dari susunan plat-plat logam dimana luas dan
jaraknya ditentukan dengan tepat dan udara sebagai bahan dielektriknya.
• Bahan kapasitor yang baik adalah perak dan mika.
i.Standar Induktansi
• Digunakan sebagai besaran untuk komponen induktor dengan satuan
Henry (H)
. • Umunya terbuat dari tembaga yang berbentuk gulungan dan biasa
disebut kumparan.
• Standar induktansi yang tetap mempunyai nilai 100 μH sampai 100 H
dengan ketelitian 0,1%.
• Standar induktansi bersama yang tetap mempunyai nilai 0 sampai 200
mH dengan ketelitian 2,5%.
• Besarnya dapat diukur dengan Galvanometer
.
j. Standart temperature
• Menurut ketentuan SI, diukur dengan derajat Kelvin besaran derajat
kelvin didasarkan pada tiga titik acuan air saat kondisi menjadi es
(membeku), menjadi air (cair) dan saat air mendidih (menguap).
• Air menjadi es sama dengan 0ºCelsius = 273,16ºKelvin, air mendidih
100ºC
. • Diukur dengan menggunakan thermometer suhu.
* Sistem Pengukuran Ada dua sistem pengukuran yaitu sistem analog dan
sistem digital.
1. Sistem analog berhubungan dengan informasi dan data analog.
• Sinyal analog berbentuk fungsi kontinyu, misalnya penunjukan
temperatur dalam ditunjukkan oleh skala, penunjuk jarum pada skala
meter, atau penunjukan skala elektronik.
2.Sistem digital berhubungan dengan informasi dan data digital.
• Penunjukan angka digital berupa angka diskrit dan pulsa diskontinyu
. • Penunjukan display dari tegangan atau arus dari meter digital berupa
angka tanpa harus membaca dari skala meter
.
k. Standar Fluks magnet
• Digunakan sebagai besaran untuk garis gaya magnet dengan satuan
Tesla
• Besarnya fluks magnet diukur dengan menggunakan Galvanometer.
Standar Internasional
Standar dimensi
Standar massa
Standar waktu
Standar kuat arus, ampere, tahun 1946 didefinisikan sebagai arus konstan
yang dipertahankan dalam dua buah konduktor, sehingga diantara kedua
konduktor tersebut muncul gaya sebesar 2 x 10-7 Newton. Kedua
konduktor tersebut lurus, sejajar pada jarak 1 m, panjangnya tak
berhingga, masing-masing diameternya dapat diabaikan, dan terletak
dalam vakum.
Standar suhu
Satuan termodinamik suhu, Kelvin, tahun 1968 didefinisikan sebagai
1/273.16 kali termodinamik suhu titik tripel air yaitu kondisi air yang berada
dalam tiga fase cair, padat, dan gas pada tekanan 1 atmosfir. Titik tripel
tersebut terjadi pada suhu 0.01°C. Hubungan antara derajat Celcius dan
Kelvin adalah :
Standar primer
-Prototip standar primer untuk massa dan dimensi sama dengan standar
internasionalnya.
-Prototip untuk standar primer waktu adalah sebuah jam atom yang
didasarkan pada waktu peralihan atom cesium.
-Prototip standar primer untuk kuat arus adalah standar primer resistor
dan standar primer tegangan.
Standar sekunder
Standar kerja