Anda di halaman 1dari 9

NAMA : ELFRIDA TURNIP

NIM : 4203121072
KELAS : FISIKA DIK D 2020
DOSEN PENGAMPU : Drs. JUNIAR HUTAHAEAN, M.Si.
MATA KULIAH : ALGORITMA DAN PEMOGRAMAN

TUGAS RUTIN 3 DATA


DAN OPERATOR
Ringkasan Materi Sistem Bilangan

A. SISTEM BILANGAN PADA KOMPUTER


1. Sistem Desimal ( Dinari )
Pada sistem desimal ( lat. decum =10 ), seperti telah kita ketahui bersama bahwa sistem ini
berbasis 10 dan mempunyai 10 simbol yaitu dari angka 0 hingga 9. Setiap tempat mempunyai
nilai kelipatan dari 10 0, 10 1, 10 2, dst . Penulisan bilangan terbagi dalam beberapa tempat dan
banyaknya tempat tergantung dari besarnya bilangan. Setiap tempat mempunyai besaran tertentu
yang harga masing-masing tempat secara urut dimulai dari kanan disebut satuan, ratusan, ribuan
dll.
Contoh:
Angka Desimal 10932 ( 10932 (10) )
1 0 9 3 2

Pertama 2 . 100
= 2 . 1 = 2
Kedua 3 . 10 1 = 3 . 10 = 30
Ketiga 9 . 10 2 = 9 . 100 = 900
Keempat 0 . 10 3 = 0 . 1000 = 0
Kelima 1 . 10 4 = 1 . 10000 = 10000
10932
Kebiasaan sehari-hari harga suatu bilangan desimal dituliskan dalam bentuk yang mudah sbb :

10932
 1 . 10000 0. 1000  9 . 100  3 . 10  2.1

 1 . 10
4  0. 103  9 . 10 2  3 . 10 1 2 . 10 0

2. Sistem Biner
Sistem Biner ( lat. Dual ) atau “duo” yang berarti 2, banyak dipakai untuk sinyal elektronik dan
1
pemrosesan data. Kekhususan sistem biner untuk elektronik yaitu bahwa sistem biner hanya
mempunyai 2 simbol yang berbeda, sehingga pada sistem ini hanya dikenal angka “ 0 “ dan
angka “1 “.

2
Contoh:
1 0 1 0 1

Pertama 1 . 20 = 1 . 1 = 1
Kedua 0 . 2 = 0 . 2 = 0
1

Ketiga 1 . 2 = 1 . 4 = 4
2
Keempat 0 . 3 = 0 . 8 = 0
Kelima 1 . 2 = 1 . 16 = 16
4
2
21
Dari gambaran di atas seperti halnya pada sistem desimal, cara penulisannya dapat dinyatakan
secara langsung sbb :

10101  1 . 2  0. 23  1 22  0. 21  1. 20
4
.
Dua  1.  0. 8  1. 4  0 . 2  1 . 1
l 16
 21 ( desimal )
Setiap tempat pada bilangan biner mempunyai kelipatan 2 0, 2 1, 2 2, 2 3 dst. yang dihitung dari
kanan kekiri. Selanjutnya kita juga dapat merubah bilangan desimal ke bilangan biner atau
sebaliknya dari bilangan biner ke bilangan desimal.

3. Sistem Bilangan Oktal


Sistem bilangan oktal (octal number system) menggunakan 8 macam simbol bilangan, yaitu 0, 1,
2, 3, 4, 5, 6, 7. Sistem bilangan oktal menggunakan basis 8 . Nilai tempat sistem bilangan oktal
merupakan perpangkatan dari nilai 8 sebagai berikut.

Posisi Digit ( Dari Kanan) Nilai tempat


1 80 =1
2 81 = 8
3 82 = 64
4 83 = 512
Tabel 1.4 Bilangan Oktal

Misalnya bilangan oktal 1213 di dalam sistem bilangan desimal bernilai 1 x 83 + 2 x 82 + 1 x 81 +


3 x 80 = 1 x 512 + 2 x 64 + 1 x 8 + 3 x 1 = 512 + 128 + 8 + 3 = 651 atau ditulis dengan notasi:
12138 = 65110

4. Sistem Bilangan Heksadesimal


3
Sistem bilangan heksadesimal (hexadecimal number system) menggunakan 16 macam
simbol, yaltu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C. D, E, dan F. Sistem bilangan heksadesimal
menggunakan basis 16. Sistem bilangan heksadesimal digunakan untuk alasan-alasan tertentu di
beberapa komputer, misalnya IBM System/360, Data General Nova, PDP — 1 1 DEC,
Honeywell, beberapa komputer mini dan beberapa komputer mikro. Sistem bilangan
heksadesimal mengorganisasikan memori utama ke dalam suatu byte yang terdiri dari 8 bit
(binary digit). Masing-masing byte digunakan untuk menyimpan satu karakter alfanumerik yang
dibagi dalam dua grup masing-masing bagian 4 bit. Bila satu byte dibentuk dari dua grup 4 bit,
masing-masing bagian 4 bit disebut dengan nibble. 4 bit pertama disebut dengan high-
ordernibble dan 4 bit kedua disebut dengan low-order nibble.
Bila komputer menangani bilangan dalam bentuk biner yang diorganisasikan dalam
bentuk grup 4 bit, akan lebih memudahkan untuk menggunakan suatu simbol yang mewakili
sekaligus 4 digit biner tersebut. Kombinasi dari 4 bit akan didapatkan sebanyak 16 kemungkinan
kombinasi yang dapat diwakili sehingga dibutuhkan suatu sistem bilangan yang terdiri dari
16 macam simbol atau yang berbasis 1, yaitu sistem bilangan heksadesimal. Digit 0 sampai
dengan 9 tidak mencukupi, maka huruf A, B, C, D, E dan F dipergunakan. Misalnya bilangan
biner 11000111 dapat diwakili dengan bilangan heksadesimal menjadi C7.

Nilai hexadesimal C7 tersebut dalam sistem bilangan desimal


bemilai: C716 = C X 161 + 7 x 160
= 12 X 16 + 7 X 1
= 192 + 7
= 19910

B. KONVERSI BASIS BILANGAN


1. Konversi Bilangan Desimal Ke Sistem Bilangan Lain
Sistem bilangan desimal secara mudah dapat dirubah dalam bentuk sistem bilangan yang lain.
Ada banyak cara untuk melakukan konversi bilangan, proses yang paling mudah dan sering
digunakan untuk memindah bentuk bilangan adalah “Proses Sisa“. Tabel di bawah
memperlihatkan bilangan 0 sampai 22 basis 10 (desimal) dalam bentuk bilangan berbasis 2
(biner), berbasis 8 (Oktal) dan berbasis 16 (Heksadesimal ).

Basis 10 Basis 2 Basis 8 Basis 16


0 0 0 0

4
1 1 1 1
2 10 2 2
3 11 3 3
4 100 4 4
5 101 5 5
6 110 6 6
7 111 7 7
8 1000 10 8
9 1001 11 9
10 1010 12 A
11 1011 13 B
12 1100 14 C
13 1101 15 D
14 1110 16 E
15 1111 17 F
16 10000 20 10
17 10001 21 11
18 10010 22 12
19 10011 23 13
20 10100 24 14
21 10101 25 15
22 10110 26 16

Untuk merubah bilangan desimal ke bilangan yang berbasis lain cukup membagi
bilangan desimal dengan basis bilangan yang baru hingga habis.
Contoh 1
Konversi Bilangan Desimal Z (10) = 83 ke bilangan Biner, Z (2)83 dibagi dengan basis
bilangan baru yaitu 2
83 : 2 = 41 sisa 1.
Sisa 1 ini merupakan digit pertama dari bilangan biner ...x x x x 1. Untuk mendapatkan
harga pada digit berikutnya adalah :
41 : 2 = 20 sisa 1
Sisa 1 ini menempati digit selanjutnya sehingga bentuk binernya ...x x x 1 1 dan
seterusnya seperti di bawah ini.

5
6
83 : 2 = 41 sisa 1
41 : 2 = 20 sisa 1
20 : 2 = 10 sisa 0
10 : 2 = 5 sisa 0
5 : 2 = 2 sisa 1
2 : 2 = 1 sisa 0
1 : 2 = 0 sisa 1

83(10) = 1 0 1 0 0 1 1(2)

Jadi Z (10) = 83 adalah Z (2) = 1010011. Untuk meyakinkan bahwa hasil konversi di atas
benar maka kita lakukan test sbb :

Test  1. 26  0. 25  1. 2  0. 23  0. 22  1 21  1. 20
4
.
 1. 64  0 . 32  1.  0. 8  0. 4  1.  1. 1
Z(10)  83 16 2

Contoh 2
Konversi Bilangan Desimal Z (10) = 1059 ke bilangan Oktal Z (8)
1059 : 8 = 132 sisa 3
132 : 8 = 16 sisa 4
16 : 8 = 2 sisa 0
2 : 8 = 0 sisa 2

1059 (10) =2 0 4 3 (8)


Jadi Z (10) = 1059 adalah Z (8) = 2043

Test
 2 . 83  0. 82  4. 8  3. 80
1

 2 . 512  0 . 64  4. 8  3. 1
 1024  0  32  3
Z(10)  1059

Contoh 3
Konversi Bilangan Desimal Z (10) = 10846 ke bilangan Heksadesimal Z (16)

10846 : 16 = 677 sisa 14


677 : 16 = 42 sisa 5
42 : 16 = 2 sisa 10
2 : 16 = 0 sisa 2
7
10846 (10) =2 A 5 E (16)

8
Jadi Z (10) = 10846 adalah Z (16) = 2A5E

Test
 2 . 163  10 . 16 2  5 . 16  14 . 16 0
1

 2 . 4096  10 . 256  5 . 16  14 . 1
 8192  2560  80  14
Z(10)  10846

Anda mungkin juga menyukai