1.1 PENDAHULUAN
Teknik digital merupakan dasar dari perangkat atau peralatan elektronika pada
abad modern ini. Contohnya saja dalam pemakaian kalkulator, jam digital, komputer
dan banyak lagi peralatan elektronika lainnya. kebanyakan orang awam hanya mengenal
istilah digital, tetapi tidak mengerti apa sebenarnya digital. Untuk itu pada bab ini, akan
dikenalkan mengenai sistem digital dan perbedaannya dengan sistem analog.
Pada sistem digital ini, sistem bilangan yang digunakan adalah sistem bilangan
biner. Komputer digital dan sistem yang berdasarkan mikroprosesor menggunakan
sistem heksadesimal. Sebagian sistem komputer juga ada yang menggunakan sistem
bilangan oktal. Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari yang digunakan adalah sistem
bilangan desimal. Setiap orang yang bekerja di bidang elektronika harus mengenal
masing-masing bilangan tersebut dan bagaimana cara mengkonversikan dari satu sistem
bilangan ke sistem bilangan yang lain.
Kode desimal biasanya digunakan untuk menyatakan angka. Rangkaian
elektronika digital dalam kalkulator atau komputer kebanyakan menggunakan kode
biner untuk menyatakan angka. Banyak kode khusus lain digunakan dalam elektronika
digital untuk menyatakan angka bahkan huruf.
tersebut. Akibat dari makin lambat atau cepatnya perputaran maka akan dihasilkan
makin kecil atau makin besarnya tegangan. Dalam hal ini speedometer akan
menunjukkan nilai yang sepadan dan kontinu (analog).
Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa pada sistem analog besaran nilai
keluaran atau outputnya berubah secara kontinu sesuai dengan besaran nilai masukan
atau input.
Pada sistem digital ini prosesnya tidak sama dengan sistem analog. Dalam
sistem ini, besaran listrik secara umum diwujudkan dalam bentuk suatu kuantitas yang
tidak tentu (diskrit). Setiap perubahan tegangan akan menghasilkan suatu harga yang
tidak kontinu yang mempunyai harga yang melompat-lompat sesuai dengan besarnya
masukan (input). Karena hal itu terjadi secara melompat, maka tidak akan diperoleh
nilai antara.
Jadi pada sistem digital ini memang tidak dikehendaki adanya hubungan kontinu
antara nilai masukan dengan nilai keluaran.Untuk satu, dua atau lebih nilai masukan,
maka nilai keluaran akan memberikan salah satu atau dua kemungkinan kondisi atau
harga, yaitu ada tegangan atau tidak ada tegangan. Dengan pemakaian digital dapat
digambarkan dengan digit 1 untuk adanya tegangan dan digit 0 untuk tidak adanya
tegangan. Keadaan demikian merupakan satu persyaratan yang mutlak dalam proses
pengambilan keputusan logika yang jelas.
Untuk lebih jelasnya perbedaan antara sistem digital dan analog berdasarkan
timing diagramnya dapat kita lihat pada Gambar 1-1.
2Elektronika Digital 1
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital
yang dikenal sebagai angka dengan batasan untuk penjumlahan, perkalian dan operasi
matematika lainnya. Radix atau basis sistem bilangan menspesifikasikan jumlah angka
aktual yang terkandung dalam set yang dipesannya.
Contoh 1-1:
Pada bilangan desimal 4 digit diatas, untuk nilai LSB (Least Significant Bit) adalah 100.
Sedangkan untuk nilai MSB (Most Significant Bit) adalah 103.Jadi yang dimaksud
dengan LSB adalah bit yang mempunyai deretan biner yang paling kecil dan posisinya
terletak paling kanan, sedangkan MSB adalah bit yang mempunyai deretan biner yang
paling besar
dan posisinya terletak paling kiri.
dimana
103 = 1000
102 = 100
101 = 10
100 = 1
Untuk mencari bilangan desimal 5234, maka setiap digit bilangannya dikalikan dengan
bobot yang sesuai pada masing-masing bilangan.
5 2 3 4
4 x 100 = 4
3 x 10 =
1
30
2 x 10 = 200
2
5 x 103 = 5000 +
5234
Elektronika Digital 1 3
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital
Meskipun jarang digunakan pada sistem digital, kita juga mengenal pecahan
bilangan biner atau bobot bilangan biner untuk nilainya yang kurang dari 1. Hal ini
berguna untuk menggambarkan kenapa 20 sama dengan 1 tidak 0.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 1-2:
4Elektronika Digital 1
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital
Elektronika Digital 1 5
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital
Berikut ini akan dijelaskan bagaimana cara untuk mengubah bilangan desimal ke
bilangan- bilangan yang lainnya yaitu : bilangan biner, oktal dan heksadesimal.
6Elektronika Digital 1
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital
Contoh 1-2 :
Konversikan 13310 menjadi bilangan biner.
Cara : Berdasarkan tabel 1-1 dapat dilihat bahwa pangkat 2 yang terbesar dari bilangan
ini adalah 27 (27 = 128). Karena 128 masih kurang dari 133 (133-128=5), maka 5
diambil dari 22 dan 20 (22 = 4 , 20 = 1). Prosesnya adalah :
1 0 0 0 0 1 0 1
2 7
2 6
2 5
2 4
2 3
2 2
2 1
20
133
128
27
5
4 22
1
1
0 20
Jawab : 100001012
2. Dengan pembagian bilangan 2 secara berulang-ulang terhadap bilangan desimal
yang bersangkutan, dan menuliskan hasil bagi serta sisanya setiap kali pembagian
dilakukan. Untuk lebih jelasnya lihat contoh dibawah ini:
Contoh 1-3:
Konversikan 12210 menjadi bilangan biner.
122 2 = 61 sisa 0 (LSB)
61 2 = 30 sisa 1
30 2 = 15 sisa 0
15 2 = 7 sisa 1
72= 3 sisa 1
32= 1 sisa 1
12= 0 sisa 1 (MSB)
Sisa pertama dari pembagian diatas adalah 0 yang merupakan LSB (least
significant bit) dan sisa pembagian terakhir adalah 1 yang merupakan MSB
(most significant bit).
Jawab : 11110102
Elektronika Digital 1 7
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital
Contoh 1-4
Konversikan 4 8 610 menjadi bilangan oktal
Cara : 486 ÷ 8 = 60 sisa 6 (LSB)
60 ÷ 8 = 7 sisa 4
7 ÷ 8 = 0 sisa 7 (MSB)
Jawab : 7468
Contoh 1-5
Konversikan 498(10) menjadi heksadesimal
Cara : 498 16 = 31 sisa 2 (LSB)
31 16 = 1 sisa 15 (=F)
1 16 = 0 sisa 1 (MSB)
Jawab : 1F2(16)
Berikut ini akan dijelaskan bagaimana cara untuk merubah bilangan biner ke
bilangan yang lainnya, yang telah dipelajari pada sub bab sebelum ini. Konversi yang
akan dijelaskan adalah biner ke desimal, biner ke oktal dan biner ke heksadesimal.
Contoh 1-6:
8Elektronika Digital 1
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital
128 64 32 16 8 4 2 1
0 1 0 1 0 1 1 0
0 x 20 = 0
1 x 21 = 2
1 x 22 = 4
0 x 23 = 0
1 x 24 = 16
0 x 25 = 0
1 x 26 = 64
0 x 27 = 0
8610
Jawab : 86 (10)
Contoh 1-7:
Konversikan pecahan bilangan biner 1011.10102 menjadi bilangan desimal.
Cara : Setiap digit biner dikalikan dengan bobot faktor biner yang cocok berdasarkan
Gambar 1-2.
Contoh 1-8:
Elektronika Digital 1 9
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital
2 7 1
Jawab : 2718
1.5.3 Konversi Bilangan Biner – Heksadesimal
Konversi biner menjadi heksadesimal dapat dilakukan dengan cara
mengelompokkan bilangan biner setiap 4 bit dimulai dari kolom sebelah kanan ( posisi
LSB). Kemudian kelompok 4 bit bilangan biner tadi diubah langsung ke dalam bilangan
heksadesimal sebagai hasil akhir.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh berikut :
Contoh 1-9
Konversikan 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0(2) menjadi heksadesimal
Cara : 1101 0110 1010
D 6 A
Jawab : D6A(16)
Berikut ini akan dijelaskan bagaimana cara untuk mengubah bilangan oktal ke
bilangan- bilangan yang lainnya yaitu : bilangan desimal, biner dan heksadesimal.
Contoh 1-10 :
Konversikan 3 2 68 menjadi bilangan desimal
Cara : 3 2 6
6 x 80 = 6 x 1 = 6
10
Elektronika Digital 1
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital
2 x 81 = 2 x 8 = 16
3 x 82 = 3 x64 = 192
21410
Jawab : 21410
Contoh 1-11:
Konversikan 624(8) menjadi bilangan biner
Cara : 6 2 4
Contoh 1-12
Konversikan 2 A 6(16) menjadi bilangan desimal
2 A 6
6 x 160 = 6 x 1 = 6
A x 161 = 10 x 16 = 160
2 x 162 = 2 x 256 = 512
678(10)
Elektronika Digital 1 11
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital
Jawab : 678(10)
Contoh 1-13
Konversikan A9(16) menjadi bilangan biner
Cara : A 9
1 0 1 0 1 0 0 1 = 1 0 1 0 1 0 0 1(2)
Jawab : 10101001(2)
Tabel 1-4 menunjukkan perbandingan empat macam sistem bilangan yang biasa
digunakan pada elektronika digital dan sistem komputer.
19 0001 0011 23 13
20 0001 0100 24 14
Contoh 1-14
Konversikan 4 9 610 menjadi kode BCD
4 9 6
Elektronika Digital 1 13
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital
Contoh 1-15
Konversikan 0111 0101 1000BCD menjadi bilangan desimal
Cara : 0111 0101 1000
7 5 8
Jawab : 75810
Contoh 1-16
Konversikan 543 10 menjadi kode excess-3
Cara : berdasarkan tabel 1-5 dapat dilihat
5 4 3
14
Elektronika Digital 1
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital
0 0011
1 0100
2 0101
3 0110
4 0111
5 1000
6 1001
7 1010
8 1011
9 1100
Elektronika Digital 1 15
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital
Untuk memperoleh informasi yang keluar dan masuk pada komputer, perlu
menggunakan bilangan, huruf dan simbol-simbol lain. Ini semua berarti ada semacam
kode alfanumerik untuk unit I/O dari komputer yang bersangkutan. Dulu pernah terjadi
bahwa setiap pabrik menggunakan kode yang berbeda, dan menimbulkan segala macam
kerancuan. Akhirnya, industri-industri komputer bersepakat untuk menciptakan sistem
kode output – input yang dikenal sebagai ASCII (singkatan dari American Standard
Code for Information Interchange). Dengan sistem kode ini setiap pabrik dapat
membakukan perangkat keras I/O mereka seperti papan tombol, printer, penampilan
video dan sebagainya.
Kode ASCII (baca : ask’-ii) adalah kode 7-bit dengan format atau susunan
sebagai berikut : X6X5X4X3X2X1X0
X6X5X4 yang terdiri dari kelompok 3 bit merupakan posisi MSB dan X 3X2X1X0
yang terdiri dari kelompok 4 bit merupakan posisi LSB. Setiap X dalam susunan
tersebut dapat berupa digit 0 atau 1.
16
Elektronika Digital 1
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital
Contoh 1-17
Melalui sebuah papan tombol ASCII, setiap penekanan tombol akan menghasilkan
karakter ASCII seperti yang telah ditentukan. Jika anda mengetik :
PRINT X
Keluaran apa yang akan dihasilkan pada papan tombol ASCII?
Jawab : Berdasarkan tabel 1-7 dapat kita lihat:
P (101 0000), R (101 0010), I (100 1001), N (100 1110), T (101 0100), spasi
(010 0000), X (101 1000).
Aplikasi 1-1
Sebuah CD player mempunyai kemampuan untuk mengkonversikan sinyal 12 bit dari
sebuah CD menjadi nilai ekivalen analognya.
a. Berapa nilai bilangan heksa yang terbesar dan yang terkecil yang digunakan pada
sistem ini ?
b. Berapa banyak nilai analog yang dapat direpresentasikan oleh sistem ini ?
Jawab :
a. Nilai bilangan heksa terbesar adalah : FFF16 sedangkan yang terkecil adalah : 000 16
b. FFF16 adalah ekivalen dengan 4095 dalam bilangan desimal. Jika termasuk 0 maka
total bilangan yang bisa direpresentasikan adalah 4096.
Aplikasi 1-2
Sebuah termometer digital menggunakan BCD pada pembacaan digit displaynya.
a. Berapa banyak bit BCD untuk menggerakkan display termometer yang terdiri dari 3
digit.
b. Tunjukkan bit yang dikirim ke display untuk temperatur 147 derajat?
Jawab :
a. 12 bit , dimana 4 bit untuk setiap digit
b. 1 4 7
0001 0100 0111 = 0001 0100 0111
Aplikasi 1-3
Elektronika Digital 1 17
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital
Aplikasi 1-4
Suatu bilangan yang dikodekan dalam bilangan ASCII yaitu 651-M akan disimpan
dalam memori komputer. Buatlah bentuk biner dari lokasi memori tersebut.
Jawab :
6 = 011 0110
5 = 011 0101
1 = 011 0001
- = 010 1101
M = 100 1101
Karena umumnya lokasi memori pada komputer dibentuk dengan 8 bit, karena itu perlu
penambahan 0 pada posisi yang paling kiri untuk mengisi setiap lokasi memori 8 bit.
Jadi bentuk data yang disimpan pada lokasi memori adalah :
0011 0110 0011 0101 0011 0001 0010 1101 0100 1101
Aplikasi 1-5
Dalam perencanaan proses produksi Perusahaan Kimia ABC menggunakan sebuah
komputer untuk memonitor suhu dan tekanan pada 4 tangki kimia seperti yang
ditunjukkan oleh gambar 1.3. Jika suhu dan tekanan melampaui batas tertentu (keadaan
bahaya) maka sensor tangki internal diaplikasikan dengan 1 yang bersesuaian dengan
output pada komputer. Jika semua kondisi dalam keadaan baik maka semua output akan
0.
a. Jika komputer membaca bentuk biner 0010 10002, apa masalah yang terjadi ?
18
Elektronika Digital 1
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital
Elektronika Digital 1 19
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital
Jawab :
a. Masukkan bentuk biner ke peta pada gambar 1.3b, maka dapat dilihat bahwa
tekanan tangki C dan B dalam keadaan tinggi (kondisi bahaya).
b. 55H = 0101 01012, hal ini berarti bahwa semua suhu pada masing-masing tangki
dalam keadaan tinggi (kondisi bahaya).
c. CCH (1100 11002 = CCH)
d. 148 (001 1002 = 148)
20
Elektronika Digital 1