Anda di halaman 1dari 20

SISTEM BILANGAN

BAB I DAN KODE PADA DIGITAL

1.1 PENDAHULUAN

Teknik digital merupakan dasar dari perangkat atau peralatan elektronika pada
abad modern ini. Contohnya saja dalam pemakaian kalkulator, jam digital, komputer
dan banyak lagi peralatan elektronika lainnya. kebanyakan orang awam hanya mengenal
istilah digital, tetapi tidak mengerti apa sebenarnya digital. Untuk itu pada bab ini, akan
dikenalkan mengenai sistem digital dan perbedaannya dengan sistem analog.
Pada sistem digital ini, sistem bilangan yang digunakan adalah sistem bilangan
biner. Komputer digital dan sistem yang berdasarkan mikroprosesor menggunakan
sistem heksadesimal. Sebagian sistem komputer juga ada yang menggunakan sistem
bilangan oktal. Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari yang digunakan adalah sistem
bilangan desimal. Setiap orang yang bekerja di bidang elektronika harus mengenal
masing-masing bilangan tersebut dan bagaimana cara mengkonversikan dari satu sistem
bilangan ke sistem bilangan yang lain.
Kode desimal biasanya digunakan untuk menyatakan angka. Rangkaian
elektronika digital dalam kalkulator atau komputer kebanyakan menggunakan kode
biner untuk menyatakan angka. Banyak kode khusus lain digunakan dalam elektronika
digital untuk menyatakan angka bahkan huruf.

1.2 PENGERTIAN DIGITAL

Semua peralatan elektronik yang menggunakan sistem digital, sistem informasi


dan sistem pengolahan data-data merupakan susunan angka dan huruf yang dinyatakan
dan disajikan dalam bentuk digital. Tentunya akan timbul suatu pertanyaan, apakah
yang dimaksud dengan digital itu?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, sebaiknya ditinjau terlebih dahulu suatu
peralatan yang bekerja berdasarkan sistem analog. Sehingga nantinya bisa dibandingkan
pengertian antara analog dan digital.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemukan bentuk yang berhubungan
dengan sistem analog. Misalnya sewaktu mengukur kecepatan dengan menggunakan
speedometer. Dalam pengukuran itu, dapat diamati penyimpangan jarum penunjuk yang
digerakkan karena arus listrik yang masuk melalui kumparan yang berputar. Besarnya
sudut penyimpangan jarum penunjuk sepadan atau analog dengan besarnya tegangan
yang dihasilkan oleh generator yang bekerja sebagai akibat perputaran ban mobil
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital

tersebut. Akibat dari makin lambat atau cepatnya perputaran maka akan dihasilkan
makin kecil atau makin besarnya tegangan. Dalam hal ini speedometer akan
menunjukkan nilai yang sepadan dan kontinu (analog).
Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa pada sistem analog besaran nilai
keluaran atau outputnya berubah secara kontinu sesuai dengan besaran nilai masukan
atau input.
Pada sistem digital ini prosesnya tidak sama dengan sistem analog. Dalam
sistem ini, besaran listrik secara umum diwujudkan dalam bentuk suatu kuantitas yang
tidak tentu (diskrit). Setiap perubahan tegangan akan menghasilkan suatu harga yang
tidak kontinu yang mempunyai harga yang melompat-lompat sesuai dengan besarnya
masukan (input). Karena hal itu terjadi secara melompat, maka tidak akan diperoleh
nilai antara.

Jadi pada sistem digital ini memang tidak dikehendaki adanya hubungan kontinu
antara nilai masukan dengan nilai keluaran.Untuk satu, dua atau lebih nilai masukan,
maka nilai keluaran akan memberikan salah satu atau dua kemungkinan kondisi atau
harga, yaitu ada tegangan atau tidak ada tegangan. Dengan pemakaian digital dapat
digambarkan dengan digit 1 untuk adanya tegangan dan digit 0 untuk tidak adanya
tegangan. Keadaan demikian merupakan satu persyaratan yang mutlak dalam proses
pengambilan keputusan logika yang jelas.
Untuk lebih jelasnya perbedaan antara sistem digital dan analog berdasarkan
timing diagramnya dapat kita lihat pada Gambar 1-1.

1.3 SISTEM BILANGAN

Sebelum memasuki konversi analog ke digital dan konversi berbagai macam


bilangan, sebaiknya kita pahami dulu sistem bilangannya.
Sistem bilangan merupakan kode yang menggunakan simbol untuk
menerangkan sejumlah hal secara detil. Dimana pada sistem bilangan terdapat simbol

2Elektronika Digital 1
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital

yang dikenal sebagai angka dengan batasan untuk penjumlahan, perkalian dan operasi
matematika lainnya. Radix atau basis sistem bilangan menspesifikasikan jumlah angka
aktual yang terkandung dalam set yang dipesannya.

1.3.1 Sistem Bilangan Desimal


Di dalam sistem bilangan desimal jumlah digit yang digunakan adalah 10. Digit
tersebut adalah 0,1,2,3,4,5,6,7,8 dan 9. Sistem bilangan desimal ini sering disebut juga
dengan sistem basis 10. Pada sistem bilangan desimal penulisannya bersifat posisional
artinya setiap posisi digit mempunyai bobot atau harga tersendiri. Bobot dalam bilangan
desimal terdiri dari bobot-bobot satuan, puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya. Jumlah
dari semua digit yang dikalikan dengan bobot masing-masing sehingga akan
memberikan harga dari bilangan desimal yang bersangkutan.

Contoh 1-1:
Pada bilangan desimal 4 digit diatas, untuk nilai LSB (Least Significant Bit) adalah 100.
Sedangkan untuk nilai MSB (Most Significant Bit) adalah 103.Jadi yang dimaksud
dengan LSB adalah bit yang mempunyai deretan biner yang paling kecil dan posisinya
terletak paling kanan, sedangkan MSB adalah bit yang mempunyai deretan biner yang
paling besar
dan posisinya terletak paling kiri.

MSB 103 102 101 100 LSB

dimana
103 = 1000
102 = 100
101 = 10
100 = 1
Untuk mencari bilangan desimal 5234, maka setiap digit bilangannya dikalikan dengan
bobot yang sesuai pada masing-masing bilangan.
5 2 3 4

4 x 100 = 4
3 x 10 =
1
30
2 x 10 = 200
2

5 x 103 = 5000 +
5234

Elektronika Digital 1 3
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital

1.3.2 Sistem Bilangan Biner


Elektronika digital menggunakan sistem bilangan biner, karena pada bilangan
biner ini hanya menggunakan digit 0 dan 1 seperti yang telah dijelaskan pada poin
1.1diatas. Sistem bilangan biner ini sering disebut juga dengan sistem basis 2.
Angka 0 dan 1 yang terdapat pada bilangan biner dapat diwujudkan oleh
besaran-besaran listrik atau tegangan yang nantinya merupakan dasar yang dipakai
dalam perhitungan rangkaian logika.
Pada sistem biner yang menggunakan dua macam digit, maka bobot-bobot yang
bersangkutan merupakan pangkat 2 dan bukan dari 10.

Hal ini dapat dilihat pada tabel 1-1:

Tabel 1-1 Bobot Faktor-Faktor Biner


128 64 32 16 8 4 2 1
27 26 25 24 23 22 21 20

Meskipun jarang digunakan pada sistem digital, kita juga mengenal pecahan
bilangan biner atau bobot bilangan biner untuk nilainya yang kurang dari 1. Hal ini
berguna untuk menggambarkan kenapa 20 sama dengan 1 tidak 0.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 1-2:

4Elektronika Digital 1
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital

1.3.3 Sistem Bilangan Oktal


Pada sistem bilangan oktal jumlah digit yang digunakan adalah 8. Digit tersebut
adalah 0,1,2,3,4,5,6 dan 7. Sistem bilangan oktal ini sering disebut juga dengan sistem
basis 8.
Sistem bilangan oktal digunakan oleh pabrik pembuat komputer yang
menggunakan kode 3 bit untuk menunjukkan jalannya instruksi atau operasi pada
komputer tersebut. Penggunaan bilangan oktal dapat direpresentasikan dengan bilangan
biner dimana dapat meringankan pekerjaan user ketika memasukkan data atau membaca
instruksi.
Pada tabel 1-2 dapat kita lihat bahwa ketika bilangan oktal melebihi 7 maka
posisi least significant kembali nol dan posisi most significant berubah menjadi 1.

Tabel 1-2 Sistem Bilangan Octal


Desimal Biner Octal
0 000 0
1 001 1
2 010 2
3 011 3
4 100 4
5 101 5
6 110 6
7 111 7
8 1000 10
9 1001 11
10 1010 12

1.3.4 Sistem Bilangan Heksadesimal


Sistem bilangan hexadesimal jumlah digit yang digunakan adalah 16. Digit
tersebut adalah 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F. Huruf-huruf A sampai F dalam
bilangan heksadesimal dipakai untuk menggantikan bilangan desimal 10 sampai 15.
dimana :
A(16) = 10(10) D(16) = 13(10)
B(16) = 11(10) E(16) = 14(10)
C (16) = 12(10) F(16) = 15(10)

Perlu diketahui bahwa bilangan heksadesimal sangat erat sekali hubungannya


dengan bilangan biner karena mikroprosesor dari sebuah komputer sistem kerjanya

Elektronika Digital 1 5
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital

menggunakan bilangan biner yang dikelompokkan ke dalam 4 bit. Dalam menyatakan


data informasinya mikroprosesor menggunakan bilangan heksadesimal.

Tabel 1-3 Sistem Bilangan Heksadesimal


Desimal Biner Heksadesimal
0 0000 0000 00
1 0000 0001 01
2 0000 0010 02
3 0000 0011 03
4 0000 0100 04
5 0000 0101 05
6 0000 0110 06
7 0000 0111 07
8 0000 1000 08
9 0000 1001 09
10 0000 1010 0A
11 0000 1011 0B
12 0000 1010 0C
13 0000 1101 0D
14 0000 1110 0E
15 0000 1111 0F
16 0001 0000 10
17 0001 0001 11
18 0001 0010 12
19 0001 0011 13
20 0001 0100 14

1.4 KONVERSI BILANGAN DESIMAL

Berikut ini akan dijelaskan bagaimana cara untuk mengubah bilangan desimal ke
bilangan- bilangan yang lainnya yaitu : bilangan biner, oktal dan heksadesimal.

1.4.1 Konversi Bilangan Desimal – Biner


Konversi bilangan desimal ke biner biasanya digunakan untuk menjalankan
komputer digital. Dimana data yang masuk ke dalam komputer akan diproses atau
dimanipulasi supaya menghasilkan informasi baru. Sebelum dimasukkan ke komputer,
data harus dirubah menjadi bentuk biner terlebih dahulu. Karena pada rangkaian
komputer hanya tanggap terhadap bilangan-bilangan biner.

6Elektronika Digital 1
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital

Untuk mengkonversikan bilangan desimal ke biner dapat dilakukan dengan 2


cara yaitu:
1. Dengan menggunakan bobot-bobot pangkat 2 seperti yang terdapat pada tabel 1.1.
Untuk lebih jelasnya lihat contoh di bawah ini :

Contoh 1-2 :
Konversikan 13310 menjadi bilangan biner.
Cara : Berdasarkan tabel 1-1 dapat dilihat bahwa pangkat 2 yang terbesar dari bilangan
ini adalah 27 (27 = 128). Karena 128 masih kurang dari 133 (133-128=5), maka 5
diambil dari 22 dan 20 (22 = 4 , 20 = 1). Prosesnya adalah :
1 0 0 0 0 1 0 1
2 7
2 6
2 5
2 4
2 3
2 2
2 1
20
133
128 
27
5
4  22
1
1 
0 20

Jawab : 100001012
2. Dengan pembagian bilangan 2 secara berulang-ulang terhadap bilangan desimal
yang bersangkutan, dan menuliskan hasil bagi serta sisanya setiap kali pembagian
dilakukan. Untuk lebih jelasnya lihat contoh dibawah ini:

Contoh 1-3:
Konversikan 12210 menjadi bilangan biner.
122  2 = 61 sisa 0 (LSB)
61  2 = 30 sisa 1
30  2 = 15 sisa 0
15  2 = 7 sisa 1
72= 3 sisa 1
32= 1 sisa 1
12= 0 sisa 1 (MSB)
Sisa pertama dari pembagian diatas adalah 0 yang merupakan LSB (least
significant bit) dan sisa pembagian terakhir adalah 1 yang merupakan MSB
(most significant bit).
Jawab : 11110102

Elektronika Digital 1 7
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital

1.4.2 Konversi Bilangan Desimal – Oktal


Konversi desimal ke oktal dapat dilakukan dengan cara membagi 8 bilangan
desimal terus menerus dan hasilnya dibaca dari bawah ke atas.

Contoh 1-4
Konversikan 4 8 610 menjadi bilangan oktal
Cara : 486 ÷ 8 = 60 sisa 6 (LSB)
60 ÷ 8 = 7 sisa 4
7 ÷ 8 = 0 sisa 7 (MSB)
Jawab : 7468

1.4.3 Konversi Bilangan Desimal – Heksadesimal


Konversi desimal menjadi heksadesimal dapat dilakukan dengan cara pembagian
16 berturut-turut dan hasilnya dibaca dari bawah ke atas.

Contoh 1-5
Konversikan 498(10) menjadi heksadesimal
Cara : 498  16 = 31 sisa 2 (LSB)
31  16 = 1 sisa 15 (=F)
1  16 = 0 sisa 1 (MSB)
Jawab : 1F2(16)

1.5 KONVERSI BILANGAN BINER

Berikut ini akan dijelaskan bagaimana cara untuk merubah bilangan biner ke
bilangan yang lainnya, yang telah dipelajari pada sub bab sebelum ini. Konversi yang
akan dijelaskan adalah biner ke desimal, biner ke oktal dan biner ke heksadesimal.

1.5.1 Konversi Bilangan Biner – Desimal


Konversi biner ke desimal dapat dilakukan dengan cara mengalikan setiap digit
biner dengan faktor biner yang cocok dan jumlahkan hasilnya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh berikut ini :

Contoh 1-6:
8Elektronika Digital 1
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital

Konversikan bilangan biner 010101102 menjadi bilangan desimal.

128 64 32 16 8 4 2 1
0 1 0 1 0 1 1 0

0 x 20 = 0
1 x 21 = 2
1 x 22 = 4
0 x 23 = 0
1 x 24 = 16

0 x 25 = 0

1 x 26 = 64

0 x 27 = 0

8610
Jawab : 86 (10)

Contoh 1-7:
Konversikan pecahan bilangan biner 1011.10102 menjadi bilangan desimal.
Cara : Setiap digit biner dikalikan dengan bobot faktor biner yang cocok berdasarkan
Gambar 1-2.

1.5.2 Konversi Bilangan Biner – Octal


Konversi bilangan biner ke bilangan octal dapat dilakukan dengan cara membuat
kelompok bilangan biner tiap 8 bit dari kanan.

Contoh 1-8:

Elektronika Digital 1 9
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital

Konversikan 101110012 mejadi bilangan octal


Cara : 10 111 001

Tambahkan 0 didepannya 010

2 7 1
Jawab : 2718
1.5.3 Konversi Bilangan Biner – Heksadesimal
Konversi biner menjadi heksadesimal dapat dilakukan dengan cara
mengelompokkan bilangan biner setiap 4 bit dimulai dari kolom sebelah kanan ( posisi
LSB). Kemudian kelompok 4 bit bilangan biner tadi diubah langsung ke dalam bilangan
heksadesimal sebagai hasil akhir.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh berikut :

Contoh 1-9
Konversikan 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0(2) menjadi heksadesimal
Cara : 1101 0110 1010

D 6 A
Jawab : D6A(16)

1.6 KONVERSI BILANGAN OKTAL

Berikut ini akan dijelaskan bagaimana cara untuk mengubah bilangan oktal ke
bilangan- bilangan yang lainnya yaitu : bilangan desimal, biner dan heksadesimal.

1.6.1 Konversi Bilangan Oktal – Desimal


Konversi bilangan oktal ke bilangan desimal prosesnya sama dengan contoh 1-6.

Contoh 1-10 :
Konversikan 3 2 68 menjadi bilangan desimal
Cara : 3 2 6

6 x 80 = 6 x 1 = 6
10
Elektronika Digital 1
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital

2 x 81 = 2 x 8 = 16
3 x 82 = 3 x64 = 192 
21410
Jawab : 21410

1.6.2 Konversi Bilangan Oktal – Biner


Konversi bilangan oktal ke bilangan biner dapat dilakukan dengan mengubah
setiap angka dari bilangan biner menjadi 3 bit.

Contoh 1-11:
Konversikan 624(8) menjadi bilangan biner
Cara : 6 2 4

110 010 1 0 0 = 1100101002


Jawab : 1100101002

1.7 KONVERSI BILANGAN HEKSADESIMAL

Berikut ini akan dijelaskan bagaimana cara untuk merubah bilangan


heksadesimal ke bilangan yang lainnya, yang telah dipelajari pada sub bab sebelum ini.
Konversi yang akan dijelaskan heksadesimal ke desimal, heksadesimal ke biner dan
heksadesimal ke oktal.

1.7.1 Konversi Bilangan Heksadesimal – Desimal


Konversi heksadesimal menjadi desimal dapat dilakukan dengan cara yang sama
seperti pada contoh 1-6.

Contoh 1-12
Konversikan 2 A 6(16) menjadi bilangan desimal

2 A 6
6 x 160 = 6 x 1 = 6
A x 161 = 10 x 16 = 160
2 x 162 = 2 x 256 = 512
678(10)

Elektronika Digital 1 11
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital

Jawab : 678(10)

1.7.2 Konversi Bilangan Heksadesimal – Biner


Konversi heksadesimal menjadi biner dapat dilakukan dengan cara mengubah
langsung setiap digit dari bilangan heksadesimal menjadi bilangan biner 4 bit ,
kemudian disusun menurut urutannya.

Contoh 1-13
Konversikan A9(16) menjadi bilangan biner
Cara : A 9
1 0 1 0 1 0 0 1 = 1 0 1 0 1 0 0 1(2)
Jawab : 10101001(2)

1.8 PERBANDINGAN SISTEM BILANGAN

Tabel 1-4 menunjukkan perbandingan empat macam sistem bilangan yang biasa
digunakan pada elektronika digital dan sistem komputer.

Tabel 1-4 Perbandingan Sistem Bilangan


Desimal Biner Oktal Heksadesimal
00 0000 0000 00 00
01 0000 0001 01 01
02 0000 0010 02 02
03 0000 0011 03 03
04 0000 0100 04 04
05 0000 0101 05 05
06 0000 0110 06 06
07 0000 0111 07 07
08 0000 1000 10 08
09 0000 1001 11 09
10 0000 1010 12 0A
11 0000 1011 13 0B
12 0000 1100 14 0C
13 0000 1101 15 0D
14 0000 1110 16 0E
15 0000 1111 17 0F
16 0001 0000 20 10
17 0001 0001 21 11
18 0001 0010 22 12
12
Elektronika Digital 1
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital

19 0001 0011 23 13
20 0001 0100 24 14

1.9 KODE BILANGAN

Pada peralatan elektronika yang menggunakan sistem digital biasanya dalam


menampilkan keluarannya akan berbentuk desimal. Di sini alat yang bekerja dengan
sistem biner harus dapat menampilkan bentuk desimal karena penampilan dengan
menggunakan sistem desimal akan mudah dimengerti daripada sistem biner.
Untuk keperluan itu, maka diperlukan suatu alat hubung yang dapat
menghubungkan sistem biner dan sistem desimal. Salah satu cara yang paling tepat
adalah dengan menggunakan sandi atau kode. Kode yang dipergunakan untuk
mengkode bilangan biner menjadi bilangan desimal disebut dengan kode BCD (binary
coded desimal). Pada kode BCD untuk menjadi bilangan desimal dari 0 sampai 9
mempergunakan kode biner 4 bit, yang masing-masing bilangan desimalnya diganti
menjadi 4 bit.
Salah satu contoh rangkaian yang menggunakan kode BCD adalah kalkulator
saku dimana dengan memasukkan bilangan desimal melalui papan tombol kalkulator
maka akan diperoleh jawaban berbentuk bilangan desimal pada penampil-penampil
LED atau LCD (liquid crystal display). Contoh-contoh lain dari kode BCD adalah
pencacah elektronik, voltmeter digital dan jam digital.
Macam-macam kode BCD yang dipakai adalah :
1. Kode BCD
2. Kode Excess-3
3. Kode Gray

1.9.1 Kode BCD


Untuk mengubah bilangan desimal menjadi kode BCD sangat mudah dilakukan
yaitu mengganti tiap-tiap digit desimal menjadi 4 bit bilangan biner dan selanjutnya
disusun menurut aturan semula.

Contoh 1-14
Konversikan 4 9 610 menjadi kode BCD
4 9 6

0100 1001 0110

Elektronika Digital 1 13
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital

Jawab : 0100 1001 0110BCD

Untuk mengkonversikan BCD menjadi bilangan desimal, prosesnya sama


dengan contoh 1-14.

Contoh 1-15
Konversikan 0111 0101 1000BCD menjadi bilangan desimal
Cara : 0111 0101 1000

7 5 8
Jawab : 75810

1.9.2 Kode Excess-3


Kode excess-3 dapat juga dipakai untuk mengganti bilangan desimal 0 sampai 9,
dimana masing-masingnya dibagi menjadi empat bilangan biner yang setiap kelompok
bit mempunyai nilai 3 kali lebih besar daripada bilangan biner yang asli. Misalnya
bilangan asli desimal 0 sama dengan 0011 dalam sandi excess dan demikian seterusnya.
Kode Excess-3 digunakan dalam banyak rangkaian aritmetik karena kode tersebut
mengkomplemenkan sendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel 1-5.

Contoh 1-16
Konversikan 543 10 menjadi kode excess-3
Cara : berdasarkan tabel 1-5 dapat dilihat
5 4 3

1000 0111 0110


Jawab : 1000 0111 0110(exces-3)

Tabel 1-5 Excess - 3


Desimal Kode Excess - 3

14
Elektronika Digital 1
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital

0 0011
1 0100
2 0101
3 0110
4 0111
5 1000
6 1001
7 1010
8 1011
9 1100

1.9.3 Kode Gray


Kode gray digunakan untuk peralatan masukan dan keluaran dalam sistem
digital. Berdasarkan tabel 1-6 kita dapat melihat bahwa kode gray tidak dikelompokkan
seperti kebanyakan kode BCD.Pada kode ini, juga sangat sukar untuk menerjemahkan
dari bilangan desimal ke kode gray dan kembali lagi ke desimal.Ada suatu cara untuk
membuat pengubahan ini, tetapi biasanya menggunakan pendekode elektronik untuk
mengerjakan tugas tersebut. Oleh sebab itu kode gray tidak bisa digunakan pada
rangkaian aritmetik. Karakteristik penting dari kode gray adalah hanya satu digit
berubah bila di cacah dari atas ke bawah seperti pada tabel 1-6.

Tabel 1-6 Kode Gray


Desimal Kode Gray
0 0000
1 0001
2 0011
3 0010
4 0110
5 0111
6 0101
7 0100
8 1100
9 1101
10 1111

1.9.4 Kode ASCII

Elektronika Digital 1 15
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital

Untuk memperoleh informasi yang keluar dan masuk pada komputer, perlu
menggunakan bilangan, huruf dan simbol-simbol lain. Ini semua berarti ada semacam
kode alfanumerik untuk unit I/O dari komputer yang bersangkutan. Dulu pernah terjadi
bahwa setiap pabrik menggunakan kode yang berbeda, dan menimbulkan segala macam
kerancuan. Akhirnya, industri-industri komputer bersepakat untuk menciptakan sistem
kode output – input yang dikenal sebagai ASCII (singkatan dari American Standard
Code for Information Interchange). Dengan sistem kode ini setiap pabrik dapat
membakukan perangkat keras I/O mereka seperti papan tombol, printer, penampilan
video dan sebagainya.
Kode ASCII (baca : ask’-ii) adalah kode 7-bit dengan format atau susunan
sebagai berikut : X6X5X4X3X2X1X0
X6X5X4 yang terdiri dari kelompok 3 bit merupakan posisi MSB dan X 3X2X1X0
yang terdiri dari kelompok 4 bit merupakan posisi LSB. Setiap X dalam susunan
tersebut dapat berupa digit 0 atau 1.

Tabel 1-7 KODE ASCII


X3X2X1X0 X6X5X4 (MSB)
(LSB) 000 001 010 011 100 101 110 111
0000 NUL DLE SP 0 @ P p
0001 SOH DC1 ! 1 A Q a q
0010 STX DC2  2 B R b r
0011 ETX DC3 # 3 C S c s
0100 EOT DC4 $ 4 D T d t
0101 ENQ NAK % 5 E U e u
0110 ACK SYN & 6 F V f v
0111 BEL ETB  7 G W g w
1000 BS CAN ( 8 H X h x
1001 HT EM ) 9 I Y I y
1010 LF SUB * : J Z j z
1011 VT ESC + ; K  k {
1100 FF FS , < L \ l 
1101 CR GS - = M  m }
1110 SO RS  > N  n ~
1111 SI US / ? O  o DEL

16
Elektronika Digital 1
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital

Contoh 1-17
Melalui sebuah papan tombol ASCII, setiap penekanan tombol akan menghasilkan
karakter ASCII seperti yang telah ditentukan. Jika anda mengetik :
PRINT X
Keluaran apa yang akan dihasilkan pada papan tombol ASCII?
Jawab : Berdasarkan tabel 1-7 dapat kita lihat:
P (101 0000), R (101 0010), I (100 1001), N (100 1110), T (101 0100), spasi
(010 0000), X (101 1000).

1.10 APLIKASI SISTEM BILANGAN

Aplikasi 1-1
Sebuah CD player mempunyai kemampuan untuk mengkonversikan sinyal 12 bit dari
sebuah CD menjadi nilai ekivalen analognya.
a. Berapa nilai bilangan heksa yang terbesar dan yang terkecil yang digunakan pada
sistem ini ?
b. Berapa banyak nilai analog yang dapat direpresentasikan oleh sistem ini ?

Jawab :
a. Nilai bilangan heksa terbesar adalah : FFF16 sedangkan yang terkecil adalah : 000 16
b. FFF16 adalah ekivalen dengan 4095 dalam bilangan desimal. Jika termasuk 0 maka
total bilangan yang bisa direpresentasikan adalah 4096.

Aplikasi 1-2
Sebuah termometer digital menggunakan BCD pada pembacaan digit displaynya.
a. Berapa banyak bit BCD untuk menggerakkan display termometer yang terdiri dari 3
digit.
b. Tunjukkan bit yang dikirim ke display untuk temperatur 147 derajat?

Jawab :
a. 12 bit , dimana 4 bit untuk setiap digit
b. 1 4 7
0001 0100 0111 = 0001 0100 0111

Aplikasi 1-3

Elektronika Digital 1 17
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital

Banyak sistem PC menggunakan kode pengalamatan 20 bit untuk mengidentifikasi


lebih dari 1 juta setiap lokasi memori.
a. Berapa banyak karakter heksa yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi alamat
untuk setiap lokasi memori ?
b. Berapa heksa 5 digit lokasi memori untuk alamat yang ke 200 ?
c. Jika menggunakan 50 lokasi memori untuk menyimpan data dan dimulai pada
lokasi 000C8H , berapa lokasi data yang terakhir?
Jawab :
a. 5 (setiap digit heksa direpresentasikan dengan 4 bit).
b. 000C7H (20010 = C8H ; tapi karena lokasi memori yang pertama adalah 00000H
maka kita mengurangkannya dengan 1).
c. 000F9H (000C8H = 20010 , 200 + 50 = 25010 , 250 – 1 = 24910 , 24910 = F9H.
Pengurangan 1 dilakukan karena lokasi C8H (20010) diterima oleh bagian data
pertama, sehingga kita hanya membutuhkan 49 space memori).

Aplikasi 1-4
Suatu bilangan yang dikodekan dalam bilangan ASCII yaitu 651-M akan disimpan
dalam memori komputer. Buatlah bentuk biner dari lokasi memori tersebut.
Jawab :
6 = 011 0110
5 = 011 0101
1 = 011 0001
- = 010 1101
M = 100 1101
Karena umumnya lokasi memori pada komputer dibentuk dengan 8 bit, karena itu perlu
penambahan 0 pada posisi yang paling kiri untuk mengisi setiap lokasi memori 8 bit.
Jadi bentuk data yang disimpan pada lokasi memori adalah :
0011 0110 0011 0101 0011 0001 0010 1101 0100 1101

Aplikasi 1-5
Dalam perencanaan proses produksi Perusahaan Kimia ABC menggunakan sebuah
komputer untuk memonitor suhu dan tekanan pada 4 tangki kimia seperti yang
ditunjukkan oleh gambar 1.3. Jika suhu dan tekanan melampaui batas tertentu (keadaan
bahaya) maka sensor tangki internal diaplikasikan dengan 1 yang bersesuaian dengan
output pada komputer. Jika semua kondisi dalam keadaan baik maka semua output akan
0.

a. Jika komputer membaca bentuk biner 0010 10002, apa masalah yang terjadi ?

18
Elektronika Digital 1
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital

b. Apa yang terjadi jika komputer membaca 55H ?


c. Berapa bilangan heksadesimal yang dibaca oleh komputer jika suhu dan tekanan
pada tangki D dan B dalam keadaan tinggi atau bahaya?
d. Pada suatu area, hanya 3 tangki yang bisa dimonitor. Berapa bilangan octal yang
dibaca jika suhu dan tekanan pada tangki B dalam keadaan tinggi?

Elektronika Digital 1 19
Sistem Bilangan dan Kode Pada Digital

Jawab :
a. Masukkan bentuk biner ke peta pada gambar 1.3b, maka dapat dilihat bahwa
tekanan tangki C dan B dalam keadaan tinggi (kondisi bahaya).
b. 55H = 0101 01012, hal ini berarti bahwa semua suhu pada masing-masing tangki
dalam keadaan tinggi (kondisi bahaya).
c. CCH (1100 11002 = CCH)
d. 148 (001 1002 = 148)

20
Elektronika Digital 1

Anda mungkin juga menyukai