RANGKAIAN DIGITAL
Kompetensi dasar :
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat memahami dengan benar
mengenai perbedaan antara data analog dengan data digital, logika biner, system
bilangan baik decimal maupun biner, octal dan heksadesimal serta dapat melakukan
operasi aritmatika decimal maupun biner.
Indikator :
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa dapat memahami dengan benar tentang :
- pengertian data analog dan digital
- logika biner dan system bilangan serta
- dapat mengoperasikan aritmatika dengan baik.
1.1.
RANGKAIAN DIGITAL
Rangkaian digital meliputi setiap aspek kehidupan kita, peralatan ini tidak hanya
digunakan pada sistem/peralatan teknik saja, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan
komsumen lainnya seperti personal computer, microwave oven, automobile, airline
reservation system, telephone exchange, digital voltmeter, calculator, dan lain
sebagainya. Semua itu melibatkan rangkaian digital untuk tujuan pemrosesan
informasi dan/atau membentuk fungsi kontrolyang diinginkan.
Pada hampir semua aktifitas, kita selalu berhubungan dengan quantitas dan
pengukuran. Informasi ini diperoses dalam bentuk digital yang dapat diekspresikan
dalam bentuk elektronik.
1.2.
tentang obyek atau sesuatu yang menarik. Perolehan informasi biasanya melibatkan
pengambilan data pengukuran.
Pengukuran dapat dibagi menjadi 2 katagori; Pengukuran analog adalah terusmenerus (continous) dan merupakan fungsi dari para meter yang diukur. Sebaliknya
TEKNIK DIGITAL
Digital adalah terputus-putus (discrete) dan ini hanya dapat berubah pada satuan yang
tetap.
Waktu (t)
(a)
Waktu (t)
(b)
a. Penambahan Volume secara discrete
b. Penambahan Volume secara continous
LOGIKA BINER
Logika biner mensyaratkan 2 karakteristik yang berbeda : variabel yang
mempunyai 2 harga dan tepat untuk operasi logika. Berbeda dengan bilanganbilangan biasa, harga variabel dalam logika biner hanya memiliki 2 keadaan. Suatu
pasangan yang dapat menunjukkan 2 keadaan tersebut dapat diambil contoh sebagai
berikut :
Buka dan tutup, tinggi (high) dan rendah (low), panas dan dingin, benar dan salah.
Pasangan kondisi tersebut dapat dipresentasikan sebagai variabel biner yaitu 0 dan
1. Jika dua kondisi tersebut dioperasikan berulang-ulang maka akan terjadi pulsa.
Dan pulsa merupakan komponen yang sangat penting dalam rangkaian dan sistem
TEKNIK DIGITAL
digital, sebagai contoh level tegangan yang berubah dari tinggi ke randah atau rendah
ke tinggi.
1.4.
SISTEM BILANGAN
Bil. Biner bilangan dasar yang dipakai untuk menipulasi data pada hardware.
Bil. Oktal , bilangan ini dipakai pada sispemrograman untuk komputer generasi
awal.
Bil Hexidesimal adalah bilangan yang dipakai untuk manipulasi data pada
software operasi microproccessor saat ini.
TEKNIK DIGITAL
No
Jenis
Basis Bilangan
Komponen
Bilangan
1.
Biner
Bil. Berbasis 2
0, 1
2.
Oktal
Bil. Berbasis 8
0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
3.
Desimal
Bil. Berbasis 10
0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
4.
Hexadesimal
Bil. Berbasis 16
0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F
( 10,375 )10
+ 2
+ 0,25 + 0,125
20
sisa
a0
4
20 : 2 =
10
sisa
a1
10 : 2 =
sisa
a2
5 :2 =
sisa
a3
2 :2 =
sisa
a4
1 :2 =
sisa
a5
Maka :
( 41 )10 = (a5 a4 a3 a2 a1 a0 )2
= ( 1 0 1 0 0 1 )2
Untuk konversi dari bil desimal pecahan ke bilangan lain dapat menggunakan metode
yang sama dengan bilangan bulat biasa, tetapi disini menggunakan perkalian. Dan
lebih jelasnya dapat dijelaskan dengan contoh berikut.
Contoh :
Konversikan bilangan ( 0,6875 )10 ke bilangan biner
Bilangan
0,6875 x 2
0,3750 x 2
0,7500 x 2
0,5000 x 2
=
=
=
=
Bulat
1
0
1
1
Sisa
+
+
+
+
Komponen
0,3750
0,7500
0,5000
0,0000
a -1
a -2
a 3
a -4
=
=
=
=
1
0
1
1
Maka :
( 0,6875 )10
= ( 0 , a 1 a -2 a -3 a -4 )2
= ( 0 , 1 0 1 1 )2
Biner
Oktal
Hexadesimal
0
1
2
3
4
5
0000
0001
0010
0011
0100
0101
00
01
02
03
04
05
0
1
2
3
4
5
TEKNIK DIGITAL
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1.4.4.
0110
0111
1000
1001
1010
1011
1100
1101
1110
1111
06
07
10
11
12
13
14
15
16
17
6
7
8
9
A
B
C
D
E
F
Konversi dari dan ke bilangan biner, oktal, hexadesimal mempunya peran yang
sangat penting dalam komputer digital. Karena ketiga jenis bilangan tersebut memiliki
hubungan yang unik 23 = 8 dan 24 = 16 , setiap sati digit bilangan oktal merupakan
konversi dari 3 digit biner dan setiap digit dari hexadesimal merupakan konversi dari
4 bilangan biner.
Konversi dari bilangan biner ke bilangan oktal dapat dilakukan dengan
mengelompokkan bilangan biner setiap 3 digit , yang dimulai dari titik biner (koma
,) ke kiri dan ke kanan, contoh dibawah ini menggambarkan prosedur di atas.
= ( 2 C 6 B , F 2 )16
TEKNIK DIGITAL
TEKNIK DIGITAL
A
B
A+B
+
+
+
+
0
1
0
1
=
=
=
=
0
1
1
102
Carry (C)
Hasil (S)
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
Untuk penjumlahan biner dengan digit lebih dari satu, dapat dijelaskan dengan
contoh-contoh berikut :
Contoh :
A = 1010
S=
C=
B = 0100
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
Maka A + B = 1 1 1 0
Contoh :
A = 1010
B = 0010
S=
TEKNIK DIGITAL
0
1
0
1
1
0
0
1
C=
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0 0 0
0
0
0
0
Maka A + B = 1 1 0 0
Contoh :
A = 1010
B = 1110
1
1
1
S=
1
C=
1
Maka A + B = 1 1
1.5.2. Pengurangan
Pada sistem biner, operasi pengurangan dapat dilakukan dengan menggunakan
aturan dasar sbb:
0
0
1
102
0
1
0
1
=
=
=
=
0
-1
1
1
Jika kita mengurangkan bilangan, kadang kita harus meminjam dari bit yang lebih
tinggi. Pinjam (borrow) ini dibutuhkan jika kita mengurangkan 0 dengan 1 . Dalam
hal ini, jika 1 dipinjam dari bit berikutnya maka akan timbul 10 2 pada baris yang
dikurangi, contoh-contoh dibawah ini menggambarkan sistem di atas.
Contoh :
1 1
0 1 1 0
A
B
A-B
1 1
1 0 0 1
A
B
A-B
Contoh :
TEKNIK DIGITAL
1 0 1
0 1 1 0 1 0
A
B
A-B
1.5.3.Perkalian
Perkalian angka-angka biner dilakukan dalam cara yang sama dengan perkalian
angka-angka desimal. Proses ini sebenarnya sederhana, karena digit pengali berupa 0
maupun 1 dan dengan demikian kita selalu mengalikan 0 dengan 1 dan tidak ada digit
lainnya. Contoh berikut ini mengilustrasikan untuk angka-angka biner tidak bertanda.
1001
1011
pengali
multiplikan
= 910
= 1110
1001
1001
0000
hasil parsial
1001
1100011
Dalam contoh ini multiplikan dan pengali adalah dalam bentuk biner benar dan tidak
digunakan bit tanda. Langkah yang diikuti dalam proses persis sama dengan perkalian
desimal. Pertama, LSB dari pengali diuji; dalam contoh kita ia adalah 1. 1 ini
mengalikan multiplikan untuk menghasilkan 1001, yang ditulis sebagai hasil parsial
pertama. Berikutnya adalah bit kedua dari pengali diuji. Ia adalah 1 sehingga 1001
ditulis untuk hasil parsial kedua.
Perhatikan bahwa parsial kedua ini digeser satu angka kekiri dari parsial pertama. Bit
ketiga pengalinya 0, dan 0000 ditulis sebagai parsial ketiga; lagi ia digeser satu tempat
kekiri terhadap parsial terdahulu. Bit pengali keempat adalah 1, dan sehingga hasil
TEKNIK DIGITAL
10
parsial terakhir adalah 1001, lagi digeser satu tempat kekiri. Keempat hasil parsial
kemudian dijumlahkan untuk menghasilkan hasil akhir.
Kebanyakan mesin-mesin digital hanya dapat menambah dua angka biner setiap
penambahan. Berdasarkan alasan inilah produk parsial yang dibentuk selama
perkalian tidak dapat ditambahkan semua bersama pada saat yang sama. Sebagai
gantinya, ia ditambahkan dua-dua setiap penambahan; yaitu, pertama ditambahkan
dengan kedua, jumlahnya ditambah pada ketiga, dan seterusnya. Proses ini sekarang
diilustrasikan untuk contoh diatas:
Jumlah
Jumlah
Jumlah
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
Hasil
Hasil parsial kedua digeser ke kiri
Jumlah dua hasil parsial pertama
Hasil parsial ketiga digeser ke kiri
Jumlah hasil tiga parsial pertama
Hasil parsial keempat digeser ke kiri
Jumlah empat hasil parsial yang sama
dengan total hasil akhir.
1.5.4.Pembagian
Proses pembagian satu angka biner (dividend) dengan lainnya (pembagi) adalah
sama seperti yang diikuti untuk angka desimal, yang mana kita biasanya mengacu
pada pembagian panjang. Proses sebenarnya adalah sederhana dalam biner karena
pada saat kita memeriksa untuk melihat berapa kali division (pembagi) masuk
kedalam dividend, hanya ada dua kemungkinan, 0 atau 1. Untuk mengilustrasikan,
pertimbangkan contoh pembagian berikut ini:
0
1 1 1
0
0
0
0
1
0
1 1
0 1
1
1 1
0 0 1
1 0 0 1 0 1
1 0 0
1
1
TEKNIK DIGITAL
( 9:3 = 3 )
0 . 1
0 . 0
( 10 : 4 = 2.5 )
0 0
0 0
11
0
Dalam kebanyakan mesin-mesin digital modern pengurangan yang merupakan bagian
dari operasi pembagian biasanya dilakukan dengan menggunakan pengurangan
komplemen 2 -- yaitu, mengambil komplemen 2 dari pengurangan dan kemudian
ditambahkan.
Pembagian angka-angka bertanda ditangani dalam cara yang sama seperti perkalian.
Angka-angka negatif dibuat positif dengan meng-komplemen dan kemudian
pembagian dilakukan. Jika dividend dan pembagi berlawanan tanda, hasil bagi
dirubah ke angka negatif dengan mengambil komplemen 2-nya dan diberikan bit
tanda 1. Jika dividend dan pembagi berada pada tanda yang sama, hasil baginya
menjadi angka positif dan diberi bit tanda 0.
1.6. KOMPLEMEN
Komplemen digunakan dalam komputer digital untuk menyederhanakan operasi
pengurangan (subtraction) dan untuk manipulasi logika. Ada dua tipe komplemen
untuk setiap sistem bilangan basis-r :
a. Komplemen r
b. Komplemen r-1
Jika harga tersebut disubstitusikan , dua tipe tsb akan diberinama komplemen 2 dan
komplemen 1 untuk bilangan biner, atau komplemen 10 dan komplemen 9 untuk
bilangan desimal.
1.6.1. Komplemen r
Suatu bilangan positif N dalam basis-r dengan bilangan bulat sebanyak n digit,
maka komplemen r dari N dapat didefinisikan sebagai r n - N untuk N 0 dan 0 untuk
N = 0. Contoh-contoh berikut ini akan memperjelas definisi diatas :
-
TEKNIK DIGITAL
12
72532
+
1
96750
69282
03250
+
0
27468
30718
=-69282
Contoh :
TEKNIK DIGITAL
13
M=1000100
N=1010100
Komplemen 2 dari N = 0 1 0 1 1 0 0
Tanpa Carry
Hasilnya = - (komplemen 2 dari 1110000)
1010100
+
1
0111100
0010000
1000100
+
0
0101100
1110000
=-10000
1.6.3. Komplemen ( r 1 )
Suatu bilangan N pada basis r dengan bagian bilangan bulat sebanyak n digit dan
bagian pecahan m digit, maka komplemen ( r 1 ) dari N didefinisikan sebagai r n-r-mN. Contoh-contoh secara numerik dapat diberikan sebagai berikut :
-
=74,360
Komplemen 1 dari (101100)2 adalah (2 -1)2 (101100)2 =
14
Contoh :
72532
+
1
+
96749
69281
1
69282
Maka hasilnya = 6 9 2 8 2
TEKNIK DIGITAL
15
Contoh :
Kurangkan ( 3250 72532)10
M=03250
N=72532
Komplemen 9 dari N = 2 7 4 6 7
Tanpa Carry
Hasilnya = - (komp. 9 dari 3 0 7 1 7)
03250
+
27467
30717
=-69282
Contoh :
Gunakan komplemen 1 untuk menunjukkan pengurangan (M N) dari bilangan biner:
M=1010100
N=1000100
Komplemen 1 dari N = 0 1 1 1 0 1 1
End Carry
End-around-carry
1010100
+
1
+
0111011
0001111
1
0010000
Hasilnya = 1 0 0 0 0
M=1000100
N=1010100
Komplemen 1 dari N = 0 1 0 1 0 1 1
Tanpa Carry
Hasilnya = - (komplemen 1 dari 1101111)
1000100
+
0
0101011
1101111
=-10000
1.7. RANGKUMAN
1. Pengambilan data pengukuran analog adalah terus menerus (contious), sebaliknya
untuk digital terputus-putus (discrete).
2. Logika biner adalah logika yang memiliki 2 keadaan yang merupakan
pasanganyang saling berlawanan seperti : buka tutup, benar salah, tinggi rendah dll.
3. Basis bilangan yang digunakan dalam digital ada beberapa diantaranya : biner,
octal decimal dan heksadesimal.
4. Konversi bilangan dapat dilakukan untuk semua basis bilangan.
TEKNIK DIGITAL
16
2.
3.
Jika suatu tegangan +5 adalah logika 1 (atau HIGH), berapakah logika 0V?
4.
5.
Berapakah nilai desimal paling tinggi yang dapat ditunjukkan oleh enam bit
6.
Berapa banyak angka berbeda yang dapat diwakili oleh enam bit?
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
TEKNIK DIGITAL
17