TEKNIK DIGITAL
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT, karena hanya berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah untuk mata kuliah TEKNIK DIGITAL Semester III
Universitas Pancabudi . Pada kesempatan ini pula, penulis dengan segala kerendahan hati
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak terutama rekan-rekan pengajar
Program Studi Teknik Elektro Universitas Pancabudi, yang telah banyak memberikan
masukan ide, saran, dan kritik demi meningkatkan qualitas penyampaian buku ini. Akhirnya
penulis berharap buku ini berguna bagi setiap orang yang membaca/mempelajarinya.
1|Page
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
2|Page
BAB I
PENDAHULUAN
3.1 LATAR BELAKANG
Sistem bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item
fisik. Sistem bilanan yang banyak dipergunakan oleh manusia adalah sistem bilangan desimal, yaitu
sisitem bilangan yang menggunakan 10 macam simbol untuk mewakili suatu besaran. Sistem ini
banyak digunakan karena manusia mempunyai sepuluh jari untuk dapat membantu perhitungan.
Lain halnya dengan komputer, logika di komputer diwakili oleh bentuk elemen dua keadaan yaitu
off (tidak ada arus) dan on (ada arus). Konsep inilah yang dipakai dalam sistem bilangan binary
yang mempunyai dua macam nilai untuk mewakili suatu besaran nilai.
Sistem Digital berfungsi untuk mengukur suatu nilai atau besaran yang bersifat tetap atau
tidak teratur dalam bentuk diskrit berupa digit digit atau angka angka. Biasanya sebelum
mempelajari lebih dalam tentang sistem digital pertama pasti kita akan mempelajari yang namanya
Sistem Bilangan. Sistem bilangan memiliki 4 macam yaitu Biner, Oktal, Desimal, HexaDesimal.
3|Page
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN UMUM
Rangkaian digital meliputi setiap aspek kehidupan kita, peralatan ini tidak hanya digunakan pada
sistem/peralatan teknik saja, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan komsumen lainnya seperti
personal computer, microwave oven, automobile, airline reservation system, telephone
exchange, digital voltmeter, calculator, dan lain sebagainya. Semua itu melibatkan rangkaian
digital untuk tujuan pemrosesan informasi dan/atau membentuk fungsi kontrolyang
diinginkan.Pada hampir semua aktifitas, kita selalu berhubungan dengan quantitas dan
pengukuran. Informasi ini diperoses dalam bentuk digital yang dapat diekspresikan dalam
bentuk elektronik.
4|Page
Gambar diatas menunjukkan 2 gelas kimia yang sedang diisi air , yang satu diisi dari kran (tap)
dengan air menetes, sedangkan yang lain dengan kran mengucur.
Keadaan air pada gelas kimia (a) mempunyai sifat digital, dimana perubahan volume yang
kecil itu sama dengan satu tetes air dan kenaikan volumenya naik menurut step-step.
Pada gelas (b), volume air naik secara kontinyu, maka ini merupakan sifat analog
5|Page
BAB III
ISI
A. LOGIKA BINER
Logika biner mensyaratkan 2 karakteristik yang berbeda : variabel yang mempunyai 2
harga dan tepat untuk operasi logika. Berbeda dengan bilangan-bilangan biasa, harga
variabel dalam logika biner hanya memiliki 2 keadaan. Suatu pasangan yang dapat
menunjukkan 2 keadaan tersebut dapat diambil contoh sebagai berikut :Buka dan tutup, tinggi
(high) dan rendah (low), panas dan dingin, benar dan salah. Pasangan kondisi tersebut dapat
dipresentasikan sebagai variabel biner yaitu ‘0’ dan ‘1’. Jika dua kondisi tersebut dioperasikan
berulang-ulang maka akan terjadi pulsa. Dan pulsa merupakan komponen yang sangat penting
dalam rangkaian dan
sistem digital, sebagai contoh level tegangan yang berubah dari tinggi ke randah atau rendah ke
tinggi.
B. SISTEM BILANGAN
Pengertian Umum.Dalam kehidupan sehari-hari, kita sudah terbiasa menggunakan sistem
bilangan desimal yang mempunyai komponen dari 0 sampai 9. Jika bilangan tersebut lebih dari 9
maka harus dituliskan dalam 2 digit atau lebih dengan ketentuan bahwa posisi paling kanan
adalah satuan kemudian puluhan, ratusan, ribuan dst.Untuk mengekspresikan bilangan desimal
dapat ditunjukkan seperti contoh berikut : Sebuah bilangan desimal 7392 mewakili suatu
persamaan penjumlahan dari :
7 ribuan + 3 Ratusan + 9 puluhan + 2 satuan
Ribuan, ratusan, puluhan dan satuan merupakan pemangkatan dari 10 yang menunjukkan
posisi dari koefisien-koefisien. Untuk lebih jelasnya dapat ditulis sebagai berikut :
7392 = 7 x 103 + 3 x 102 + 9 x 101 + 2 x 100
Secara umum posisi koefisien dapat ditulis sebagai berikut :=
a 3 a 2 a 1 a 0 , a-1 a-2 a-3
atau dapat diexpresikan sebagai berikut :=
a 3 . 103 + a 2 . 102 + a 1 . 101 + a 0 . 100 + a -1 . 10-1 + a -2 . 10-2 + a -3 . 10-3
Dari penjelasan diatas, maka dapat dituliskan rumus umum dan diekspresikan dengan bilangan
R dan koefisien a :
a n . Rn + a n-1 . Rn-1 + …... + a 1 . R1 + a 0 . R0 + a -1 . R-1 + ..… + a -n . R-n ……. 1)
6|Page
C. Basis Bilangan
Dalam sistem digital ada beberapa sistem bilangan yang sering dipakai, diantaranya :
a. Bil. Biner bilangan dasar yang dipakai untuk menipulasi data pada hardware
b. Bil. Oktal , bilangan ini dipakai pada sispemrograman untuk komputer generasi awal.
c. Bil Desimal adalah bilangan yang setiap hari kita pakai.
d. Bil Hexidesimal adalah bilangan yang dipakai untuk manipulasi data pada software
operasi microproccessor saat ini.
D. Konversi Bilangan
Untuk mengetahui hubungan antara jenis bilangan satu dengan yang lain, maka perlu
dijelaskan bagaimana sistem konversi bilangan tsb, dengan menggunakan referensi bilangan
yang paling kita kenal yaitu:
Bilangan OKTAL
Konversi dari dan ke bilangan biner, oktal, hexadesimal mempunya peran yang sangat
penting dalam komputer digital. Karena ketiga jenis bilangan tersebut memiliki hubungan yang
unik 23 = 8 dan 24 = 16 , setiap sati digit bilangan oktal merupakan konversi dari 3 digit biner
dan setiap digit dari hexadesimal merupakan konversi dari 4 bilangan biner. Konversi dari
bilangan biner ke bilangan oktal dapat dilakukan dengan mengelompokkan bilangan biner
setiap 3 digit , yang dimulai dari titik biner (koma “,”) ke kiri dan ke kanan, bilang ini terdiri
dari 8 basis, yakni 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Cara menghitungnya pun sama dengan biner.
Namun perbedaannya adalah menggunakan penjumlahan 8 pangkat. Berikut contoh 1321(8) ke
desimal.
7|Page
Sehingga diartikan 1321(8) = 721(10)
Bilangan Hexadesimal
Bilangan ini terdiri atas 16 basis, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F. Dimana
huruf – huruf yang tertera diartikan sebagai lanjutan dari angka – angka sebelumnya. Misal huruf
A diterjemahkan sebagai angka 10, huruf B angka 11, dan seterusnya hingga huruf F diterjemahkan
dengan angka 16. Perbedaan lainnya dalam basis ini, dari cara penulisan angka diawali dengan 0x
dan menghitung ke desimal menggunakan penjumlahan 16 pangkat.
Contohnya jika diterjemahkan dalam bilangan hexadesimal 19F(16) ke desimal.
Bilangan Desimal.
Dalam bilangan desimal, terdiri dari 10 basis angka, yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 0. Selain
itu, bilangan desimal juga dapat dikonversikan kedalam basis bilangan lainnya. Namun, desimal
merupakan kebalikan dari penjumlahan basis lain, yaitu dengan cara pembagian.
8|Page
Dalam penulisannya, angka hasil dari pembagian pertama berada di ujung kiri, lalu berurut sampai
kearah kanan.
Sehingga diterjemahkan dalam binari menjadi 251(10) = 1111 1011(2).
b. Desimal ke Oktal
Dalam penerjemahan desimal ke oktal, bilangan desimal dibagi dengan 8. Desimal akan terus
dibagi hingga habis atau bernilai sama dengan 0. Jika sisa, maka hasil tersebutlah yang dituliskan.
Dalam penulisan oktal, hasil dari pembagian pertama berada di ujung kiri, berurut hingga kearah
kanan.
Sehingga menjadi 251(10) = 373(8).
c. Desimal ke Hexadesimal
Menerjemahkan desimal ke hexadesimal akan dibagi dengan 16. Bilangan akan dibagi hingga
habis atau bernilai yang sama dengan 0. Jika sisa, maka nilai tersebut yang dituliskan.
Contoh 251(10) ke hexadesimal.
9|Page
Dalam penulisan hexadesimal, nilai hasil pembagian pertama berada di ujung kiri, lalu berurut
sampai kearah kanan.
Sehingga dikonversikan menjadi 251(10) = FB(16).
10 | P a g e
BAB IV
KESIMPULAN
11 | P a g e
BAB V
CONTOH SOAL
1. 1110102 = …………. 10 ?
Jawab :
2. 10000112 = …………. 10 ?
Jawab :
10000112 = (1 x 26) + (0 x 25) + (0 x 24) + (0 x 23) + (0 x 22) + (1 x 21) + (1 x 20)
= 64 + 0 + 0 + 0 + 0 + 2 + 1
= 67
Maka, 10000112 = 6710
12 | P a g e
124 : 2 = 62 ( Tidak Ada Sisa, Maka Ditulis [0] )
62 : 2 = 31 ( Tidak Ada Sisa, Maka Ditulis [0] )
31 : 2 = 15 ( Sisa 1, Maka Ditulis [1] )
15 :2 =7 ( Sisa 1, Maka Ditulis [1] )
7 :2 =3 ( Sisa 1, Maka Ditulis [1] )
3 :2 =1 ( Sisa 1, Maka Ditulis [1] )
1 :2=0 ( Sisa 1, Maka Ditulis [1] )
0 :2 =0 (Tidak Ada Sisa, Maka Ditulis [0])
Untuk Menuliskan Notasi Binernya, Pembacaan Dilakukan Dari Bawah, Sehingga Menjadi
11111000100
4. (100)2 = …………. 10 ?
(100)2 = (1 x 22) + (0 x 21) + (0 x 20)
=4+0+0
=4
Maka, (100)2 = 410
5. (1110101010)2 = …………. 16 ?
Cara Menyelesaikan :
Bagi Menjadi Kelompok Yang Terdiri Dari 4 Digit Biner : 11 1010 1010
112 = (1 x 21) + (1 x 20) = 2 + 1 = 3
10102 = (1 x 23) + (0 x 22) + (1 x 21) + (0 x 20) = 8 + 0 + 2 + 0 = 10 = A
10102 = (1 x 23) + (0 x 22) + (1 x 21) + (0 x 20) = 8 + 0 + 2 + 0 = 10 = A
Maka Jawabannya Adalah
(1110101010)2 = 3AA16
6. (10101101)2 = …………. 16 ?
Cara Menyelesaikan :
Bagi Menjadi Kelompok Yang Terdiri Dari 4 Digit Biner : 1010 1101
10102 = (1 x 23) + (0 x 22) + (1 x 21) + (0 x 20) = 8 + 0 + 2 + 0 = 10 = A
11012 = (1 x 23) + (1 x 22) + (0 x 21) + (1 x 20) = 8 + 4 + 2 + 1 = 13 = D
9. (6328)10 = …………. 16 ?
6328 : 16 = 395 ( Sisa 8, Maka Ditulis [8] )
395 : 16 = 24 (Sisa 11, Maka Ditulis [B] )
24 : 16 = 1 ( Sisa 8, Maka Ditulis [8] )
1 : 16 = 0 ( Sisa 1, Maka Ditulis [8] )
Untuk Menuliskan Notasi Hexadecimalnya, Pembacaan Dilakukan Dari Bawah, Sehingga
Menjadi 18B816
17 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
www.v-behaviorurldefaultvmlo.html
www.sistem-bilangan-digital.html
https://rumusrumus.com/konversi-bilangan/