Anda di halaman 1dari 28

Makalah Elektronika Digital

RANGKAIAN PENCACAH

Disusun Oleh :
Kelompok II

1. Nuraeni (ketua) (H021191002)

2. Suci Ramadani (H021191008)

3. Jasmine Khairunisa Putri Anjhani (H021191011)

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021

i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
I.3 Tujuan................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
II.1 Rangkaian Pencacah .......................................................................................... 3
II.2 Jenis Jenis Counter ............................................................................................. 4
II. 3 Simulasi Rangkaian Counter up an down .......................................................... 16
II. 4 Aplikasi Rangkaian Counter .............................................................................. 22

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 23


III. 1 Kesimpulan ....................................................................................................... .23
III. 2 Saran ................................................................................................................. .23

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ .24


LAMPIRAN ........................................................................................................................ 25

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Rangkaian Pencacah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Elektronika digital. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang turut berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini, sehingga
makalah ini dapat tersusun dengan baik.
Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga kami
dapat menyusun makalah yang lebih baik di masa depan. Penulis yakin makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dalam kehidupan sehari-hari.

Makassar, 5 November 2021

Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang
dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik
dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronika, termokopel,
semikonduktor dan lain sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat alat seperti ini
merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bentuk desain dan pembentukan
sirkuit elektroniknya adalah bagian dari teknik elektro, teknik komputer dan
ilmu/teknik eletronika dan sistem instrumentasi. Peralatan listrik cenderung
menggunakan rangkaian listrik digital. Bahkan saat ini rangkaian elektronika digital
sudah bukan barang asing lagi. Sebenarnya, sebuah rangkaian digital tidak harus
selalu berupa rangkaian rumit dengan banyak komponen kecil seperti yang ada pada
komputer, handphone atau kalkulator. Sebuah rangkaian dengan kerja sederhana
yang menerapkan prinsip-prinsip digital, juga merupakan sebuah rangkaian digital.
Rangkaian listrik digital dibangun dari gerbang logika. Ada beberapa
rangkaian yang ketahui ada rangkaian kombinasi dan rangkaian sequensial salah
satunya adalah rangkaian pencacah (counter). Tanpa kita sadari, hampir semua
yang berkaitan dengan listrik pastinya berkaitan erat dengan bidang elektronik.
Contohnya adalah waktu yang digunakan dalam mengatur lalu-lintas atau sering
disebut sebagai pengatur jalan (Lampu merah). Lampu pengatur jalan ini
merupakan salah satu contoh dari keberadaan instrument elektronik. Dimana lampu
pengatur jalan tersebut dirancang sedemikian rupa dengan waktu (timer) yang di
sesuaikan. Waktu (timer) yang digunakan dalam pengatur jalan-nya lalu lintas
tersebut merupakan salah satu aplikasi dari counter (Pencacah).

Pada makalah ini menjelaskan tentang rangkaian pencacah. Rangkaian


pencacah (Counter) sangat penting dipelajari dalam elektronika digital. Dengan
demikian perlu adanya pemahaman tersendiri mengenai rangkaian ini.

1
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud rangkaian pencacah?
2. Jelaskan jenis jenis counter?
3. Bagaimanakah simulasi rangkaian counter up and down?
4. Bagaimanakah aplikasi Rangkaian pencacah (counter)?

I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui rangkaian pencacah
2. Untuk mengetahui jenis jenis counter
3. Untuk mengetahui simulasi rangkaian counter up and down
4. Untuk mengetahui aplikasi Rangkaian pencacah (counter)

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Rangkaian pencacah (Counter)

Pencacah merupakan suatu rangkaian logika (sekuensial) atau rangkaian


sirkuit digital yang berbentuk chip yang berfungsi untuk mencacah jumlah pulsa
pada bagian input dan keluaran berupa digit biner dengan saluran tersendiri untuk
setiap pangkat dua misalnya 20 , 21 , 22 dan seterusnya yang umumnya dihasilkan
dari oscillator. Penghitung ini biasa menghitung pulsa secara biner murni (binary
counter) atau menghitung secara desimal terkodekan (decimal counter). Hal ini
dikarenakan counter membutuhkan karakteristik memori.
Menurut jumlah pulsa yang dapat dicacah, terdapat jenis pencacah modulo-
2n (n=1, 2, 3, …), contoh pencacah modulo-4, pencacah modulo-8 dan pencacah
modulo-16. Jika clock ke-0 dinyatakan sebagai keadaan awal pencacah, jumlah
pulsa yang dapat dicacah oleh pencacah modulo-4 adalah 4 buah yaitu pulsa ke-0,
ke-1, ke-2, ke-3 dan pada pulsa clock ke-4, output pencacah ini akan reset kembali
ke 0. Pada pencacah modulo-8, output akan reset pada clock ke-8 sehingga
pencacah ini hanya mampu mencacah pulsa clock ke-0 sampai dengan pulsa clock
ke-7. Selain pencacah modulo-2n terdapat pula pencacah seperti modulo-5, modulo-
6 dan modulo10. Pewaktu (timer) memegang peranan penting dalam pengoperasian
counter. Dibawah ini merupakan diagram blok sistem pencacah.
Menurut pengaktifan elemen penyimpanannya dan dalam hal ini elemen
penyimpanan pencacah adalah flip-flop. Pencacah (counter) terbagi atas beberapa
jenis, terdapat pencacah jenis tak serempak atau pencacah tak sinkron
(asynchronous counter) dan pencacah jenis serempak atau pencacah sinkron
(synchronous counter) ada juga pencacah naik-turun (up-down counter) dan
pencacah lingkar (ring counter).
Counter tersusun atas sederetan flip-flop yang dimanipulasi sedemikian
rupa dengan menggunakan peta Karnough sehingga pulsa yang masuk dapat
dihitung sesuai rancangan. Dalam perancangannya counter dapat tersusun atas
semua jenis flip-flop, tergantung karakteristik masing-masing flip-flop tersebut.

3
Gambar II.1 Diagram rangkaian pencacah (Counter)

II.1.1 Fungsi Rangkaian pencacah (Counter)


Rangkaian counter befungsi untuk melakukan perhitungan angka secara
berurutan baik itu perhitungan maju ataupun perhitungan mundur.Yang dimaksud
dengan perhitungan maju adalah di mana rangkaian akan menghitung mulai
dariangka yang kecil menuju angka yang lebih besar. Sedangkan perhitungan
mundur adalah sebaliknya. Perhitungan bisa mencapai jumlah yang tidak terbatas
tergantung perancangan rangkaian ataupun tuntutan kebutuhan. Untuk contoh
diatas hanya menggunakan satu buah IC decade counter dan satu buah seven
segment sehingga hanya bisa mewakili fungsi akan satu digitatau angka satuan.
Untuk membuat fungsi yang lebih banyak anda tinggal menambah IC dan 7-
segmentnya sesuai dengan fungsi yang diinginkan.

II.2 Jenis-Jenis Rangkaian Pencacah

Menurut cara kerja masukan pulsa ke dalam setiap flip-flop, maka counter
dapat dibagi menjadi:
A. Asynchronous Binary Up Counter
Counter ini dapat menghitung biangan biner dengan urutan dari bawah ke
atas. Apabila digunakan 4 buah flip-flop, maka kita dapat melakukan hitunga paling
tinggi adalah 1111. Counter yang dapat menghitung sampai 1111 disebut 4 bit
binary counter. Oleh karena dapat menghitung dengan cara ke atas, maka disebut
pula asynchronous 4 binary up counter.

4
Gambar II.2 Asynchronous Binary Up Counter
Pada rangkaian di atas, input J dan K dari seluruh flip-flop dibuat dalam
keadaan 1. Sebelum pulsa pertama yang akan dihitung masuk ke input, maka
seluruh output counter L4, L3, L2 dan L1 dibuat 0 terlebih dahulu dengan jalan
membuat clear dalam keadaan 0 walaupun sesaat.
Pada saat pulsa pertama bergerak dari 1 ke 0, maka output flip-flop A akan
berubah dari 0 ke 1, Ouput B akan tetap karena sinyal yang masuk pada input clock
berubah dari 0 ke 1. Flip ke 3 dan 4 juga tidak mengalami perubahan karena belum
ada perubahan pada input clocknya. Jadi dapat disimpulakan bahwa sesudah pulsa
pertama datang keadaan ouput L4, L3, L2, L1 adalah 0001.
Selanjutnya apabila pulsa kedua bergerak dari 1 ke 0, output flip-flop 1 akan
kembali menjadi 0, akibatnya terjadi perubahan juga pada input clock flip-flop 2
(dari 1 ke 0) sehingga ouput flip-flop 2 menjadi 1. Sedangkan flip flop 3 dan 4
outputnya belum mengalami perubahan karena pulsa input clocknya belum
mengalami perubahan dari 1 ke 0. jadi sekarang output rangkaian counter ini adalah
0010.
Begitulah seterusnya sampai pulsa ke 15 datang. Keempat output rangkaian
counter akan bernilai 1111. Begitu masuk pulsa ke 16 (perubahan dari 1 ke 0)
datang maka output dari masing-masing flip-flop akan berubah menjadi 0000
(seperti keadaan awal).

B. Asynchronous Binary Down Counter


Prinsip kerja dari counter ini adalah kebalikan dari up counter, yaitu
menghitung bilangan biner dengan urutan mulai dari atas ke bawah (dari besar ke
kecil). Prinsip kerjanyapun tidak jauh berbeda dari up counter. Bedanya hanya
setiap output flip-flop diambil dari output Q, sedangkan input clocknya

5
dihubungkan dengan ouput not Q dari flip-flop sebelumnya. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat gambar berikut.

Gambar II.3 Asynchronous Binary Down Counter


Prinsip Kerjanya dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sebelum pulsa pertama datang dan masuk ke input, seluruh output counter
Q3,2,1,0 dibuat 0 dengan menggunakan direct clear walaupun sebentar saja. Pada
saat pulsa pertama bergerak dari 1 ke 0, maka output flip-flop 0 akan berubah
menjadi 1. Not Q flip-flop A berubah dari 1 ke 0 juga. Hasil perubahan ini akan
masuk ke flip-flop 1 sehingga menyebabkan output Q2 menjadi 1. Hal yang sama
juga terjadi pada flip-flop 2 dan 3 sehingga output mereka berubah menjadi 1. Jadi
sesudah pulsa pertama masuk output counter akan berubah menjadi 1111.
Ketika pulsa ke dua masuk (berubah dari 1 ke 0), maka output flip-flop
pertama akan berubah dari 1 ke 0 yang berarti output not Q nya juga berubah dari
0 ke 1. perubahan output not Q ini akan diteruskan ke flip-flop yang kedua. Tetapi
tidak akan menyebabkanperubahan pada flip-flop ke dua (Q flip-flop ke dua masih
tetap 1). Hal yang sama juga terjadi pada flip ketiga dan keempat. Jadi pada pulsa
yang kedua ini output dari keempat flip-flop tersebut adalah 1110.
Demikianlah seterusnya sampai pulsa ke 15 sehingga ouputnya menjadi
0001. Ketika pulsa ke 16 datang output rangkaian berubah menjadi 0000. Jadi
rangkaian ini merupakan rangkaian pencacah (counter) dari nilai tertinggi (atas) ke
nilai terendah (bawah) yaitu dari 1111 sampai 0000.

C. Asynchronous Up Down Counter


Suatu rangkaian elektronik yang mempergunakan sistem digital sering
memerlukan suatu alat pencacah yang dapat menghitung ke atas dan bisa juga

6
menghitung ke bawah. Alat pencacah yang dapat melakukan penghitungan seperti
ini disebut dengan binary up down counter. Alat ini dapat menghitung ke atas dan
ke bawah dengan mengatur suatu alat pengontrol tertentu.

Gambar II.4 Asynchronous Up Down Counter


Dengan memanfaatkan tombol up dan down pada gambar di atas kita dapat
melakukan proses penghitungan dari atas atau dari bawah.

D. Synchronous Binary Up Counter


Jika pada asynchronous counter pulsa yang akan dihitung datangnya tidak
serentak, maka pada synchronour counter ini pulsa yang ingin dihitung ini masuk
ke dalam setiap flip-flop serentak (bersama-sama) sehinga perubah output setiap
flip-flop akan terjadi secara serentak. Oleh karena itu proses penghitungan pada
synchronous counter ini akan lebih cepat jika dibandingkan dengan asynchronous
counter.

Gambar II.5 Synchronous Binary Up Counter

7
E. Syinchronous Binary Down Counter
Sama dengan synchronous binary up counter di atas, hanya saja bedanyan
rangkaian ini melakukan penghitungan dari atas ke bawah. Rangkaiannya dapat
dilihat pada gambar berikut.

Gambar II.6 Syinchronous Binary Down Counter

F. Synchronous Binary Up Down Counter


Pada rangkaian ini bisa dilakukan proses penghitungan ke atas atau ke
bawah dengan memanfaatkan tombol pengatur proses penghitungan. Rangkaiannya
dapat dilihat seperti berikut.

Jika kita menggunakan kontrol up counter maka rangkaian yang aktif adalah

Sedangkan jika kita menggunakan down counter maka rangkaian yang aktif adalah

8
Gambar II.7 Synchronous Binary Up Down Counter
Dengan merangkaiakan beberapa buah JK flip-flop dapat dibentuk beberapa
jenis counter. Jumlah kemampuan menghitung dari counter bergantung pada
jumlah flip-flop yang digunakan. Semakin bnayak jumlah flip-flop yang digunakan,
semakin besar pula jumlah menghitung yang dapt dilakukan.
Selain dapat menghitung pulsa, counter dapat juga digunakan untuk pembagi
frekuensi. Frekuendi output dari sebuah flip-flop adalah setengah dari frekuensi
inputnya. Jadi, pada counter yang menggunakan empat buah flip-flop akan
membagi 16 frekusensi inputnya (f output = 1/16 f input).
Pada contoh counter yang sudah dibahas di atas hanya mampu menghitung
sampai bilangan tertentu saja, 2, 4, 6, 8, 16, 32 dan seterusnya. Untuk dapat
melakukan penghitungan diluar bilangan tersebut diperlukan rangkaian khusus
yang akan kita bahas pada tema selanjutnya.
Menurut urutan hitungan yang terbentuk pada outputnya, maka counter dapat
dibagi menjadi:
1. Up Counter
Up Counter adalah counter yang dapat menghitung secara berurutan dari
bilangan terkecil sampai bilangan terbesar. Sebagai contoh: 0-1-2-3-4-5.
“Rangkaian counter dapat dibuat dengan menggabungkan sejumlah flip-flop,
contoh menggunakan JK-FF dengan menghubungkan J dan K ke VCC.” Langkah
yang digunakan dalam merancang sebuah counter sebagai berikut :
1. Buat state diagram dengan rangkaian counter yang ingin dirancang. Dengan
menggunakan state diagram maka dengan mudah memahami urutan keluaran
daricounter. Kemudian, Menentukan jenis flip-flop yang ingin digunakan.
Aplikasikan karakteristik pada table kebenaran rangkaian yang dibuat.

9
b. Terakhir dengan menggunakan peta karnough, guna untuk menentukan
masing-masing persamaan dari digital JA, KA, JB, KB, JC dan KC. setelah
itu membuat rangkaian digital yang sesuai dengan persamaan digital yang
didapatkan.
2. Down Counter
Selain meghitung naik dari nol sampai beberapa nilai yang ditentukan,
terkadang perlu juga untuk menghitung turun dari nilai yang sudah ditentukan
menjadi nol yang dapat memungkinkan untuk menghasilkn output aktif yang ketika
dihitung nol atau pra-lainnya. Nilainya akan tetap tercapai.
Penghitungan turun sering disebut dengan down counter penghitung turun
biner. Penghitungan ini berkurang satu setiap pulsa clock eksternal dari beberapa
nilai yang telah ditentukan. IC bertujuan ganda khususnya seperti TTL 74LS193
atau CMOS CD4510 yaitu penghitung biner atas atau bawah biner 4-bit yang
mempunyai pin untuk input tambahan yang digunakan untuk memilih mode
penghitung naik atau turun.
3. Counter Sinkron
Perhitungan pada counter sinkron adalah di setiap flip-flopnya menerima
input Clock di saat yang bersamaan , karena counter sinkron ini dirangkai secara
parallel. Sedangkan menurut Soumitra Kumar Mandal (2019: 3.64) “Penghitung
sinkron diatur sedemikian rupa sehingga semua flip-flop di penghitung dipicu
secara bersamaan dan semua bit keluaran juga mengubah keadaan secara
bersamaan.” Dengan hal ini, semua flip-flop di penghitung sinkron akan berubah
statusnya secara bersamaan. Hal ini dapat terjadi ketika Clock terhubung dengan
semua flip-flop sehingga semua flip-flop meneriman Clock Pulse yang sama dalam
waktu yang bersamaan.

Gambar II.8 Rangkaian Counter Sinkron

10
Pada gambar diatas menunjukkan bahwa input Clock terhubung langsung
dengan empat flip-flop dan kedua input J-K tinggi. Dengan itu, J-K flip-flop akan
beroperasi dalam mode toggle dan pola frekuensi divide-by-two dapat diperoleh
dari output masing-masing flip-flop. Sirkuit ini tidak bisa dijadikan sebagai
penghitung. Untuk mencapai urutan biner, input J-K dari flip-flop akan
dihubungkan ke output tahap sebelumnya secara langsung atau dengan beberapa
pengaturan khusus.

Dalam Counter Sinkron juga terdapat istilah carry propagation delay, yang
dimana terdapat perbedaan manipulasi gerbang yang menyebabkan perbedaan
waktu tunda. Counter sinkron ini secara logis mengatur flip-flop dan gerbang logika
AND untuk mengimplementasikan fungsi perhitungan tersebut.
Dengan ini, Counter Sinkron bisa dikatakan lebih cepat pengoperasiannya
dibandingkan dengan Counter Asinkron, karena setiap flip-flop nya tidak
menerima input dari Clock secara bersamaan.

Gambar II.9 Rangkaian Counter Sinkron 2


Karakteristik Counter Sinkron
- Setiap flip-flopnya menerima input dari Clock secara bersamaan
- Counter Sinkron sangat kompleks
- Bisa dibilang Counter Sinkron operasinya cepat
- Pada peroperasiannya, membutuhkan konsumsi daya yang lebih banyak
- Counter Sinkron membutuhkan lebih banyak perangkat keras
- Biayanya lebih mahal.

11
Desain Counter Sinkron
Counter sinkron banyak digunakan di sirkuit digital menggunakan empat tipe
flip-flop. Counter sinkron digunakan untuk membagi frekuensi, menghitung waktu
dan pulse. Konfigurasi yang sangat optimal dari counter sinkron n-bit. Pada counter
sinkron setiap flip-flop dipicu melalui clock pulse tunggal. Ashish Kumar Luhach,
dkk. (2019: 89) mengatakan bahwa “Pada outputnya berkelanjutan akan berubah
tergantung pada kedua ujung clock. Counter sinkron yang diusulkan adalah mod-4
(2-bit), selanjutnya dapat dimodifikasi menjadi mod-8 (3-bit), mod-16 (4-bit) dan
masih banyak lagi”. JK flip-flop dan sirkuit logika kombinasional lainnya lah
design yang dimaksudkan disini.

Gambar II.10 QCA-based 2-bit counter sinkron. (1) block diagram,


(2) schematic diagram, dan (3) QCA layout
Pada gambar diatas, sudah diterangkan counter sinkron yang dimaksud terdiri
dari dua JK flip-flop yang terhubung bersama dan mekanisme pemicu tepi
disediakan dengan menghubungkan flip-flop JK ke clock tunggal. Dalam arsitektur
yang sudah di diusulkan diatas, dua flip-flop JK dipekerjakan dan menerima clock
secara bersamaan.
4. Counter Asinkron
Pencacah Asinkron bekerja dengan menyusun seri flip-flop dalam keadaan
toggle secara bersamaan. Keluaran tiap-tiap flip-flop digunakan sebagai clock
untuk flip-flop berikutnya secara berurutan. Hal ini menyebabkan flip-flop berubah
secara asinkron, seperti gelombang. (Ratih Listiyarini, 2019: 104).
Pencacah Asinkron dikenal dengan nama pencacah ripple (ripple counter).
Pada pencacah asinkron, flip-flop akan berguling (berubah kondisi dari 0 ke 1) atau
sebaliknya secara berurutan. Hal ini disebabkan karena flip-flop yang paling ujung

12
saja yang dikendalikan oleh sinyal clock. Sedangkan sinyal untuk flip-flop yang
lainya diambil dari masing-masing flip flop sebelumnya.

Gambar II.11 Rangkaian Counter Asinkron


Karakteristik Counter Asinkron
- Setiap flip-flopnya menerima input dari Clock tidak bersamaan.
- Counter Asinkron bersifat sederhana/tidak kompleks.
- Bisa dibilang Counter Asinkron operasinya lambat.
- Pada peroperasiannya, membutuhkan konsumsi daya yang lebih sedikit.
- Counter Asinkron membutuhkan lebih sedikit perangkat keras.
- Biayanya lebih murah.
Perancangan Counter Asinkron
Counter Asinkron tersusun atas flip-flop yang dihubungkan secara seri, dan
pemicunya tergantung dari flip-flop sebelumnya. Untuk merancang counter ini
perlu ditetapkan modulo dan counter yang ingin dirancang. (Estu Sinduningrum,
2019:116) Untuk modulo-2n, prosedur perancangannya adalah seperti berikut:
a. Menetapkan counter asinkron, misalnya akan dirancang dengan modulo-8 atau
modulo-2n, dengan n=3
b.Menentukan jumlah dan jenis flip-flop, misalnya flip-flop J-K sebanyak n buah,
dalam hal ini 3 buah.
c. Melakukan pengaturan input-input flip-flop. Untuk flip-flop J-K, hubungkan
semua input J dan input K dengan level logika 1. Untuk flip-flop T, hubungkan
semua input T dengan level logika 1, dan untuk D hubungkan tiap input D dengan
komplemen utamanya.
d.Memberikan input counter asinkron ke input clock flip-flop yang berada paling
kiri.

13
e. Menghubungkan output flip-flop yang kiri dengan input clock flip-flop disebelah
kanannya dan seterusnya.
f. Ambil output counter melalui stiap output fli-flop. Output yang paling kiri adalah
LSB dan yang paling kanan adalah MSB.
Tabel Kebenaran Counter Asinkron
Table 1 Counter Asinkron Modulo-8

Table 2 Counter Asinkron Modulo-5

Dari tabel di atas, terlihat jika output 5 desimal atau CBA=101 biner, karena
harus mereset maka nilai outputnya adalah 0 semua. Perubahan itu dilakukan
dengan menghubungkan clear stiap flip-flop dengan suatu gerbang logika yang
mengubah nilai dari C=1 menjadi C=0 sama halnya dengan A.
Untuk mengubah nilai inputan diperlukan sebuah gerbang logika seperti
contoh berikut.

14
Gambar II.12 Rangkaian Counter Asinkron Modulo-5 dengan
Flip-flop JK (Jenis active-high)

Pada gambar di atas gerbang logika yang digunakan adalah AND, jika jenis
clear pada flip-flop adalah active-high (clear jika diberi 1). Memberi nilai 1 jika
kedua inputan C dan A bernilai 1.

Gambar II.13 Rangkaian Counter Asinkron Modulo-5 dengan Flip-flop JK (Jenis


active-low)

Pada gambar di atas gerbang logika yang digunakan adalah NAND, jika
jenis clear pada flip-flop adalah active-low (clear jika diberi 0). Memberi nilai 1
jika kedua inputan C dan A bernilai 0.

5. Up-Down Counter

Rangkaian Up/Down Counter merupakan gabungan dari Up Counter dan


Down Counter. Rangkaian ini dapat menghitung bergantian antara Up dan Down
karena adanya input eksternal sebagai control yang menentukan saat menghitung
Up atau Down. Pada gambar 4.4 ditunjukkan rangkaian Up/Down Counter Sinkron
3 bit. Jika input CNTRL bernilai ‘1’ maka Counter akan menghitung naik (UP),

15
sedangkan jika input CNTRL bernilai ‘0’, Counter akan menghitung turun
(DOWN).

Rangkaian Up/Down Counter Sinkron

GambarII.14 rangkaian Up/Down Counter Sinkron 3 bit

II.3 Simulasi Rangkaian Counter Up/Down


Simulasi rangkaian counter up/down yang akan dibahas adalah simulasi
rangkaian counter up/down untuk menghitung suatu bilangan dari “0-999” dan dari
“999-0”. Angka decimal dari “0-999” merupakan salah satu contoh yang akan
digunakan untuk rangkaian Counter Up. Sedangkan angka decimal dari “999-0”
merupakan salah satu contoh pencacah turun counter Down.
Adapun komponen-komponen utama yang digunakan dalam simulasi rangkaian
counter Up/Down untuk mencacah bilangan “0-999” atau “999-0” yaitu, sebagai
berikut :

16
1. IC (Integrated Circuit) Timer 555 (IC Clock)

Gambar II.15 IC (Integrated Circuit) Timer 555 (IC Clock)


IC timer merupakan rangkaian pembangkit pulsa sebagai sumber pembangkit
pulsa yang berfungsi sebagai detak jantung dari counter 4-bit blok berikutnya,
tentunya IC counter harus tersambung sumber catu daya (power supply) dc sebesar
12V untuk IC counter. Konfigurasi pin-pin dari IC 555 adalah sebagai berikut.
• Kaki 1 (GND) : Terminal Ground atau Terminal Negatif sumber tegangan
DC.
• Kaki 2 (TRIG) : Terminal Trigger (Pemicu), digunakan untuk memicu Output
menjadi “High”, kondisi High akan terjadi apabila level tegangan pada kaki
Trigger ini berubah dari High menuju ke <1/3Vcc (Lebih kecil dari 1/3Vcc).
• Kaki 3 (OUT) : Terminal Output (Keluaran) yang memiliki 2 keadaan yaitu
“Tinggi/HIgh” dan “Rendah/Low”.
• Kaki 4 (RESET) : Terminal Reset. Apabila kaki 4 digroundkan, Output IC
akan menjadi rendah dan menyebabkan perangkat ini menjadi OFF. Oleh
karena itu, untuk memastikan IC dalam kondisi ON, Kaki 4 biasanya
diberikan sinyal “High”.
• Kaki 5 (CONT) : Terminal Control Voltage (Pengatur Tegangan),
memberikan akses terhadap pembagi tegangan internal. Secara default,
tegangan yang ditentukan adalah 2/3 Vcc.
• Kaki 6 (THRES) : Terminal Threshold, digunakan untuk membuat Output
menjadi “Low”. Kondisi “Low” pada Output ini akan terjadi apabila Kaki 6
atau Kaki Threshold ini berubah dari Low menuju > 1/3Vcc (lebih besar dari
1/3Vcc).
• Kaki 7 (DISCH) : Terminal Discharge. Pada saat Output “Low”, Impedansi
kaki 7 adalah “Low”. Sedangkan pada saat Output “High”, Impedansi kaki 7

17
adalah “High”. Kaki Discharge ini biasanya dihubungkan dengan Kapasitor
yang berfungsi sebagai penentu interval pewaktuan. Kapasitor akan mengisi
dan membuang muatan seiring dengan impedansi pada kaki 7. Waktu
pembuangan muatan inilah yang menentukan Interval Pewaktuan dari IC555.
• Kaki 8 (Vcc) : Terminal Positif sumber tegangan DC (sekitar 4,5V atau 16V)
2. IC 74LS192

Gambar II.16 Integrated Circuit 74LS92


Integrated Circuit 74LS92 merupakan IC yang mengkonversi bilangan biner
4-bit. Bilangan biner ini akan di proses pada IC flip selanjutnya agar mempunyai
nilai keluaran pada seven segment common cathoda.
3. IC (Integrated Circuit) 74LS48

Gambar II.17 Integrated Circuit 74LS48


Integrated Circuit 74LS48 ini digunakan dalam rangkaian Counter
Up/Down sebagai penerjemah bilangan biner dari IC sebelumnya. Hasil yang

18
diterjemahkan ini akan diubah dalam bentuk bilangan decimal yang di baca pada
keluaran seven segment cathode.
4. Baterai 12 Volt
5. Software Proteus (Simulasi rangkaian)
6. 7-segments

Gambar II.18 7-segments


Seven segment merupakan display ang menampilkan angka decimal 0-9
Seven segment ini digunakan dalam rangkaian counter, untuk menampilkan
keluaran hasil konversi bilangan biner ke bilangan decimal. Dalam rangkaian ini.
Seven segment yang digunakan adalah seven segmen tipe common cathode. Tipe
seven segmen ini merupakan suatu tipe dimana kaki katodanya akan terhubung
pada semua kaki seven segmen menjadi satu pin yang terhubung. Dan kaki anoda
akan menjadi input pada setiap pin yang terhubung di kaki katoda. Prinsip Kerja
dari seven segment yang digunakan, yaitu :
• input biner pada switch dikonversikan masuk ke dalam decoder, baru kemudian
decoder mengkonversi bilangan biner tersebut menjadi decimal, yang nantinya
akan ditampilkan pada seven segment.
• Seven segment dapat menampilkan angka-angka desimal dan beberapa karakter
tertentu melalui kombinasi aktif sebuah decoder( mengubah/ mengkoversi input
bilangan biner menjadi decimal)

19
Gambar II.19 Seven Segments Common Cathode

Gambar II.20 Tabel Kebenaran 7-Segments Common Cathode

B. Rangkaian Counter UP dan Counter Down pada Proteus


Simulasi rangkaian counter up dan counter down pada Proteus sama-sama
menggunakan IC yang sama dalam pencacah Naik ataupun Turun. Namun yang
membedakan-nya adalah letak dan cara menghubungkan setiap kaki IC nya.
Dimana untuk mendapatkan keluaran yang diinginkan harus di sesuaikan dengan
perintah masukan. Untuk Counter Up masukan-nya haruslah kaki IC yang memiliki
perintah pencacah naik. Yaitu menggunakan kaki 5 ( perintah UP ) pada IC
74LS192. Demikian hal-nya dengan Counter Down, menggunakan kaki 4 ( perintah
Down) pada IC 74LS192.

20
Untuk mengatur kecepatan dari keluaran bilangan decimal di atur oleh IC
Timer 555 (Clock) yang digunakan. Pada simulasi rangkaian counter up/down ini,
fungsi dari IC 74LS192 adalah sebagai penerima masukan dari IC Timer 555
(Clock) untuk mencacah bilangan biner. Sedangkan kegunaan IC 74LS48 adalah
sebagai penerjemah dari IC 74LS192. Dimana yang diterjemahkan dalam hal ini
adalah bilangan biner. Bilangan biner ini akan di konversi menjadi bilangan
decimal.
Simulasi rangkaian counter up/down ini bisa dilakukan sesuai dengan
kebutuhan. Dalam rangkaian ini yang disimulasikan adalah pencacah sampai angka
decimal ratusan. Untuk membuat pencacah yang lebih dari ratusan, tentunya
diperlukan IC yang lebih banyak dari simulasi yang telah dibuat. Dan itu semua
tergantung dengan apa yang hendak di simulasikan.
Dalam simulasi rangkaian counter up dan counter down, memiliki perbedaan
perintah masukan, perintah ini tentunya juga akan membedakan keluaran yang di
tampilkan seven segment common cathoda. Counter up memiliki keluaran
pencacah dari angak desimal terkecil menuju angka desimal terbesar. Sedangkan
Counter Down memiliki keluaran yang sebaliknya.

Gambar II.21 simulasi rangkaian Counter UP (pencacah 0-999) Menggunakan


Software Proteus

21
Gambar II.22 simulasi rangkaian Counter Down (pencacah 999-0) menggunakan
Software Proteus

II.4 Aplikasi Rangkaian Counter Up/Down


1. Lampu Lalu Lintas
Rangkaian ini menggunakan komponen IC up/down counter 74190 yang
berfungsi mengeluarkan atau output yang tercacah dikondisikan dengan logika
supaya bisa menghasilkan output yang sesuai dengan lampu lalu lintas. Jadi,
komponen IC counter up digunakan sebagai komponen pencacahnya.
2. Jam Digital
Rangkaian jam digital adalah rangkaian yang sangat sederhana dan hanya
memakai prinsip kerja dari pencacah naik yang daya kerjanya dengan cara asinkron.
Pencacah yang berada paling ujung nantinya digunakan untuk menunjukan
bilangan satu dari detik yang asalnya dari sumber detak kemudian di picu oleh
pencacah yang ada sebelumnya.
3. Stopwatch
Stopwatch merupakan alat yang digunakan dalam mengukur interval waktu.
Prinsip kerjanya, stopwatch dibagi menjadi 4 elemen, yaitu sumber daya, time base,
counter, serta sebuah display (layar penunjuk). Stopwatch diklasifikasikan menjadi
dua, yaitu stopwatch analog dan stopwatch digital.

22
BAB III
PENUTUP

III. 1 Kesimpulan

Pencacah merupakan suatu rangkaian logika (sekuensial) atau rangkaian


sirkuit digital yang berbentuk chip yang berfungsi untuk mencacah jumlah pulsa
pada bagian input dan keluaran berupa digit biner dengan saluran tersendiri untuk
setiap pangkat dua misalnya 20 , 21 , 22 dan seterusnya yang umumnya dihasilkan
dari oscillator. Counter tersusun atas sederetan flip-flop yang dimanipulasi
sedemikian rupa dengan menggunakan peta Karnough sehingga pulsa yang masuk
dapat dihitung sesuai rancangan. Dalam perancangannya counter dapat tersusun
atas semua jenis flip-flop, tergantung karakteristik masing-masing flip-flop
tersebut.
Rangkaian counter befungsi untuk melakukan perhitungan angka secara
berurutan baik itu perhitungan maju ataupun perhitungan mundur.Yang dimaksud
dengan perhitungan maju adalah di mana rangkaian akan menghitung mulai
dariangka yang kecil menuju angka yang lebih besar. Sedangkan perhitungan
mundur adalah sebaliknya.
Menurut cara kerja masukan pulsa ke dalam setiap flip-flop, maka counter
dapat dibagi menjadi Asynchronous binary counter dan Sycnchronous binary
counter. Sedangkan menurut urutan hitungan yang terbentuk pada outputnya, maka
counter dapat dibagi menjadi: Up counter, Down counter dan Up-down counter.
Adapun aplikasi dari counter yaitu pada lampu lalu lintas, stopwatch dan jam
digital.

III. 2 Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah


ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.

23
DAFTAR PUSTAKA

[1] Rifaldi Yanis, Dringhuzen J. Mamahit, ST. M. Eng, Drs. Elia Kendek Allo, Msc,
Sherwin R. U. A, Sompie, ST. MT.2013. “ Perancangan Catu Daya Berbasis
Up Down 45 Binary Counter dengan 32 Keluaran”. E-Journal Teknik
Elektro dan Komputer.

[2] Nuryanto, Lilik Eko. 2017. “Aplikasi JK Flip-Flop Untuk Merancang Decade
Counter Asinkron” . Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang
: https://jurnal.polines.ac.id/index.php/orbith/article/view/971.

24
LAMPIRAN

25

Anda mungkin juga menyukai