Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

OSILATOR (JEMBATAN WEIN, RC, COLPITTS & OSILATOR LC)

Disusun Oleh:

KELOMPOK 11

Nurul Fauziah (Ketua) (H021171018)

Fitri Rhamadani (H021171013)

Roni Rahmat (H021171509)

Fadlan Bahar (H021171009)

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
nikmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Osilator (Jembatan Wein, RC, Colpitts & Osilator LC)” dengan baik
dan tanpoa ada halangan yang berarti.

Makalah ini dapat kami selesaikan dengan maksimal atas kerja sama dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi baik berupa materil, moril, maupun sumbangan
pikiran sehingga makalah ini da[at disusun dengan baik.

Kami menyadari masih banyak kekurangan penulisan dalam makalah ini,


baik dari susunan tata bahasa, kalimat terlebih isi. Oleh sebab itu kami selaku
penyusun dari makalah ini memohon maaf atas segala kekurangan yang ada. Kami
juga berharap bahwa para pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang
membangun sehingga dimasa yang akan dating kami dapat menyusun makalah
dengan lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pemahaman kita tentang rangkaian arus searah.

Selasa, 9 April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
II.1Osilator wein
II.2 Osilator RC
II.3 Osilator colpitts
II.4 Osilator LC

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTARPUSTA

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Suatu osilator memberikan tegangan keluaran dari suatu bentuk gelombang
yang diketahui tanpa penggunaan sinyal masuk dari luar. Osilator mengubah daya
arus searah (DC) dari catu daya ke daya arus bolak-balik (AC) dalam beban.
Dengan demikian fungsi osilator berlawanan dengan penyearah yang mengubah
daya searah ke daya bolak-balik
Osilator digunakan secara luas sebagai sumber isyarat untuk menguji suatu
rangkaian elektronik. Osilator digunakan pada pemancar radio dan televisi, dan
juga dalam komunikasi radio, gelombang mikro, maupun optik untuk
menghasilkan gelombang elektromagnetik yang dapat ditumpangi berbagai
informasi. Hampir semua alat-alat digital dari jam tangan, kalkulator, komputer,
alat-alat pembantu komputer, dan sebagainya menggunakan osilator.
Pembahasan mengenai osilator secara umum terbagi menjadi empat macam,
yaitu osilator RC, osilator LC, dan osilator colpitts dan osilator jembatan wein.
Pada makalah ini hanya akan dibahas mengenai empat hal tersebut.

I.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana penjelasan mengenai osilator jembatan wein?
2. Bagaimana penjelasan mengenai osilator RC?
3. Bagaimana penjelasan mengenai osilator colpitts?
4. Bagaimana penjelasan mengenai osilator LC ?
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai osilator jembatan wein
2. Untuk mengetahui penjelasan mengenai osilator RC
3. Untuk mengetahui penjelasan mengenai osilator colpitts
4. Untuk mengetahui penjelasan mengenai osilator LC
BAB II
PEMBAHASAN

Osilator (Nurul Fauziah/H01171018)


Osilator adalah suatu alat gabungan dari elemen aktif dan pasif untuk
menghasilkan bentuk gelombang sinusoidal atau bentuk gelombang periodik
lainnya. Suatu osilator memberikan tegangan keluaran dari suatu bentuk
gelombang yang diketahui tanpa penggunaan sinyal masukan dari luar
(Chattopadyay, 1984: 256). Keluaran osilator bisa berupa bentuk sinusoida,
persegi, dan segitiga. Osilator berbeda dengan penguat, karena penguat
memerlukan syarat untuk menghasilkan syarat keluaran, dalam osilator tidak ada
syarat masukan melainkan ada syarat keluaran saja (Susanti, 2014: 48). Sebuah
rangkaian osilator sederhana terdiri dari dua bagian utama, yaitu penguat
(Amplifier) dan umpan balik (Feedback). Berikut ini blok diagram dasar sebuah
rangkaian osilator (Cahyono, 2017).

Gambar 1 blok diagram osilator (Cahyono, 2017)


Pada dasarnya, osilator menggunakan sinyal kecil atau desahan kecil yang
berasal dari penguat itu sendiri. Pada saat penguat atau amplifier diberikan arus
listrik, desah kecil akan terjadi, desah kecil tersebut kemudian diumpan balik ke
penguat sehingga terjadi penguatan sinyal, jika keluaran (output) penguat sefasa
dengan sinyal yang diumpan balik (masukan) tersebut, maka osilasi akan terjadi
(Cahyono, 2017).
II.1 Osilator jembatan wien (Nurul fauziah/H021171018)
Salah satu osilator gelombang sinus sederhana yang menggunakan
jaringan RC sebagai pengganti sirkuit tank tuned LC konvensional untuk
menghasilkan bentuk gelombang keluaran sinusoidal, disebut Wien Bridge
Oscillator (Hayt, dkk, 2005).
Wien Bridge Oscillator disebut demikian karena rangkaian didasarkan
pada bentuk selektif-frekuensi dari rangkaian jembatan Wheatstone. Osilator
Jembatan Wien adalah sirkuit amplifier ditambah dua tahap RC yang memiliki
stabilitas yang baik pada frekuensi resonan, distorsi rendah dan sangat mudah
disetel menjadikannya sirkuit yang populer sebagai osilator frekuensi audio tetapi
perubahan fasa dari sinyal keluaran jauh berbeda dengan pergeseran Oscillator RC
fase sebelumnya (Hayt, dkk, 2005).
Berdasarkan teori diketahui penguatan α adalah penguatan op-amp yang
dibentuk oleh rangkaian resistor Rf dan Rg yang dirangkai ke input negatif Op-
Amp. Sedangkan β merupakan feedback yang dibentuk oleh jaringan R-C yang
dirangkai ke input positif Op-Amp. Perhatikan gambar 2 dibawah ini (Fuada,
2014).

Gambar 2 rangkaian osilator rc (Fuada, 2014).


Dalam hal ini Jaringan R-C pada oscilator Wien Bridge dirangkai ke input
positif (+) yakni sebagai β. Perhatikan Gambar 3 (Fuada, 2014).

Gambar 3 osilator jembatan wien sebagai β (Fuada, 2014).


Sehingga penguatan α mernggunakan jaringan INVERTING, seperti yang
ditujukan pada Gambar 4 dibawah ini (Fuada, 2014):

Gambar 4 penguat inverting pada α (Fuada, 2014).


Oscilator ini ditemukan oleh Max Wien yang lahir pada tahun 1866 di
Kaliningrad Rusia dan tinggal di Jerman, beliau merupakan orang pertama yang
mencetuskan ide penggeser fasa 2 tingkat. Wien Bridge Oscillator
menggunakan sirkuit umpan balik yang terdiri dari rangkaian RC seri yang
terhubung dengan RC paralel dari nilai-nilai komponen yang sama menghasilkan
sirkuit fase tunda atau fase gerak maju tergantung pada frekuensi. Pada frekuensi
resonansi atau pergeseran fasa adalah 0. Perhatikan Gambar 5 dibawah ini.
(Fuada, 2014).

Gambar 5 2 fasa tingkat (Fuada, 2014).


Osilator jembatan Wien adalah rangkaian osilator standar untuk rendah
hingga sedang frekuensi dalam kisaran 5 Hz hingga sekitar 1 MHz. Ini sering
digunakan dalam komersial generator audio dan biasanya lebih disukai untuk
aplikasi frekuensi rendah lainnya (Malvino, 2007).

Gambar 6 osilator jembatan wein (Fuada, 2014).


Berdasarkan Gambar 3, 4 dan 6 maka dapat diketahui dimana letak
penguat α dan yang mana feedback dengan penguatan β. Gain tegangan
dari rangkaian penguat HARUS sama dengan tiga (Gain = 3) agar rangkaian
dapat meng-osilasi. Nilai ini ditentukan oleh jaringan resistor umpan balik
yakni Resistor feedback (Rf) dan Resistor gain (Rg). Resistor feedback (Rf)
HARUS sama dengan dua kali Resistor gain (Rf = 2Rg). Sehingga dengan
demikian besar penguat α = 3. Dengan hasil ini, untuk memenuhi syarat
terjadinya osilasi dimana αβ = 1 maka β penguatannya harus 1/3. Berikut
merupakan penjelasannya (Fuada, 2014):

αβ = 1

α = 1/β

α = 1/ Rg /(Rg + Rf)

α = (Rf + Rg)/Rg

Kita dapat menganalisa sendiri rangkaian penggeser phasa pada Gambar


6. dengan pesyaratan osilasi yaitu (Fuada, 2014):
𝑉𝑜𝑢𝑡 1
=
𝑉𝑖𝑛 3

Osilator Wien merupakan salah satu dari rangkaian standar yang digunakan untuk
membangkitkan sinyalsinyal gelombang sinus dalam rangkaian frekuensi audio.
Tipe osilator ini adalah tipe paling simpel dan populer yang banyak digunakan
dalam aplikasi audio (Cahyono, 2017).
Osilator Wien memiliki suatu jaringan leading (mendahului) dan leaging
(ketinggalan) dalam jalur umpan balik positif serta rangkaian pembagi tegangan
dalam jalur umpan balik negatif. Lampu tungsten merupakan lampu dengan
filamen dari tungsten digunakan pada pembagi tegangan untuk menstabilkan
tegangan keluaran (Cahyono, 2017).

Gambar 7 Rangkaian Osilator Wien dengan Pembatas Lampu Tungsten


(Malvino, 2007)
Rangkaian osilator Wien dengan pembatas amplitudo menggunakan lampu
tungsten (pijar) dimana model lampu seperti gambar di atas dengan R0 adalah
resistansi pada temperatur referensi ( T0 ), α adalah koefisien temperatur dari
resistansi, T adalah temperatur filamen, 𝛿 adalah resistansi termal dari lampu dan
𝐶𝑓 adalah kapasitansi termal dari lampu (Cahyono, 2017).

Gambar 8 kurva respon rangkaian osilator jembatan wein (Fuada, 2014).

Dari pemaparan diatas bahwa rangkaian penggeser phasa tersebut


akan mencapai nilai maksimum pada satu frekuensi tertentu. Nilai maksimun
ini akan tercapai jika (Fuada, 2014):
ω = 1/RC

ω = 2πf

2πf = 1/RC

Berdasarkan persamaan diatas maka apabila diuraikan dapat diketahui


besarfrekuensi ini yakni (Fuada, 2014):
1
𝑓=
2𝑅𝐶
Inilah yang dikenal dengan sebutan frekuensi resonansi (resonant
frequency). Dengan demikian osilator wien akan menghasilkan gelombang
sinus dengan frekuensi resonansi tersebut. Syarat yang harus dipenuhi untuk
membangun rangkaian osilator jembatan wien ini adalah penentuan besarnya
Resistor dan Kapasitor pada β. Berdasarkan Gambar 5. harga dari R1 harus sama
dengan R2, dan C1 harus sama dengan C2 (Fuada, 2014).
R1 = R2 , C1 = C2
Frekuensi yang dihasilkan oleh oscilator jembatan wien adalah dari
range 1 Hz sampai 1 MHz. Sehingga besar R dan C tersebut diatur
sedemikian rupa sehingga frekuensi outputnya dapat menunjukkan minimal
sebesar 1 KHz. Sebab bila kurang dari 1 KHz maka akan menyebabkan
rangkaian menjadi tidak stabil, akibatnya pembacaan menjadi tidak akurat dan
terpengaruh waktu (s). Sedangkan bila pengaturan frekuensi bila diatas 1 MHz
maka frekuensi akan terpotong, hal ini
karena keterbatasan gain dari OP-AMP. Dalam kasus ini maka diperlukan
Op-Amp khusus yang dapat bekerja pada frekuensi tinggi (Fuada, 2014).
II.2 Osilator RC Penggeser Fasa (Roni Rahmat/ H01171509)
Osialator merupakan salah satu bagian dari sistem elektronika yang
berfungsi untuk membangkitkan frekuensi tertentu dalam bentuk sinyal
sinusoidal, kotak (square), gigi gergaji (sawtooth), atau segitiga. Pada sistem
digital, umumnya osilator digunakan sebagai clock atau pembangkit
pulsa (Fuada dkk, 2018)
Osilator adalah suatu alat gabungan dari elemen aktif dan elemen pasif
untuk menghasilkan bentuk gelombang sinusoidal atau bentuk lainnya. Suatu
osilator memberukan tegangan jeluaran dari suatu bentuk gelombang yang
diketahui tanpa penggunaan sinyal masukan dari luar (Chattopadyay, 1989).
Kita dapat mengelompokkan osilator berdasarkan metode pengoprasiannya
menjadi dua kelompok, yaitu osilator balikan dan osilator relaksasi. Jika mikropon
terletak terlalu dekat dengan speaker, maka sering terjadi proses balikan dimana
suara dari speaker terambil kembali oleh mikropon diteruskan ke amplifier
menghasilkan dengaung. Kondisi ini dikenal dengan balikan mekanik. Terjadinya
balikan pada sistem ini sangat tidak diharapkan, namaun sistem balikan pada
osilator sangat diperlukan (Chattopadyay, 1989).
Osilator relaksasi utamanya digunakan sebagai pembangkit gelombang
sinusoidal, gelombang gigi gergaji, gelombang kotak dan variasi bentuk
gelombang tak beraturn. Pada dasarnya osilator ini tergantung pada proses
pengosongan dan pengisian jaringan kapasitor dan resistor. Perubahan tegangan
pada jaringan digunakan untuk mengubah-ubag konduksi piranti elektronika.
Untuk pengontrol, pada osilator dapat digunakan transistor atau IC (integrated
circuit) (Chattopadyay, 1989)
Osilator penggeser fase memiliki sebuah penguat pembalik, dan sebuah
tapis umpanbalik yang menggeser 180° fasa dari frekuensi osilasi. Filter
elektronik harus didesain sedemikian rupa sehingga isyarat diatas dan dibawah
frekuensi osilasi yang diinginkan digeser kurang ataupun lebih dari 180°. Ini
menghasilkan superposisi membangun bagi isyarat pada frekuensi osilasi dan
superposisi merusak pada frekuensi lainnya (Malvino dkk, 1985).

Jalan paling umum untuk mendapatkan tapis jenis ini adalah dengan
menyambungkan deret tiga tapis resistor-kondensator, yang memberikan geseran
fasa sebesar 270o. Pada frekuensi osilasi, setiap tapis memproduksi geseran fasa
maing-masing berkisar sebesar 60o di tiga rangkaian RC sehingga keseluruhan
tapis forsodusi geseran fasa 180o. Hal ini menjadikan jumlah pergeseran fasa
sebesar 0o atau 360o yang dapat membangkitan bentuk gelombang
(Malvino dkk, 1985).

Gambar 9 Osilator Penggeser Fasa (Sumber: Malvino, Albert Paul. 1985.


Prinsip-Prinsip Elektronika Jilid 2. Jakarta: Erlangga)
II.3. Osilator Collpits (Fitri Rhamadani/H0211171013)
Osilator collpits dengan metode resistansi negatif untuk mendapatkan
frekuensi carrier. Output dari RF Osilator dikuatkan pada modul Power Amplifier
untuk kemudian dipancarkan dalam bentuk kode morse dan diterima oleh ADF
(Automatic Direction Finder) di pesawat. Frekuensi kerja, atau frekuensi carrier,
merupakan keluaran dari RF osilator seperti terlihat pada gambar diatas.
Frekuensi carrier yang baik harus memiliki power harmonik dan phase noise yang
rendah. Osilator Colpitts mirip dengan osilator Shunt-fed Hartley. Perbedaannya
adalah pada bagian rangkaian. tangkinya. Pada osilator Colpitts, digunakan dua
kapasitor sebagai pengganti kumparan yang terbagi (Oka dkk, 2015).

Gambar 10 Rangkaian Osilator Collpits secara umum (Oka dkk, 2015).

A. The Colpits Osilator


a. Koneksi CE
menunjukkan osilator Colpitts. Bias pembagi tegangan mengatur titik operasi
diam. RF choke memiliki reaktansi induktif yang sangat tinggi, sehingga tampak
terbuka untuk sinyal ac. Rangkaian memiliki gain tegangan frekuensi rendah dari
rc / re 9, di mana rc adalah resistansi kolektor ac. Karena RF choke tampak
terbuka untuk sinyal ac, resistansi kolektor ac terutama adalah resistansi ac dari
rangkaian tangki resonansi. Resistansi ac ini memiliki nilai maksimum pada
resonansi (Malvino dkk, 2007).

Gambar 11Osilator Colpitts (Malvino dkk, 2007).

b. Sirkuit Setara-AC
Banyak variasi osilator Colpitts. Salah satu cara untuk mengenali
osilator Colpitts adalah dengan pembagi tegangan kapasitif yang dibentuk oleh C1
dan C2. Ini menghasilkan tegangan umpan balik yang diperlukan untuk osilasi.
Pada jenis osilator lain, tegangan umpan balik dihasilkan oleh transformator,
pembagi tegangan induktif, dan sebagainya (Malvino dkk, 2007).
Gambar 12 Rangkaian ekivalen dari osilator Colpitts (Malvino, 2007).
Gambar diatas adalah rangkaian ekivalen ac yang disederhanakan untuk osilator
Colpitts. Arus sirkulasi atau loop dalam tangki mengalir melalui C1 secara seri
dengan C2. Perhatikan bahwa vout sama dengan tegangan ac di C1. Juga,
tegangan umpan balik vf muncul di C2. Tegangan umpan balik ini menggerakkan
pangkalan dan menopang osilasi yang dikembangkan di seluruh rangkaian tangki,
asalkan ada kenaikan tegangan yang cukup pada frekuensi osilasi. Karena emitor
berada di ground ac, sirkuit adalah koneksi CE (Malvino dkk, 2007).
c. FET Colpitts Oscillator

Gambar 13 Osilator JFET memiliki efek pemuatan yang lebih


sedikit pada Sirkuit tangki (Malvino dkk, 2007).
Gambar diatas adalah contoh osilator FET Colpitts di mana sinyal
umpan balik diterapkan ke gerbang. Karena gerbang memiliki resistansi masukan
yang tinggi, efek pemuatan pada sirkuit tangki jauh lebih sedikit dibandingkan
dengan transistor persimpangan bipolar. Fraksi umpan balik untuk rangkaian
adalah:
𝐶1
B = 𝐶2

Gain minimum yang diperlukan untuk memulai osilator FET adalah:


𝐶2
Av (min) = 𝐶1
Dalam osilator FET, gain tegangan frekuensi rendah adalah gmrd. Di
atas frekuensi cutoff dari penguat FET, penguatan tegangan berkurang. Dalam
Persamaan. (21-13), Av (min) adalah kenaikan tegangan pada frekuensi osilasi.
Sebagai aturan, kami mencoba untuk menjaga frekuensi osilasi lebih rendah dari
frekuensi cutoff dari penguat FET. Jika tidak, pergeseran fasa tambahan melalui
amplifier dapat mencegah osilator memulai (Malvino dkk, 2007).
Osilator Colpitts, dinamai penemunya Edwin Colpitts merupakan jenis
lain dari desain LC osilator. Osilator Colpitts adalah salah satu topologi
osilator yang efektif digunakan untuk pembangkit gelombang sinus pada
rentang frekuensi antara 10kHz hingga 10MHz. Osilator ini menggunakan
rangkaian tertala LC dan umpanbalik positif melalui suatu pembagi tegangan
kapasitif dari rangkaian tertala.Osilator colpitts menggunakan rangkaiantertala LC
dan umpan balik positif melalui suatu pembagi tegangan kapasitif darirangkaian
tertala. Umpanbalik ini bisadiserikan maupun diparalel. Osilator Colpitts pada
dasarnya mirip dengan osilator Hartley.Perbedaan yang mendasar terletak pada
bagianrangkaian tangki (tank circuit) (Fhatony, 2016).
Pada osilator Colpitts, digunakan dua kapasitor sebagai pengganti induktor
yang terbagi. Rangkaianumpan balik dibuat dengan menggunakan“medan
elektrostatik” melalui jaringan pembagi kapasitor. Frekuensi osilasi
rangkaianosilator Colpitts ditentukan oleh dua kapasitor terhubung seri induktor.
Osilator Colpittsmenggunakan panggung bipolar transistor penguat tunggal
sebagai elemen gain yangmenghasilkan output sinusoidal (Fhatony, 2016).
II.3 Osilator LC (Fadlan Bahar/H021 17 1009)
Osilator merupakan peralatan penting dalam komunikasi radio. Pada
dasarnya osilator merupakan penguat sinyal dengan umpan balik positif dimana
rangkaian resonansi sebagai penentu frekuensi osilator. Osilator ialah rangkaian
yang dapat menghasilkan sinyal output tanpa adanya sebuah sinyal input yang
diberikan. Keluaran osilator bisa berupa bentuk sinusoida, persegi, dan segitiga.
Osilator berbeda dengan penguat, karena penguat memerlukan syarat untuk
menghasilkan syarat keluaran, dalam osilator tidak ada syarat masukan melainkan
ada syarat keluaran saja. (Malvino, 2007).
Macam-macam osilator sebagai berikut :
1. Osilator Amstrong
2. Osilator Colpitts
3. Osilator Clapp
4. Osilator Hartley
5. Osilator Kristal
2.2.1 Osilator Amstrong
Osilator amstrong menggunakan gandengan transformator untuk sinyal umpan
baliknya. Dari transformator inilah dapat mengenali rangkaian dasar osilator
amstrong dari bentuknya yang bermacam-macam. Osilator amstrong ini jarang
digunakan karena sebagian besar perancangan akan menghindari penggunaan
transformator (Malvino, 2007).

Gambar 14 Osilator Amstrong


II.3.1 Osilator Colpitts
Osilator colpitss bernama setelah penemu Edwin H. Colpitts, adalah salah
satu dari sejumlah desain untuk elektronika osilator sirkuit dengan menggunakan
kombinasi dari induktansi (L) dengan kapasitor (C) untuk penentuan frekuensi,
sehingga juga disebut LC osilator. (Malvino, 2007).
Osilator ini adalah suatu rangkaian yang berguna untuk membangkitkan
gelombang sinus frekuensi tetap dari sekitar satu kilohertz sampai beberapa
megahertz. Osilator ini menggunakan rangkaian tertala LC dan umpan balik
positif melalui suatu kapasitif dari rangkaian tertala. Umpan balik ini bisa
diumpankan deret atau jajar seperti yang diperhatikan (Malvino, 2007).
Pada dasarnya, untuk menghasilkan getaraan frekuensi agar dapat
berosilasi digunakan rangkaian tangki dari LC yang disambungkan dengan
rangkaian umpan balik. Kekhususan pada rangkaian osilator colpitts adalah
digunakannya dua buah kapasitor pada rangkaian tangkinya. Fungsi dari kedua
kapasitor ini adalah sebagai pembagi tegangan keluaran dari masukan penguat.
Pada osilator colpitts, pengaturan kumparan dan perubahan harga kapasitor
menentukan frekuensi yang dihasilkan (Malvino, 2007).

Gambar 15 Osilator Collpits


II.3.2 Osilator Clapp
Osilator clapp adalah perbaikan dari osilator colpitts. Frekuensi osilasi
lebih mantap dan lebih teliti. Itulah sebabnya mengapa penggunaan osilator clap
sebagai pengganti penggunaan osilator colpitts (Malvino, 2015).
Osilator Clapp diperkenalkan oleh James K. Clapp pada tahun 1948.
Osilator Clapp tersusun dari tiga buah kapasitor dan satu buah induktor.
Konfigurasi osilator clapp sama dengan osilator colpits namun ada penambahan
kapasitor yang disusun seri dengan induktor (L). Pada osilator clapp ada tambahan
C3 yang berderet seri dengan L1, jika C3 hendak dibuat dibuat variable maka C3
dibuat variable dalam bentuk varco. Terhadap L1 (Malvino, 2015).
Pada osilator clapp, harga C3 jauh lebih kecil daripada harga C1 dan C2.
Akibatnya, hampir sama dengan C3 Dimana C = kapasitor (F) dan L = Induktor
(H).

Gambar 16 Osilator Clapp


II.3.3 Osilator Hartley
Osilator hartley sering digunakan pada tegangan umpan balik oleh
pembagi tegangan induktif L1 dan L2.Karena tegangan keluar muncul melintas L1
dan tegangan umpan balik melintas di L2. Osilator hartley termasuk jenis osilator
LC.Osilator hartley tersusun dari
dua buah induktor yang disusun seri dan sebuah kapasitor tunggal. Kelebihan
osilator hartley adalah mudahnya mengatur nilai frekuensi (Malvino, 2015).
Dimana C = kapasitor (F) dan L = Induktor (H).

Gambar 17 Osilator Hartley


II.3.4 Osilator Kristal
Osilator kristal digunakan untuk menghasilkan isyarat dengan tingkat
kestabilan frekuensi yang sangat tinggi. Kristal pada osilator ini terbuat dari
quartz atau Rochelle salt dengan kualitas yang baik. Material ini memiliki
kemampuan mengubah energy listrik menjadi energy mekanik berupa getaran atau
sebaliknya. Kemampuan ini lebih dikenal dengan piezoelectric effect(Malvino,
2015).
Kristal untuk osilator ini diletakan diantara dua pelat logam. Kontak dibuat
pada masing-masing permukaan Kristal oleh pelat logam ini kemudian diletakan
pada suatu wadah. Kedua pelat dihubungkan kerangkaian melalui soket (Malvino,
2015).
Pada osilator ini, kristal berperilaku sebagai rangkaian resonansi seri.
Kristal seolah-olah memiliki induktansi (L), kapasitansi (C), dan resistansi (R).
Harga L ditentukan oleh massa Kristal, harga C ditentukan oleh kemampuannya
berubah secara mekanik dan R berhubungan dengan gesekan mekanik.
Rangkaian setara dengan resonansi seri akan berubah jika kristal
ditempatkan pada suatu wadah atau pemegang (Malvino, 2015).
Kapasitansi akibat adanya keeping loga akan terhubung pararel dengan
rangkaian setara Kristal. Jadi pada hal ini Kristal memiliki kemampuan untuk
memberikan resonansi pararel dan resonansi seri. Kristal ini dapat dioperasikan
pada rangkaian tangki dengan fungsi sebagai penghasil frekuensi resonansi
pararel. Kristal sendiri dapat dioperasikan sebagai rangkaian tangki. Jika kristal
diletakan sebagai
balikan, ia akan merespon sebagai piranti penghasil resonansi seri. Kristal
sebenarnya merespon sebagai tapis yang tajam. Ia dapat difungsikan sebagai
balikan pada suatu frekuensi tertent saja. Osilator hartley dan osilator colpitts
dapat dimodifikasikan dengan memasang kristal ini. Stabilitas osilator akan
meningkat dengan pemasangan Kristal (Malvino, 2015).
Cs merupakan nilai kapasitor kristal yang digunakan.
Dimana C = kapasitor (F) dan L = Induktor (H).

Gambar 18 Osilator Kristal


DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, Setyo Adi. 2017 “Model Osilator Wien Dengan Pembatas Amplitudo
Menggunakan Lampu Tungsten”, Jurrnal Ilmiah Matematika ,Vol. 3,
No.6.
Chattopadhyay, D. 1989. Dasar Elektronika. Jakarta: Universitas Indonesia (UI
Press).
Fhatony, P. Mayangsari. 2016. Simulasi Rangkaian Osilator Collpits
Menggunakan Matlab. Fakultas Teknik ,Universitas Sumatera Utara.

Fuada S., Hakkun E., dan Suwasono. “Pengembangan Trainer Osilator Analog
Berbasis IC Op-Amp (Studi Kasus Penelitian R&D di JTE FT UM)”. JUPITER
(Jurnal Pendidikan Teknik Elektro). Vol: 3, No: 1, 50-67.
Fuada, Syifaul. 2014 “Pengujian Trainer Oscilator Wien Bridge (Jembatan Wien)
Dengan Menggunakan Osciloskop Dan Frekuensi Counter” Prosiding
Sentia - Politeknik Negeri Malang, Vol. 6, No. 3.
Hayt, Wiliiam H., Kemmerly, Jack E., Durbin Steven M. 2005. Analisis
Rangkaian Listrik Edisi 6 Jilid II. Erlangga: Jakarta
Malvino, A. dan Bates, D, 2007, Electronic Principles, MGraw-Hill Education, 2
penn Plaza, New York.
Malvino, Albert Paul. 1985. Prinsip-Prinsip Elektronika Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Oka, I. A. mas. 2015. Perancangan Collpits Oscilator Frekuensi 1 MHz dengan


Resistansi Negatif pada Peralatan NDB Tipe ND 200. Teknik Telkom dan
Navigasi Udara STPI Curug.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Osilator adalah suatu alat yang merupakan gabungan elemen-elemen aktif
dan pasif untuk menghasilkan keluaran berupa gelombang (isyarat). Bentuk
gelombang terhadap waktu bermacam-macam, yaitu sinusoidal, persegi, segitiga,
gigi gergaji, atau pulsa (denyut).
Osilator berfungsi mengubah daya arus searah (dc) dari catu daya ke daya
arus bolak-balik (ac) dalam beban. Osilator umumnya digunakan dalam pemancar
dan penerima radio dan tv, dalam radar dan dalam berbagai sistem komunikasi.
Pesawat penerima radio dan tv juga menggunakan osilator untuk mengolah isyarat
yang datang.
Osilator RC menggunakan hambatan R dan kapasitansi C untuk mengatur
frekuensi. Isyarat yang dapat dihasilkan berbentuk sinusoida. Osilator LC
menggunakan osilasi yang di peroleh melalui rangkaian LC paralel dan
memperoleh isyarat sinusoida dan frekuensi audio hingga frekuensi radio, bahkan
sampai frekuensi gelombang mikro. Osilator jembatan wein menggunakan dua
fasa dalam kerjanya, dengan objek lampu dan menggunakan opamp

3.2 Saran

Penulis dapat memberikan saran kepada pembaca sebagai berikut:


1. Sebagai generasi muda hendaknya kita memiliki pengetahuan yang luas
dengan banyak membaca referensi-referensi yang akurat dan dapat dipercaya.
2. Sebagai generasi penerus bangsa hendaknya kita mampu dan mau
menyalurkan ilmu yang dimiliki untuk dibagi kepada sesama sehingga
bermanfaat dalam kehidupan.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai