Anda di halaman 1dari 12

Sistem Pengukur Suhu Simultan

untuk Aplikasi Pemantauan Suhu Tubuh Pasien


di Rumah Sakit

Sutisna, Misto dan Hardianto

Abstract: An electronic monitoring system has been created for monitoring


patients condition simultaneously. The temperature was converted to the voltage
by a temperature sensor consisting of an NTC (negative temperature coefficient)
thermistor and the additional circuit that its output voltage change following the
change of thermistor resistance. The number of temperature sensor circuit is
used as much as ten. The coverage of temperature measurements were in the
o o
range 35 C to 41 C. The main control system was done by Labjack UE9 working
based program that created in LabVIEW 8.0 software. The result showed that the
system works well, seen from the accuracy value reached more than 99%
(discrepancy (D) less than 0.6%) and precision levels obtained from three times
retrieval of data also amounts to more than 99% (relative uncertainty (I) less than
0.6%).

Keywords: temperature, measuring, simultaneously, monitoring, the patient.

PENDAHULUAN termometer sebanyak empat sampai


Suhu tubuh merupakan salah lima kali setiap harinya (Kusuma,
satu parameter medis pada manusia dkk., 2008). Dengan metode
yang menjadi indikator untuk menge- pemantauan seperti ini, suhu tubuh
tahui keseimbangan pembentukan pasien dari waktu ke waktu tidak
dan pengeluaran panas (Hidayat dapat sepenuhnya terpantau
dan Uliyah, 2002). Pemantauan sehingga jika terjadi anomali tidak
terhadap suhu tubuh perlu dilakukan akan secara cepat. Selain itu,
utamanya bagi pasien-pasien di dengan metode pemantauan yang
rumah sakit yang berpotensi selama ini dilakukan, dibutuhkan
mengalami kenaikan suhu tubuh waktu 3-10 menit untuk mengukur
seperti pasien pasca operasi, anak- suhu tubuh seorang pasien (Budi,
anak, dan ibu melahirkan. 2008) sehingga apabila jumlah
Selama ini, pemantauan pasien cukup banyak, metode ini
terhadap suhu tubuh pasien akan menyita cukup banyak waktu.
dilakukan dengan cara mengukur Oleh karena itu dibutuhkan sebuah
suhu tubuh pasien menggunakan metode pemantauan otomatis yang

Staf Pengajar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Jember, Jl Kalimantarn 37 Jember

1
2 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No.1, Pebruari 2010 (1 12)

lebih efektif dan efisien,yang dapat Dalam penelitian ini akan


mengukur suhu tubuh pasien secara dirancang sistem yang dapat
simultan dan berkelanjutan. memantau secara simultan 10 orang
Ada beberapa penelitian pasien. Prinsip kerja dari sistem ini
terkait dengan proses akuisisi data adalah dengan menggunakan
sejumlah sensor suhu yang telah sistem akusisi data yang melibatkan
dilakukan, diantaranya oleh Zuhri, beberapa sensor suhu, yang akan
Zarkasyi dan Hermanto. Zuhri mengubah data suhu tubuh setiap
membahas tentang pembuatan pasien menjadi sinyal tegangan
sistem pemantau suhu tubuh pasien listrik. Sinyal-sinyal ini kemudian
berbasis mikrokontroler AT89C51. diproses sedemikian rupa sehingga
Sebagai sensor suhu digunakan informasi suhu tubuh setiap pasien
LM35 dan pengonversian data bisa diketahui. Sebagai pengendali
analog menjadi bentuk digitalnya utama sistem akan digunakan
dilakukan dengan bantuan ADC sebuah device akuisisi data berupa
0808 (Zuhri, tanpa tahun). Semen- Labjack UE9 yang telah dilengkapi
tara itu Zarkasyi dan Hermanto dengan USB dan ethernet.
membuat sistem kontrol data yang Transduser suhu yang akan
diaplikasikan pada pengambilan digunakan berupa termistor jenis
data temperatur yang terdistribusi di NTC (negative temperature
beberapa titik secara simultan. coefficient) yang dilengkapi dengan
Sebagai sensor suhunya digunakan probe sehingga aman digunakan
delapan buah LM35 dan pengenda- pada manusia.
lian sistem dilakukan dengan
bantuan mikrokontroler AT89C51 METODE PENELITIAN
(Zarkasyi dan Hermanto, 2004). Dari Penelitian ini tergolong ke
beberapa penelitian ini terlihat dalam penelitian eksperimen dengan
bahwa ketiganya mengguna-kan produk berupa sistem pengukur
mikrokontroler sebagai pengendali suhu simultan. Penelitian ini
utama sistem dan LM35 sebagai dilakukan di Laboratorium Elektroni-
sensor suhunya. Selain itu sensor ka dan Instrumentasi Jurusan Fisika
suhu yang digunakan hanya FMIPA Universitas Jember mulai
berjumlah delapan buah. bulan Juni-Oktober 2008.
Sutisna, Misto dan Hardianto, Sistem Pengukuran Suhu .............. 3

1. Desain Sistem Pemantau Suhu rangkaian terminal dan daya,


Simultan
rangkaian multiplekser, Labjack
Sistem yang akan dikem-
UE9, dan komputer (PC). Secara
bangkan terdiri dari beberapa
skematis, desain sistem ini seperti
bagian, yaitu rangkaian sensor suhu,
terlihat pada gambar 1.

Gambar 1. Diagram sistem pemantau suhu tubuh secara simultan

Keterangan : Besaran fisis suhu yang akan diubah menjadi tegangan


listrik
Tegangan keluaran sensor suhu
Suplai daya dari kotak besar ke rangkaian sensor suhu
Kontrol state selektor rangkaian multiplekser
Bentuk digital dari tegangan keluaran sensor suhu

Sensor suhu terdiri dari dua Labjack UE9 berperan


bagian, yaitu termistor jenis NTC sebagai pengendali utama sistem.
dan rangkaian untuk mengonversi Labjack UE9 juga akan melakukan
perubahan tahanan termistor konversi terhadap setiap tegangan
menjadi perubahan tegangan listrik. yang diumpankan ke terminal
Pada rangkaian kotak besar berisi analognya (AIN0 dan AIN1)
sepuluh terminal untuk masing- sehingga format digital dari setiap
masing tegangan keluaran yang tegangan bisa diperoleh. Mekanisme
dihasilkan oleh sepuluh rangkaian pengaturan ini dilakukan dengan
sensor suhu. Untuk rangkaian program yang dibuat dalam bahasa
multiflekser digunakan multiplekser pemrograman LabVIEW.
delapan masukan HCF 4051 B Untuk Menampilkan Hasil di
produksi STMicroelectronics yang PC akan dikembangkan program
dirangkai seperti gambar 2. berbasis LabVIEW yang bertugas
4 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No.1, Pebruari 2010 (1 12)

Gambar 2. Skema rangkaian multiplekser (Labjack Corporation, 1997)

Gambar 3. Flow chart program pengonversi tegangan ke suhu


untuk sepuluh sensor suhu
Sutisna, Misto dan Hardianto, Sistem Pengukuran Suhu .............. 5

mengatur keadaan (state) dari (tegangan). Termistor diharapkan


terminal digital I/O Labjack yang memberikan tanggapan yang linier
dihubungkan dengan masukan pada rentang suhu pengamatan.
selektor multiplekser. Program juga b. Data kalibrasi sistem
akan melakukan konversi terhadap Dari kalibrasi sistem akan
data tegangan listrik yang telah diperoleh data tegangan keluaran
diubah ke dalam format digital oleh sepuluh sensor suhu pada rentang
Labjack UE9 menjadi data suhu. 35 oC sampai 41 oC . Selanjutnya,
Pada front panel program akan data diolah untuk mendapatkan
dimunculkan indikator berupa LED persamaan grafik liniernya. Koefisien
yang akan menyala jika suhu terukur dan konstanta dari setiap
melebihi nilai batas tertentu. Flow persamaan grafik yang diperoleh
chart program yang akan dibuat kemudian dimanfaatkan sebagai
seperti terlihat pada gambar 3. konstanta kalibrasi pada program
Sistem yang telah dibuat pengonversi tegangan ke suhu.
kemudian akan dikalibrasi dan diuji c. Data pengujian sistem
coba untuk mengetahui apakah Dari pengujian sistem akan
sistem dapat bekerja dengan baik diperoleh pasangan data suhu
atau tidak. pembanding (Tref) dan suhu yang
terbaca pada front panel program
2. Data dan Pengolahan Data (Tukur) untuk masing-masing
Data yang diperoleh berasal rangkaian sensor suhu. Pengukuran
dari karakterisasi termistor, dilakukan sebanyak 3 kali. Data
karakterisasi sensor suhu, kalibrasi yang diperoleh selanjutnya dirata-
sistem, dan pengujian sistem. rata sehingga diperoleh T ukur . Dari
a. Data karakterisasi termistor data ini, akurasi dan presisi hasil
dan sensor suhu
pengukuran dapat ditentukan
Dari karakterisasi termistor
dengan cara sebagai berikut:
akan dibuat grafik hubungan T
- Keakurasian hasil pengukuran
(suhu) dan R (tahanan). Sedangkan
Secara kualitatif, akurasi
dari karakterisasi sensor suhu akan dinyatakan dalam bentuk relative
dibuat grafik T (suhu) dan V error (Deardorff, 2000), yaitu:
measured value - expected value .......... (1)
Relative Error
expected value
6 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No.1, Pebruari 2010 (1 12)

atau bisa dinyatakan dalam persen relative error (diskrepansi (D)):

measured value exp ected value


D 1 ............ (2)
exp ected value

Dalam penelitian ini dapat dihitung dengan mengguna-


diskrepansi untuk setiap nilai suhu kan persamaan:

T ukur Tref .............................................. (3)


D 100 %
Tref

semakin kecil nilai diskrepansi pada front panel program) untuk tiga
artinya hasil pembacaan oleh kali pengambilan data. Semakin
komputer semakin akurat. dekat pembacaan yang diberikan,
- Kepresisian hasil pengukuran semakin presisi hasil pengukuran.
Dalam penelitian ini, presisi Secara matematis ketidakpastian
hasil pengukuran dapat dilihat dari relatif (dalam persen) hasil
seberapa dekat hasil pembacaan pengukuran pada penelitian ini
oleh sistem (sebagaimana tampak dinyatakan sebagai:

Tukur
I 100% ............................................... (4)
T ukur

dimana: rentang suhu 35 oC sampai 41 oC,


I : ketidakpastian relatif (%) seperti ditunjukkan pada gambar 4.
Tukur : standar deviasi pengukuran Rangkaian pendukung sen-
sor suhu terdiri dari sebuah
T ukur : Rata-rata hasil pengukuran.
rangkaian pembagi tegangan, tapis
Semakin kecil nilai I yang diperoleh,
lolos rendah orde satu, dan buffer,
semakin presisi hasil pengukuran.
seperti ditunjukkan pada gambar 5.
Pengujian karakteristik sen-
HASIL DAN PEMBAHASAN
sor suhu pada rentang 35 oC sampai
1. Sensor Suhu
41 oC menunjukkan bahwa tegangan
Dari karakterisasi termistor
keluaran sensor suhu (V) bertambah
yang digunakan menunjukkan
secara linier terhadap suhu (T)
bahwa respon tahanan termistor
sebagaimana terlihat gambar 6.
yang linier terhadap suhu pada
Sutisna, Misto dan Hardianto, Sistem Pengukuran Suhu .............. 7

Tegangan keluaran sensor suhu untuk setiap kenaikan suhu sebesar


rata-rata berubah sebesar 0,03 volt 0,5 oC (atau 0,06 volt/oC).

Grafik Hubungan Antara Suhu dengan Hambatan Termistor

32
y = -1.067x + 68.932
31
Hambatan termistor
R2 = 0.9998
30
(k.Ohm) 29
28
27
26
25
24
34 36 38 40 42
Suhu (C)

Gambar 4. Grafik hubungan antara suhu dengan hambatan termistor

(a)

Grafik Karakterisasi Sensor Suhu

3.45
Teganngan keluaran

3.4 y = 0.0582x + 1.023


sensor suhu (V)

3.35
3.3 R2 = 0.9989
3.25
3.2
3.15
3.1
3.05
3
34 36 38 40 42
Suhu (C)

(b)

Gambar 5. (a) Rangkaian pendukung sensor suhu; (b) Karakteristik sensor suhu.
8 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No.1, Pebruari 2010 (1 12)

2. Rangkaian Multiplekser Masukan mana yang akan


Rangkaian multiplekser ini diteruskan kekeluaran rangkaian
memiliki dua keluaran, yaitu Out0 multiplekser bergantung pada nilai
dan Out1 yang masing-masing biner yang diberikan pada selektor
dihubungkan dengan terminal A, B, dan C, seperti ditunjukkan
analog Labjack AIN0 dan AIN1. pada gambar 6.

Gambar 6. Rangkaian multiplekser

3. Program Pengonversi gambar 7, sementara front panel


Tegangan ke Suhu
program sebagaimana tampak pada
Blok diagram dari program
gambar 8.
yang dibuat dapat dilihat pada

Gambar 7. Blok diagram program pengonversi tegangan ke suhu


Sutisna, Misto dan Hardianto, Sistem Pengukuran Suhu .............. 9

Gambar 8. Front panel program pengkonversi tegangan ke suhu

4. Hasil Kalibrasi Sistem untuk kenaikan suhu sebesar 0,5 oC.


Dari kalibrasi sistem dipero- Sehingga grafik hubungan antara
leh data berupa tegangan keluaran suhu dan tegangan keluaran sensor
sepuluh sensor suhu pada rentang berbentuk linier dengan persamaan
o o
35 C sampai 41 C. Tegangan umum y ax b . Selengkapnya
keluaran setiap sensor suhu grafik hasil kalibrasi sepuluh sensor
berubah rata-rata sebesar 0,03 volt dapat dilihat pada gambar 9.
Grafik Hubungan Suhu (T) dan Tegangan Grafik Hubungan Suhu (T) dan Tegangan
Keluaran (V) Sensor Suhu 1 Keluaran (V) Sensor Suhu 2
4 4
y = 0.058x + 1.5998 y = 0.058x + 1.5936
3.9 3.9
R2 = 0.9991 R2 = 0.9988
V (volt)

V (volt)

3.8 3.8

3.7 3.7

3.6 3.6
34 35 36 37 38 39 40 41 42 34 35 36 37 38 39 40 41 42
T (C) T (C)

Grafik Hubungan Suhu (T) dan Tegangan Grafik Hubungan Suhu (T) dan Tegangan
Keluaran (V) Sensor Suhu 3 Keluaran (V) Sensor Suhu 4

4
4
3.9 y = 0.0585x + 1.5723 y = 0.0581x + 1.5979
R2 = 0.9987 3.9
R2 = 0.9979
V (volt)

V (volt)

3.8 3.8
3.7 3.7

3.6 3.6
34 35 36 37 38 39 40 41 42 34 35 36 37 38 39 40 41 42
T (C) T (C)
10 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No.1, Pebruari 2010 (1 12)

Grafik Hubungan Suhu (T) dan Tegangan Grafik Hubungan Suhu (T) dan Tegangan
Keluaran (V) Sensor Suhu 5 Keluaran (V) Sensor Suhu 6
4 4.1
y = 0.0584x + 1.588 4
3.9
R2 = 0.9974 y = 0.0587x + 1.614
V (volt)

V (volt)
3.9
3.8 R2 = 0.9985
3.8
3.7
3.7
3.6 3.6
34 35 36 37 38 39 40 41 42 34 35 36 37 38 39 40 41 42
T (C) T (C)

Grafik Hubungan Suhu (T) dan Tegangan Grafik Hubungan Suhu (T) dan Tegangan
Keluaran (V) Sensor Suhu 7 Keluaran (V) Sensor Suhu 8

4
4.1
y = 0.0578x + 1.6043
3.9 4
R2 = 0.9982 y = 0.0579x + 1.6109
V (volt)

V (volt)
3.9 R2 = 0.9976
3.8
3.8
3.7
3.7
3.6 3.6
34 35 36 37 38 39 40 41 42 34 35 36 37 38 39 40 41 42
T (C) T (C)

Grafik Hubungan Suhu (T) dan Tegangan Grafik Hubungan Suhu (T) dan Tegangan
Keluaran (V) Sensor Suhu 9 Keluaran (V) Sensor Suhu 10
4 4.1
3.95 y = 0.0581x + 1.5956
y = 0.058x + 1.5967 4
3.9 R2 = 0.9938
R2 = 0.9988
3.85
V (volt)

V (volt)

3.9
3.8
3.75 3.8
3.7
3.7
3.65
3.6 3.6
34 35 36 37 38 39 40 41 42 34 35 36 37 38 39 40 41 42
T (C) T (C)

Gambar 9. Grafik antara suhu dan tegangan keluaran sensor suhu


hasil kalibrasi sistem

Dapat dilihat bahwa gradien tegangan keluaran sensor untuk nilai


garis a untuk semua sensor memiliki suhu yang sama.
nilai yang mirip, yaitu mendekati nilai
0,058. Demikian juga dengan nilai 5. Hasil Pengujian Sistem
konstanta b yang mendekati 1,6. Dari hasil pengujian diketahui
Kemiripan nilai a menunjukkan bahwa sistem dapat menampilkan
bahwa perubahan tegangan hasil pembacaan kesepuluh sensor
keluaran per satuan suhu untuk suhu dengan benar. Dari pengujian
setiap sensor relatif sama. keakurasian dan kepresisian
Sementara itu nilai b menunjukkan diketahui bahwa pembacaan yang
adanya perbedaan representasi diberikan oleh sistem masih cukup
Sutisna, Misto dan Hardianto, Sistem Pengukuran Suhu .............. 11

berbeda dengan penunjukan oleh sistem sudah baik. Dari


termometer pembanding, sehingga pengujian juga diketahui bahwa
dilakukan pengubahan pada indikator LED menyala saat
o
konstanta kalibrasi yang sebelumnya pengukuran suhu melebihi 37 C.
telah diperoleh dari kalibrasi sistem. Dengan hasil ini berarti tiga
Pengubahan yang dilakukan lebih parameter keberhasilan sistem telah
bersifat memperhalus saja, artinya berhasil dipenuhi sehingga dapat
konstanta kalibrasi setelah diubah dikatakan sistem bekerja dengan
tidak berbeda jauh dengan baik.
konstanta kalibrasi sebelumnya.
a. Akurasi KESIMPULAN
Dengan metode pengolahan Telah berhasil dibuat sebuah
data seperti pada metode penelitian rancang bangun sistem pemantau
dapat diketahui bahwa diskrepansi suhu tubuh secara simultan. Hasil
(D) yang dihasilkan seluruh sensor pengujian menunjukkan bahwa sis-
suhu untuk setiap nilai suhu kurang tem dapat bekerja dengan baik. Hal
dari 5 %. Besarnya diskrepansi yang ini terlihat dari dipenuhinya 3 para-
dihasilkan tidak lebih dari 0,6 % atau meter keberhasilan sistem, yaitu:
dengan kata lain akurasi hasil 1. Hasil pembacaan suhu oleh
pengukuran mencapai lebih dari 99 sepuluh sensor suhu dapat
%. Hasil ini menunjukkan bahwa ditampilkan pada front panel
sistem pemantau suhu ini telah program dengan benar. Semua
memberikan pembacaan yang indikator numerik memunculkan
akurat. suhu dari setiap sensor yang
b. Presisi terpasang. Tampilan Suhu 1
Dari tiga kali pengambilan menampilkan suhu sensor 1,
data untuk seluruh sensor suhu Suhu 2 menampilkan suhu
terlihat bahwa ketidakpastian relatif sensor 2, demikian juga dengan
pengukuran (I) pada tiap nilai suhu sensor suhu lainnya.
tidak lebih dari 0,6 % atau dengan 2. Indikator berupa LED pada front
kata lain tingkat presisi hasil panel program menyala saat
pengukuran lebih dari 99 %. Hasil ini suhu terukur melebihi 37 oC.
menunjukkan bahwa kepresisian 3. Tingkat akurasi dan kepresisian
hasil pengukuran yang diberikan hasil pembacaan oleh sistem
12 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No.1, Pebruari 2010 (1 12)

pada rentang 35 oC sampai 41 Kusuma, Tandy A. dan Tanudjaya,


o Harlianto. Sistem Pemantauan
C untuk setiap nilai suhu sudah
Detak Jantung dan Suhu Tubuh
baik, mencapai lebih dari 99 %. Pasien Rawat Inap Berbasis
Mikrokontroler AT89C51. FT
Hal ini ditunjukkan oleh besarnya
Elektro Unika Atma Jaya :
nilai diskrepansi (D) dan Jakarta.
http://lib.atmajaya.ac.id/default.a
ketidakpastian relatif (I) yang
spx?tabID=61&src=k&id=14748
tidak lebih dari 0,6 %. 0 [2 Oktober 2008]
Zarkasyi, A dan Hermanto, L. 2004.
Pemanfaatan Mikrokontroler
DAFTAR PUSTAKA
Sebagai Pemroses Depan
Budi. 2008. Gangguan Pengaturan Pengambilan Data Pada Sensor
Suhu Tubuh. Jamak Berbasis Komputer.
http://nursingbegin.com/ganggu Jurusan Teknik Universitas
an-pengaturan-suhu-tubuh/ [29 Gunadarma : Jakarta.
Januari 2009] http://repository.gunadarma.ac.i
d:8000/Kommit2004_elektronika
Deardorff, Duane. 2000. Introduction
_komputer_013_1348.pdf [2
to Measurement and Error
Oktober 2008]
Analysis. The University of
North Carolina at Chapel Hill, Zuhri, F.S. Tanpa tahun.
Department of Physics and Perencanaan dan Pembuatan
Astronomy. Alat Pemantau Suhu Badan
http://www.physics.unc.edu/~de Pasien Rumah Sakit Berbasis
ardorf/uncertainty/UNCguide.ht Mikrokontroler AT89C51.
ml [29 Desember 2008] Universitas Widyagama:
Malang.
Hidayat, A. Aziz Azimul, S.Kp dan
http://202.91.12.177/skripsi/980
Uliyah, Musrifatul, S.Kp. 2004.
3450169/Abstrak.pdf [2 Oktober
Buku Saku Praktikum
2008]
Kebutuhan Dasar Manusia.
Penerbit Buku Kedokteran
EGC: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai