Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dioda adalah perangkat semikonduktor yang pada dasarnya bertindak
sebagai saklar satu arah untuk arus. Hal ini memungkinkan arus mengalir
dengan mudah dalam satu arah, tetapi sangat membatasi arus tidak mengalir
ke arah yang berlawanan. Dioda juga dikenal sebagai rectifiers (Penyearah)
karena diode mampu mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah
yang (DC) [1].
Dioda digunakan dalam berbagai cara. Salah satu aplikasi penting dari
dioda ini adalah dalam rangkaian penyearah untuk mengubah sinyal AC
menjadi sinyal DC. Karena banyak bekerja dengan sinyal AC, maka
dibutuhkan waktu pulih yang cepat dari satu siklus sinyal AC ke siklus
berikutnya. Beberapa dari diode berfungsi mengubah arus AC menjadi arus
DC, dengan menghapus sebagian dari sinyal. Dalam kapasitas ini, dioda
dikenal sebagai penyearah. Dioda memerlukan waktu untuk tidak menghantar
saat ketika polaritas tegangan yang diberikan di balik yang dapat terjadi
didalam sepersekian detik. Dalam aplikasi frekuensi rendah, waktu pemulihan
dioda tidak terlalu signifikan, karena siklus yang tidak terlalu cepat. Berbagai
tipe dioda saat ini digunakan dalam rangkaian elektronik [1].
Dioda berfungsi sebagai saklar listrik, dan berguna dalam pelindung
gelombang karena mampu mencegah lonjakan tegangan. Dioda juga
digunakan dalam melakukan logika serta mampu membuat pasokan listrik dan
penguat tegangan. LED digunakan sebagai sensor, juga untuk penerangan di
perangkat penerangan dan laser. Dioda Zener berfungsi sebagai regulator
tegangan, varactor digunakan dalam tuning elektronik dan varistor digunakan
untuk menekan transien dalam saluran AC. Dioda adalah basis dari sebuah
transistor dan penguat oprasional [1]. Dengan adanya dioda, kebutuhan
penggunaan dalam dunia elektronika menjadi lebih kompleks. Oleh karena itu
dalam percobaan kali ini kita akan membahas mengenai “Dioda”.
1.2 Ruang Lingkup
Dalam praktikum ini pengukuran yang dilakukan dibatasi pada
pengukuran karakteristik dari suatu dioda, mengetahui perbedaan diantara
rangkaian doubler, tripler dan quadrapler serta mengamati bentuk gelombang
yang dihasilkan rangkaian cilper, slicer dan clamper.
1.3 Tujuan Percobaan
1. Membuat karakteristik statik dioda dan dioda zener serta dapat
menggunakannya.
2 Dapat menggunakan dioda untuk clipping, slicing, clamping,
voltage doubler, voltage tripler, dan voltage quadrapler, serta dapat
mengaplikasikannya dalam berbagai rangkaian elektronika.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Jenis-Jenis Dioda


Berbagai tipe dioda saat ini digunakan dalam rangkaian elektronik. Jenis-
jenis dioda dan simbol dalam rangkaian ditampilkan dalam gambar 2.1
berikut [1].

Gambar II.1 Jenis dan Simbol dalam rangkaian [1]

1. Dioda Zener
Dioda Zener adalah tipe khusus dari dioda yang banyak digunakan sebagai
regulator tegangan. Keunggulannya adalah ketika diberi tegangan panjar
mundur, dioda Zener dapat mencapai tegangan breakdown – nya dan
tegangan dioda tetap konstan walaupun arus yang melalui dioda terus
meningkat [1].
2. Dioda Laser
Dioda laser adalah dioda yang dapat memancarkan spektrum panjang
gelombang yang sempit sehingga dapat memfokuskan radiasi berbentuk titik
dengan diameter sekitar 1 µm [1].
3. Fotodioda
Fotodioda adalah dioda yang menghasilkan arus ketika terkena cahaya.
Dalam gelap gulita, mereka bertindak sebagai rangkaian terbuka, sehingga
tidak ada arus yang melewatinya. Bila dikenai cahaya dioda ini akan menjadi
terang dan menyebabkan terjadi aliran dari katoda ke anoda [1].
II.2 Bias Mundur (Reverse Bias)
Bias mundur adalah pemberian tegangan negatif baterai ke terminal anoda
(A) dan tegangan positif ke termina katoda (K) dari suatu dioda. Dengan kata lain,
tegangan anoda katoda (VA-K < 0). Gambar 2 menunjukkan dioda diberi bias
mundur [2].
Gambar II.2 Dioda diberi bias mundur [2]
Karena pada ujung anoda (A) yang berupa bahan tipe p diberi tegangan
negatip, maka hole-hole (pembawa mayoritas) akan tertarik ke kutub negatif
baterai menjauhi persambungan. Demikian juga karena pada ujung katoda (K)
yang berupa bahan tipe n diberi tegangan positif, maka elektron-elektron
(pembawa mayoritas) akan tertarik ke kutup positif baterai menjauhi
persambungan. Sehingga daerah pengosongan semakin lebar, dan arus yang
diesebabkan oleh pembawa mayoritas tidak ada yang mengalir [2].
Sedangkan pembawa minoritas yang berupa elektron (pada bahan tipe p)
dan hole (pada bahan tipe n) akan berkombinasi sehingga mengalir arus jenuh
mundur (reserve saturation current) atau Is. Makin tinggi temperatur, makin besar
harga Is. Pada suhu ruang, besarnya I ini dalam skala mikro-amper untuk dioda
silikon [2].
II.3 Bias Maju (Foward Bias)
Apabila tegangan positif baterai dihubungkan ke terminal Anoda (A) dan
negatifnya ke terminal katoda (K), maka dioda disebut atau VA-K > 0. Gambar 2.3
menunjukkan dioda diberi bias maju [2].

.
Gambar II.3 Dioda diberi bias maju [2]
Dengan pemberian polaritas tegangan seperti pada gambar 2.3, yakni V A-K positif,
maka pembawa mayoritas dari bahan tipe p (hole) akan tertarik oleh kutup negatif
baterai melewati persambungan dan berkombinasi dengan elektron (pembawa
mayoritas bahan tipe n). Demikian juga elektronnya akan tertarik oleh kutup
positif baterai untuk melewati persambungan. Oleh karena itu daerah
pengosongan terlihat semakin menyempit pada saat dioda diberi bias maju. Dan
arus dioda yang disebabkan oleh pembawa mayoritas akan mengalir, yaitu ID [2].
Gambar II.4 Penyearah setengah gelombang [3]
Penyearah setengah gelombang (half wave rectifier) hanya menggunakan
1 buah diode sebagai komponen utama dalam menyearahkan gelombang AC.
Prinsip kerja dari penyearah setengah gelombang ini adalah mengambil sisi sinyal
positif dari gelombang AC maka diode dalam keadaan forward bias sehingga sisi
positif dari gelombang AC tersebut dilewatkan dan pada saat transformator
memberika sinyal sisi negatif tegangan AC tersebut ditahan atau tidak dilewatkan
seperti terlihat pada gambar sinyal output penyearah setengah gelombang berikut
[3].

Gambar II.5 Sinyal Output Penyearah Setengan Gelombang [3]


Persamaan tegangan penyearah setengah gelombang [3].
𝑉𝑚
Vavg = (2.1)
𝜋𝑅

II.4 Dua Model Diode

Gambar II.6 Dua Model Diode [5]


Dua model diode adalah bentuk modifikasi dari rangkaian dioda tunggal w
yang memperhitungkan efek rekomendasi dengan memperkenalkan dioda lain
secara paralel [4]. Dioda pemancar cahaya (LED) diiklankan sebagai ramah
lingkungan karena mereka hemat energi dan bebas merkuri. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan apakah LED menimbulkan bentuk lain dari dampak
lingkungan dan kesehatan manusia, dan untuk mengkarakterisasi variasi di
berbagai LED berdasarkan warna dan intensitas [5].
DAFTAR PUSTAKA

[1] Yohandri dan Asrizal. Elektronika Dasar 1: Komponen, Rangkaian, dan


Aplikasi Edisi Pertama. Jakarta : Kencana. 2016.
[2] Surjono, Herman Dwi. Elektronika : Teori dan Penerapan. Jember : Cerdas
Ulet Kreatif. 2007.
[3] Abidin, Zainal. Pemodelan Power Supply DC Dengan Multisim 12.0
Sebagai Media Pembelajaran. ISSN No. 2085 – 0859, [Jurnal Teknika],
Vol. 7, No. 1 Maret 2015.
[4] Tamrakar, Viyek, S.C. Gupta dan Yashwant Sawle. Single-Diode and Two-
Diode PV Cell Modeling Using Matlab for Studying Characteristics of Solar
Cell Under Varying Conditions. Electrical and Computer Engineering: An
International Journal (ECIJ), Vol. 4, No. 2, June 2015.
[5] Lim, Seong-Rin, Daniel Kang dan Oladelea A. Ogunseitan, dan Julie M.
Schoenung. Potential Enviromental Impacts of Light-Emitting Diodes
(LEDs): Metallic Resources, Toxicity, and Hazardous Waste Classification.
Department of Chemical Engineering and Materials Science, 1-530-752-
9554.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil
IV.1.1 Tabel Data
Tabel IV.1 Karakteristik Dioda Standar
No. R (Ω) VR (Volt) VD (Volt) ISAT (mA)
1. 1k 0,9 0,5 1,3
2. 10 k 1,1 0,4 1,3
3. 100 k 1,2 0,3 1,2
Ket: VDD = 1,6 V
Tabel IV.2 Karakteristik Dioda Zener
No. R (Ω) VR (Volt) VD (Volt) ISAT (mA)
1. 1k 0,8 0,7 1,1
2. 10 k 0,9 0,6 1,1
3. 100 k 1,0 0,5 1,0
Ket: VDD = 1,6 V
Tabel IV.2 Percobaan Pelipat Tegangan
No. Rangkaian VIn (Volt) VOut (Volt)
1. Doubler 0,6 1,86
2. Tripler 0,6 2,82
3. Quadrapler 0,6 3,73
Keterangan : C= 10 µF
IV.1.2 Gambar dan Grafik
IV.1.2.1 Gambar
1. Rangkaian Clipper Positif

(a) (b) (c)


Gambar IV.1 (a) Sinyal masukkan, (b) Sinyal keluaran, (c) Sinyal gabungan
2. Rangkaian Clipper Negatif

(a) (b) (c)


Gambar IV.2 (a) Sinyal masukkan, (b) Sinyal keluaran, (c) Sinyal gabungan
3. Rangkaian Clamper Positif

(a) (b) (c)


Gambar IV.3 (a) Sinyal masukkan, (b) Sinyal keluaran, (c) Sinyal gabungan
4. Rangkaian Clamper Negatif

(a) (b) (c)


Gambar IV.4 (a) Sinyal masukkan, (b) Sinyal keluaran, (c) Sinyal gabungan
5. Rangkaian Slicer

(a) (b) (c)


Gambar IV.5 (a) Sinyal masukkan, (b) Sinyal keluaran, (c) Sinyal gabungan
IV.2 Pembahasan
Untuk menentukan karakteristik dioda standar dilakukan pengukuran
terhadap tegangan dioda, tegangan resistor dan kuat arus saturasi. Dibuat tiga
rangkaian yaitu rangkaian Doubler, Rangkaian Tripler dan Rangkaian
Quadrupler. Pada Dioda Rectifier digunakan tiga buah Resistor yang memiliki
muatan 1 K, 10 K dan 100 K. Muatan 1 K diperoleh nilai tegangan dioda (VD )
sebesar 0,5 Volt, tegangan resistor (VR ) sebesar 0,9 Volt. Berdasarkan nilai
tegangan yang diperoleh maka di dapatkan nilai ISAT sebesar 1,3 A. Resistor
muatan 10 K diperoleh nilai tegangan dioda (VD) sebesar 0,4 Volt, tegangan
resistor (VR ) sebesar 1,1 Volt. Dengan besaran nilai yang diperoleh maka di
dapatkan nilai ISAT sebesar 1,3 A. Resistor muatan 100 K diperoleh nilai tegangan
dioda (VD) sebesar 0,3 Volt, tegangan resistor (VR ) sebesar 1,2 Volt. Dengan
besaran nilai yang diperoleh maka di dapatkan nilai ISAT sebesar 1,2 A.
Karakteristik dioda zener dapat ditentukan dengan menggunakan Resistor
1K, 10K dan 100 K. Pada resistor pertama di peroleh nilai tegangan dioda (V D )
sebesar 0,7 Volt, tegangan resistor (VR ) sebesar 0,8 Volt. Berdasarkan nilai
tegangan yang diperoleh maka di dapatkan nilai ISAT sebesar 1,1 A. Resistor
kedua di peroleh nilai tegangan dioda (VD ) sebesar 0,6 Volt, tegangan resistor
(VR ) sebesar 0,9 Volt. Berdasarkan nilai tegangan yang diperoleh maka di
dapatkan nilai ISAT sebesar 1,1 A. Resistor ketiga di peroleh nilai tegangan dioda
(VD ) sebesar 0,5 Volt. Berdasarkan nilai tegangan yang diperoleh maka di
dapatkan nilai ISAT sebesar 1,0 A. Dari hasil penguran tersebut menunjukkan
bahwa dioda standar mempunyai karakteristik bias maju karena terdapat arus yang
mengalir pada rangkaian dan hal tersebut sesuai dengan teori.
Percobaan selanjutnya adalah pelipat tegangan. Pada percobaan ini
digunakan 3 rangkaian, pertama rangkaian Doubler digunakan Tegangan Input
VIn sebesar 1,6 Volt. Berdasarkan teori, Rangkaian Doubler membuat pelipat
tegangan sebanyak 2x lipatannya. Oleh karena itu di dapatkan tegangan Output
VOut sebesar 1,86 Volt. Besaran yang di dapatkan tidak sepenuhnya dua kali dipat
di dapatkan, hal ini disebabkan karena kondisi alat yang digunakan kurang baik.
Kedua, rangkaian Doubler digunakan Tegangan Input VIn sebesar 1,6 Volt.
Berdasarkan teori, Rangkaian Trippler membuat pelipat tegangan sebanyak 3x
lipatannya. Oleh karena itu di dapatkan tegangan Output VOut sebesar 2,82 Volt.
Besaran yang di dapatkan tidak sepenuhnya tiga kali dipatnya, hal ini disebabkan
karena kondisi alat yang digunakan kurang berfungsi dengan baik. Ketiga,
rangkaian Quadrupler digunakan Tegangan Input VIn sebesar 1,6 Volt.
Berdasarkan teori, Rangkaian Quadrupler membuat pelipat tegangan sebanyak 4x
lipatannya. Oleh karena itu di dapatkan tegangan Output VOut sebesar 3,73 Volt.
Besaran yang di dapatkan tidak sepenuhnya tiga kali dipatnya, hal ini disebabkan
karena kondisi alat yang digunakan kurang berfungsi dengan baik.
BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
1. Dioda memiliki karakteristik yaitu mampu menghantarkan jika di
kerjakansecara maju (forward) dan akan menghambat jika dikerjakan secara
terbalik (reserve). Bila anoda berada pada tegangan lebih tinggi daripada
katoda maka diode dikatakan mendapatkan bias maju. Bila katoda berada pada
tegangan lebih tinggidari pada anoda maka dode dikatakan bias mundur.
2. Rangkaian Clipper positif adalah rangkaian yang memotong sinyal positif.
Rangkaian Clipper negatif adalah rangkaian yang memotong sinyal negatif.
Rangkaian Clamper positif adalah rangkaian yang menggeser sinyal ke positif.
Rangkaian Clamper negatif adalah rangkaian yang menggeser sinyal ke
negatif. Voltage Doubler adalah rangkaian yang menaikkan tegangan
keluarannya dua kali dari masukannya. Voltage Tripler adalah rangkaian yang
menaikkan tegangan keluarannya tiga kali dari tegangan masukannya. Voltage
quadrapler adalah rangkaian yang menaikkan tegangan keluarannya empat kali
dari tegangan masukannya.

V.2 Saran
V.2.1 Saran untuk Laboratorium
Sebaiknya alat yang sudah tidak berfungsi dengan baik segera di ganti
sehingga ketika melakukan percobaan tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan
data.
V.2.1 Saran untuk Asisten
Berikanlah respon yang sesuai dari buku penuntun dan respon. Jika
memberi praktikum ke praktikan sebaiknya menuntunnya dari awal sampai
akhir, tiba-tiba keluar lalu tiba-tiba masuk lagi.

Anda mungkin juga menyukai