Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR

ELEKTRONIKA
KARAKTERISTIK DIODA

Nama Aggota : (Kelas MS 3B)

Aditya Bagaskara (01)


Ahmad Fikri Ilham (02)
Andriew Panji Asmoro (03)
Aziz Zein Septiansyah (04)
Bagus Iswanu (05)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN

JURUSAN TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Seperti kita ketahui Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan
arus dalam satu arah saja. Karena itu, dioda dapat dimanfaatkan sebagai penyearah arus
listrik, yaitu piranti elektronik yang mengubah arus atau tegangan bolak-balik (AC)
menjadi arus atau tegangan searah (DC). Gambar 1 Simbol Umum Dioda Penerapan dioda
semikonduktor dalam bidang elektronika sangatlah luas. Hal ini karena sifat dioda yang
sangat mendasar yaitu hanya dapat melewatkan arus dalam satu arah saja. Rangkaian
penyearah merupakan penerapan dioda yang sangat penting untuk dibahas lebih dahulu.
Sesuai dengan bentuk gelombang outputnya, maka penyearah terdapat tiga macam yaitu
penyearah setengah gelombang, penyearah gelombang penuh, dan penyearah gelombang
penuh sistem jembatan (Bridge Rectifier).

Dioda pada umumnya merupakan komponen elektronika yang berfungsi sebagai


penyearah (rectifier) untuk mengubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah
(DC). Dioda menjadi sangat penting karena hampir semua peralatan elektronika
memerlukan sumber arus searah (DC).Dioda daya mempunyai spesifikasi yang sama
dengan dioda biasa pada umumnya, perbedaan yaitu dioda daya mempunyai kapasitas daya
(arus dan tegangan) yang lebih tinggi dari dioda-dioda sinyal biasa, namun kecepatan
penyaklaran pada dioda daya relatif lebih rendah. Melihat karakteristik dioda daya yang
mempunyai kapasitas daya yang lebih tinggi dari dioda biasa, maka seringkali doda daya
digunakan di dalam rangkaian elektronika sebagai penyearah. Selain sebagai penyearah,
dioda daya juga seringkali digunakan sebagai freewheeling (bypass) pada regulator-
regulator penyakelaran,rangkaian pemisah, rangkaian umpan balik dari beban ke sumber,
dan lain-lain.

2
1.2. TUJUAN PRAKTEK
(1).Dapat menggambarkan karakteristik dasar dioda Vfd=f(Ifd) bias maju.
(2).Dapat menentukan dan menggambarkan tegangan lutut (knee volatge).
(3).Dapat menggambarkan karakteristi garis beban dioda.
(4).Dapat menggambarkan karakteristik dua dioda dipasang secara seri atau paralel

3
BAB II
LANDASAN TEORI

TEORI DASAR
Dioda adalah piranti elektronika semi konduktor, yang terdiri dari gabungan
pertemuan material semikonduktor type P dan N (P-N junction). Baha yang dihubungkan
dengan material type P tersebut disebut Anoda dan yang dihubungkan dengan material N
disebut Katoda . Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan pada gambar berikut ini;

A P N K A+ -K
(a) (b)
Gambar 3.1 Konstruksi (a) dan simbol dioda (b)
Dioda akan mengalirkan arus ( sebagai aliran konduksi) jika diberikan padanya bias/catu
daya maju (forward), yaitu pada terminal ANODA diberikan tegangan POSITIF dan KATODA
diberi tegangan NEGATIF.
Untuk aliran sebaliknya (reverse), yaitu pada terminal ANODA diberikan tegangan NEGATIF dan
KATODA diberi tegangan POSITIF maka dioda akan mempunyai nilai hambatan yang besar
sehingga tidak mengalirkan arus (sebagai aliran non konduksi).

Gambar. 3.2 (a) Rangkaian dioda bias maju Gambar. 3.2(b) Rangkaian diaoda bias terbalik

Dioda dapat digunakan sebagai saklar/penghubung elektronik, yang mempunyai dua


keadaan, sebagai saklar yang menutup, apabila saat dioda diberi bias tegangan maju ( forward) dan
sebgai sakalr yang terbuka, apabila saat dioda diberi tegangan terbalik (resverse). Keadaan ini
hanya terjadi pada dioda yang ideal, pada kenyataannya dioda akan konduksi jika diberi tegangan
maju 0.7 V (jenis Si) dan 0.2 V (jenis Ge). Pada saat diberikan tegangan bias arah balik, dengan
dinaikan pada tengan tertentu, maka dioda yang tadinya statusnya sebagai saklar terbuka akan
tembus mengalirkan arus yang besar. Pada keadaan tersebut , tegangan balik ini disebut tegangan

4
dadal. (breakdown voltage). Setelah mencapai tegangn ini maka setiap kenaikan tegangan akan
mengakibatkan kenaikan arus yang cukup besar.

Gambar 2.3 Karakteristik tegangan bias dioda


Bilamana harga Vs diubah, maka arus Id dan Vd akan berubah pula. Bilamana mempunyai
karakteristik statik dioda dan diketahui Vs dan Rl, maka harga arus Id dan Vd dapat ditentukan
sebagai berikut :
Vs = Vab + ( I.RL) atau I = -(Vab/RL)+(Vd/RL)
Bilaman hubungan diatas digambarkan pada karakteristik statik dioda, maka akan didapat garis
lurus dengan kemiringan ( I/RL). Garis ini disebut garis beban ( load line), seperti ditunjukan pada
gambar berikut :

Gambar 2.4 Karakteristik Dioda dan Garis Beban


Pada gambar 2.4, garis beban memotong sumbu V d dioda pada harga Vs, yaitu bila arus I = 0
, dan memotong sumbu I pada harga Vs/R L. Titik potong antara karakteristik statik dengan garis

5
beban memberikan harga tegangan dioda V D(q) dan arus dioda ID(q). Dengan mengubah harga VS,
akan mendapatkan garis-garis beban sejajar seperti pada gambar diatas.

Dioda Zener adalah dioda semikonduktor yang bekerja pada daerah dadal (break down).
Dioda zener tersedia dalam beberapa harga tegangan dadal mulai 2 V hingga puluhan Volt.

Gambar 2.5 Simbol Zener Gambar 2.6 Bias dan pemasangan dioda zener
Karakteristik dioda zener dapat dilihat pada gambar berikut ini;

Gambar 2.7 Karakteristik Zener Dioda

Dioda Zener biasanya dipakai untuk menghasilkan tegangan yang konstan dari suatu
sumber tegangan yang tidak stabil. Dioda Zener mempunyai tegangan Knee yang sangat
tajam pada saat breakdown, artinya akan terjadi perubahan arus sangat besar pada
perubahan tegangan yang sangat kecil. Daya dan arus maksimum dioda zener perlu
diperhatikan agar tidak rusak akibat perubahan arus yang besar.

6
Pada rangkaian sumber tegangan biasanya tegangan keluaran dc akan berubah jika beban
yang terpasang berubah. Cara sederhana untuk menstabilkan tegangan DC adalah dengan
memasang dioda Zener. Jika tegangan keluaran berubah diatas tegangan zener, maka dioda
zener akan mempertahankan pada tegangan dadalnya.

7
BAB III
METODOLOGI

3.1. PERALATAN DAN BAHAN


(1). Sumber tegangan yang diatur DC : 0- 12 V/ 0-5 A 1 buah
(2). Multimeter ( V,A, Ohm meter ) 2 buah
(3). Resistor : 220 ohm dan 100 ohm 1 buah
(4). Dioda : 1N 4001 dan 1N4009 1 buah
(5). Blok terminal hubung 1 buah
(6). Kabel penghubung : 50 cm 10 buah

3.2. GAMBAR KERJA DAN RANGKAIAN


Rangkaian Pengujian Dioda

Gambar 2.8 Dioda bias maju Gambar 2.9 Dioda bias mundur
Rangkaian Pengujian Dioda Zener

(a)

8
(b)

(c)
Gambar 2.10 Dioda Zener : (a) bias maju, (b) bias mundur, (c) penyetabil tegangan
5.3. LANGKAH LANGKAH PENGUJIAN
(1). Rangkailah dioda seperti pada gambar 2.5
(2). Pastikan posisi tegangan catu daya pada batas minimal.
(3). Pastikan alat ukur sesuai dengan fungsi ukurnya ( Vatau A) dan rentang skala
besar batas ukurnya sesuai dengan pengukurannya.
(4). Hidupkan catu daya , naikan tegangan catu daya (Vs) daro 0 Volt sampai dengan 5
Volt secara perlahan dengan penambahan langkah 0.2 volt. Ukur arus dan tegangan
dioda dan bebannya. Catat hasil pengkuran pada tabel 2.1 untuk setiap harga
kenaikan Vs tertentu
(5). Kembalikan pengatur tegangan pada posisi semula ( minimum).
(6). Ubah rangkaian seperti pada gambar 2.6
(7). Naikan tegangan catu daya, sehingga dioda Vab sesuai dengan tabel 2.2
(8). Catat penunjukan ampere meter untuk setiap keniakan tegangan dan catat pada
tabel 2.2
(9). Kembalikan pengatur tegangan pada posisi minimum dan matikan semua
peralatan.
(10). Ulangi langkah 1 – 8 untuk dioda germanium.

9
10
BAB IV
ANALISIS DATA

DATA DATA DAN HASIL PENGUJIAN


Tabel. 2.1. Pengukuran 1 Dioda dioda Silikon Bias Maju

Vs[V] 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4

Id[mA] 0,0246 0,0032 0,0195 0,7 1,4 2,1 2,8

Vd[ V ] 0,097 0,4 0,5 0,62 0,7 0,72 0,65

VRL [ V ] 0,0016 0,002 0,005 0,25 0,4 0,55 0,7

ID=VRL/RL[µA] 7,272 9,09 22,7 1136,3 1818,1 2500 3181,1

Tabel 22. Pengukuran 2. Dioda silikon bias mundur

VAB [V] 1 2 5 10 15 20 25 30

ID [ µ A ] 0,65 1,35 3 6,5 10 14 17 21

RD=VAB/ID
153,84 148,48 1666,67 1538,47 1500 1428,58 1470,58 1428,58
[ kΩ ]

11
Analisa Percobaan

Berdasarkan tabel hasil percobaan 2.1 dapat dilihat bahwa ketika dioda
mendapat tegangan 0,2 hingga 0,6 pada bias maju, dioda mengalirkan arus
yang sangat kecil yaitu dari 0-22 µA. Ketika tegangan dinaikkan menjadi
0,8 V arus yang mengalir naik secara signifikan menjadi 1136 µA dan terus
naik ketika tegangan dinaikkan. Hal ini menunjukkan bahwa dioda silikon
memiliki tegangan lutut pada kisaran 0,7 V yaitu tegangan dimana arus
mulai bertambah cepat. Berdasarkan perhitungan pada soal no 3, dioda pada
bias maju memiliki nilai hambatan yang sangat kecil.

Pada tabel 2.2 menunjukkan karakteristik dioda pada bias mundur.


Ketika dioda mendapat tegangan yang terbalik, maka dioda tersebut akan
bersifat menghambat sehingga arus yang mengalir akan sangat kecil.
Berdasarkan perhitungan, nilai resistansi dioda pada bias mundur sangat
besar. Dalam praktikum ini nilai hambatan dioda pada bias mundur
mencapai 1,6 MΩ.

12
BAB V
PENUTUP

Berdasarkan praktikum ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dioda silikon memiliki tegangan lutut mendekati 0,7 V. Sedangkan


sebuah dioda germanium, mempunyai tegangan lutut sekitar 0.3 V.

2. Pada bias maju, dioda memiliki nilai hambatan yang sangat kecil,
sedangkan pada bias mundur dioda memiliki nilai tahanan yang
sangat besar.

13

Anda mungkin juga menyukai