Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN LENGKAP

DIODA SEMIKONDUKTOR – ZENER

OLEH:

MELISA

42220011

1A TRJT

Program Studi Teknologi Rekayasa Jaringan Telekomunikasi

Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Ujung Pandang 2021


PERCOBAAN I

DIODA SEMIKONDUKTOR – ZENER

TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, anda diharapkan dapat :
1. Menentukan bias maju dan bias mundur pada dioda semikonduktor.
2. Mengukur karakteristik dioda dan menggambarkan karakteristik dioda dengan
pengukuran arus dan tegangannya.
3. Menentukan tegangan knee (cut in coltage).
4. Menggambarkan garis beban dioda.
5. Membedakan antara tegangan knee (Vk) dengan tegangan kerja (Vk) dioda.
6. Membuktikan pemakaian dioda zener sebagai penstabil tegangan.
7. Menggunakan dioda zener dalam rangkaian pemotong (clipping).
8. Menjelaskan prinsip kerja dioda zener sebagai pembentuk gelombang kotak.

DASAR TEORI
A. Dioda Semikonduktor
Dioda semikonduktor adalah komponen elektronika yang terdiri atas pertemuan
semikonduktor type P dan semikonduktor type N(P-N junction) elektroda yang dihubungkan
dengan type N disebut katoda.
Dioda dapat berfungsi sebagai saklar elektronik karena dioda hanya akan
melewatkan arus dalam satu arah saja. Konstruksi dan simbol dioda seperti pada gambar
berikut:

A K
P N

Kontruksi Simbol

Gambar 1.1 dioda semikonduktor.


Dioda akan mengalir arus konduksi jika diberi bias maju, yaitu anoda mendapat
tegangan positif dan katoda mendapat tegangan negative, sebaliknya jika diberi reverse bias,
maka dioda akan memiliki resistansi yang tinggi, artinya dioda tidak berkonduksi karena
dioda dapat dipergunakan sebagai sakelar elektronik mestinya saat dioda diberi bias maju
akan terjadi arus (saklar tertutup) dan apabila diberi bias mundur, maka dioda seperti saklar
yang terbuka (dioda ideal). Kenyataannya, dioda akan konduksi bila diberi tegangan maju
yang cukup besar (0,7 untuk silikon dan 0.2 untuk germanium). Setelah mencapai tegangan
ini (knew voltage), maka setiap kenaikan arus diikuti oleh kenaikan tegangan, artinya dioda
pada saat konduksi mempunyai resistansi tertentu.

I I
Tegangan
Laju Nol
V V
Arus Balik Vk Vf
Nol

Gambar 1.2 kurva dioda ideal kurva pendekatan

Pada saat dioda diberi bias mundur maka akan terjadi arus mundur yang kecil,
dengan adanya arus mundur ini, berarti dioda mempunyai resistansi yang mundur, arus
mundur ini sangat terpengaruh oleh perubahan temperatur, setiap kenaikan temperatur akan
diikuti oleh kenaikan arus bocor. Sehingga resistansi mundur akan mengalami penurunan
harga.Contoh perhatikan gambar dibawah ini:

V silikon
10 V
fr Vout
- 10 V

Gambar 1.3

Jika Ir = 10µA dan Vmax = 10V. Resistansi mundur. Gambar gelombang keluarnya adalah:

V
9,28 V
fr
0,9 V

Gambar 1.4

B. Dioda Zener
Dioda zener adalah dioda semikonduktor yang bekerja pada daerah break down.
Dioda zener tersedia dalam beberapa harga tegangan break down mulai dari 2V hingga
puluhan Volt. Selain itu juga tersedia dalam kemampuan daya yang bervariasi.

A
Ver

Gambar 2.1 Simbol Dioda Zener Karakteristik

Pemakaian yang umum adalah untuk menghasilkan tegangan konstan suatu sumber
tegangan yang berubah-ubah, tetapi juga sering digunakan pada rangkaian-rangkaian
pembatas, sehingga dapat digunakan dalam rangkaian pembentuk gelombang. Dioda zener
memiliki tegangan : dioda zener memiliki tegangan “Knee” yang sangat tajam pada saat
“break down”, artinya akan terjadi perubahan arus yang sangat besar pada tegangan yang
relative konstan.
Yang perlu diperhatikan adalah kemampuan daya dan arus max yang diperbolehkan
pada dioda zener sehingga dioda zener tidak rusak karena perubahan arus yang besar.
Pada rangkaian sumber tegangan, umumnya tegangan keluaran DC, tersebut adalah
dengan memasang dioda zener seperti gambar berikut:

Gambar 2.2
Jika tegangan keluaran berubah dengan harga diatas tegangan zener, maka zener
akan mempertahankan pada tegangan breakdown. Pemakaian yang lain dari dioda zener
adalah sebagai rangkaian pemotong sinyal, baik yang akan dihilangkan sinyal positif,
maupun negatif, bahkan dengan memberikan tegangan penyangga, maka dapat dilakukan
pemotongan sebagian.

ALAT DAN BAHAN


A. Dioda semikonduktor
1. DC catu daya 1 buah
2. Resistor 220 ohm 2 buah
3. Resistor 100 ohm 1 buah
4. Resistor 470 ohm 1 buah
5. Resistor 1K Ohm 1 buah
6. Dioda Silikon 1 buah
7. Dioda Germanium 1 buah

B. Dioda Zener
1. Generator fungsi 1 buah
2. Multimeter 1 buah
3. Catu Daya 1 buah
4. Osiloskop 1 buah
5. Transformator 220V/9-ct-G 1 buah
6. Resistor 20 Ohm 1 buah
7. Resistor 100 Ohm 1 buah
8. Resistor 10KOhm 1 buah
9. Resistor 1 buah
10. Potensiometer 10K 1 buah
11. Zener Dioda 6,2V 1 buah
12. Zener Dioda 7,5V 1 buah

GAMBAR RANGKAIAN
a. Dioda Zener

Gambar 2.3a bias maju Gambar 2.3b bias mundur

Gambar 2.4

Gambar 2.5 Gambar 2.6

LANGKAH PERCOBAAN
A. Dioda Semikonduktor
 Mengukur resistansi dioda
1. Siapkan dioda silikon dan germanium, amati tanda-tanda yang menunjukkan elektroda
anoda dan katoda (dapat minta penjelasan dari instruktur).
2. Siapkan multimeter pada posisi Ohm meter.
3. Ukurlah resistansi dioda, perhatikan polaritas pada posisi Ohm meter.
4. Catat hasilnya dalam tabel dibawah ini.

Dioda Silikon
Bias Resistansi Keterangan
Maju 9Ω Gunakan range terendah
Mundur ∞ Gunakan range tertinggi

Dioda Germanium
Bias Resistansi Keterangan
Maju 11 Ω Gunakan range terendah
Mundur ∞ Gunakan range tertinggi

 Karakteristik Dioda
a. Dioda Silikon

Gambar 1.8a Gambar 1.8b

1. Buatlah simulasi rangkaian dioda seperti pada gambar 1.8a diatas menggunakan
program proteus/multisim atau sejenisnya.
2. Pastikan posisi range alat ukur sudah benar sesuai dengan fungsinya, catu daya pada
kondisi minimum.
3. Hidupkan catu daya, naikkan tegangannya selangkah demi selangkah baca
penunjukan Amperemeter sesuai dengan tabel pengukuran 1.
4. Baca dan catat tegangan dioda untuk setiap langkah penunjukan arus.
5. Kembalikan pengatur tegangan pada posisi minimum.
6. Ubah rangkaian dioda pada posisi seperti gambar 1.8B
7. Naikkan tegangan catu daya, sehingga tegangan dioda sesuai dengan tabel
pengukuran 2.
8. Catat penunjukan Amperemeter untuk setiap langkah kenaikan tegangan dan isikan
dalam tabel pengukuran 2.
Catatan : untuk dioda silikon arus mundur sangat kecil.
9. Kembalikan pengatur tergangan pada posisi minimum dan kembalikan semua
peralatan.

Tabel 1.2 Pengukuran I Dioda Silikon (Forward Bias)


If(mA) 0,06 0,60 3,00 6,00 20 30 40 60
Vf(V) 0,512 0,594 0,657 0,684 0,733 0,749 0,759 0,776
0,03 0,018 0,012
Rf=Vf/If 8,53 Ω 1Ω 0,22 Ω 0,11 Ω 0,025 Ω
Ω Ω Ω
ANALISIS DATA
1. If = 0,06
Rf = Vf / If
Rf = 0,512/0,06 = 8,53Ω
2. If = 0,60
Rf = Vf / If
Rf = 0,594 / 0,60 = 1 Ω
3. If = 3,00
Rf = Vf / If
Rf = 0,657 / 3,00 = 0,22 Ω
4. If = 6,00
Rf = Vf / If
Rf = 0,657 / 6,00 = 0,11 Ω
5. If = 20
Rf = Vf / If
Rf = 0,733 / 20 = 0,03 Ω
6. If = 30
Rf = Vf / If
Rf = 0,749 / 30 = 0,025 Ω
7. If = 40
Rf = Vf / If
Rf = 0,759 / 40 = 0,018 Ω
8. If = 60
Rf = Vf / If
Rf = 0,776 / 60 = 0,012 Ω
Tabel 1.2 Pengukuran II Dioda Silikon (Reverse Bias)
If(mA) 0 0 0 0 0 0 0 0
Vf(V) 1 2 5 10 15 20 25 30
Rf=Vr/Ir ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞
ANALISIS DATA
Hasil nilai dari Rf = Tidak terdefinisi karena Reverse Bias. Jadi arusnya sama dengan 0
b. Dioda Germanium
Ulangi langkah pengukuran karakteristik dioda silikon, dioda silikon diganti dengan
dioda germanium dengan tabel pengukuran sebagai berikut:

Tabel 1.2 Pengukuran I Dioda Germanium (Forward Bias)


If(mA) 0,01 0,10 0,50 1,00 3,0 6,0 10
Vf (V) 0,12 0,18 0,24 0,27 0,34 0,38 0,41
Rf=Vf/If 12 Ω 1,8 Ω 0,48 Ω 0,27 Ω 0,11 Ω 0,06 Ω 0,04 Ω
ANALISIS DATA

Nilai yang tertera dari Vf merupakan hasil pengukuran menggunakan alat ukur, nilai dari If
memang telah diketahui untuk mencari nilai Vf.

1. If = 0,01
Rf = Vf / If
Rf = 0,12/0,01 = 12 Ω
2. If = 0,10
Rf = Vf / If
Rf = 0,18/ 0,10 = 1,8 Ω
3. If = 0,50
Rf = Vf / If
Rf = 0,24 / 0,50 = 0,48 Ω
4. If = 1,00
Rf = Vf / If
Rf = 0,27 / 1,00 = 0,27 Ω
5. If = 3,0
Rf = Vf / If
Rf =0,34 / 3,00 = 0,11 Ω
6. If = 6,00
Rf = Vf / If
Rf = 0,38 / 6,00 = 0,06 Ω
7. If = 10
Rf = Vf / If
Rf = 0,41 / 10 = 0,04 Ω

Tabel 1.2 Pengukuran II Dioda Germanium (Reverse Bias)

If(mA) 0 0 0 0 0 0 0

Vr (V) 0 1 3 4 6 8 10

Rf=Vr/Ir ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞

ANALISIS DATA
Hasil nilai dari Rf = Tidak terdefinisi karena Reverse Bias. Jadi arusnya sama dengan 0

B. Menentukan Tegangan “Knee” Dengan Sistem Pendekatan


1. Ambillah contoh dari hasil pengukuran karakteristik dioda bias maju untuk daerah linear
baik silikon maupun germanium.
Dioda Silikon Dioda Germanium
Ir (mA) Vr Ir (mA) Vr
20 0,733 3 0,34
40 0,759 6 0,38
6 0,684 9 0,42

2. Buat karakteristik pendekatan dioda pada sumbu tegangan arus, tentukan koordinat arus
dan tegangan dari hasil pengukuran.
3. Tarik garis lurus yang menghubungkan ketiga titik koordinat, sehingga memotong
sumbu tegangan pada Ir = 0.
4. Dari grafik pendekatan diperolaeh :
Untuk dioda silikon : Vknee = 0,663V.
Untuk dioda germanium : Vknee = 0,292 V.
5. Dari karakteristik pendekatan tentukan resistansi dinamis dari dioda.

C. Menentukan Garis Beban Dioda


Rd = ∆v/∆i D

Gambar 1.9 E

1. Buatlah rangkaian simulasi dioda germanium seperti pada gambar di atas.

2. Hidupkan catu daya atur pada tegangan 1,5 V.


3. Ukurlah tegangan jatuh pada tegangan keluarannya (pada R). Vf =
0,212 V
Vout = 1,286 V
4. Dengan cara yang sama buatlah garis beban untuk Vs = 1V dan R = 220
Ohm.
5. Ukurlah tegangan jatuh pada tegangan keluarannya (pada R). Vf =
0,57 V
Vout = 0,44 V
6. Ulangi langkah diatas untuk dioda silikon dengan Vs = 3V dan R = 220
Ohm.

Vf = 0,66 V

Vout = 2,34 V

Untuk Vs = 1V, maka Vf = 0,57V, dan Vout = 0,44V.

Untuk Vs = 1,5V, maka Vf = 0,212V, dan Vout = 1,286V.

Untuk Vs = 3V, maka Vf = 0,66V, dan Vout = 2,34V.

b. Dioda Zener
B. 1. Karakteristik Dioda Zener
1. Buatlah rangkaian simulasi dioda zener seperti gambar 2.3 di atas.
2. Pastikan catu daya dalam kondisi minimum, kemudian hidupkan.
3. Naikkan tegangan catu daya perlahan, sehingga Amperemeter menunjukkan harga
seperti dalam tabel pengukuran 2.4.
4. Baca dan catat penunjukan Voltmeter untuk setiap langkah penunjukan Amperemeter
dalam langkah penunjukan.
5. Kembalikan pengatur tegangan ke posisi awal.
6. Ubahlah posisi dioda zener seperti pada gambar 2.3b.
7. Naikkan catu daya perlahan, sehingga Amperemeter menunjukkan harga seperti pada
tabel pengukuran 2.
8. Kembalikan pengaturan tegangan pada posisi semula.
9. Ulangi untuk dioda zener yang memiliki nilai yang lain.
Tabel 2.1 ZPD 6.2 MAJU
I(mA) 0,06 0,60 3 6 20 30 40 60
Vf (V) 0,635 0,696 0,741 0,762 0,803 0,814 0,824 0,848
Tabel 2.2 ZPD 6.2 MUNDUR
If(mA) 0 0 0 0 0 0 0 0
Vf(V) 1 2 5 10 15 20 25 30
Rf=Vr/Ir ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞
Tabel 2.3 ZPD 9.1 MAJU
I(mA) 0,06 0,60 3 6 20 30 40 60
Vf (V) 0,611 0,691 0,744 0,768 0,806 0,817 0,824 0,835
Tabel 2.2 ZPD 9.1 MUNDUR
If(mA) 0 0 0 0 0 0 0 0
Vf(V) 1 2 5 10 15 20 25 30
Rf=Vr/Ir ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞

C. Dioda Zener Sebagai Penstabil tegangan


1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 2.4.
2. Atur teganan catu daya pada tegangan 8 V.
3. Ukur tegangan pada terminal keluaran.
Vout = ...
4. Naikkan tegangan catu daya menjadi 9 V.
5. Ukur tegangan pada terminal keluarannya.
Vout = ...
6. Naikkan tegangan catu daya menjadi 10 V.
7. Ukur tegangan pada terminal keluarannya.
Vout = ...
8. Gantilah RL menjadi 1K.
9. Ulangi langkah 2 sampai langkah 7.
10. Gantilah RL menjadi 220.
11. Ulangi langkah 9.
12. Ulangi langkah diatas untuk dioda zener 6,2 dengan sumber tegangan 7,8 dan 9V.
8V 9V 10 V
RL 10 KΩ 7,98 V 9,00 V 9,13 V
RL 1 KΩ 7,28 V 8,24 V 9,04 V
RL 220 Ω 5,50 V 6,22 V 6,87 V
Untuk Dioda Zener 6,2
7V 8V 9V
RL 10 KΩ 6,24 V 6,31 V 6,41 V
RL 1 KΩ 6,20 V 6,27 V 6,36 V
RL 220 Ω 4,87 V 5,46 V 6,19 V

D. Dioda Zenner sebagai Clipper


1. Buatlah simulasi rangkaian seperti gambar 2.5
2. Atur generator fungsi pada gelombang kotak dengan f=400 Hz, dan V=6 Vpp.
3. Atur DC catu daya pada tegangan 10 V.
4. Lepaskan diode Zener, ukur tegangan keluaran dengan osiloskop kemudian gambar
dan catat.
5. Pasang kembali diode zener, atur potensiometer pada posisi minimum (0 V).
6. Gambar dan catat bentuk gelombang keluaran (perhatikan tabel level 0 dengan
menggunakan coling DC pada osiloskop).
- Jika Dioda Zener dilepas

- Jika Dioda Zener dipasang kembali

7. Atur potensiometer sehingga menghasilkan tegangan 2,5 V.


8. Ulangi langkah no.6.
9. Ulangi langkah nomor 7 dan 8 untuk tegangan 5 V, 6,2 V dan 10 V.
- 5V
- 6,2 V
- 10 V

E. Diode Zener sebagai pembentuk gelombang kotak.


1. Buatlah simulasi rangkaian seperti gambar 2.6.

2. Ukurlah bentuk gelombang dan amplitude pada tegangan sekunder trafo.

3. Ukurlah tegangan pada keluaran dan amati bentuk gelombangnya.


4. Ulangi langkah di atas untuk diode zener 9.1 V.

TUGAS DAN PERTANYAAN.


A. Dioda Semikonduktor
1. Gambarkan kurva dari hasil pengukuran karakteristik diode silicon dan diode
germanium.
Jawaban :
Diode silicon
Diode germanium.

2. Hitunglah resistansi dinamisnya dari kurva karakteristik !


Jawaban :
– Dioda Silikon :
Rd =

= = 1,76 Ω

- Dioda Germanium :
Rd =

= = - 28,5 Ω
3. Mana yang lebih besar arus bocor diode silicon atau germanium !
Jawaban :
Arus bocor pada Dioda Silikon dan Dioda Germaniuk itu sama, karena nilai If
atau Arus dari keduanya itu sama-sama 0.

4. Apakah tegangan “knee” dapat berubah dengan perubahan tegangan sumber atau
bebannya. Jelaskan !
Jawaban :
Akan berubah, karena jika tegangan sumber mengalami perubahan maka tegangan
aslinya pun akan mengalami perubahan. Dan, apabila tegangan bebannya mengalami
perubahan maka tegangan aslinya pun akan ikut mengalami perubahan.

5. Apakah perbedaan antara tegangan “knee”dengan tegangan maju (Vf) pada


diode?
Jawaban :
Tegangan “knee” dan tegangan maju (Vf) itu sama.
- Tegangan “knee” : Adalah tegangan kerja pendekatan.
- Tegangan maju : Adalah tegangan kerjanya. Maksudnya, ini yang menunjukkan
dimana dioda itu mulai bekerja.

6. Apa maksud pembuatan garis beban pada diode?


Jawaban : Garis beban adalah garis yang dibuat untuk menentukan titik kerja dioda.

7. Dari hasil percobaan garis beban. Apakah terjadi perbedaan tegangan keluaran
(Vo) antara perhitungan dengan grafik (kurva) dan hasil pengukuran langsung.
Jelaskan !
8. Dari hasil pengukuran dan analisis dimana letak keunggulan dan kerugian diode
silicon dibanding germanium.
Jawaban :
Dioda germanium mempunyai sifat-sifat diantaranya :
1. Bentuk fisiknya kecil
2. Digunakan untuk rangkaian yg power outputnya besar
3. Tahan terhadap tegangan tinggi max 500 volt
4. Tahan terhadap arus besar max 10 ampere
5. Tegangan yg hilang hanya 0,7 volt saja.
Dioda silikon mempunyai sifat-sifat diantaranya :
1. Bentuk fisiknya kecil
2. Sering di pakai dalam rangkaian adaptor sebagai perata arus, dapat juga
digunakan sebagai saklar elektronik
3. Tahan terhadap arus besar max sekitar 150 ampere
4. Tahan terhadap tegangan tinggi max 1000 volt
9. Berikan kesimpulan !
Jawaban :
- Dioda semikonduktor adalah komponen elektronika yang terdiri atas pertemuan
semikonduktor type P dan semikonduktor type N (P-N junction) elektroda yang
dihubungkan dengan type N disebut katoda. Dioda dapat berfungsi sebagai saklar
elektronik karena dioda hanya akan melewatkan arus dalam satu arah saja.
- Dioda akan mengalir arus konduksi jika diberi bias maju, yaitu anoda mendapat
tegangan positif dan katoda mendapat tegangan negatif. Tetapi dioda tidak akan
mengalirkan arus jika diberi bias mundur, yaitu anoda mendapat tegangan negatif
dan katoda mendapat tegangan positif.
- Dioda zener adalah dioda semikonduktor yang bekerja pada daerah breakdown.
Pemakaian yang umum adalah untuk menghasilkan tegangan konstan suatu
sumber tegangan yang berubah-ubah, tetapi juga sering digunakan pada
rangkaian-rangkaian pembatas, sehingga dapat digunakan dalam rangkaian
pembentuk gelombang.
- Tegangan Knee adalah tegangan pada saat arus mulai naik secara cepat pada saat
dioda berada pada daerah maju.
- Garis beban adalah garis yang digambar pada grafik kurva karakteristik dari arus
maupun tegangan.

B. Dioda Zener
1. Gambarkan karakteristik zener diode tersebut !
Jawaban : Karakteristik dioda zener juga sama seperti dioda pada umumnya,
namun pada daerah breakdown dimana ketika bias mndur mencapai tegangan
tembus (breakdwon voltage) maka arus dioda naik dengan cepat.

2. Tentukan berapa tegangan zener (breakdown) dari masing-masing zener diode ?


Jawaban : - Tegangan Zener (breakdown) pada dioda zener 1Z7.5 sebagai
penstabil tegangan yaitu 8 Volt. Tegangan Zener (breakdown) pada dioda Zener
1Z6,2 sebagai penstabil tegangan yaitu 7 Volt.

- Tegangan Zener pada dioda zener sebagai Clipper yaitu 0 Volt.


- Dan tegangan zener (breakdown) pada dioda zener sebagai pembentuk gelombang
kotak yaitu 9,1 Volt.
3. Pada percobaan II dengan perubahan tegangan catudaya bagaimana hasil tegangan
keluarnya. Jelaskan !
Jawaban : Pada saat tegangan pada catu daya dinaikkan, tegangan output dioda
akan semakin meningkat sampai dengan batas maksimal dari dioda tersebut.
4. Apakah perubahan tahanan beban berpengaruh pada kestabilan tegangan catu
daya ?
Jawaban : Kestabilan tegangan pada catu daya berengaruh dengan tahanan beban
yang berada pada rangkaian yang berperan sebagai pembagi tegangan.
5. Dari gambar yang terjadi pada percobaan jelaskan cara kerja rangkaian tersebut.
Jawaban :Cara kerja dari rangkaian tersebut adalah catu daya yang digunakan
bervariasi, RL dan Dioda Zenernya pun yang digunakan bervariasi, makanya nilai
Vout dari setiap rangkaian itu akan berbeda.
6. Bagaimana cara kerja dari rangkaian pembentuk gelombang kotak dan apa yang
terjadi jika tegangan zener lebih besar dari tegangan puncak masukan ?
Jawaban : Prinsip kerja dari rangkaian pembetuk gelombang kotak adalah :

• Function Generator memberikan sinyal berbentuk kotak, frekuensi, dan tegangan


yang tinggi kepada trafo dan mengubah ke tegangan yang rendah;
• Tegangan yang berasal dari trafo sekunder menuju ke tahanan dan dioda-dioda
zener yang saling bertemu dan menghasilkan gelombang kotak dengan
perbandingan pulsa sekitar 50:50.
Bentuk sinyal input dan output bergantung pada jumlah kumparan pada trafo.
Jika kumparan primer lebih banyak daripada kumparan sekunder, maka sinyal
input akan lebih besar daripada sinyal output, dan sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai