RESISTOR
Contoh :
Kode Angka yang tertulis di badan Komponen Chip Resistor adalah 4 7 3;
Cara pembacaannya adalah :
Masukkan Angka ke-1 langsung = 4
Masukkan Angka ke-2 langsung = 7
Masukkan Jumlah nol dari Angka ke 3 = 000 (3 nol) atau kalikan dengan 10³
Maka nilainya adalah 47.000 Ohm atau 47 kilo Ohm (47 kOhm)
2. RANGKAIAN RESISTOR
Darma Kusumandaru Senin, 22 Desember 2014
Untuk menambah nilai suatu resistansi pada suatu rangkaian elektronika atau membuat nilai
suatu hambatan resistor yang tidak terdapat di pasaran dapat dilakukan dengan merangkai
beberapa resistor sehingga dapat menghasilkan nilai hambatan (resitansi) sesuai dengan yang
diinginkan. Rangkaian resistor dibagi dalam 3 jenis yaitu :
a. Rangkaian Resistor Seri (deret)
Rangkaian resistor disebut seri apabila beberapa resistor disambung / dirangkai secara
berurutan atau berderet. Bentuk rangkaian resistor seri yaitu ujung resistor pertama
disambung dengan pangkal resistor kedua dengan pangkal resistor yang lain dan
seterusnya sesuai dengan nilai yang diinginkan.
Untuk menghitung hambatan pengganti (Rs) suatu rangkaian resistor yaitu dengan
menjumlahkan nilai masing-masing hambatan resistor pada rangkaian tersebut.
Rumus :
Keterangan :
Rs = Hambatan pengganti pada rangkaian seri (Ω)
R1 = Nilai hambatan pada resistor 1(Ω)
R2 = Nilai hambatan pada resistor 2(Ω)
R3 = Nilai hambatan pada resistor 3(Ω)
Rn = Nilai hambatan pada resistor paling akhir pada suatu rangkaian (Ω)
Contoh soal :
Tiga buah resistor akan dirangkai secara seri, masing-masing nilai resistor tersebut
adalah R1 = 10Ω, R2 = 47Ω, R3 = 100Ω. berapakah nilai dari hambatan pengganti
rangkaian tersebut?
Diketahui : R1 = 10Ω
R2 = 47Ω
R3 = 100Ω
Ditanya : Rs = ?
Jawab :
Rumus :
Keterangan :
Rp = Nilai hambatan pengganti pada rangkaian paralel (Ω)
R1 = Nilai hambatan pada resistor 1 (Ω)
R2 = Nilai hambatan pada resistor 2 (Ω)
R3 = Nilai hambatan pada resistor 3 (Ω)
Rn = Nilai hambatan pada resistor paling akhir pada suatu rangkaian paralel (Ω)
Contoh soal :
tiga buah resistor akan dirangkai secara paralel, nilai masing-masing resistor tersebut
adalah R1 = 10Ω, R2 = 47Ω, R3 = 100Ω, berapakah nilai hambatan pengganti pada
rangkaian paralel tersebut?
Diketahui : R1 = 10Ω
R2 = 47Ω
R3 = 100Ω
Ditanya : Rp = ?
Jawab :
Untuk menghitung hambatan pengganti dua buah resistor dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus :
Contoh soal :
dua buah resistor dirangkai paralel, jika nilai masing-masing resistor tersebut adalah R1
= 10Ω, R2 = 47Ω, berapakah nilai hambatan penggantinya?
Diketahui : R1 = 10Ω
R2 = 47Ω
Ditanya : Rp = ?
Jawab :
Pembuktian :
R1+R2//R3
Berapakah nilai hambatan pengganti pada rangkaian tersebut?
Diketahui : R1 = 10Ω
R2 = 47Ω
R3 = 100Ω
Ditanya : Rt = ?
Jawab :
2) Rangkaian Resistor Paralel-seri
Contoh soal :
R1//R2+R3
Diketahui : R1 = 10Ω
R2 = 47Ω
R3 = 100Ω
Ditanya : Rt = ?
Jawab :
3. CARA MEMPERBAIKI LAMPU HEMAT ENERGI PHILIPS, SHINYOKU,
OSRAM, DAN PANASONIC
Cara memperbaiki lampu hemat energi (LHE) merk Philips,Shinyoku, Osram dan
Panasonic . Apabila mempunyai lampu hemat energi dalam keadaan mati, harap jangan
dibuang, akan lebih baik jika lampu tersebut diperbaiki. untuk alat-alat dan bahan yang
dipergunakan adalah sebagai berikut :
1. Obeng min bisa juga pakai taspen
2. Solder beserta tempatnya + gondo rukem (untuk penyolderan yang sempurna gunakan
yang 60 watt )
3. Penyedot timah (Atraktor) yang dilengkapi dengan seal karet
4. Tenol
5. AVO Meter (Multitester) usahakan harga yang 75 ribuan keatas
6. Tang potong ( untuk memotong kaki komponen).
7. Tang Grip (Untuk membuka almunium penutup casing)
8. Korek api Gas super ( untuk melepas kaca pada casing bawah)
9. Komponen seperti Resistor sekering (R Fuse), Dioda in4007 1amper, Elco , Milar,
Resistor 2,2-20 ohm dan Transistor (biasanya komponen ini sering rusak).
Langkah memperbaiki :
1) Buka casing lampu dengan obeng minus
congkel dengan obeng min atau taspen pada tanda pengunci (untuk philips pengunci
biasanya berada di belakang di area yang ada tulisanya esensial)
2) Check tabung kaca lampu
check di keempat pin kawat kaca lampu dengan menggunakan multimeter (posisi ohm
x1 atau x10). jika kaca baik: kawat A1 dan A2 ditest pakai multimeter bergerak, begitu
juga dengan kawat B1 dan B2: jika kaca mati ganti dengan kaca baru, untuk yang
bentuknya tabung u dinamakan 2u/3u, untuk yang berbentuk ulir dinamakan spiral . ini
adalah bentuk fisik dari kaca lampu :
Untuk melepas kaca,panasilah lem yang merekatkan antara kaca dan casing pembuka
bawah dengan menggunakan korek gas super,kemudian congkel lem dengan obeng min
3) Jika kaca masih bagus maka cek komponen rentan rusak seperti :
a. Sekering (Fuse)
Untuk lampu ukuran 5-25 watt biasanya sekering menggunaan Resistor, untuk 35
watt keatas menggunakan sekering kaca. Sekering terletak di bagian belakang
yang terhubung ke kabel AC. Untuk lampu yang berdaya besar biasa di rangkaian
pcb tertulis fuse. Untuk mengetahui sekering baik atau tidak, silakan ukur dengan
multimeter,
o Untuk sekering kaca (35 watt keatas)
kalau jarum bergerak full artinya normal,
jika tidak bergerak artinya sekering mati dan harus diganti .
o Untuk sekering resistor /R sekring (5-25 watt)
Kalau jarum bergerak sesuai dengan nilai r artinya skring tersebut
dalam keadaan normal.
Kalau jarum bergerak mentok artinya Skring Short, solusi harus diganti
dengan yang baik
Kalau tidak bergerak berarti keadaan sekring tersebut mati, solusi harus
diganti dengan yang baik.
d. Milar Starter
letaknya pada bagian yang menyambungkan antara kawat kaca A dan kawat kaca
B, disarankan kalau mengganti milar ini dengan milar yang mempunyai
tegangan 450 V.
untuk nilai milar pada masing watt biasanya untuk
5-8 watt = 2,2nano/1200v, (2n2, 222,)
11-14watt = 2,7 nano/1200v(2n7, 272)
18-23 watt = 3,9nano/1200v (3n9,392)
45-65 watt = 5,6nano/1200v (5n6, 562)
Milar dikatakan baik jika ,di test pakai multi meter pada skala 1x atau 10x
keadaan jarum tidak bergerak.
e. Transistor,
Pada rangkaian mesin lampu menggunakan 2 buah resistor jenis NPN. untuk
mengetahui kaki dari transistor ,saya selalu memakai patokan:
kaki basis selalu terhubung ke Dioda dan Resistor 15-200hm.
Kaki Emitor biasanya terhubung ke Resistor 2,2 -10 ohm.
untuk mengetahui baik tidaknya transistor maka:
Jika jarum multimeter merah di hubungkan ke kaki tengah dan jarum hitam
dihubungan pada kaki kanan maupun kiri posisi jarum bergerak berarti
transistor normal. jika jarum hitam multimeter di hubungkan ke kaki tengah
transistor dan jarum merah di hubungan ke kaki kanan maupun kiri, jarum
bergerak.berarti transistor short. Jika transistor short maka solusinya
adalah diganti, begitu juga ganti resistor yang terhubung ke kaki emitor dan
basis (karna nilai kedua Resistor tersebut berubah molor).
Penggunaan tipe transistor pada jenis ukuran lampu:
a) TR MJE 13001 = untuk daya 5 Watt dan 8 Watt ( merk china 20 W )
b) TR MJE 13002 = untuk daya 10 Watt sampai dengan 20 Watt
c) TR MJE 13003 = untuk daya 23 Watt sampai dengan 25 Watt
d) TR MJE 13005 = untuk daya 28 Watt sampai dengan 45 Watt
e) TR MJE 13007 = untuk daya 75 Watt
4. RANGKAIAN KIPAS ANGIN SEDERHANA DENGAN 3 KECEPATAN
Namun jika anda menginginkan rangkaian kipas angin yang lebih kompleks dan
canggih, bisa coba buat rangkaian kipas angin otomatis berikut ini. Ya, rangkaian
kipas angin ini otomatis dapat menyesuaikan suhu ruangan. Saat suhu ruangan
panas, maka kecepatan putarnya juga semakin tinggi. Berikut skema rangkaian kipas
angin otomatis
Sedangkan alat yang dibutuhkan dalam pembuatan bel listrik yaitu: tang, palu,
obeng minus dan plus ukuran kecil, pisau kecil/pisau lipat, gunting, solder beserta tinolnya,
mistar dan pensil. Berikut ini gambar bel listrik sederhana yang akan dibuat.
Cara Membuat
1) Langkah pertama adalah pembuatan kumparan sebagai sumber medan magnet.
Kumparan dibuat dengan cara melilitkan kawat tembaga pada paku ukuran 9 inci.
Banyaknya lilitan tergantung kebutuhan. Jika ingin menghasilkan medan magnet yang
kuat namun membutuhkan energi listrik yang sedikit lebih, makan lilitan dibuat lebih
banyak. Jumlah lilitan minimal untuk sumber tegangan 9-18 volt dengan bahan kawat
tembaga berdiameter 1 mm pada paku 9 inci adalah sekitar 200-300 lilitan.
2) Pada bagian lempengan baja yang berfungsi sebagai pegas pada saat bekerja dan
lempengan besi sebagai lengan pemukul, disatukan menggunakan sekrup kecil.
Sebaiknya sekrup yang digunakan berjumlah 2 buah agar lebih kokoh. Pada bagian ini
kemudian dilakukan penyolderan antara kawat tembaga yang berasal dari kumparan
dengan lempengan baja yang terhubung ke interuptor (sekrup berukuran 1,5 inci).
3) Pada bagian kumparan, ujung paku 9 inci diberi penahan supaya kumparan tidak
bergeser ketika didorong oleh lempengan besi. Penahan berupa lembaran aluminium
yang dilipat-lipat dan dipasang vertikal dengan pemakuan untuk melekatkan pada papan.
Penahan ini dapat dibuat dari bekas kemasan minuman kaleng yang terbuat dari
aluminium.
4) Pasang baterai dekat dengan saklar, sambungkan sumbu negatif baterai dengan
kumparan, dan sumbu positif dengan saklar.
5) Bagian dudukkan lempengan baja dan besi, tahap pemasangan diawali dengan
melekatkan lempengan pada dudukkan kemudian dilanjutkan pemasangan ke bidang
papan. Pemasangan dalam papan dapat dilakukan dengan menggunakan sekrup
sebanyak dua buah. Pastikan dudukan kayu terpasang dengan kuat, dan tidak
goyah.
6) Tempelkan paku yang sudah dililitkan tembaga (kumparan) pada bagian atas (lihat
gambar). Supaya tidak bergeser kumparan diberi penahan yang terbuat dari seng atau
juga bisa menggunakan kaleng bekas minuman. Penahan dipasang pada kedua ujungnya.
Supaya lebih kuat penahan ini disekrup bersatu dengan papan landasan.
7) Untuk paku yang berfungsi sebagai interuptor dipasang dengan menggunakan penahan
yang terbuat dari kayu. Sekrup penahan tersebut supaya menyatu dengan papan
landasan. Solder kawat tembaga yang menghubungkan interuptor dengan saklar.
8) Letakan saklar dekat dengan baterai solder kawat tembaga yang menghubungkan
saklar dengan baterai, dan yang menghubungkan saklar dengan interuptor
9) Pasang bel/atau lonceng dekat dengan pemukul, satukan dengan papan landasan
(lihat gambar).