Anda di halaman 1dari 19

1.

RESISTOR

a. Cara Membaca Nilai Resistor


Resistor merupakan komponen penting dan sering dijumpai dalam sirkuit Elektronik. Boleh
dikatakan hampir setiap sirkuit Elektronik pasti ada Resistor. Tetapi banyak diantara kita
yang bekerja di perusahaan perakitan Elektronik maupun yang menggunakan peralatan
Elektronik tersebut tidak mengetahui cara membaca kode warna ataupun kode angka yang
ada ditubuh Resistor itu sendiri.
Berdasarkan bentuknya dan proses pemasangannya pada PCB, Resistor terdiri 2 bentuk yaitu
bentuk Komponen Axial/Radial dan Komponen Chip. Untuk bentuk Komponen
Axial/Radial, nilai resistor diwakili oleh kode warna sehingga kita harus mengetahui cara
membaca dan mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam warna tersebut sedangkan untuk
komponen chip, nilainya diwakili oleh Kode tertentu sehingga lebih mudah dalam
membacanya.
Kita juga bisa mengetahui nilai suatu Resistor dengan cara menggunakan alat pengukur Ohm
Meter atau MultiMeter. Satuan nilai Resistor adalah Ohm (Ω).
b. Cara menghitung nilai Resistor berdasarkan Kode Warna
Seperti yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah diwakili oleh
Warna-warna yang terdapat di tubuh (body) Resistor itu sendiri dalam bentuk Gelang.
Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.
Gelang warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lainnya sebagai
tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai toleransi pada nilai
Resistor yang bersangkutan.
Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di Tubuh Resistor :

c. Perhitungan untuk Resistor dengan 4 Gelang warna :

Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)


Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-3 atau pangkatkan angka tersebut dengan
10 (10n)
Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan
toleransi 10%.

d. Perhitungan untuk Resistor dengan 5 Gelang warna :

Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)


Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-3
Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan
10 (10n)
Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5
Gelang ke 4 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 5 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 105 * 105 = 10.500.000 Ohm atau 10,5 MOhm dengan
toleransi 10%.

e. Contoh-contoh perhitungan lainnya :


Merah, Merah, Merah, Emas → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm dengan 5%
toleransi
Kuning, Ungu, Orange, Perak → 47 * 10³ = 47.000 Ohm atau 47 Kilo Ohm dengan 10%
toleransi
Cara menghitung Toleransi :
2.200 Ohm dengan Toleransi 5% =
2200 – 5% = 2.090
2200 + 5% = 2.310
ini artinya nilai Resistor tersebut akan berkisar antara 2.090 Ohm ~ 2.310 Ohm
Untuk mempermudah menghafalkan warna di Resistor, kami memakai singkatan seperti
berikut :
HI CO ME O KU JAU BI UNG A PU
(HItam, COklat, MErah, Orange, KUning. HiJAU, BIru, UNGu, Abu-abu, PUtih)

f. Cara menghitung nilai Resistor berdasarkan Kode Angka :


Membaca nilai Resistor yang berbentuk komponen Chip lebih mudah dari Komponen Axial,
karena tidak menggunakan kode warna sebagai pengganti nilainya. Kode yang digunakan
oleh Resistor yang berbentuk Komponen Chip menggunakan Kode Angka langsung jadi
sangat mudah dibaca atau disebut dengan Body Code Resistor (Kode Tubuh Resistor)

Contoh :
Kode Angka yang tertulis di badan Komponen Chip Resistor adalah 4 7 3;
Cara pembacaannya adalah :
Masukkan Angka ke-1 langsung = 4
Masukkan Angka ke-2 langsung = 7
Masukkan Jumlah nol dari Angka ke 3 = 000 (3 nol) atau kalikan dengan 10³
Maka nilainya adalah 47.000 Ohm atau 47 kilo Ohm (47 kOhm)

Contoh-contoh perhitungan lainnya :


222 → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm
103 → 10 * 10³ = 10.000 Ohm atau 10 Kilo Ohm
334 → 33 * 104 = 330.000 Ohm atau 330 Kilo Ohm

Ada juga yang memakai kode angka seperti dibawah ini :


(Tulisan R menandakan letaknya koma decimal)
4R7 = 4,7 Ohm
0R22 = 0,22 Ohm
Keterangan :
Ohm = Ω
Kilo Ohm = KΩ
Mega Ohm = MΩ
1.000 Ohm = 1 kilo Ohm (1 KΩ )
1.000.000 Ohm = 1 Mega Ohm (1 MΩ)
1.000 kilo Ohm = 1 Mega Ohm (1 MΩ)

2. RANGKAIAN RESISTOR
Darma Kusumandaru Senin, 22 Desember 2014
Untuk menambah nilai suatu resistansi pada suatu rangkaian elektronika atau membuat nilai
suatu hambatan resistor yang tidak terdapat di pasaran dapat dilakukan dengan merangkai
beberapa resistor sehingga dapat menghasilkan nilai hambatan (resitansi) sesuai dengan yang
diinginkan. Rangkaian resistor dibagi dalam 3 jenis yaitu :
a. Rangkaian Resistor Seri (deret)
Rangkaian resistor disebut seri apabila beberapa resistor disambung / dirangkai secara
berurutan atau berderet. Bentuk rangkaian resistor seri yaitu ujung resistor pertama
disambung dengan pangkal resistor kedua dengan pangkal resistor yang lain dan
seterusnya sesuai dengan nilai yang diinginkan.
Untuk menghitung hambatan pengganti (Rs) suatu rangkaian resistor yaitu dengan
menjumlahkan nilai masing-masing hambatan resistor pada rangkaian tersebut.
Rumus :

Keterangan :
Rs = Hambatan pengganti pada rangkaian seri (Ω)
R1 = Nilai hambatan pada resistor 1(Ω)
R2 = Nilai hambatan pada resistor 2(Ω)
R3 = Nilai hambatan pada resistor 3(Ω)
Rn = Nilai hambatan pada resistor paling akhir pada suatu rangkaian (Ω)
Contoh soal :

Tiga buah resistor akan dirangkai secara seri, masing-masing nilai resistor tersebut
adalah R1 = 10Ω, R2 = 47Ω, R3 = 100Ω. berapakah nilai dari hambatan pengganti
rangkaian tersebut?
Diketahui : R1 = 10Ω
R2 = 47Ω
R3 = 100Ω
Ditanya : Rs = ?
Jawab :

b. Rangkaian Resistor Paralel (Jajar)


Rangkaian resistor dapat disebut rangkaian paralel apabila beberapa resistor dirangkai
secara berjajar. Bentuk rangkaian resistor paralel adalah pangkal resistor pertama
disambung dengan pangkal resitor kedua dan seterusnya sesuai dengan nilai yang
diinginkan.
Nilai hambatan pengganti (Rp) selalu lebih kecil dari nilai resistor-resistor yang ada pada
rangkaian resistor paralel, dapat juga ditulis dengan :

Rumus :

Keterangan :
Rp = Nilai hambatan pengganti pada rangkaian paralel (Ω)
R1 = Nilai hambatan pada resistor 1 (Ω)
R2 = Nilai hambatan pada resistor 2 (Ω)
R3 = Nilai hambatan pada resistor 3 (Ω)
Rn = Nilai hambatan pada resistor paling akhir pada suatu rangkaian paralel (Ω)

Contoh soal :

tiga buah resistor akan dirangkai secara paralel, nilai masing-masing resistor tersebut
adalah R1 = 10Ω, R2 = 47Ω, R3 = 100Ω, berapakah nilai hambatan pengganti pada
rangkaian paralel tersebut?
Diketahui : R1 = 10Ω
R2 = 47Ω
R3 = 100Ω
Ditanya : Rp = ?
Jawab :

Untuk menghitung hambatan pengganti dua buah resistor dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus :

Contoh soal :

dua buah resistor dirangkai paralel, jika nilai masing-masing resistor tersebut adalah R1
= 10Ω, R2 = 47Ω, berapakah nilai hambatan penggantinya?
Diketahui : R1 = 10Ω
R2 = 47Ω
Ditanya : Rp = ?
Jawab :
Pembuktian :

c. Rangkaian Resistor Campuran


Rangkaian campuran merupakan gabungan antara rangkaian seri dengan rangkaian
paralel atau sebaliknya. Nilai hambatan pada rangkaian resistor campuran bisa disebut
dengan hambatan pengganti atau hambatan total (Rt), karena gabungan antara (Rs) dan
(Rp). Pada dasarnya terdapat dua buah rangkaian resistor campuran yaitu :
1) Rangkaian Resistor Seri-paralel
Contoh soal :

R1+R2//R3
Berapakah nilai hambatan pengganti pada rangkaian tersebut?
Diketahui : R1 = 10Ω
R2 = 47Ω
R3 = 100Ω
Ditanya : Rt = ?
Jawab :
2) Rangkaian Resistor Paralel-seri
Contoh soal :

R1//R2+R3
Diketahui : R1 = 10Ω
R2 = 47Ω
R3 = 100Ω
Ditanya : Rt = ?
Jawab :
3. CARA MEMPERBAIKI LAMPU HEMAT ENERGI PHILIPS, SHINYOKU,
OSRAM, DAN PANASONIC
Cara memperbaiki lampu hemat energi (LHE) merk Philips,Shinyoku, Osram dan
Panasonic . Apabila mempunyai lampu hemat energi dalam keadaan mati, harap jangan
dibuang, akan lebih baik jika lampu tersebut diperbaiki. untuk alat-alat dan bahan yang
dipergunakan adalah sebagai berikut :
1. Obeng min bisa juga pakai taspen
2. Solder beserta tempatnya + gondo rukem (untuk penyolderan yang sempurna gunakan
yang 60 watt )
3. Penyedot timah (Atraktor) yang dilengkapi dengan seal karet
4. Tenol
5. AVO Meter (Multitester) usahakan harga yang 75 ribuan keatas
6. Tang potong ( untuk memotong kaki komponen).
7. Tang Grip (Untuk membuka almunium penutup casing)
8. Korek api Gas super ( untuk melepas kaca pada casing bawah)
9. Komponen seperti Resistor sekering (R Fuse), Dioda in4007 1amper, Elco , Milar,
Resistor 2,2-20 ohm dan Transistor (biasanya komponen ini sering rusak).

Langkah memperbaiki :
1) Buka casing lampu dengan obeng minus
congkel dengan obeng min atau taspen pada tanda pengunci (untuk philips pengunci
biasanya berada di belakang di area yang ada tulisanya esensial)
2) Check tabung kaca lampu
check di keempat pin kawat kaca lampu dengan menggunakan multimeter (posisi ohm
x1 atau x10). jika kaca baik: kawat A1 dan A2 ditest pakai multimeter bergerak, begitu
juga dengan kawat B1 dan B2: jika kaca mati ganti dengan kaca baru, untuk yang
bentuknya tabung u dinamakan 2u/3u, untuk yang berbentuk ulir dinamakan spiral . ini
adalah bentuk fisik dari kaca lampu :
Untuk melepas kaca,panasilah lem yang merekatkan antara kaca dan casing pembuka
bawah dengan menggunakan korek gas super,kemudian congkel lem dengan obeng min

3) Jika kaca masih bagus maka cek komponen rentan rusak seperti :
a. Sekering (Fuse)
Untuk lampu ukuran 5-25 watt biasanya sekering menggunaan Resistor, untuk 35
watt keatas menggunakan sekering kaca. Sekering terletak di bagian belakang
yang terhubung ke kabel AC. Untuk lampu yang berdaya besar biasa di rangkaian
pcb tertulis fuse. Untuk mengetahui sekering baik atau tidak, silakan ukur dengan
multimeter,
o Untuk sekering kaca (35 watt keatas)
 kalau jarum bergerak full artinya normal,
 jika tidak bergerak artinya sekering mati dan harus diganti .
o Untuk sekering resistor /R sekring (5-25 watt)
 Kalau jarum bergerak sesuai dengan nilai r artinya skring tersebut
dalam keadaan normal.
 Kalau jarum bergerak mentok artinya Skring Short, solusi harus diganti
dengan yang baik
 Kalau tidak bergerak berarti keadaan sekring tersebut mati, solusi harus
diganti dengan yang baik.

b. DIODA IN4007 short,


Hal ini jarang terjadi namun alangkah baiknya anda check terlebih dahulu apabila
mendapati transistor anda pecah/retak. karena jika anda langsung mengganti
transistornya anda tidak akan mengatasi masalah.
c. ELCO
Elco dikatakan rusak apabila bentuk fisiknya mengelembung atau keluar cairan
kuning. kalau ditest pakai multimeter jarum tak bergerak berarti elco tak ada
muatan (strum).
untuk tiap watt, elco yang di pakai juga berbeda ,semakin besar watt
lampu,semakin besar juga nilai elconya.
5 watt = 1,2 uf/400v,
8 watt = 1,8 uf/400v.
11 watt = 2,2 uf/400v
14 watt = 4,7 uf/400v
18 watt = 5,6 uf/400v
23 watt = 6,8 uf/400v
45 watt = 15 uf/400v
65 watt =22 uf/400v

d. Milar Starter
letaknya pada bagian yang menyambungkan antara kawat kaca A dan kawat kaca
B, disarankan kalau mengganti milar ini dengan milar yang mempunyai
tegangan 450 V.
untuk nilai milar pada masing watt biasanya untuk
5-8 watt = 2,2nano/1200v, (2n2, 222,)
11-14watt = 2,7 nano/1200v(2n7, 272)
18-23 watt = 3,9nano/1200v (3n9,392)
45-65 watt = 5,6nano/1200v (5n6, 562)

Milar dikatakan baik jika ,di test pakai multi meter pada skala 1x atau 10x
keadaan jarum tidak bergerak.

e. Transistor,
Pada rangkaian mesin lampu menggunakan 2 buah resistor jenis NPN. untuk
mengetahui kaki dari transistor ,saya selalu memakai patokan:
 kaki basis selalu terhubung ke Dioda dan Resistor 15-200hm.
 Kaki Emitor biasanya terhubung ke Resistor 2,2 -10 ohm.
untuk mengetahui baik tidaknya transistor maka:
Jika jarum multimeter merah di hubungkan ke kaki tengah dan jarum hitam
dihubungan pada kaki kanan maupun kiri posisi jarum bergerak berarti
transistor normal. jika jarum hitam multimeter di hubungkan ke kaki tengah
transistor dan jarum merah di hubungan ke kaki kanan maupun kiri, jarum
bergerak.berarti transistor short. Jika transistor short maka solusinya
adalah diganti, begitu juga ganti resistor yang terhubung ke kaki emitor dan
basis (karna nilai kedua Resistor tersebut berubah molor).
Penggunaan tipe transistor pada jenis ukuran lampu:
a) TR MJE 13001 = untuk daya 5 Watt dan 8 Watt ( merk china 20 W )
b) TR MJE 13002 = untuk daya 10 Watt sampai dengan 20 Watt
c) TR MJE 13003 = untuk daya 23 Watt sampai dengan 25 Watt
d) TR MJE 13005 = untuk daya 28 Watt sampai dengan 45 Watt
e) TR MJE 13007 = untuk daya 75 Watt
4. RANGKAIAN KIPAS ANGIN SEDERHANA DENGAN 3 KECEPATAN

Rangkaian Kipas Angin Sederhana dengan 3 Kecepatan - Di negara tropis seperti


Indonesia, kehadiran kipas angin dianggap sangat penting bagi sebagian orang.
Pasalnya saat siang hari, bahkan pada malam haripun udara di dalam ruangan
terasa sangat panas dan mengganggu. Dengan adanya kipas angin, orang akan
merasa sedikit dingin dan lebih nyaman. Apalagi jika anda tinggal di daerah atau
kawasan perkotaan, pastinya udaranya terasa lebih panas saat musim kemarau
datang. Sebenarnya anda bisa membeli kipas angin di toko-toko elektronik dengan
harga yang bervariasi. Namun jika anda bisa membuatnya sendiri, kepada harus
beli? Ya, pada kesempatan kali ini akan berbagi sedikit informasi kepada anda
semua mengenai bagaimana membuat kipas angin sendiri yang dilengkapi dengan
pengatur kecepatan seperti kipas yang dijual di toko-toko. Nah, bagi anda yang
penasaran dan sudah tidak sabar lagi ingin melihat informasi lengkapnya, silahkan
simak ulasan berikut:
Rangkaian Kipas Angin Sederhana
Perlu diketahui bahwa rangkaian kipas angin yang satu ini terbilang sangat
sederhana, karena hanya menggunakan beberapa komponen elektronika dasar yang
dapat dengan mudah dijumpai di toko-toko komponen elektronika. langsung saja,
berikut skema rangkaian kipas angin sederhana dengan 3 kecepatan atau speed.
Untuk mengatur kecepatan kipas angin, anda bisa memanfaatkan potensiometer
karena dianggap lebih murah dan mudah didapatkan. Nah, berikut adalah beberapa
komponen yang dibutuhkan dalam membuat rangkaian kipas angin sederhana
dengan pengatur kecepatan 3 speed.
 T1 : Z0607
 C1 : 100NF
 R1 : 500K
 R2 : 37K
 D1 : C312

Namun jika anda menginginkan rangkaian kipas angin yang lebih kompleks dan
canggih, bisa coba buat rangkaian kipas angin otomatis berikut ini. Ya, rangkaian
kipas angin ini otomatis dapat menyesuaikan suhu ruangan. Saat suhu ruangan
panas, maka kecepatan putarnya juga semakin tinggi. Berikut skema rangkaian kipas
angin otomatis

Daftar komponen yang dibutuhkan:


- R2 : 300 Ohm - Q1 : C9013
- R3 : 15 K - IC LM334Z
- R4 : 10 K - IC 1 LM324
- R5 : 5.6 K - IC 2 CD4027
- R6 : 4.7 K - Socket 16 pin
- R7 : 100 K - Socker 14 pin
- VR1 : 500 Ohm - Relay 12 V
- C1 : 100uf 16V - Resistor ¼ W 5 K
- C2 : 100uf 16 V - LED
- D1 : 1N4148 75V 150mA - Kipas 12V
- D2 : 1N4148 75V 150mA
5. MEMBUAT BEL LISTRIK SEDERHANA
Bel listrik sederhana merupakan suatu alat yang mampu menghasilkan suara dari adanya
perubahan energi listrik menjadi magnet yang nantinya menimbulkan energi gerak yang
berfungsi sebagai sumber penghasil suara. Bel listrik yang dibuat, memiliki dua bagian
utama yaitu; sebuah besi/paku yang dililiti kumparan, dan sebuah sumber bunyi (digunakan
bel/lonceng sepeda). Ketika arus listrik dialirkan pada kumparan, maka kumparan akan
bersifat magnet sehingga dapat menarik pemukul lonceng, dan pemukul tersebut akan
memukul bel sehingga terjadilah bunyi.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan bel sederhana ini berasal dari barang-
barang bekas yang mudah ditemui disekitar kita. Besarnya energi listrik yang
diperlukan adalah berkisar dari 9 sampai dengan 18 volt. Jika energi listrik yang diberikan
terlalu kecil maka bel listrik tersebut tidak dapat bekerja secara optimal atau bahkan tidak
bekerja sama sekali. Namun jika energi listrik yang dialiri terlalu besar maka akan sangat
berbahaya dan yang jelas bel listrik tersebut akan terbakar karena timbul energi panas yang
berlebih.
Untuk membuat bel listrik sederhana, beberapa bahan dan peralatan yang dibutuhkan
adalah sebagai berikut:
1) Satu lembar papan kayu (ukuran 30 x25 cm dengan ketebalan sekitar 1 cm).
2) Kawat tembaga berdiameter 1 mm, panjang sekitar 11 m.
3) Sebuah buah saklar sebagai peyambung dan pemutus arus
4) Sebuah baterai 9 volt atau adaptor yang memiliki rentang tegangan 9-18 volt.
5) Sebuah paku besi 9 inci (paku usuk).
6) 10-15 buah sekrup kecil atau paku kecil (paku triplek) secukupnya.
7) Lembaran aluminium dari bekas kemasan minuman kaleng.
8) Sepotong kayu berukuran batang spidol besar (atau sekitar berdiameter 1-1,5 cm).
9) Sebuah sekrup berukuran 1,5 inci.
10) Sebuah buah bel atau lonceng.
11) Selembar pelat besi tipis ukuran 1x15 cm
12) Selembar pelat baja tipis ukuran 1 x 7 cm (cutter bekas).

Sedangkan alat yang dibutuhkan dalam pembuatan bel listrik yaitu: tang, palu,
obeng minus dan plus ukuran kecil, pisau kecil/pisau lipat, gunting, solder beserta tinolnya,
mistar dan pensil. Berikut ini gambar bel listrik sederhana yang akan dibuat.
Cara Membuat
1) Langkah pertama adalah pembuatan kumparan sebagai sumber medan magnet.
Kumparan dibuat dengan cara melilitkan kawat tembaga pada paku ukuran 9 inci.
Banyaknya lilitan tergantung kebutuhan. Jika ingin menghasilkan medan magnet yang
kuat namun membutuhkan energi listrik yang sedikit lebih, makan lilitan dibuat lebih
banyak. Jumlah lilitan minimal untuk sumber tegangan 9-18 volt dengan bahan kawat
tembaga berdiameter 1 mm pada paku 9 inci adalah sekitar 200-300 lilitan.
2) Pada bagian lempengan baja yang berfungsi sebagai pegas pada saat bekerja dan
lempengan besi sebagai lengan pemukul, disatukan menggunakan sekrup kecil.
Sebaiknya sekrup yang digunakan berjumlah 2 buah agar lebih kokoh. Pada bagian ini
kemudian dilakukan penyolderan antara kawat tembaga yang berasal dari kumparan
dengan lempengan baja yang terhubung ke interuptor (sekrup berukuran 1,5 inci).
3) Pada bagian kumparan, ujung paku 9 inci diberi penahan supaya kumparan tidak
bergeser ketika didorong oleh lempengan besi. Penahan berupa lembaran aluminium
yang dilipat-lipat dan dipasang vertikal dengan pemakuan untuk melekatkan pada papan.
Penahan ini dapat dibuat dari bekas kemasan minuman kaleng yang terbuat dari
aluminium.
4) Pasang baterai dekat dengan saklar, sambungkan sumbu negatif baterai dengan
kumparan, dan sumbu positif dengan saklar.
5) Bagian dudukkan lempengan baja dan besi, tahap pemasangan diawali dengan
melekatkan lempengan pada dudukkan kemudian dilanjutkan pemasangan ke bidang
papan. Pemasangan dalam papan dapat dilakukan dengan menggunakan sekrup
sebanyak dua buah. Pastikan dudukan kayu terpasang dengan kuat, dan tidak
goyah.
6) Tempelkan paku yang sudah dililitkan tembaga (kumparan) pada bagian atas (lihat
gambar). Supaya tidak bergeser kumparan diberi penahan yang terbuat dari seng atau
juga bisa menggunakan kaleng bekas minuman. Penahan dipasang pada kedua ujungnya.
Supaya lebih kuat penahan ini disekrup bersatu dengan papan landasan.
7) Untuk paku yang berfungsi sebagai interuptor dipasang dengan menggunakan penahan
yang terbuat dari kayu. Sekrup penahan tersebut supaya menyatu dengan papan
landasan. Solder kawat tembaga yang menghubungkan interuptor dengan saklar.
8) Letakan saklar dekat dengan baterai solder kawat tembaga yang menghubungkan
saklar dengan baterai, dan yang menghubungkan saklar dengan interuptor
9) Pasang bel/atau lonceng dekat dengan pemukul, satukan dengan papan landasan
(lihat gambar).

Cara Kerja Bel Listrik


Setelah bel berhasil dibuat silahkan cek kembali bagian-bagian yang mungkin masih kurang
dan segera diperbaiki. Ketika saklar ditekan (dalam keadaan on) hingga menutup
rangkaian yang sebelumnya telah di hubungkan ke sumber arus listrik (baterai atau adaptor),
arus listrik mengalir dari sumber arus listrik menuju interuptor (sekrup pada batang kayu)
melalui kawat tembaga. Kemudian arus dilanjutkan menuju ke lempengan baja dan
selanjutnya menuju ke kumparan (paku yang dililitkan kawat tembaga).
Adanya arus listrik yang mengalir melalui kumparan mengakibatkan paku berubah menjadi
magnet dan menarik lempengan logam/besi tipis yang dilekatkan pada lempengan baja. Pada
lempengan logam/besi ini kemudian dilekatkan dengan lempengan besi yang berfungsi
sebagai pemukul bel. Tertariknya lempengan logam beserta lempengan baja mengakibatkan
kawat pemukul bergetar dan memukul bel/lonceng hingga berbunyi. Pada saat yang sama
hubungan lempengan baja dengan interuptor terputus sehingga arus listrik berhenti
mengalir. Berhentinya arus listrik itu menyebabkan paku kumparan kehilangan sifat
magnetnya. Akibatnya lempengan baja kembali ke posisi semula. Lempengan baja kembali
terhubung dengan interuptor dan arus listrik kembali mengalir, sifat magnet pada kumparan
muncul kembali. Begitu seterusnya hingga saklar dimatikan (dalam keadaan off).

Anda mungkin juga menyukai