Abstrack:
Keyword:
Abstrak: Penulisan makalah ini bertujuan untuk (1) menjelaskan cara menganalisis pengaruh
bahan resistor nonvariabel terhadap nilai resistansi (2) menjelaskan cara menghitung nilai
resistansi resistor nonvariabel berdasarkan kode warna dan kode angka.
Kata Kunci:
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sering dijumpai
komponen-komponen listrik dan elektronika. Salah satunya komponen tahanan atau resistor
yang fungsinya sangat penting dalam suatu alat elektronika atau listrik. Resistor adalah
komponen elektronika dua kutub yang didesain untuk menahan arus listrik dengan
memproduksi tegangan listrik diantara kedua kutubnya, nilai tegangan terhadap resitansi
berbanding terbalik dengan arus yang mengalir. Resistor digunakan sebagai bagian dari
jejaring elektronik dan sirkuit elektronik yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat
dari macam-macam bahan seperti kompon, film, karbon dan kawat yang dibuat dari paduan
resistivitas tinggi seperti nikel dan kromium.
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik terdapat di
hantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan induktansi. Resistor
dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak (PCB), bahkan sirkuit
terpadu. Ukuran dan letak kaki terletak pada disain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus
cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar. Karakteristik
dari resistor juga dipengaruhi oleh bahan baku yang digunakan. Resistansi resistor dari
komposisis yang tidak stabil yang dipengaruhi suhu sehingga menyebabkan nilai resistansi
tidak stabil.
Untuk mengetahui nilai resistansi dari resistor bisa dilakukan dengan menganalisis
gelang warna resistor dengan penjelasan yang sesuai dengan ilmu elektro dan listrik.
Sedangkan untuk resistor SMD digunakan kode angka untuk menentukan nilai resistansinya.
Oleh karena itu, bahan baku resistor dan identifikasi resistor terhadap nilai resistansi sangat
diperlukan untuk mengetahui karakteristik resistor yang digunakan.
George Ohm (dalam Wijaya, 2014), seorang ahli fisika dari Jerman menjelaskan suatu
resistor dikatakan memiliki hambatan 1 Ohm jika resistor tersebut menjembatani beda
tegangan sebesar 1 volt dan arus listrik yang timbul akibat tegangan sebesar 1 Ampere
perdetik mengalir menghadap arah yang berlawanan dari arus.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis menyusun makalah dengan judul
Analisis Nilai Resistansi Resistor Nonvariabel. Dengan demikian makalah ini diharapkan
mampu menambah wawasan pembaca tentang spesifikasi resistor nonvariabel.
PEMBAHASAN
Cara Menganalisis Bahan Resistor Nonvariabel terhadap Nilai Resistansi
Menurut Tyo (2014), resistor nonvariabel adalah resistor yang nilainya sudah tertulis
pada badan resistor dengan menggunakan kode warna ataupun angka. Resistor ini banyak
digunakan sebagai penghambat arus listrik secara permanen. Fungsi dari resistor ini adalah
sebagai pembatas arus yang mengalir pada lampu LED. Jenis-jenis resistor nonvariabel, yaitu
1) resistor kawat, 2) resistor batang karbon (arang), 3) resistor film karbon, 4) resistor film
metal, dan 5) resistor keramik.
1) Resistor Kawat
Di bawah ini disajikan Gambar 2.1 tentang resistor kawat.
Resistor kawat adalah resistor yang menggunakan tabung hampa dan mempunyai bentuk
fisik yang cukup besar. Resistor kawat memiliki nilai resistansi yang tinggi dan tahan panas
tinggi sehingga sering digunakan dalam rangkaian power. Sampai saat ini, jenis resistor
kawat yang sering digunakan adalah yang memiliki lilitan kawat pada bahan keramik,
kemudian dilapisi dengan bahan semen.
2) Resistor Batang Karbon (Arang)
Resistor batang karbon adalah resistor yang terbuat dari bahan karbon kasar yang
kemudian diberi lilitan dan tanda dengan kode warna yang berbentuk gelang. Resistor ini
mempunyai nilai resistansi yang besar sekitar 22 Mega ohm. Jenis resistor ini, sudah jarang
digunakan pada rangkaian elektronik karena nilai resistansinya yang cenderung tidak konstan
dan harga yang kurang ekonomis.
3) Resistor Film Karbon
Resistor ini merupakan hasil dari perkembangan resistor batang karbon. Sejalan dengan
perkembangan teknologi, telah terbentuklah resistor yang dibuat dari karbon dan dilapisi
dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansi
sudah tercantum dalam bentuk tabel kode warna. Karena memiliki nilai resistansi yang tinggi
dan bentuk fisiknya kecil, resistor ini banyak digunakan didalam berbagai rangkaian
elektronika. Rating daya yang dimiliki resistor ini adalah Watt, Watt, 2 Watt dan suhu
kerja pada resistor ini diantara -55oC hingga 155oC.
4) Resistor Film Metal
Bentuk dari resistor film metal hampir sama dengan resistor film karbon, hanya saja
resistor ini tahan terhadap perubahan temperatur dan memiliki tingkat kepresisian yang tinggi
karena nilai toleransi yang mencapai 1% atau 5%. Jika dibandingkan dengan jenis fixed
resistor lainnya. Resistor ini memiliki kepresisisan yang lebih tinggi karena memiliki lima
gelang warna bahkan ada juga yang terdapat enam gelang warna. Resistor film metal banyak
digunakan dalam rangkaian elektronika yang memiliki tingkat ketelitian tinggi, seperti alat
ukur.
5) Resistor Keramik
Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, khususnya dibidang elektronik. Pada
saat ini telah tercipta jenis resistor yang terbuat dari bahan dasar keramik atau porselin dan
dilapisi dengan kaca tipis. Karena memiliki bentuk fisik yang kecil dan juga nilai resistansi
yang tinggi. Resistor ini paling banyak digunakan dalam rangkaian elektronik. Rating daya
yang dimiliki resistor keramik sebesar Watt, Watt, 1 Watt dan 2 Watt.
2.2 Cara Menghitung Nilai Resistor Nonvariabel Berdasarkan Kode Warna dan Kode
Angka
2.2.1 Cara Menghitung Nilai Resistor Nonvariabel Berdasarkan Kode Warna
Menurut Kho (2014), nilai resistor yang berbentuk axial diwakili oleh warna-warna yang
terdapat di tubuh resistor itu sendiri dalam bentuk gelang. Umumnya terdapat empat gelang
di resistor, tetapi ada juga yang lima gelang. Gelang warna emas dan perak biasanya terletak
agak jauh dari gelang warna lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang terakhirnya ini
juga merupakan nilai toleransi pada nilai resistor yang bersangkutan.
Tabel 2.1 di bawah ini adalah warna-warna yang terdapat pada resistor.
Berdasarkan tabel 2.1 di atas dapat dilakukan perhitungan untuk resistor, yaitu
1. Perhitungan untuk Resistor dengan Empat Gelang Warna
Keterangan
Keterangan
2200 + 5% = 2.310
ini artinya nilai resistor tersebut akan berkisar antara 2.090 Ohm ~ 2.310 Ohm.
2.2.2 Cara Menghitung Nilai Resistor Nonvariabel Berdasarkan Kode Angka
Menurut Fatekha (2012), jenis resistor yang menggunakan kode angka biasanya adalah
resistor SMD (Surface Mount Device). SMD (Surface Mount Device) adalah resistor yang
berbentuk kotak kecil dan dipasang menempel pada PCB (Printed Circuit Board).
Pengkodean resistor SMD ada tiga macam, yaitu 1) resistor SMD 5% dengan angka tiga
digit, 2) resistor SMD 1% dengan angka empat digit, dan 3) Teknik EIA.
1) Resistor SMD 5% dengan Angka Tiga Digit
Cara membaca kode resistor SMD 5% dengan angka tiga digit adalah sebagai berikut.
- Angka ke-1 = Menunjukan angka pertama
- Angka ke-2 = Menunjukan angka kedua
- Angka ke-3 = Menunjukan angka multiplier
301
R67
820
2
106 .
toleransi 1%.
Angka digit pertama adalah 8, angka digit kedua adalah 2,
angka digit ketiga adalah 0, dan angka keempat adalah
Sehingga nilainya adalah 82000
atau 82 K
102 .
dengan
toleransi 1%.
Namun ada juga yang memakai kode dua digit angka dan satu digit huruf (R). Huruf R
dalam kode menandakan letak koma decimal.
R15
6
0R2
2
3) Teknik EIA-96
Teknik EIA-96, terdiri dari tiga digit yang cara membacanya memerlukan tabel kode.
Dimana digit satu dan dua merupakan kode nilai resistansi sedang digit tiga merupakan kode
faktor pengali. Tabel kodenya sebagai berikut
Kode
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
Nilai
Kod
100
102
105
107
110
113
115
118
121
124
127
130
133
137
140
e
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Nilai
Kod
147
150
154
158
162
165
169
174
178
182
187
191
196
200
205
e
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
Nilai
Kod
215
221
226
232
237
243
249
255
261
237
274
280
287
294
301
e
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
Nilai
Kod
316
324
332
340
348
357
365
374
383
392
402
412
422
432
442
e
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
Nilai
Kod
Nilai
464
475
487
499
511
523
536
549
562
576
590
604
619
634
649
e
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
681
698
715
732
750
768
787
806
825
845
866
887
909
931
953
16
143
32
210
48
309
64
453
80
665
96
Huruf
Faktor Pengali
B atau H
10
100
1000
10000
100000
0,001
Y atau R
0,01
X atau S
0,1
Sumber:http://49012028rifqi.blogspot. com
976
Daftar Rujukan
Fatekha, Rifqi Amalya. 2012. Resistor.(online), (http://49012028rifqi.blogspot.
com/2012/10/resistor.html), diakses 3 Desember 2014.
Tyo. 2014. Jenis-jenis Resistor.(online), (http://komponenelektronika.biz/jenis-jenisresistor.html), diakses 28 Nopember 2014.
Wijaya. 2014. Pengertian Resistor Menurut Para Ahli.(online),
(dilihatya.com/1703/pengertian-resistor-menurut-para-ahli), diakses 28 Nopember 2014.
Kho, Dickhson. 2014. Cara Menghitung Nilai Resistor.(online),
(http://teknikelektronika.com/cara-menghitung-nilai-resistor.html), diakses 28 Nopember
2014.