AFRIZAL YUHANEF
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI PADANG
PENGUKURAN DAN KESALAHAN
Defenisi
PENGUKURAN ADALAH PENGAMATAN TERHADAP SUATU
BESARAN YANG DILAKUKAN DENGAN MENGGUNAKAN
PERALATAN DALAM SUATU LOKASI DENGAN BEBERAPA
KETERBATASAN YANG TERTENTU.
PENGUKURAN KESALAHAN
1.Kesesuaian ( conformity )
Contoh:
Sebuah tahanan 1384572Ω setelah diukur dengan ohmmeter secara
konsisten dan berulang, menghasilkan 1,4 MΩ. Apakah orang
yang mengukur (pengamat/pratikan) tersebut telah membaca harga
yang sebenarnya ?
Sebetulnya yang dilakukan pengamat hanyalah memperkirakan
pembacaan skala yang menurut pengamat secara konsisten
menghasilkan 1,4MΩ
Dalam hal ini, hasil yang diberikan adalah pembacaan yang lebih
mendekati harga sebenarnya berdasarkan penafsiran.
2. Jumlah angka yang berarti ( significant figures ), terhadap suatu
pengukuran yang dilakukan
Suatu indikasi bagi ketepatan pengukuran diperoleh dari
banyaknya angka-angka yang berarti(significant figure).
Contoh:
Jika nilai suatu R = 68 Ω ini berartinya bahwa tahanan tsb
akan lebih memdekati 68 Ω daripada 67 Ω dan 69 Ω
Selanjutnya jika disebutkan R = 68,0 Ω berarti tahanan tsb
akan lebih memdekati 68,0 Ω daripada 67,9 Ω dan 68,1 Ω
Pada tahanan 68 Ω terdapat dua angka yang berarti,
sedangkan pada tahanan 68,0 Ω terdapat tiga angka yang
berarti, sehingga dapat dikatakan bahwa tahanan 68,0 Ω
mempunyai angka yang berarti yang lebih banyak, dan
mempunyai ketepatan yang lebih tinggi daripada tahanan 68
Ω.
Cara lain untuk menyatakan hasil pengukuran ini adalah
menggunakan Rangkuman Kesalahan yang mungkin (Range of
Possible Error).
Contoh:
1. Dengan cara ini V=117,1±0,05volt menunjukan nilai tegangan
terletak antara:
117,1 + 0,05 = 117,15 volt dan
117,1 – 0,05 = 117,05 volt
Contoh:
2.Seorang pratikan melakukan pengukuran tegangan,
dari empat kali pengukuran tegangan yang dilakukan
diperoleh hasil sebagai berikut: 212,02V; 212,08 V;
212,11 V; 212,03 V. Tentukan
a. tegangan rata-rata
b. Rangkuman Kesalahan
Penyelesaian:
a. Tegangan rata-rata = 212,02 +212,08 + 212,11 + 212,03 V /4
= 212,06 V
b. Rangkuman Kesalahan
V maks - V rata-rata = 212,11 – 212,06 = 0,05 V
V rata-rata - V min = 212,06 – 212,02 = 0,04 V
0,05 + 0,04 / 2 = 0,045 V
Rangkuman Kesalahan = V rata-rata ± 0,045
V
Rv
Penyelesaian
a.Tahanan yang terbaca
RT = VT / IT = 100 / 5mA = 20KΩ
b.tahanan voltmeter
RV = sensitivitas x skala
= 1000Ω/volt x 150v =150 KΩ
Karena voltmeter tersebut paralel terhadap tahanan yang
tidak diketahui, kita dapat menuliskan:
RX = RT.RV / RV- RT
= 20 x 150 / 130 = 23,076 KΩ ≈23,1 KΩ
c.Kesalahan
% kesalahan = (aktual - terbaca ) / aktual x 100 %
= (23,1 – 20)/23,1 x 100 % = 13,42%
Dari contoh diatas menunjukan bahwa voltmeter
menimbulkan suatu efek pembebanan (loading effect) .
Contoh 2
Dari contoh 1, jika miliampermeter menunjukkan 800
mA dan voltmeter menunjukkan 40 V pada skala 150
V
Tentukan:
a. tahanan yang terbaca
b. nilai tahanan aktual dari tahanan yang diukur
c. kesalahan karena efek pembebanan voltmeter
Penyelesaian :
a. Tahanan total rangkaian :
RT = VT / IT = 40 / 0,8 = 50 Ω
Dengan mengabaikan tahanan miliampermeter, harga tahanan yang tidak diketahui R x =
20 KΩ
b. Tahanan voltmeter :
Rv = 1000 Ω / V x 150 V = 150 KΩ
Karena voltmeter tersebut parallel terhadap tahanan yang tidak diketahui, maka :
RT R v 50 x 150
Rx = ----------- = ---------------- = 50,1 Ω
Rv - RT 149,5
c. Persentase kesalahan :
aktual - terbaca
% kesalahan = ----------------------- x 100 %
aktual
50,1 - 50
= --------------- x 100 % = 0,2 % 50,1
B. Kesalahan-kesalahan sistematis (systematic
errors)
Kesalahan ini disebabkan oleh kekurangan-
kekurangan pada instrumen sendiri, seperti
kerusakan atau adanya bagian bagian yang aus
dan pengaruh lingkungan terhadap peralatan
atau pemakai.
Jenis kesalahan sistematis ini dibedakan atas:
1. Kesalahan –kesalahan instrumental yaitu kesalahan
dari instrumen itu sendiri.
Kesalahan ini merupakan kesalahan yang tidak dapat
dihindari dari instrumen, karena struktur
mekanisnya.
Misalnya :
gesekan komponen yang bergerak terhadap bantalan,
dapat menimbulkan pembacaan yang tidak tepat
( pada alat ukur d’Arsonval ).
tarikan pegas yang tidak teratur, perpendekan pegas.
berkurangnya tarikan karena penanganan yang tidak
tepat atau pembebanan instrumen secara berlebihan.