Anda di halaman 1dari 29

Dr.

AFRIZAL YUHANEF
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI PADANG
PENGUKURAN DAN KESALAHAN
Defenisi
PENGUKURAN ADALAH PENGAMATAN TERHADAP SUATU
BESARAN YANG DILAKUKAN DENGAN MENGGUNAKAN
PERALATAN DALAM SUATU LOKASI DENGAN BEBERAPA
KETERBATASAN YANG TERTENTU.
PENGUKURAN  KESALAHAN

Di dalam pengukuran umumnya dibutuhkan suatu instrumen dan


instrumen diperlukan :
 untuk menentukan suatu besaran ( kuantitas ) atau variabel.
 membantu peningkatan ketrampilan manusia dan dalam banyak
hal memungkinkan seseorang untuk menentukan nilai dari suatu
besaran yang tidak diketahui, karena tanpa bantuan instrumen
manusia tidak dapat menentukannya.
 Untuk menggunakan instrumen – instrumen secara
cermat :
perlu memahami prinsip-prinsip kerjanya dan
mampu memperkirakan apakah instrumen tersebut sesuai
untuk pemakaian yang sudah ditentukan.
PENGUKURAN DAN KESALAHAN
Dalam pengukuran dikenal beberapa istilah, antara lain :
Instrumen (alat ukur) : adalah suatu alat ukur yang
digunakan untuk menentukan nilai atau besaran suatu
kuantitas atau variabel.
Ketelitian / akurasi : harga terdekat di mana suatu
pembacaan instrumen mendekati harga sebenarnya dari
variabel yang diukur
Ketepatan /presisi : suatu ukuran kemampuan untuk hasil
pengukuran yang serupa
Sensitivitas /kepekaan : perbandingan antara sinyal
keluaran atau respons instrumen terhadap perubahan
masukan atau variable yang diukur.
Resolusi : perubahan terkecil dalam nilai yang diukur
yang mana instrumen akan memberi respon atau
tanggapan.
Kesalahan : penyimpangan variabel yang diukur dari
harga (nilai) yang sebenarnya
Ketepatan terdiri dari 2 karakteristik
1.Kesesuaian ( conformity )
2.Jumlah angka yang berarti ( significant figures ), terhadap suatu
pengukuran yang dilakukan

1.Kesesuaian ( conformity )
Contoh:
Sebuah tahanan 1384572Ω setelah diukur dengan ohmmeter secara
konsisten dan berulang, menghasilkan 1,4 MΩ. Apakah orang
yang mengukur (pengamat/pratikan) tersebut telah membaca harga
yang sebenarnya ?
Sebetulnya yang dilakukan pengamat hanyalah memperkirakan
pembacaan skala yang menurut pengamat secara konsisten
menghasilkan 1,4MΩ
Dalam hal ini, hasil yang diberikan adalah pembacaan yang lebih
mendekati harga sebenarnya berdasarkan penafsiran.
2. Jumlah angka yang berarti ( significant figures ), terhadap suatu
pengukuran yang dilakukan
Suatu indikasi bagi ketepatan pengukuran diperoleh dari
banyaknya angka-angka yang berarti(significant figure).

Contoh:
Jika nilai suatu R = 68 Ω ini berartinya bahwa tahanan tsb
akan lebih memdekati 68 Ω daripada 67 Ω dan 69 Ω
Selanjutnya jika disebutkan R = 68,0 Ω berarti tahanan tsb
akan lebih memdekati 68,0 Ω daripada 67,9 Ω dan 68,1 Ω
Pada tahanan 68 Ω terdapat dua angka yang berarti,
sedangkan pada tahanan 68,0 Ω terdapat tiga angka yang
berarti, sehingga dapat dikatakan bahwa tahanan 68,0 Ω
mempunyai angka yang berarti yang lebih banyak, dan
mempunyai ketepatan yang lebih tinggi daripada tahanan 68
Ω.
Cara lain untuk menyatakan hasil pengukuran ini adalah
menggunakan Rangkuman Kesalahan yang mungkin (Range of
Possible Error).
Contoh:
1. Dengan cara ini V=117,1±0,05volt menunjukan nilai tegangan
terletak antara:
117,1 + 0,05 = 117,15 volt dan
117,1 – 0,05 = 117,05 volt
Contoh:
2.Seorang pratikan melakukan pengukuran tegangan,
dari empat kali pengukuran tegangan yang dilakukan
diperoleh hasil sebagai berikut: 212,02V; 212,08 V;
212,11 V; 212,03 V. Tentukan
a. tegangan rata-rata
b. Rangkuman Kesalahan
Penyelesaian:
a. Tegangan rata-rata = 212,02 +212,08 + 212,11 + 212,03 V /4
= 212,06 V
b. Rangkuman Kesalahan
V maks - V rata-rata = 212,11 – 212,06 = 0,05 V
V rata-rata - V min = 212,06 – 212,02 = 0,04 V
 
0,05 + 0,04 / 2 = 0,045 V
Rangkuman Kesalahan = V rata-rata ± 0,045

Berarti : 212,06 + 0,045 =212,105V


212,06 - 0,045 = 212,015 V
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk memperkecil
efek kesalahan:
Untuk memperoleh pengukuran yang tepat
 Agar melakukan beberapa kali pengamatan dan
bukan hanya mengandalkan satu pengamatan
 Gunakan instrument-instrumen yang berbeda
untuk pengukuran yang sama.
TUGAS
1. Empat buah resistor dihubung secara seri. Nilai tahanan
tersebut adalah sebagai berikut 28,4Ω, 4,25 Ω , 56,605
Ω, 0,75 Ω. Berapakah tahanan total, berikan angka-
angka berarti dalam jawaban.
2. Empat buah resistor dihubung secara seri. Nilai tahanan
tersebut adalah sebagai berikut 18,2Ω, 2,12 Ω , 53,305 Ω,
0,75 Ω. Berapakah tahanan total, berikan angka-angka
berarti dalam jawaban.
3. Seseorang melakukan pengukuran tegangan, dari empat
kali pengukuran tegangan yang dilakukan diperoleh
hasil sebagai berikut: 110,05V; 112,08 V; 111,12 V; 112,03 V.
Tentukan :
a. tegangan rata-rata
b. Rangkuman Kesalahan
JENIS-JENIS KESALAHAN
Kesalahan-kesalahan dalam pengukuran dapat
digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Kesalahan-kesalahan Umum (gross-errors)
2. Kesalahan-kesalahan sistematis (systematic errors)
3. Kesalahan acak yang tak disengaja (random errors)
 
A.Kesalahan-kesalahan Umum (gross-
errors)
Kesalahan ini kebanyakan disebabkan oleh kesalahan
manusia. Diantaranya adalah kesalahan pembacaan alat
ukur, penyetelan yang tidak tepat dan pemakaian
instrumen yang tidak sesuai dan kesalahan
penaksiran.
Kesalahan ini tidak dapat dihindari, tetapi harus dicegah
dan perlu perbaikkan. Ini terjadi karena keteledoran atau
kebiasaan-kebiasaan yang buruk, seperti : pembacaan
yang tidak teliti, pencatatan yang berbeda dari
pembacaannya, penyetelan instrumen yang tidak
tepat. Agar mendapatkan hasil yang optimal, maka
diperlukan pembacaan lebih dari satu kali. Bisa dilakukan
tiga kali, kemudian dirata-rata. Jika mungkin dengan
pengamat yang berbeda.
` Sebagai contoh : sebuah voltmeter terkalibrasi dengan
baik dapat menghasilkan pembacaan yang salah bila
dihubungkan diantara dua titik di dalam sebuah
rangkaian tahanan tinggi ( contoh 1), sedangkan jika
voltmeter tersebut dihubungkan ke sebuah rangkaian
dengan tahanan rendah, pembacaannya bisa
berlainan tergantung pada jenis voltmeter yang
digunakan (contoh 2 ).
Contoh-contoh berikut menunjukkan bahwa
voltmeter menimbulkan suatu “ efek pembebanan
( loading effect ) terhadap rangkaian, yaitu mengubah
keadaan awal rangkaian tersebut ketika mengalami
proses pengukuran.
Contoh 1
Sebuah voltmeter dengan kepekaan (sensitivity)
1000Ω/volt membaca 100 V pada skala 150 V bila
dihubungkan diantara ujung-ujung sebuah tahanan
yang besarnya tidak diketahui. Tahanan ini
dihubungkan secara paralel dengan sebuah volt
meter. Miliamper meter membaca 5 mA tentukan
a. tahanan yang terbaca
b. nilai tahanan aktual dari tahanan yang diukur
c. kesalahan karena efek pembebanan voltmeter
Rx
mA
ra

V
Rv
Penyelesaian
a.Tahanan yang terbaca
RT = VT / IT = 100 / 5mA = 20KΩ
b.tahanan voltmeter
RV = sensitivitas x skala
= 1000Ω/volt x 150v =150 KΩ
Karena voltmeter tersebut paralel terhadap tahanan yang
tidak diketahui, kita dapat menuliskan:
RX = RT.RV / RV- RT
= 20 x 150 / 130 = 23,076 KΩ ≈23,1 KΩ
c.Kesalahan
% kesalahan = (aktual - terbaca ) / aktual x 100 %
= (23,1 – 20)/23,1 x 100 % = 13,42%
Dari contoh diatas menunjukan bahwa voltmeter
menimbulkan suatu efek pembebanan (loading effect) .
 
Contoh 2
Dari contoh 1, jika miliampermeter menunjukkan 800
mA dan voltmeter menunjukkan 40 V pada skala 150
V
Tentukan:
a. tahanan yang terbaca
b. nilai tahanan aktual dari tahanan yang diukur
c. kesalahan karena efek pembebanan voltmeter
Penyelesaian :
a. Tahanan total rangkaian :
RT = VT / IT = 40 / 0,8 = 50 Ω
Dengan mengabaikan tahanan miliampermeter, harga tahanan yang tidak diketahui R x =
20 KΩ
b. Tahanan voltmeter :
Rv = 1000 Ω / V x 150 V = 150 KΩ
Karena voltmeter tersebut parallel terhadap tahanan yang tidak diketahui, maka :
RT R v 50 x 150
Rx = ----------- = ---------------- = 50,1 Ω
Rv - RT 149,5
c. Persentase kesalahan :
aktual - terbaca
% kesalahan = ----------------------- x 100 %
aktual
50,1 - 50
= --------------- x 100 % = 0,2 % 50,1
B. Kesalahan-kesalahan sistematis (systematic
errors)
Kesalahan ini disebabkan oleh kekurangan-
kekurangan pada instrumen sendiri, seperti
kerusakan atau adanya bagian bagian yang aus
dan pengaruh lingkungan terhadap peralatan
atau pemakai.
Jenis kesalahan sistematis ini dibedakan atas:
1. Kesalahan –kesalahan instrumental yaitu kesalahan
dari instrumen itu sendiri.
Kesalahan ini merupakan kesalahan yang tidak dapat
dihindari dari instrumen, karena struktur
mekanisnya.
Misalnya :
gesekan komponen yang bergerak terhadap bantalan,
dapat menimbulkan pembacaan yang tidak tepat
( pada alat ukur d’Arsonval ).
tarikan pegas yang tidak teratur, perpendekan pegas.
berkurangnya tarikan karena penanganan yang tidak
tepat atau pembebanan instrumen secara berlebihan.

Jenis kesalahan instrumen lainnya :


Kalibrasi yang menyebabkan pembacaan instrumen
yang terlalu tinggi atau terlalu rendah sepanjang
seluruh skala.
Kegagalan mengembalikan jarum penunjuk ke angka
nol sebelum melakukan pengukuran.
Kesalahan-kesalahan instrumen terdiri dari beberapa jenis,
tergantung pada jenis instrumen yang digunakan, dan yang
selalu harus diperhatikan adalah memastikan instrumen
yang digunakan bekerja dengan baik dan tidak menambah
kesalahan-kesalahan lainnya.

Kesalahan-kesalahan pada instrumen, dapat diketahui


dengan melakukan pemeriksaan terhadap :
tingkah laku yang tidak umum terjadi
kestabilan
kemampuan instrumen untuk memberikan hasil
pengukuran yang sama.

Suatu cara yang mudah dan cepat untuk pemeriksaan


instrumen, dengan cara membandingkannya terhadap
instrumen lainnya yang memiliki karakteristik yang sama
atau instrumen/alat ukur yang lebih akurat.
Kesalahan-kesalahan instrumen dapat dihindari dengan
cara :
pemilihan instrumen yang tepat untuk pemakaian
tertentu
penggunaan faktor-faktor koreksi, jika mengetahui
banyaknya kesalahan instrumental.
Mengkalibrasi instrumen tersebut terhadap instrumen
standar.
2.Kesalahan –kesalahan lingkungan ( environmental errors ),
disebabkan oleh keadaan luar, dan termasuk keadaan disekitar
instrumen yang mempengaruhi alat ukur, seperti :
 pengaruh perubahan temperatur.
 kelembaban.
 tekanan udara luar atau medan maknetik atau medan
elektrostatik

Jadi, suatu perubahan pada temperatur sekeliling instrumen,


mengakibatkan perubahan sifat-sifat kekenyalan pegas yang terdapat
dalam mekanisme kumparan putar, yang akhirnya akan
mempengaruhi pembacaan instrumen.

Cara-cara untuk mengurangi pengaruh-pengaruh tersebut diatas,


antara lain : pengkondisian udara.
 penyegelan komponen-komponen instrumen tertentu dengan rapat
sekali.
 pemakaian pelindung maknetik, dan lain-lain
Jadi, suatu perubahan pada temperatur sekeliling
instrumen, mengakibatkan perubahan sifat-sifat
kekenyalan pegas yang terdapat dalam mekanisme
kumparan putar, yang akhirnya akan mempengaruhi
pembacaan instrumen.
Cara-cara untuk mengurangi pengaruh-pengaruh tersebut
diatas, antara lain : pengkondisian udara.
penyegelan komponen-komponen instrumen tertentu
dengan rapat sekali.
pemakaian pelindung maknetik, dan lain-lain.
Kesalahan-kesalahan sistematis, dapat juga
dikelompokkan kedalam :
1. Kesalahan statis, disebabkan pembatasan-pembatasan alat
ukur atau hukum hukum fisika yang mengatur tingkah
laku alat ukur.Misalnya, jika sebuah mikrometer diberi
tekanan yang berlebihan untuk memutar poros, maka
akan dihasilkan kesalahan statis.
2. Kesalahan dinamis, disebabkan ketidakmampuan
instrumen untuk memberikan respons yang cukup cepat,
jika terjadi perubahan-perubahan dalam variabel yang
diukur.
Untuk menghindari kesalahan-kesalahan tersebut
dengan cara
(1) memilih instrumen yang tepat untuk pemakaian
tertentu;
(2) menggunakan faktor-faktor koreksi setelah
mengetahui banyaknya kesalahan;
(3) mengkalibrasi instrumen tersebut terhadap
instrumen standar.
C. Kesalahan acak yang tak disengaja (random
errors)
Kesalahan ini diakibatkan oleh penyebab yang
tidak dapat langsung diketahui. Antara lain
sebab perubahan-perubahan parameter atau
sistem pengukuran terjadi secara acak
Pada pengukuran yang sudah direncanakan kesalahan
- kesalahan ini biasanya hanya kecil. Tetapi untuk
pekerjaan - pekerjaan yang memerlukan ketelitian
tinggi akan berpengaruh.
Contoh misal suatu tegangan diukur dengan
voltmeter dibaca setiap jam, walaupun instrument
yang digunakan sudah dikalibrasi dan kondisi
lingkungan sudah diset sedemikian rupa, tetapi hasil
pembacaan akan terjadi perbedaan selama periode
pengamatan. Untuk mengatasi kesalahan ini dengan
menambah jumlah pembacaan dan menggunakan
cara-cara statistik untuk mendapatkan hasil yang
akurat.

Anda mungkin juga menyukai