Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

ALAT UKUR DAN TEKNIK PENGUKURAN

OSCILOSCOPE

Disusun oleh:
Nama : Mudia Khaira (032100016)
Nazwa Rahma Vasa (032100018)
Nurzihan Defriyanti (032100019)
Ricko Rachmadillah Sirait (032100023)
Kelompok : 5 (E)
Prodi/ Angkatan : Elektromekanika/ 2021
Tgl. Praktikum/ Tugas : 16 November 2021

Asisten Pendamping/ Dosen Pengampu : Budi Suhendro, SST, M.Kom

JURUSAN TEKNO FISIKA NUKLIR


PRODI ELEKTROMEKANIKA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Osiloskop merupakan alat ukur elektronika yang berfungsi
memproyeksikan bentuk sinyal baik sinyal analog maupun sinyal digital
sehingga sinyal-sinyal tersebut dapat dilihat, diukur, dihitung dan dianalisa
sesuai dengan bentuk keluaran sinyal yang diharapkan. Osiloskop
memegang peran yang sangat penting dalam bidang perkembangan
teknologi karena untuk menciptakan suatu perangkat elektronika
dibutuhkan suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk menganalisis
perangkat yang akan dibuat sehingga perangkat tersebut dapat bekerja
sesuai dengan yang diinginkan oleh pembuatnya.
Namun osiloskop merupakan alat ukur yang tidak murah, sehingga
tidak semua orang dapat membeli perangkat tersebut. Hal tersebut akan
menjadi kendala bagi orang-orang yang bekerja di bidang elektronika,
pelajar yang mempelajari bidang elektronika, maupun orang-orang yang
memiliki hobi di bidang elektronika namun tidak memiliki financial yang
cukup untuk memiliki perangkat tersebut. Sehingga hal inilah yang menjadi
latar belakang penulis untuk membuat sebuah alat yang berfungsi sebagai
osiloskop dengan harga yang lebih murah, dan bersifat praktis (mudah
digunakan, dan mudah untuk dibawa).
Hal tersebut dapat terwujud dengan memanfaatkan mikrokontroler
sebagai komponen pendukung utama untuk membuat alat tersebut dan
dengan memanfaatkan komunikasi Universal Serial Bus (USB) sebagai
sistem antarmuka antara perangkat dengan komputer sehingga perangkat
tersebut nantinya akan mudah digunakan melalui PC ataupun laptop, karena
pada era sekarang ini baik PC maupun laptop sudah jarang yang memiliki
port serial maupun paralel.

II. Tujuan
Mempelajari penggunaan osiloskop untuk pengukuran tegangan,
frekuensi, dan fase.
III. Manfaat
1. Dapat mengoperasikan osiloskop dengan baik dan benar
2. Dapat membaca hasil pengukuran tegangan DC, frekuensi, tegangan
arus AC, dan beda fase.
3. Dapat membaca dan menghitung tegangan DC, frekuensi, tegangan
arus AC, dan beda fase.
BAB II

METODE PRAKTIKUM

I. Alat dan Bahan


1. Osciloskop
2. Power Supply
3. Papan Peraga
4. Multimeter
5. Kabel BNC
6. Capit Buaya

II. Dasar Teori


Osiloskop atau CRO (Cathode Rays Osciloscope) adalah alat untuk
mengamati gelombang listrik. Dengan osciloscope dapat dilakukan
pengukuran nilai tegangan searah, amplitudo tegangan bolak-balik,
frekuensi dan fase dengan nilai ketelitian yang sangat terbatas.
Pengukuran nilai tegangan searah dilakukan dengan mengkalibrasi
simpangan berkas, dengan fasilitas gelombang untuk kalibrasi yang tersedia
pada osciloscope atau dari luar. Nilai tegangan dapat dihitung sebagai
berikut :

V = n.HSV

Dimana:
n = banyak skala
HSV = Harga Skala Vertical

Pengukuran nilai tegangan bolak-balik dilakukan dengan cara yang


sama, pada posisi tanpa kapasitor halang, dapat diukur sekaligus nilai
tegangan pengangkat terhadap latar untai, seperti pada gambar 1.

Gambar 1 : Gelombang V = AB sin2𝜋𝑓𝑡


Pengukuran frekuensi dilakukan dengan menginterferensikan
gelombang yang diukur dengan gelombang yang diketahui frekuensinya,
seperti terlihat pada gambar 2.

Gambar 2 : interferensi 2 gelombang sinus f1 : f2 = 2: 1

Perbandingan kedua frekuensi adalah:


f1 : f2 = n1 : n2
Nilai frekuensi dapat dihitung sebagai berikut:

1
𝑓= , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑇 = 𝑛. 𝐻𝑆𝐻
𝑇
T = Periode

n = Banyak Skala

HSH = Harga Skala Horizontal

Pengukuran fase gelombang juga dilakukan dengan


menginterferensikan dengan gelombang yang diketahui fasenya, frekuensi
dan amplitudonya sama, seperti terlihat pada gambar 3.

A B

Gambar 3 : Interfal 2 gelombang sinus dengan frekuensi sama


Beda fase kedua gelombang adalah

𝐵
∅ = 𝑎𝑟𝑐𝑠𝑖𝑛 ( )
𝐴

A = Amplitudo

x = jarak dari pusat koordinat ke titik potong elip dengan sumbu


horizontal

III. Langkah Kerja


A. Tegangan Searah (DC)
1. Susun rangkaian seperti gambar berikut.

PS
5V CRO
Vm Vy

2. Taruhlah kepekaan kanal Y pada 0,5 V/div


3. Ukurlah Vdc dari power suply dari 1 s/d 5 volt dengan
interval 1 volt dengan multimeter dan osciloskop
4. Ulangi pengukuran diatas dengan kepekaan CRO 1 V/div
B. Frekuensi dan tegangan Arus Tukar
1. Hidupkan sumber daya Generator Fungsi dan tekan gelombang
sinus.
2. Gambar bentuk gelombang dan catat harga skala vertical (V/div)
dan Horisontal (Sweep Time/div) tekan tombol 500 Hz, 50Khz,
500 Khz.
3. Tekan tombol fungsi gelombang gigi gergaji dan ulangi langka no.
2
4. Tekan fungsi gelombang kotak dan ulangi langkah no. 2
C. Beda Fase
1. Susun rangkaian seperti gambar berikut :
2. Rangkaian RC sebesar C= 0.01 uF dan R = 4K7
3. Hidupkan sumber daya generator fungsi pada gelombang sinus
dengan frekuensi 10 Khz
4. Hitung beda fase antara Ch1 dengan Ch2 pada CRO
5. Ulangi langkah seperti pada langkah no. 4 dengan harga RC yang
berbeda.
BAB III

DATA DAN ANALISIS

I. Data Praktikum
JUDUL
OSCILOSKOPE
PERCOBAAN
HARI/ TANGGAL 16 November 2021
KELOMPOK 5 (E)
TTD
1. Mudia Khaira
NAMA PRAKTIKAN
2. Nazwa Rahma Vasa
3. Nurzihan Defriyanti
4. Ricko Rachmadillah
Sirait

A. Mengukur Tegangan DC
No. Sumber HSV=0,5 V/DIV HSV=1 V/DIV
Tegangan
Osciloskop Multimeter Osciloskop Multimeter
(Volt)

1. 3 volt 3 volt 3 volt 3 volt 3 volt


2. 4,5 volt - 4,8 volt 4,5 volt 4,8 volt
3. 6 volt - 6,8 volt 6 volt 6,8 volt
4. 7,5 volt - 8 volt 7,5 volt 8 volt
6. 9 volt - 10 volt 9 volt 10 volt
7. 12 volt - 14 volt 12 volt 14 volt

B. Frekuensi dan Tegangan Arus AC


No Bentuk Gelombang Frekuensi HSV (Volt) HSH
(Hz) (second)
1. 500 Hz 1V 2 𝑚s
SINUSOID
2. 50 KHz 2V 20 𝜇𝑠
3. 500 KHz 2V 2 𝜇s
4. 500 Hz 1V 2 𝑚s
GERGAJI
5. 50 KHz 2V 20 𝜇𝑠
6. 500 KHz 2V 2 𝜇s
7. 500 Hz 1V 2 𝑚s
KOTAK
8. 50 KHz 2V 20 𝜇𝑠
9. 500 KHz 2V 2 𝜇s

C. Beda Fase
NO C= ohm R= ohm A B ∅
1. 0,047 4,7 kΩ 1,6 0,6 0,384
2. 0,047 9,2 kΩ 1,2 0,4 0,339

II. Analisis Data/ Pengolahan Data


A. Mengukur Tegangan DC
1. Diketahui:
Sumber tegangan = 3 volt
HSV = 0,5 V/DIV
HSV = 1 V/DIV
Ditanya:
Skala osciloskop dan skala multimeter?
Jawab:
• Pada HSV = 0,5 V/DIV
Osciloskop = 6 kotak × 0,5 V/DIV = 3 V
Multimeter = 3 V
• Pada HSV = 1 V/DIV
Osciloskop = 3 kotak × 1 V/DIV = 3 V
Multimeter = 3 V
2. Diketahui:
Sumber tegangan = 4,5 volt
HSV = 0,5 V/DIV
HSV = 1 V/DIV
Ditanya:
Skala osciloskop dan skala multimeter?
Jawab:
• Pada HSV = 0,5 V/DIV
Osciloskop = 9 kotak × 0,5 V/DIV = 4,5 V
Multimeter = 4,8 V
• Pada HSV = 1 V/DIV
Osciloskop = 4,5 kotak × 1 V/DIV = 4,5 V
Multimeter = 4,8 V
3. Diketahui:
Sumber tegangan = 6 volt
HSV = 0,5 V/DIV
HSV = 1 V/DIV
Ditanya:
Skala osciloskop dan skala multimeter?
Jawab:
• Pada HSV = 0,5 V/DIV
Osciloskop = 12 kotak × 0,5 V/DIV = 6 V
Multimeter = 6,8 V
• Pada HSV = 1 V/DIV
Osciloskop = 6 kotak × 1 V/DIV = 6 V
Multimeter = 6,8 V
4. Diketahui:
Sumber tegangan = 7,5 volt
HSV = 0,5 V/DIV
HSV = 1 V/DIV
Ditanya:
Skala osciloskop dan skala multimeter?
Jawab:
• Pada HSV = 0,5 V/DIV
Osciloskop = 15 kotak × 0,5 V/DIV = 7,5 V
Multimeter = 8 V
• Pada HSV = 1 V/DIV
Osciloskop = 7,5 kotak × 1 V/DIV = 7,5 V
Multimeter = 8 V
5. Diketahui:
Sumber tegangan = 9 volt
HSV = 0,5 V/DIV
HSV = 1 V/DIV
Ditanya:
Skala osciloskop dan skala multimeter?
Jawab:
• Pada HSV = 0,5 V/DIV
Osciloskop = 18 kotak × 0,5 V/DIV = 9 V
Multimeter = 10 V
• Pada HSV = 1 V/DIV
Osciloskop = 9 kotak × 1 V/DIV = 9 V
Multimeter = 10 V
6. Diketahui:
Sumber tegangan = 12 volt
HSV = 0,5 V/DIV
HSV = 1 V/DIV
Ditanya:
Skala osciloskop dan skala multimeter?
Jawab:
• Pada HSV = 0,5 V/DIV
Osciloskop = 24 kotak × 0,5 V/DIV = 12 V
Multimeter = 14 V
• Pada HSV = 1 V/DIV
Osciloskop = 12 kotak × 1 V/DIV = 12 V
Multimeter = 14 V

B. Frekuensi dan Tegangan Arus AC


1. Diketahui:
Bentuk gelombang sinusoid
Ditanya:
Frekuensi (Hz), HSV (volt), HSH (second)?
Jawab:
1
a. F = 𝑇
1
= 2 𝑚𝑠
1
= 2×10−3
103
= 2

= 500 Hz
b. V = n.HSV
= 2 kotak×0,5 V
=1V
c. T = n.HSH
= 2 kotak×1ms
= 2 ms
2. Diketahui:
Bentuk gelombang sinusoid
Ditanya:
Frekuensi (Hz), HSV (volt), HSH (second)?
Jawab:
1
a. F = 𝑇
1
=
20 𝜇𝑠
1
= 20×10−6
106
= 20

= 50.000 Hz
= 50 kHz
b. V = n.HSV
= 4 kotak×0,5 V
=2V
c. T = n.HSH
= 1 kotak×20 𝜇𝑠
= 20 𝜇𝑠
3. Diketahui:
Bentuk gelombang sinusoid
Ditanya:
Frekuensi (Hz), HSV (volt), HSH (second)?
Jawab:
1
a. F = 𝑇
1
= 2 𝜇𝑠
1
= 2×10−6
106
= 2

= 500.000 Hz
= 500 kHz
b. V = n.HSV
= 4 kotak×0,5 V
=2V
c. T = n.HSH
= 1 kotak×2 𝜇𝑠
= 2 𝜇𝑠
4. Diketahui:
Bentuk gelombang gergaji
Ditanya:
Frekuensi (Hz), HSV (volt), HSH (second)?
Jawab:
1
a. F = 𝑇
1
= 2 𝑚𝑠
1
= 2×10−3
103
= 2

= 500 Hz
b. V = n.HSV
= 2 kotak×0,5 V
=1V
c. T = n.HSH
= 2 kotak×1ms
= 2 ms
5. Diketahui:
Bentuk gelombang gergaji
Ditanya:
Frekuensi (Hz), HSV (volt), HSH (second)?
Jawab:
1
a. F = 𝑇
1
=
20 𝜇𝑠
1
= 20×10−6
106
= 20

= 50.000 Hz
= 50 kHz
b. V = n.HSV
= 4 kotak×0,5 V
=2V
c. T = n.HSH
= 1 kotak×20 𝜇𝑠
= 20 𝜇𝑠
6. Diketahui:
Bentuk gelombang gergaji
Ditanya:
Frekuensi (Hz), HSV (volt), HSH (second)?
Jawab:
1
a. F = 𝑇
1
= 2 𝜇𝑠
1
= 2×10−6
106
= 2

= 500.000 Hz
= 500 kHz
b. V = n.HSV
= 4 kotak×0,5 V
=2V
c. T = n.HSH
= 1 kotak×2 𝜇𝑠
= 2 𝜇𝑠
7. Diketahui:
Bentuk gelombang kotak
Ditanya:
Frekuensi (Hz), HSV (volt), HSH (second)?
Jawab:
1
a. F = 𝑇
1
= 2 𝑚𝑠
1
=
2×10−3
103
= 2

= 500 Hz
b. V = n.HSV
= 2 kotak×0,5 V
=1V
c. T = n.HSH
= 2 kotak×1ms
= 2 ms
8. Diketahui:
Bentuk gelombang kotak
Ditanya:
Frekuensi (Hz), HSV (volt), HSH (second)?
Jawab:
1
a. F = 𝑇
1
= 20 𝜇𝑠
1
= 20×10−6
106
= 20

= 50.000 Hz
= 50 kHz
b. V = n.HSV
= 4 kotak×0,5 V
=2V
c. T = n.HSH
= 1 kotak×20 𝜇𝑠
= 20 𝜇𝑠
9. Diketahui:
Bentuk gelombang kotak
Ditanya:
Frekuensi (Hz), HSV (volt), HSH (second)?
Jawab:
1
a. F = 𝑇
1
= 2 𝜇𝑠
1
= 2×10−6
106
= 2

= 500.000 Hz
= 500 kHz
b. V = n.HSV
= 4 kotak×0,5 V
=2V
c. T = n.HSH
= 1 kotak×2 𝜇𝑠
= 2 𝜇𝑠
C. Beda Fase
1. Diketahui:
C = 473 k pF
R = 4,7 kΩ
A = 1,6
B = 0,6
Ditanya:
Beda fase?
Jawab:
𝐵
∅ = 𝑎𝑟𝑐𝑠𝑖𝑛 ( )
𝐴
0,6
∅ = 𝑎𝑟𝑐𝑠𝑖𝑛 ( )
1,6
∅ = 𝑎𝑟𝑐𝑠𝑖𝑛(0,375)
∅ = 0,384 rad
2. Diketahui:
C = 473 k pF
R = 9,2 kΩ
A = 1,2
B = 0,4
Ditanya:
Beda fase?
Jawab:
𝐵
∅ = 𝑎𝑟𝑐𝑠𝑖𝑛 ( )
𝐴
0,4
∅ = 𝑎𝑟𝑐𝑠𝑖𝑛 ( )
1,2
∅ = 𝑎𝑟𝑐𝑠𝑖𝑛(0,333)
∅ = 0,339 rad
III. Gambar hasil praktikum

1. Tegangan 3 volt dengan HSV = 0,5 V/DIV

2. Tegangan 3 volt dengan HSV = 1 V/DIV


(Untuk tegangan pada power supply dari 4,5 hingga 12 volt
memiliki perhitungan yang sama , tetapi untuk gamabar tidak kami
input karena garis melebihi layar osiloskop. Layar osiloskop hanya
mampu menginput sampai 8 kotak )
 Tegangan 4,5 volt dengan HSV = 0,5 V\DIV memiliki lonjakan
sejauh 9 kotak.
 Tegangan 6 volt dengan HSV = 0,5 V\DIV memiliki lonjakan
sejauh 12 kotak.
 Tegangan 7,5 volt dengan HSV = 0,5 V\DIV memiliki lonjakan
sejauh 15 kotak.
 Tegangan 9 volt dengan HSV = 0,5 V\DIV memiliki lonjakan
sejauh 18 kotak.
 Tegangan 12 volt dengan HSV = 0,5 V\DIV memiliki lonjakan
sejauh 24 kotak.
 Tegangan 4,5 volt dengan HSV = 1 V\DIV memiliki lonjakan
sejauh 4,5 kotak.
 Tegangan 6 volt dengan HSV = 1 V\DIV memiliki lonjakan
sejauh 6 kotak.
 Tegangan 7,5 volt dengan HSV = 1 V\DIV memiliki lonjakan
sejauh 7,5 kotak.
 Tegangan 9 volt dengan HSV = 1 V\DIV memiliki lonjakan
sejauh 9 kotak.
 Tegangan 12 volt dengan HSV = 1 V\DIV memiliki lonjakan
sejauh 12 kotak.
3. Frekuensi 500 hz dan tegangan arus AC sebesar 0,5 volt

4. Frekuensi 500 hz dan tegangan arus AC sebesar 0,5 volt

5. Gambar beda fase dan rangkaian dengan resistor 4K7


6. Gambar beda fase dan rangkaian dengan resistor 2K2
BAB IV

PENUTUP

I. Kesimpulan
1. Osciloskop merupakan alat ukur menganalisis dan menampilkan suatu
gelombang AC, DC, dan beda fase
2. Hasil yang didapatkan dari pengukuran tegangan dengan menggunakan
osciloskop dan multimeter adalah Semakin besar frekuensi yang
diunakan maka semakin kecil HSH yang didapatkan.
3. Besar kecilnya gelombang yang dihasilkan dipengaruhi oleh sumber
tegangan dan volt/DIV atau time/DIV yang digunakan.

4. Saran
Diharapkan kepada para praktikan agar lebih serius lagi dalam
melakukan percobaan dan memahami betul prosedur percobaan agar di
peroleh hasi yang memuaskan serta hendaknya memastikan alat-alat
praktikum yang digunakan dalam keadaan baik dan tidak rusak sebelum
digunakan.

Anda mungkin juga menyukai