Anda di halaman 1dari 5

Petunjuk Praktikum Alat Ukur dan Teknik Pengukuran 2007

PERCOBAAN 6
MENENTUKAN TEMPAT KERUSAKAN KABEL TANAH

I. TUJUAN :
Dapat menentukan tempat kerusakan pada kabel tanah (ground cable) maupun kabel di atas
tanah.

II. ALAT DAN KOMPONEN :


1. Sumber tegangan DC.
2. Ampere meter dan Voltmeter.
3. Unit peraga.
4. Kabel penghubung.

III. TEORI SINGKAT


Umumnya pada instalasi yang bertegangan tinggi maupun yang bertegangan rendah kita
sering menjumpai adanya pemakaian kabel tanah atau yang sudah biasa disebut : Ground
Cable . Pada kabel tanah ini akan mendapat kerusakan ataupun gangguan yang sulit untuk
dilacak letak dimana kerusakannya.
Untuk itu diperlukan solusi dan tindakan yang tepat ,cepat mudah dan murah jika
memungkinkan guna menentukan tempat kerusakan itu.
Untuk mencapai maksud diatas bisa, dilakukan pengukuran pada kabel tersebut dengan
memakai sambungan ukur dan alat ukur yang modern khususnya untuk menentukan
kerusakan-kerusakan semacam itu.
Alat alat ukur dan sambungan ukur yang banyak dipakai untuk mengukur kerusakan pada
kabel tanah, dapat juga dipergunakan untuk mengukur kesalahan/kerusakan pada
kabel/hantaran yang tidak tertanam di dalam tanah.
Kerusakan yang dapat terjadi pada kabel tanah ada dua macam :
a.Urat-urat (kawat-kwat kecil) dari kabel tanah terkena dengan tanah; Kerusakan semacam
ini dinamakan : Sambung tanah.
b.,Urat-urat dari kabel tanah putus akan tetapi tidak terkena dengan tanah. Kerusakan itu
dinamakan urat putus atau kawat putus .
Letak kerusakan sambungan tanah dapat diketemukan dengan jalan mengukur besarnya
penahan kawat, dengan metode dan mempergunakan alat-alat :
1. Pengukuran dengan memakai voltmeter
2. Pengukuran dengan memakai sambungan jembatan
3. Pengukuran dengan memakai sambungan kawat ukur
Untuk menentukan tempat sambung tanah dengan memakai sambungan voltmeter,
sambungan jembatan atau kawat ukur, ini selalu diperlukan adanya kawat pembantu yang
tidak rusak yang ukuran panjang dan diameternya sama dengan kawat yang sedang rusak itu.
Jadi kalau didalam kabel tanah masih terdapat lain-lain urat yang tidak rusak,maka bisa
diambil salah satu dari urat urat itu (yang sedang tidak terpakai). Akan tetapi, kalau semua urat
didalam kabel sedang rusak, tidak ada jalan lain daripada memakai urat dari kabel lain, atau jika
tidak ada kabel, memakai kawat-kawat diatas tanah.
Baik dari urat-urat yang rusak maupun dari urat-urat pembantu, haruslah diketahui
betul besarnya penahan / resistansi kawat per satuan panjang dan juga capasitansi per satuan
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR - BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 22
Petunjuk Praktikum Alat Ukur dan Teknik Pengukuran 2007

panjangnya pula. Dimana besaran-besaran itu haruslah sama baik pada kawat yang rusak maupun
pada kawat pembantu.Hal ini diperlukan karena nantinya akan digunakan sebagai referensi /
pembanding dalam mencari letak kerusakan.

a. MENENTUKAN TEMPAT KERUSAKKAN (SAMBUNG TANAH) DENGAN ALAT


VOLTMETER DAN AMPEREMETER.

Gambar 1 dibawah ini menunjukkan sebuah sambungan ukur yang memakai voltmeter dan
Amper-meter. K adalah kawat yang rusak dan H adalah kawat pembantu, bagian ujung dari kawat K
dan kawat H ini disambung terus / dijumper.
Pada suatu titik di kawat K yang rusak ini dipasang sebuah Voltmeter terhadap tanah;
sebagai tanah dipakai mantel timah yang menyelubungi kabel itu. Selanjutnya pada ujung lain kawat
rusak (K) dan kawat pembantu (H) dipasang sumber tegangan (batery E) dan Ampere meter (A).
Jika kuat arus I mengalir didalam seluruh rangkaian, sehingga Voltmeter V ini akan
mengukur besrnya perbedaan tegangan antara suatu titik pada kawat K sampai tempat kerusakkan
yaitu titik T.
Misalkan saja Voltmeter menunjukkan tegangan Ex volt. Dari harga Ex dan harga aliran I
yang ditunjukkan oleh Amperemeter, maka kita dapat menghitung besarnya penahan / resistansi dari
bagian X.

Rx = Ex / I

A
_ H

E
X
K
V T
+

V Rt = 0

Gambar 01

Menurut gambar 1 di atas bahwa pengukuran ini dapat dikerjakan kalau penahan sambung
tanah (Rt = 0 (nol) ohm besarnya, artinya kerusakan itu merupakan kontak sempurna antara kawat K
dan tanah. Jika tidak demikian Rt akan merupan penahan muka pada Voltmeter, dimana penahan
ini akan memperkecil simpangan jarum penunjuk hingga voltmetr memberikan harga yang salah.
Untuk mencegah hal tersebut diatas , maka voltmeter itu harus mempunyai penahan dalam yang
sangat tinggi, misalnya : 1000 ohm/3 volt.

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR - BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 23


Petunjuk Praktikum Alat Ukur dan Teknik Pengukuran 2007

Kalau pengukuran ini dilakukan pada kabel untuk arus kuat, maka tegangan E dapat diambil
sebesar 100 Volt atau lebih, sihingga voltmeter batas ukur yang tinggi dan dengan sendirinya
voltmeter ini mempunyai suatu tahanan dalam yang tinggi juga.
Maka dari pengukuran menurut gambar diatas akan memberikan hasil yang memuaskan jika
dipakai kabelkabel arus kuat.

b. MENENTUKAN LETAK KAWAT PUTUS PADA SUATU KABEL

Dalam hal ini kita menggunakan prinsib nilai capasitansi dari suatu kapasitor adalah
berbanding lurus dengan luasan dari pada lempeng-lempeng elektroda dari kapasitor tersebut. Oleh
karena itu dengan lebar lempeng yang tetap menjadikan nilai capasitansi berbanding lurus dengan
panjang lempeng itu, sehingga kalau didalam kawat yang terjadi adalah dengan diameter atau
keliling kawat yang tetap maka nilai capasitansi dari kawat juga akan linier terhadap panjang kawat
tersebut.
Untuk pekerjaan ini diperlukan kawat pembantu yang baik sedikitnya 2 jalur yang panjang
dan diameternya sama dengan kawat yang rusak / putus. Yang mana akan digunakan sebagai
pembanding nilai capasintasi total dengan capasitansi sampai dimana kawat putus atau juga bisa
sebagai pembanding nilai capasitansi persatuan panjang dari kawat tersebut. Sehingga dalam
pekerjaan ini tentu sangat memerlukan alat ukur capasitansi yaitu setidaknya multimeter yang ada
fasilitas capasitanmeternya. Coba perhatikan gambar 02 berikut.

C C

Gambar 02

IV.a. LANGKAH PERCOBAAN MENCARI LETAK KERUSAKAN KABEL HUBUNG TANAH

1. Rangkaian seperti gambar 01 diatas


2. Ukurlah tahanan kawat H dalam panjang tertentu.
3. Naikkan tegangan E pelan-pelan (mulai dari nol) sehingga ampere meter menunjukkan max
200 mA.
4. Ukurlah beda tegangan pada titik T dengan titik positip E.
5. Ulangi dengan cara memindah titik T yang lain sebanyak 5 titik T.
6. Ulangi langkah 1 sampai dengan 5 untuk diameter kabel yang lain.
7. Buat analisa , perhitungan dan kesimpulan dari data-data hasil percobaan di atas.

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR - BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 24


Petunjuk Praktikum Alat Ukur dan Teknik Pengukuran 2007

IV.b. LANGKAH PERCOBAAN UNTUK MENCARI LETAK KABEL PUTUS

1. Sediakan kawat / kabel secukupnya untuk membuat rangkaian sperti gambar 02 di atas.
2. Siapkan Multimeter yang ada fasilitas capasitanmeternya.
3. Lakukan pengukuran capasitansi kabel / kawat yang normal (baik) dengan panjang dan
diameter sama dengan kabel yang rusak.
4 Hitung capasitansi kabel per meter ( persatuan panjang ).
5. Lakukuan pengukuran capasitansi kabel yang rusak dari salah satu ujungnya.
8. Lakukan pengukuran capasitansi kabel yang rusak dari ujung yang lain.
9. Tentukan letak kerusakan kabel berdasarkan capasitansi persatuan panjang.
10. Tentukan letak kerusakan kabel berdasarkan perbandingan capasitansi ujunng kabel yang
satu terhadap capsitansi ujung yang lain dan capasitansi total dari panjang kabel yang ada.
11. Lakukan 1 s / d 9 untuk diameter / panjang total kabel yang lain.
12. Buat analisa perhitungan dan kesimpulan dari data-data yang diperoleh dalam percobaan.

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR - BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 25


Petunjuk Praktikum Alat Ukur dan Teknik Pengukuran 2007

DATA SEMENTARA
PRAKTIKUM ALAT UKUR

JUDUL PERCOBAAN MENENTUKAN TEMPAT KERUSAKAN KABEL


TANAH
HARI/TANGGAL
KELOMPOK
1. 1.
2. 2.
NAMA PRAKTIKAN
3. 3.
4. 4.

DATA PENGAMATAN

Tahanan
Panjang Vx Jarak titik
kawat Jarak titik T Tegangan
No. Kawat Arus I Rx T+E dari
total vs sebenarnya Vx I
Total hasil Rx
ohmmeter

V.b. Lembar kumpulan data untuk mencari letak kabel putus

Diameter /
Panjang Capasita Capasitans Capasitan Capasitan
No Penampang
Kawat Total nsi total i per meter si ujung 1 si Ujung 2
kawat

Asisten,

(..............)

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR - BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 26

Anda mungkin juga menyukai