Anda di halaman 1dari 22

PERCOBAAN IV

I. Nama Percobaan : Jembatan Wheatstone

II. Tujuan Percobaan :


1. Mempelajari prinsip kerja jembatan wheatstone
2. Mengukur tahanan dengan jembatan wheatstone

III. Alat – alat yang digunakan :


1. Jembatan wheatstone portabel 2755
2. Multimeter ZX-2000 1 buah
3. Tahanan geser 1 kΩ, 10 kΩ, 100 kΩ
4. Kabel – kabel penghubung 4 buah

Laboratorium TTTPLUNSRI Inderalaya


IV. Teori Dasar

Gambar Rangkaian Jembatan Wheatstone

Gambar di atas adalah operasi dasar dari penggunaan jembatan


wheatstone untuk mengukur tahanan. Rangkaian jembatan mempunyai 4
lengan resistif, beserta sebuah sumber ggl (batere) dan sebuah detektor nol
yang biasanya adalah galvanometer atau alat ukur sensitif lainnya. Arus
yang melalui galvanometer bergantung pada beda potensial antara titik c
dan titik d. Jembatan disebut setimbang , bila beda potensial pada
galvanometer adalah 0 volt. Jadi jembatan adalah setimbang, jika :

I 1 R1=I 2 R 2 .........(1)

Jika I G=0 , maka

R2
R x =R3 . .........(2)
R1

Tahanan R3 disebut lengan standar dari jembatan, dan tahanan R2 dan R1


disebut faktor pengali (multiply factor).

Laboratorium TTTPLUNSRI Inderalaya


Jembatan Wheatstone dipakai untuk memperoleh ketelitian dalam
melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relative sangat
kecil, Misalnya suatu kebocoran dari kabel tanah atau kortsluiting dan sebagainya.
Rangkaian ini dibentuk oleh empat buah tahanan (R) yag merupakan segiempat
A-B-C-D dalam hal rangkaian ini dihubungkan dengan sumber tegangan dan
sebuah galvanometer nol (0). Kalau tahanan-tahanan itu diatur sedemikian rupa
sehingga galvanometer itu tidak akan mengadakan suatu hubungan antara
keempat tahanan tersebut

Cara Menentukan Hambatan Pengganti

Untuk mendapatkan besarnya hambatan pengganti pada suatu susunan


hambatan jembatan Wheatstone bisa menggunakan aturan dan rumus sebagai
berikut:

1. Apabila perkalian silang antara R1 dan R3 sama dengan R2 dan R4 maka R5


(hambatan yang ditengah) bisa diabaikan hingga hanya menjumlah secara seri
kemudian dipararelkan.

Setelah hambatan tengah dianggap tidak ada, pakai prinsip seri-pararel untuk
menmukan besarnya hambatan pengganti.

2. Andai perkalian silang antar R1 dan R3 tak sama dengan perkalian antara R2
dan R4, maka hambatan itu wajib diganti dengan hambatan baru hingga susunan
hambatannya menjadi seperti tampak pada gambar di bawah ini.

Laboratorium TTTPLUNSRI Inderalaya


Keterangan
R1, R2, dan R5 masing-masing diganti dengan Ra, Rb, dan Rc. Hingga susunan
menjadi

Rumus
Ra = R1 . R2 / (R1 + R2 + R2)
R2 = R1 . R5 / (R1 + R2 + R2)
R3 = R2 . R5 / (R1 + R2 + R2)

(Sumber: https://rumusrumus.com/jembatan-wheatstone/. Diakses pada tanggal 15


Oktober 2019).

Macam-Macam Rangkaian Jembatan

 Rangkaian Jembatan Wheatstone


 Rangkaian Jembatan Kelvin
 Rangkaian Jembatan Wien

Laboratorium TTTPLUNSRI Inderalaya


Harus anda ingat bahwa selain kabel, komponen listrik jembatan wheatstone
hanyalah galvanometer dan resistor atau bahan lainnya yang sifatnya resistif
contohnya kawat dan lain sebagainya.

Contohnya R1, R2, dan R3 sudah diketahui nilainya lalu akan mencari tahu
berapa besar jembatan Rx dengan jembatan wheatstone. Yang dimana R1 dan R3
dapat diubah besarnya.

Cara untuk mengetahui Rx adalah dengan mengubah R1 dan R3 hingga


galvanometer tidak mendeteksi adanya arus listrik, yang mengalir padanya. Bila
sudah demikian maka catat nilai pada R1, R2 dan R3 yang menyebabkan
galvanometer tidak dapat mendeteksi arus listrik. Lalu gunakan rumus Rx = R2
R3 / R1  saat menghitung Rx.

Dalam prakteknya untuk mengukur resistensi di suatu resistor yang tidak


diketahui, maka bisa mengganti dua buah resistor dengan sebuah kawat.

Ingat bahwa rumus :

Pada kawat dalam menggeser kabel penghubung dari galvanometer sampai


galvanometer tersebut tak mendeteksi adanya arus yang mengalir, pada
galvanometer tersebut. sehingga rumusnya menjadi :

Bisa juga diganti dalam bentuk :

Dengan adanya asumsi bahwa kawat yang digunakan ini berbahan  dan luas
penampang  yang seragam di sepanjang kawat yang ada.
Laboratorium TTTPLUNSRI Inderalaya
Dalam mengukur resistensi di suatu resistor, atau bahan resistif yang lainnya
dapat menggunakan bahan rangkaian seperti di bawah ini :

Dengan cara menggeser kabel penghubung dan galvanometer di kawat, sampai


galvanometer tidak dapat mendeteksi arus listrik. Catat panjang kawat L1 dan L2,
kemudian gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui besarnya resistensi Rx.

Sejarah Jembatan Wheatstone


Jembatan wheatstone pertama kalinya ditemukan oleh Hunter Christie di tahun
1833. Namun saat itu Hunter tak bisa melihat penggunaan yang nyata dari
jembatan tersebut. beberapa tahun kemudian Sir Charles Wheatstone yaitu
seorang ilmuwan yang berkebangsaan Inggris, berhasil menemukan beragam
aplikasi mengenai jembatan wheatstone. Lalu Wheatstone mengklaim beragam
aplikasi serta menunjukkan betapa pentingnya rangkaian dari jembatan
Wheatstone tersebut.

(Sumber: https://materisekolah.co.id/jembatan-wheatstone-pengertian-rumus-dan-
cara-menentukannya-lengkap/. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2019).

Laboratorium TTTPLUNSRI Inderalaya


Hukum dasar rangkaian listrik yang berhubungan dengan jembatan
wheatstone:
Ø  Hukum Ohm
Hukum Ohm menyatakan “Jika suatu arus listrik melalui suatu penghantar, maka
kekuatan arus tersebut adalah sebanding-larus dengan tegangan listrik yang
terdapat diantara kedua ujung penghantar tadi”.
Hukum ini dicetuskan oleh Georg Simon Ohm, seorang fisikawan dari Jerman
pada tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The
Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada tahun 1827.
Hukum Ohm :
Ø  Tegangan dinyatakan dengan nilai volt, disimbolkan E dan V.
Ø  Arus dinyatakan dengan Ampere, disimbolkan I
Ø  Hambatan dinyatakan dengan Ohm, disimbolkan R.

Jika luas penampang A yang diperhatikan cukup kecil dan tegak lurus kearah J
(misalnya panjang konduktor besar sekali dibanding dengan luas penampangnya),
maka J dapat dianggap sama pada seluruh bagian penampang hingga I = J . A
maka untuk beda potensial berlaku ΔV = ∫E . dl dan juga integrasi diambil
sepanjang suatu garis gaya ΔV = ∫E . dl
Terlihat bahwa faKtor yang berupa integrasi hanya tergantung dari konduktornya
dan merupakan sifat khusus konduktornya dan biasa disebut sebagai tahanan (R)
atau resistansinya. Dapat dituliskan V = I .
Rumus Hukum Ohm
Secara matematis, hukum Ohm ini dituliskan
V = I.R
atau
I = V / R
Dimana:
I  = arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar (Ampere)
V = tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar (Volt)
R = hambatan listrik yang terdapat pada suatu penghantar (Ohm)

Ø  Hukum Kirchoff I
Dipertengahan abad 19, Gustav Robert Kichoff (1824-1887) menemukan cara
untuk menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang yang kemudian dikenal
dengan hukum Kirchoff. Hukum Kirchoff berbunyi “Jumlah kuat arus yang
masuk dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari
titik percabangan.”
Jumlah I masuk = I keluar

Laboratorium TTTPLUNSRI Inderalaya


Ø  Hukum Kirchoff II
Hukum Kirchoff II berbunyi, “Dalam rangkaian tertutup, jumlah aljabar GGL (E)
dan jumlah penurunan potensial sama dengan nol.”
Maksud dari jumlah penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak adanya
energi listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut atau dalam arti semua energi
bisa digunakan atau diserap.

      Pengertian Galvanometer

        Galvanometer adalah alat yang digunakan untuk deteksi dan pengukuran
arus. Kebanyakan alat itu kerjanya tergantung pada momen yang berlaku pada
kumparan di dalam medan magnet.

Bentuk mula-mula dari galvanometer adalah seperti alat yang


dipakai Oersted yaitu jarum kompas yang diletakkan dibawah kawat yang dialiri
arus yang akan diukur. Kawat dan jarum diantara keduanya mengarah utara-
selatan apabila tidak ada arus di dalam kawat. Kepekaan galvanometer semacam
ini bertambah apabila kawat itu dililitkan menjadi kumparan dalam
bidang vertical dengan jarum kompas ditengahnya. Dan instrument semacam ini
dibuat oleh Lord Kelvin pada tahun 1890, yang tingkat kepekaanya jarang sekali
dilampaui oleh alat-alat yang ada pada waktu ini.

     Prinsip Kerja Jembatan Wheatstone, yaitu:

Ø  Hubungan antara resitivitas dan hambatan, yang berarti setiap penghantar memiliki
besar hambatan tertentu. Dan juga menentukan hambatan sebagai fungsi dari
perubahan suhu.
Ø  Hukum Ohm yang menjelaskan tentang hubungan antara hambatan, tegangan dan
arus listrik. Yang mana besar arus yang mengalir pada galvanometer diakibatkan
oleh adanya suatu hambatan.
Ø  Hukum Kirchoff 1 dan 2, yang mana sesuai dari hukum ini menjelaskan jembatan
dalam keadaan seimbang karena besar arus pada ke-2 ujung galvanometer sama
besar sehingga saling meniadakan

Aplikasi Jembatan Wheatstone

Salah satunya adalah dalam percobaan mengukur regangan pada benda uji berupa
beton atau baja. Dalam percobaan kita gunakan strain gauge, yaitu semacam pita
yang terdiri dari rangkaian listrik untuk mengukur dilatasi benda uji berdasarkan
perubahan hambatan penghantar di dalam strain gauge.  Strain gauge ini
direkatkan kuat pada benda uji sehingga deformasi pada benda uji akan sama
dengan deformasi pada strain gauge. Seperti kita ketahui, jika suatu material
ditarik atau ditekan, maka terjadi perubahan dimensi dari material tersebut sesuai
Laboratorium TTTPLUNSRI Inderalaya
dengan sifat2 elastisitas benda. Perubahan dimensi pada penghantar akan
menyebabkan perubahan hambatan listrik, ingat persamaan R = ρ.L/A. Perubahan
hambatan ini sedemikian kecilnya, sehingga untuk mendapatkan hasil eksaknya
harus dimasukkan kedalam rangkaian jembatan Wheatstone. Rangkaian listrik
beserta jembatan Wheatstonenya sudah ada di dalam strain gauge.

Kelebihan Jembatan Wheatstone


dapat mengukur perubahan hambatan yang sangat kecil pada penghantar.
Contoh aplikasi : strain gauge, yang digunakan untuk mengukur regangan
material (baja atau beton) didasarkan pada perubahan kecil penghantar yang
berdeformasi akibat gaya eksperimen. Perubahan kecil dimensi penampang
dihitung dari peribahan hambatan pada rangkaian jembatan wheatstone yang
dihubungkan sensor ke alat pencatat data logger untuk setiap transducer.

(Sumber:http://sriwahyuniwulandari.blogspot.com/2014/01/jembatan-wheatstone-
pengertian-jembatan.html. diakses pada tanggal 14 Oktober 2019).

(judul di bold, dastor diletakkan setelah prosedur percobaan)

Laboratorium TTTPLUNSRI Inderalaya


V. Prosedur Percobaan :
1. Hubungkan tahanan yang akan diukur ke terminal R x.
2. Pindahkan kontak selektor ke “R”.
3. Atur pengali (multiply) ke range yang sesuai menurut tabel berikut :

Rx Multiply

Kurang dari 10 Ω 0,001

10 Ω - 100 Ω 0,01

100 Ω - 1 kΩ 0,1

1 kΩ - 10 kΩ 1

10 kΩ - 100 kΩ 10

100 kΩ - 1 kΩ 100

1 MΩ - 10 MΩ 1000

4. Set measuring dial sehingga galvanometer menunjukkan angka “0”,


dan nilai tahanan dapat dicari.
5. Lepaskan tahanan dari terminal dan ukur dengan multimeter.
6. Ulangi prosedur di atas untuk beberapa nilai tahanan yang berbeda
dan masukkan ke dalam tabel

Laboratorium TTTPLUNSRI Inderalaya


VI. Data Hasil Percobaan

Rangkaian seri

Jembatan
No. Resistor (Ω) Analog (Ω) Digital (Ω)
Wheatstone (Ω)
1 R1 650 660 666,5
2 R2 9000 9920 9964
3 R3 2100 2150 2168
4 R4 200 218 211.2
5 R5 100 99,5 99,7
6 R6 4400 4640 4669
7 R7 2100 2150 2278

Jembatan
No. Resistor (Ω) Analog (Ω) Digital (Ω)
Wheatstone (Ω)
1 R1 + R2 10.000 10.650 10.640
2 R3 2600 2810 2835
3 R4 900 881 887,3
4 R5 750 765 766,3
5 R6 5000 5310 5335
6 R7 2700 2820 2845

Jembatan
No. Resistor (Ω) Analog (Ω) Digital (Ω)
Wheatstone (Ω)
1 R1 + R2 + R 3 12.000 12.760 12.790
2 R4 10.000 10.850 10.860
3 R5 10.000 10.750 10.730
4 R6 15.000 15.250 15.290
5 R7 12.000 12.780 12.800

Laboratorium TTTPLUNSRI Inderalaya


Jembatan
No. Resistor (Ω) Analog (Ω) Digital (Ω)
Wheatstone (Ω)
1 R1 + R2 + R3 + R4 12000 13000 13000
2 R5 13000 12860 12900
3 R6 17000 17440 17450
4 R7 15000 14920 14970

Digital Jembatan
No. Resistor (Ω) Analog (Ω)
(Ω) Wheatstone (Ω)
1 R1 + R2 + R3 + R4 + R 5 14000 17880 13120
2 R6 18000 17650 17700
3 R7 16000 15150 15190

Analog Digital Jembatan


No. Resistor (Ω)
(Ω) (Ω) Wheatstone (Ω)
1 R 1 + R 2 + R 3 + R 4 + R 5+ R 6 18000 17760 14800
2 R7 16000 15250 15310

Jembatan
Analog Digital
No. Resistor (Ω) Wheatstone
(Ω) (Ω)
(Ω)
1 R1 + R2 + R3 + R4 + R 5+ R 6 + R7 20000 19850 19950

Laboratorium TTTPLUNSRI Inderalaya


Rangkaian Parallel

Jembatan
No. Resistor (Ω) Analog (Ω) Digital (Ω)
Wheatstone (Ω)
1 R1 /¿ R2 1800 1780 1780
2 R3 1800 1760 1788
3 R4 250 220 215,4
4 R5 3200 3150 3180
5 R6 140 100 98,6
6 R7 450 459 510,1

Jembatan
No. Resistor (Ω) Analog (Ω) Digital (Ω)
Wheatstone (Ω)
1 R1 /¿ R2 /¿ R 3 450 435 484,7
2 R4 140 117 162,9
3 R5 85 81,1 85,81
4 R6 550 500 551
5 R7 450 435 485,5

Jembatan
No. Resistor (Ω) Analog (Ω) Digital (Ω)
Wheatstone (Ω)
1 R1 /¿ R2 /¿ R 3 /¿ R 4 140 154 151,5
2 R5 70 85 82,48
3 R6 350 437 439,3
4 R7 300 395 399,6

Digital Jembatan
No. Resistor (Ω) Analog (Ω)
(Ω) Wheatstone (Ω)
1 R1 /¿ R2 /¿ R 3 /¿ R 4 /¿ R5 60 60,2 60,2
2 R6 150 146,5 146,8
3 R7 150 141,5 146,7

Laboratorium TTTPLUNSRI Inderalaya


Analog Digital Jembatan
No. Resistor (Ω)
(Ω) (Ω) Wheatstone (Ω)
1 R1 /¿ R2 /¿ R 3 /¿ R 4 /¿ R5 /¿ R6 60 59,5 59,3
2 R7 60 58,5 58,5

Jembatan
Analog Digital
No. Resistor (Ω) Wheatstone
(Ω) (Ω)
(Ω)
1 R2 /¿ R2 /¿ R3 /¿ R 4 /¿ R5 /¿ R6 /¿ R7 60 57,9 57,82

Laboratorium TTTPLUNSRI Inderalaya


VII. Analisa

Praktikum kali ini, kami menggunakan alat yaitu jembatan wheatstone,


dengan tujuan mempelajari prinsip kerja dan mengukur tahanan dari jembatan
wheatstone. Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah berupa
multimeter analog, multimeter digital dan juga jembatan wheatstone.Pengukuran
dilakukan dengan dua kondisi yaitu saat kondisi hambatan dihubung seri dan
hambatan dihubung paralel. Dan nilai dari resistor tersebut dari resistor 1 sampai
resistor ke 10 berturut turut adalah 22 Ω, 220 Ω, 550Ω, 2200 Ω atau 2,2 KΩ, 3300
Ω atau 3,3 KΩ, 10000 Ω atau 10 KΩ, 22000 Ω atau 22 KΩ, 26000 Ω atau 26 KΩ,
100000 Ω atau 100 KΩ, dan 1000 Ω atau 1 KΩ. Nilai resistor di atas, kami
dapatkan dengan menggunakan multimeter analog, sedangkan dengan multimeter
digital dan jembatan wheatstone, kami mendapatkan nilai yang tidak jauh berbeda
dibandingkan saat menggunakan multimeter analog. Kemudian, resistor-resistor
tersebut disusun menjadi sebuah rangkaian seri maupun rangkaian paralel dan
kami ukur pula nilai hambatan atau resistansi dengan menggunakan ketiga alat
ukur tersebut. Dari pengukuran hambatan pada resistor menggunakan multimeter
analog, multimeter digital, dan menggunakan alat jembatan wheatsone.
Pengukuran yang paling mendekati pada nilai asli pada setiap hambatan yang
diukur ialah jembatan wheatston walaupun pengukuran menggunakan multimeter
analog dan multimeter digital mendapatkan nilai yang terlalu jauh dari
pengukuran yang didapatkan dari jembatan wheatstone. Pengukuran hambatan
menggunakan jembatan wheatstone mendapatkan nilai yang mendekati nilai asli
dari tahanan yang diukur dikarenakan jembatan wheatsone mempunyai
sensitivitas yang paling tinggi diantara ketiga alat ukur diatas. Akan tetapi apabila
didapatkan nilai yang selisihnya cukup jauh dari ketiga alat tersebut dapat
Laboratorium TTTPLUNSRI Inderalaya
disimpulkan mungkin terdapat kesalahan saat membaca ataupun saat melakukan
pengukuran kita belum melakukan kalibrasi alat.

VIII. Kesimpulan

1. Multimeter Analog, ketika range atau skala yang di pakai mendekati nilai
yang diukur, maka nilai akan semakin teliti.
2. Jembatan webstone akan bekerja pada saat diberikan beda potensial. Dan
akan menunjukkan nilai nol ketika tidak terdapat beda potensial
3. Pada saat alat tidak dikalibrasi terlebih dahulu maka hasil yang didapat akan
berbeda (tidak sesuai).
4. Cara memperbesar nilai tahanan dengan cara menyusunnya secara seri.dan
Cara memperkecil nilai tahanan dengan cara menyusun secara paralel.
5. Ketelitian alat jembatan wheatstone paling baik dari multimeter analog dan
multimeter digital

Laboratorium TTTPLUNSRI Inderalaya


IX. Pertanyaan dan Tugas

1. Buktikan rumus pada persamaan (2).


2. Hitung nilai Rx dan masukkan ke dalam tabel

Jawaban :

1. DimanaRx =R3.R2/R1 ........(2)


Carilahpersamaan di loop padapersamaan di loop II yaitu:
Persamaan di loop II
I 2 . R2 + I 3 . R 4 −I 1 R x =0
Persamaan di loop III
I 4 . R 1−I 5 . R 3−I 3 . R4 =0
Jikatidakadaarus yang mengalirke R4 (I3) = 0, maka persamaan loop II
I 2 . I 1 −I 1 . R x =0
Persamaan loop III
I 4 . R 1−I 5 . R 3=0
Bagipersamaan di loop II denganpersamaan d
loopI,makaakandiperolehbentukberikut :
I 2 . I 1−I 1 . R x =0
I 4 . R1−I 5 . R3 =0
Padasaat I 3 = 0,maka I 2 = I 4dan I 1= I 5,sehingga bentuk ini akan menjadi:
R2 . R 3=R1 . R x
R2
R x =R3 .
R1

2. Terlampir dalam pengolahan data


Laboratorium TTTPLUNSRI Inderalaya
LAMPIRAN ALAT

Jembatan wheatstone Portabel 2755

Jembatan Wheatstone dipergunakan untuk memperoleh ketelitian


dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya
relative kecil sekali umpamanya saja suatu kebocoran dari kabel tanah/
kortsluiting dan sebagainya. Rangkaian ini dibentuk oleh empat buah
tahanan (R) yag merupakan segiempat A-B-C-D dalam hal mana
rangkaian ini dihubungkan dengan sumber tegangan dan sebuah
galvanometer nol (0). 
Kegunaan dari Jembatan Wheatstone adalah untuk mengukur nil
ai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer sam
a dengan nol (karena potensial ujung-ujungnya sama besar).

Laboratorium TTTPLUNSRI Inderalaya


Multimeter ZX-2000

Fungsi ukur yang dimiliki setiap multimeter ada beberapa macam


tergantung tipe dan merk multimeter. Akan tetapi pada umumnya setiap
multimeter / multitester memiliki 3 fungsi ukur utama yaitu sebagai alat
ukur arus, tegangan dan resistansi. Berikut adalah beberapa fungsi ukur
yang ada pada multimeter.

Modul EEC420 dan Resistor

Resistor merupakan salah satu komponen yang paling sering


ditemukan dalam Rangkaian Elektronika. Hampir setiap peralatan
Elektronika menggunakannya. Pada dasarnya Resistor adalah komponen
Laboratorium TTTPLUNSRI Inderalaya
Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu
yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu
rangkaian Elektronika. Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering
disebut dengan Hambatan atau Tahanan dan biasanya disingkat dengan
Huruf “R”. Satuan Hambatan atau Resistansi Resistor adalah OHM (Ω).
Sebutan “OHM” ini diambil dari nama penemunya yaitu Georg Simon
Ohm yang juga merupakan seorang Fisikawan Jerman.

Fungsi-fungsi Resistor di dalam Rangkaian Elektronika diantaranya


adalah sebagai berikut :

 Sebagai Pembatas Arus listrik


 Sebagai Pengatur Arus listrik
 Sebagai Pembagi Tegangan listrik
 Sebagai Penurun Tegangan listrik

Kabel Penghubung (Jumper)

Kabel jumper adalah kabel elektrik untuk menghubungkan antar


komponen di breadboard tanpa memerlukan solder. Kabel jumper
umumnya memilikiconnector atau pin di masing-masing
ujungnya. Connector untuk menusuk disebut male connector,
dan connector  untuk ditusuk disebut  female connector.Jumper pada

Laboratorium TTTPLUNSRI Inderalaya


sebuah komputer sebenarnya adalah connector (penghubung) sirkuit
elektrik yand digunakan untuk menghubungkan atau memutus hubungan
pada suatu sirkuit.

Laboratorium TTTPLUNSRI Inderalaya


DAFTAR PUSTAKA

Tim Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi dan Pengukuran Besaran Listrik.


Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik. 2018. Indralaya:
Universitas Sriwijaya.

Anonim. 2013. Teori Jembatan Wheatstone. (Online).http://lfd.fmipa.itb.ac.id


/artikel/modul_interaktif/modul_2_f/ teori.html. Diakses pada tanggal 15
Oktober 2019.

Anonim. 2014. Rangkaian Hambatan Jembatan Wheatstone. (Online).


https://rumushitung.com/2014/08/30/rangkaian-hambatan-jembatan-
wheatstone/. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2019.

Anonim. 2013. Pengertian Rangkaian Jembatan Wheatstone. (Online).


http://elektronika-dasar.web.id/teorielektronika/jembatanwheatstone/.Di
akses pada tanggal 15 Oktober 2019.

Anonim. 2018. Paper Aplikasi Jembatan Wheatstone. (Online).


http://www.rajaloadcell.com/article/paper-aplikasi-jembatan-wheatstone-
33. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2019 .

Laboratorium TTTPLUNSRI Inderalaya

Anda mungkin juga menyukai