PERCOBAAN 06
JEMBATAN WHEATSTONE
Oleh
ALMIRA ULIMAZ
J1C106049
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
Nama
: Almira Ulimaz
NIM
: J1C106049
Kelompok
: III (tiga)
Judul Praktikum
: Jembatan Wheatstone
Tanggal Praktikum
: 13 April 2007
Fakultas
: MIPA
Prodi
: Biologi
Asisten
: M. Saukani
NILAI
Banjarbaru, 13 April 2007
( M. Saukani )
NIM.J1D105013
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Peranan Sir Charles Wheatstone yang lebih dikenal dengan hasil temuan
Jembatan Wheatstone-nya tidak dapat diabaikan dalam perkembangan alat
pensintesa ucapan manusia. Wheatstone tumbuh sambil membantu bisnis penjualan
perangkat musik keluarganya di London. Tahun 1821, pada usia sembilan belas tahun
ia mendemonstrasikan alat ciptaannya yang dapat menggetarkan batang logam yang
dieksitasi oleh suatu sumber yang vibrasinya dirambatkan melalui konduktor yang
padat. Pada tahun 1835, Wheatstone mendemonstrasikan ciptaannya kepada Dublin
Association.
Pengukuran
tahanan
dapat
diklasifikasikan
berdasarkan
adalah
tahanan pembanding.
adalah
alat
ukur
mikro
tahanannya
dapat
diabaikan
terhadap
tahanan
Persamaannya menjadi,
B.
jembatan
Thomson
hampir
sama
dengan
jembatan
yang
dideteksi
oleh
micro
ampermeter
atau
Jika,
Sehingga menjadi,
Efek r tidak akan berpengaruh selama harga kedua rasio M/N = P/Q.
Bila harga kedua rasio tidak sama, persamaan (7) dapat dipakai,
tapi dengan mengusahakan harga r sekecil mungkin.
jumlah aljabar GGL (e) dan jumlah penurunan potensial sama dengan nol.digunakan
untuk mengukur nilai suatu hambatan dengan cara mengusahakan arus yang mengalir
pada galvanometer = nol (karena potensial di ujung-ujung galvanometer sama besar).
Jadi berlaku rumus perkalian silang hambatan :R1 R3 = R2 Rx Alat ukur terdiri dari
volmeter
digunakan
untuk
mengukur
nilai
suatu
hambatan
dengan
cara
dipasang seri pada suatu rangkaian. Dalam hal ini R. harus dipasang di depan
voltmeter dipandang dari datangnya
pengukuran. Tegangan jepit adalah beda potensial antara kutub-kutub sumber atau
antaraduatitikyangdiukur. Bila baterai mengalirkan arus maka tegangan jepitnya
adalah: Vab = e - I rd.
Vab = e + I rd. Bila batere tidak mengalirkan atau tidak menerima arus maka
tegangan jepitnya adalah Vab = e dalam menyelesaian soal rangkaian listrik, perlu
diperhatikan adalah:
1. Hambatan R yang dialiri arus listrik. Hambatan R diabaikan jika tidak dilalui arus
listrik.
2. Hambatan R umumnya tetap, sehingga lebih cepat menggunakan rumus yang
berhubungan dengan hambatan R tersebut.
3. Rumus yang sering digunakan: hukum Ohm, hukum Kirchoff, sifat rangkaian,
energi dan daya listrik. (Anonim, 1986)
Untuk rangkaian seperti pada gambar, bila saklar S1 dan S2 ditutup maka
penunjukkan jarum voltmeter Karena saklar S1 dan S2 ditutup maka R1, R2, dan R3
dilalui arus listrik, sehingga :
1
= 1 + 1
Rp
R2
R3
Rp = R2 R3 = 2W
R2 + R 1
V = I R = I (R1 + Rp)
I = 24/(3+2) = 4.8 A
Voltmeter mengukur tegangan di R2 di R3, dan di gabungkan R2 // R3, jadi: R = I2
R2 = I3 R3 = I Rp V = I Rp = 0,8 V (Anonim, 1986).
Pada kasus tertentu penyederhanaan rangkaian tidak dapat dilakukan langsung
dengan cara seri paralel. Salah satu kasus tersebut adalah rangkaian jembatan
Wheatstone. Suatu rangkaian yang mungkin berupa rangkaian jembatan Wheatstone
ditunjukan pada gambar 1.
Wheatstone adalah hasil kali dua resistor yang saling berhadapan sama besarnya.
Resistor R1 berhadapan dengan resistor R4 dan resistor R2 berhadapan dengan resistor
R3. Jadi syarat rangkaian jembatan Wheatstone adalah :
R1
R4 = R 2
R3
(1.1)
Gambar 3. Penampang
Hambatan jenis sebuah konduktor bergantung pada sejumlah faktor, satu
diantaranya adalah suhu. Umumnya hambatan listrik konduktor naik jika suhunya
naik.
hubungan antara hambatan jenis dan suhu dapat dinyatakan dengan persamaan :
0 = 0 (T T0)
atau
= 0
di mana
= 0
(1.3)
(1.4)
T = (T T0)
dan
dengan T0 adalah suhu acuan (biasa ditetapkan suhu ruang 20 oC) dan 0 adalah
hambatan jenis pada suhu acuan tersebut, sedang adalah hanbatan jenis pada suhu
T. karena pada persamaan (1.3) suhu dinyatakan dalam beda suhu, maka tidak
menjadi masalah apakah kita menggunakan satuan celcius atau Kelvin. Besaran
dalam persamaan (1.3) disebut koefesien suhu hambatan jenis, dinyatakan dalam K - 1
atau oC-1, misalnya koefesien suhu hambatan jenis untuk tembaga adalah 4,3 10-3
K-1.
Karena hambatan listrik R sebanding dengan hambatan jenis , maka rumus
yang mirip seperti persamaan (1.5 dan 1.6) juga berlaku untuk hambatan listrik
(T T0)
R = R0 T
R R0 = R0
Atau
R = R R0
Dimana
(1.5)
(1.6)
dan
T = (T T0)
dengan R0 adalah hambatan listrik pada suhu acuan T0 (umumnya 20oC), dan R
adalah hambatan listrik pada suhu T.
Secara umum hubungan antara hambatan listrik konduktor pad suhu T1 dan
T2 dirumuskan oleh :
1 T T
2
0
2
R
1 (T T )
1
1
0
(Halliday, 1985)
V2 R2 I 2
V3 R3 I 3
dan
Vek Rek I ek
Susunan seri juga berlaku sebagai pembagi tegangan (Voltage divider), yaitu
tegangan pada tiap-tiap resistor sebanding dengan hambatan listriknya.
V1 : V2 : V3 R1 : R2 : R3
(1.11)
Jumlah tegangan
V1 V2 V3 Vek
(1.12)
Jumlah perbandingan
R1 R2 R3 Rek
(1.13)
Sehingga
V1
R1
Vek
Rek
V2
R2
Vek
Rek
V3
R3
Vek
Rek
(1.14)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. ALAT DAN BAHAN
DAFTAR PUSTAKA