Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 4

Makalah Eksperimen Fisika

Jembatan Wheatstone

Nama : Anjas Priandani


NIM : 1803124159
Kelas: C

Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Riau
Pekanbaru
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak pernah lepas akan kebutuhan yang berhubungan
dengan listrik. Segala bentuk kegiatan manusia membutuhkan listrik untuk menghidupkan
alat-alat elektronik yang kita miliki. Pada umumnya, jembatan wheatstone digunakan untuk
mencari ketelitian terhadap suatu tahanan yang nilainya relatif kecil sekali. Rangkaian
jembatan wheatstone dibentuk oleh empat buah tahanan (R) yang merupakan segiempat A-B-
C-D yang dihubungkan dengan sumber tegangan dan sebuah galvanometer yang besarnya
sama dengan nol (0). Tahanan-tahanan tersebut diatur sedemikian rupa sehingga
galvanometer tidak akan mengadakan suatu hubungan antara keempat tahanan tersebut.
Kegunaan dari jembatan wheatstone adalah untuk mengukur nilai suatu tahanan dengan cara
arus yang mengalir pada galvanometer sama dengan nol yang disebabkan oleh potensial
ujung-ujung tahanan sama besar, sehingga dapat dirumuskan dengan perkalian silang antar
tahanan. Cara kerjanya adalah sirkuit listrik dalam empat tahanan dan sumber tegangan yang
dihubungkan melalui dua titik diagonal dan pada kedua diagonal yang lain.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan jembatan wheatstone?
1.2.2 Apa saja hukum yang mendasari rangkaian listrik yang berhubungan dengan
jembatan wheatstone?
1.2.3 Bagaimana prinsip kerja jembatan wheatstone?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian dari jembatan wheatstone
1.3.2 Mengetahui hukum dasar rangkaian listrik yang berhubungan dengan jembatan
wheatstone
1.3.3 Mengetahui prinsip kerja jembatan wheatstone
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jembatan Wheatstone

Jembatan wheatstone merupakan alat ukur yang ditemukan oleh Samuel Hunter Christie
pada tahun 1833, kemudian dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1843.
Alat ini digunakan untuk mengukur suatu hambatan listrik yang tidak diketahui dengan
menyeimbangkan dua kali dari rangkaian jembatan. Alat ukur ini digunakan untuk
memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang
memiliki nilai relatif kecil, contohnya suatu kebocoran dari kabel tanah/kartsluiting.
Jembatan wheatstone adalah alat yang paling umum digunakan untuk pengukuran tahanan
dengan ketelitian 1 sampai 100.000 ohm. Jembatan wheatstone terdiri dari tahanan 𝑅1 , 𝑅2 ,
𝑅3 , dimana tahanan tersebut merupakan tahanan yang nilainya diketahui dengan teliti dan
dapat diatur.

2.2 Hukum-hukum Dasar dalam Jembatan Wheatstone

Terdapat beberapa hukum fisika yang mendasari rangkaian listrik yang berhubungan
dengan jembatan wheatstone, antara lain:

1. Teori Hukum Ohm


Hukum Ohm ditemukan oleh georg Simon Ohm (1825), yaitu seorang fisikawan yang
berasal dari Jerman yang mempublikasikan sebuah paper yang berjudul The Galvanic
Circuit Investigated Mathematically pada tahun 1827. Hukum ini tentang arus (current
law), yang menyatakan bahwa “arus masuk pada satu titik percabangan akan sama
dengan arus yang keluar melalui titik yang sama” dan juga “jika suatau arus listrik
melalui suatu penghantar, maka kekuatan arus tersebut adalah sebanding dengan
tegangan listrik yang terdapat diantara kedua ujung penghantar tadi”. Secara matematis
Hukum Ohm dituliskan menjadi
𝑉
V = I.R atau I =
𝑅
Dimana : V = tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar (volt)
I = arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar (Ampere)
R = hambatan listrik yang terdapat pada suatu penghantar (ohm)
2. Teori hukum kirchoff
Hukum Kirchoff 1, yang ditemukan oleh Gustav Robert Kirchoff (1824-1887) yang
menemukan cara untuk menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang yang
kemudian dikenal dengan Hukum Kirchoff berbungi “jumlah kuat arus yang masuk
dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik
percabangan”.
Hukum Kirchoff II berbunyi “jumlah tegangan-tengangan didalam satu rangkaian
tertutup sama dengan 0 (nol)”.
Maksud dari jumlah tegangan sama dengan nol adalah tidak adanya energi listrik yang
hilang dalam rangkaian tersebut atau dalam arti semua energi bisa digunakan atau
diserap. Sehingga rumus didapatkan pada jembaran wheatstone yaitu:
L1
Rx = Rv ×
𝐿2
Keteranagn:

Rx = hambatan yang belum diketahui (Ω)

Rv = hambatan yang diketahui (Ω)

L1 = segmen kawat 1 (m)

L2 = segmen kawat 2 (m)

3. Teori Hukum Faraday


Teori ini berbunyi “konsep gaya gerak listrik pertama kali dikemukakan oleh Michael
Faraday, yang melakukan penelitian untuk menentukan faktor yang mempengaruhi
besarnya ggl yang diinduksi. Dia menemukan bahwa induksi sangat bergantung pada
waktu, yaitu semakin cepat terjadinya perubahan medan magnetik, ggl yang diinduksi
semakin besar”.
2.3 Prinsip Kerja Jembatan Wheatstone

Jembatan wheatstone adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu yang tidak
diketahui hambatan listriknya dengan menyeimbangkan rangkaian jembatan. Satu kaki yang
menjadi komponen pada rangkaian tersebut diketahui kerjanya mirip dengan potensiometer.
Jembatan wheatstone adalah suatu proses menentukan nilai hambatan listrik yang presisi
atau tepat dan melakukan perbandingan antara besar hambatan yang telah diketahui dengan
besar hambatan yang belum diketahui yang tentunya dalam keadaan seimbang. Prinsip dasar
dari jembatan wheatstone adalah keseimbangan. Sifat umum dari arus listrik adalah arus
mengalir menuju popularitas yang lebih rendah. Jika terdapat persamaan polaritas antara
kedua titik maka arus tidak akan mengalir dari kedua titik tersebut.

2.4 Soal Dan Pembahasan

1 Jembatan Wheatstone pada gambar memiliki data RM = 12 Ω, RX = 8 Ω, dan RN = 3 Ω.


Jika RP diparalel dengan kendala 3 Ω tercapai keseimbangan.

Pembahasan :
Misalkan, nilai kendala pengganti untuk kekerabatan paralel Rp dengan 3 Ω adalah R. Sesuai
dengan prinsip jembatan Wheatstone dalam keadaan setimbang berlaku
RM x R = RN x Rx
12 x R = 3 x 8
R=2Ὼ
R ialah adonan RP dengan 3 Ω secara paralel, sehingga
R = RP(3Ω)/(RP +3Ω)
2(RP +3)=3RP
RP = 6 Ω

2. Perhatikan gambar di atas! Panjang kawat AC 80 cm dengan R = 120 Ω. Jarum galvanmeter


menunjukan angka nol pada saat kontak dengan D yang panjangnya 60 cm dari A. Tentukan
besarnya Rx?

Pembahasan :

Diketahui:
R = 120 Ω
l1 = 60 cm
l2 = 80 cm-60 cm = 20 cm
Ditanyakan: Rx = ?
Jawab:
Rxl1 = Rl2
Rx = Rl2/l1
Rx = 120 Ω . 20 cm /60 cm
Rx = 40 Ω
Jadi besarnya hambatan Rx adalah 40 Ω.
DAFTAR PUSTAKA

Bueche, Fredick J., dan Eugene, Hecht. 2006. Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga.
Flink, R.J., dan Brink, O.G. 1984. Dasar-dasar Instrumentasi. Jakarta: Binacipta.
Lister, Eugene C. 1993. Mesin dan Rangkaian Listrik. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono, Vani. 2009. FISIKA. Surabaya: PT Kawan Pustaka.
Suryatmo, F. 1986. Teknik Listrik Pengukuran. Jakarta: Bina Aksara.
Van der wol, G. 1985. Rangkaian Elektro Teknik. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai