Anda di halaman 1dari 24

LABORATORIUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021

LEMBAR ASISTENSI PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

JudulPercobaan : Jembatan Wheatstone


Nama Praktikan (NPM) : Gusti Aditya Reksapati (2015031023)
Nama Asisten (NPM) :Kaira Milani Fitria (1815031032)
Kelompok :

No Catatan Tanggal TTD

Bandarlampung, 2021

Asisten,

NPM.
LABORATORIUM Nama : Gusti Aditya Reksapati
PENGUKURAN BESARAN
LISTRIK NPM : 2015031023
PRAKTIKUM PENGUKURAN Tanggal:
BESARAN LISTRIK Halaman :

I. JUDUL PERCOBAAN

JEMBATAN WHEATSTONE

II. TUJUAN PERCOBAAN

Adapun tujun percobaan pada praktikum jembatan wheatstone adalah :

1. Memahami apa yang dimaksud dengan Jembatan Wheatstone serta prinsip

kerjanya.

2. Mengukur besar tahanan sedang dengan Jembatan Wheatstone.

3. Menentukan letak gangguan kabel ke tanah atau phasa ke phasa.

4. Mengetahui penggunaan metoda pengujian Loop Varley.

5. Mengetahui penggunaan metoda pengujian Simpal Murray.

6. Menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan Jembatan Wheatstone.

III. TEORI DASAR

Jembatan wheatstone adalah alat ukur yang ditemukan oleh Samuel Hunter

Christie pada tahun 1833 dan kemudian dipopulerkan oleh Sir Charles

Wheatstone pada tahun 1843. Jembatan Wheatstone tidak diciptakan oleh Sir

Charles Wheatstone (1802-1875) tetapi diciptakan oleh Samuel Hunter

Christie. Namun Charles Wheatstone bertanggung jawab untuk

mempopulerkan empat resistor, baterai dan galvanometer dan memberikan kredit

pada Christe penuh pada tahun 1843 yang disebut bakterian kuliah. Wheastone
LABORATORIUM Nama : Gusti Aditya Reksapati
PENGUKURAN BESARAN
LISTRIK NPM : 2015031023
PRAKTIKUM PENGUKURAN Tanggal:
BESARAN LISTRIK Halaman :

merupakan sebuah “Pengukur Deveriensial Perlawan”. Hal ini digunakan untuk

mengukur hambatan yang diketahui dengan menyambungkan dua kaki dan

rangkaian jembatan. Satu kaki merupakan komponen yang tidak

diketahui (Kanginan,1992).

Jembatan Wheatstone merupakan metode untuk mengukur hambatan secara tidak

langsung dan lebihteliti bila dibandingkan dengan ohmmeter. Jika pada

rangkaian Jembatan Wheatstone galvanometernya menunjukkan angka nol,

maka perkalian hambatan yang saling berhadapannya sama besar. Jika

galvanometer dalam keadaan setimbang dimana G=0 (Cunayah,2006).

Prinsip dari jemabatan whatstone, sirkuit listrik terdiri dari empat tahap, dan

sumber tegangan yang di hubungkan melalui dua titik diagonal dan pada kedua

titik diagonal yang lain galvanometer ditempatkan di sebut jembatan wheatstone

(Soedjana, 1975:102)

Untuk menggerakan muatan di dalam konduktor di perlukan gaya dorong.

Seberapa cepat muatan akan bergerak akibat dorongan itu bergantung pada sifat

baha. Pada sebagian besar bahan, rapat arus Jsc banding dengan gaya persatuan

muatan (F) atau faktor kesebandingan  merupakan konstanta empiris yang disebut

konduktivitas listrik, besarnya bergantung pada jenis bahan. Biasanya faktor ke

sebandingan tersebut di nyatakan dalam bentuk kebalikan dan konduktivitas yang

di sebut tesishuitas (p) yaitu  ( Miyanto, 2008 :117)

Rangkaia-rangkaian jembatan di pakai secara luas untuk pengukuran nilai-nilai

komponen  sperti resistor R, induktifitas L dan kapasitor C dan parameter lainnya

yang diturunkan secara langsung drai nilai-nilai komponen seperti frekuensi,sudut

fasa dan suhu. Karena rangkaian jembatan hanya membandingkan nilai komponen

yang tisak diketahui dagan komponen yang besarnya diketahui secara tepat, tentu

saja ketelitian hasil pengukurannya akan sangat tinggi sekali. Pengukuran dengan

rangkian jembatan adalah dengan cara perbandingan yaitu yang di dasarkan pda
LABORATORIUM Nama : Gusti Aditya Reksapati
PENGUKURAN BESARAN
LISTRIK NPM : 2015031023
PRAKTIKUM PENGUKURAN Tanggal:
BESARAN LISTRIK Halaman :

penunjukan nol keseimbangan rangkaian jembatan. Oleh karena itu ketelitian

pengukuran ini adalah langsung sesuai dengan ketelitian komponen yang tersedia

pada rangkaian jembatan bukan bergantung detektor nol nya sendiri. Pemilihen

yang lebih luas tentang jembatan wheatstone sperti pada pengukuran jarak

gangguan jaringan kabel tanah (Herlan,2014:2).

Galvanometer adalah suatu alat yang dapat mengukur arus yang sangat kecil.

Galvanometer dalam proses pengerjaannya menggunakan arus gulungan putar

yangterdiri dari sebuah magnet yang tidak bergerak dan sebuah potongan kawat

yang merupakan satu bagian yang mudah bergerak dan dilalui arus yang hendak

diukur. Pada kapal motor dilengkapi dengan lapis-lapis kutub. Lapis-lapis kutub

ini ditempatkan pada sebuah inti dengan lilitan kawat yang dapat diputar dengan

bebas melalui sebuah poros. Jika gulungan ini dialiri arus listrik maka akan timbul

suatu kekuatan yang berakibat akan memutar gulungan itu srhingga akan

membentuk sudut 90  terhadap arah kawat. Kuat arus yang berbeda dalam

penghantar itu mempunyai arah mendekati dan menjadi positif. Dengan

menggunakan peraturan daya jadi dapat kita ketahui bahwa gulungan tadi berputar

menurut arah panah, sehingga jarum penunjuk akan menyimpang ke kanan dari

angka nol (Suryanto,1999:4).

Galvanoneter merupakan instrument sangat peka dan dapat mengukur arus yang

sangat lemah. Galvanometer terdiri atas sebuah komponen kecil berlilitan banyak

yang ditempatkan dalam sebuah medan magnet begitu tupa sehingga garis-garis

medan akan menimbulkan kopel pada kumparan apabila melalui kumparan ini adu

arus (Flink, 1984)

Setiap alat yang digunakan untuk mendeteksi mengukur arus disebut

galvanometer. Pada mulanya galvanometer itu hanyalah alat seperti yang

diciptakan Oested yaitu jarum kompas yang diletakkan dibawah kawat yang
LABORATORIUM Nama : Gusti Aditya Reksapati
PENGUKURAN BESARAN
LISTRIK NPM : 2015031023
PRAKTIKUM PENGUKURAN Tanggal:
BESARAN LISTRIK Halaman :

dialiri listrik yang akan diukur. Pada saat ini semua galvanometer yang dipakai

mengggunakan kumparan bergerak atau kumparan berengsel menurut tipe yang

diciptakan oleh D.arsonval. (Zemaky,1962)

Jembatan Wheatsone mengacu pada hukum ohm dan hukum Kirchhoff I &

II. Hukum ohm sendiri menyatakan, “Jika suatu arus listrik melalui suatu

penghantar, maka kekuatan arus tersebut adalah sebandin lurus dengan

tegangan listrik yang terdapat diantara kedua ujung penghantar tadi.” Pada

pertengahan abad 19, Gustav Robert Kirchhoff (1824-1887) menemukan cara

untuk menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang yang kemudian

dikenal dengan hukum Kirchhoff (Darmali,2007).

Prinsip Kerja Jembatan Wheatstone, yaitu hubungan antararesitivitas dan

hambatan, yang berarti setiap penghantar memiliki besarhambatan tertentu.

Dan juga menentukan hambatan sebagai fungsi dari perubahan suhu.

Hukum Kirchoff 1 dan 2, hukum ini menjelaskan jembatan dalamkeadaan

seimbang karena besar arus pada ke-2 ujung galvanometer sama

besarsehingga saling meniadakan. (Dedy, 2012)

Menurut Halliday (1997), karakteristik (sifat) penghantar yang disebabkan hal ini

adalah hambatan. Sebagaimana bunyi hukum Ohm dapat dirumuskan sebagai

berikut:

v V
R= atau I=
t R

(3.1)

Dimana :

R = Besar nilai hambatan (Ω)

V = Tegangan listrik (volt)


LABORATORIUM Nama : Gusti Aditya Reksapati
PENGUKURAN BESARAN
LISTRIK NPM : 2015031023
PRAKTIKUM PENGUKURAN Tanggal:
BESARAN LISTRIK Halaman :

I = Kuat arus listrik (A)

Gambar 3.1 Jembatan Wheatstone

Menurut Daryanto (2016), hukum Kirchhoff I berbunyi, “Jumlah kuat arus listrik

yang masuk kesuatu titik simpul samadengan jumlah kuat arus listrik yang keluar

dari titik simpul tersebut”. Hukum Kirchhoff I tersebut sebenarnya tidak lain

sebutannya dengan hukum kekekalan muatan listrik. Hukum Kirchhoff I secara

matematis dapat dituliskan sebagaiberikut:

∑𝐼𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘=∑𝐼𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (3.2)

Dimana:

I = kuat arus listrik (A)

Pemakaian hukum Kirchhoff II pada rangkaian tertutup yaitu karena ada

rangkaian yang tidak dapat disederhanakan menggunakan kombinasi seri dan

paralel, dimana terdapat dua atau lebih ggl di dalam rangkaian yang dihubungkan
LABORATORIUM Nama : Gusti Aditya Reksapati
PENGUKURAN BESARAN
LISTRIK NPM : 2015031023
PRAKTIKUM PENGUKURAN Tanggal:
BESARAN LISTRIK Halaman :

dengan cara rumit. Jadi hukum Kirchhoff II berbunyi, “Pada sebuah rangkaian

tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (ԑ) dengan penurunan tegangan (IR)

sama dengan nol”.

Gambar 3.1Ilustrasi rangkaian hokum kirchoff I

Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

∑𝜀+∑𝐼𝑅=0 (3.3)

Dimana:

ԑ = ggl (volt)

I = Kuat arus listrik (A)

R = Hambatan (Ω)

Aplikasi dari Jembatan Wheatstone dapat digunakan pada kehidupan sehari-hari

kita. Salah satunya pada percobaan mengukur regangan pada benda uji berupa

beton ataubaja. Seperti kita ketahu ,jika suatu material ditarik atau ditekan maka

akan terjadi perubahan dimensi dari material tersebut sesuai sifat-sifat

elastisitas benda. Perubahan hambatan ini sedemikian kecilnya sehingga untuk

mendapatkan hasil eksaknya harus dimasukan kedalam rangkaian Jembatan

Wheatstone(Young,2003).
LABORATORIUM Nama : Gusti Aditya Reksapati
PENGUKURAN BESARAN
LISTRIK NPM : 2015031023
PRAKTIKUM PENGUKURAN Tanggal:
BESARAN LISTRIK Halaman :

IV. ALAT DAN BAHAN

1. Satu set jembatan Wheatstone type 2755

2. Satu buah resistor box/ seperangkat tahanan geser

3. Satu Buah Multimeter digital

4. Kabel-kabel penghubung secukupnya

5. Sampel kabel yang mengalami gangguan/hubung singkat ke tanah

V. RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 5.1 Percobaan 1

Gambar 5.2 Percobaan 2


LABORATORIUM Nama : Gusti Aditya Reksapati
PENGUKURAN BESARAN
LISTRIK NPM : 2015031023
PRAKTIKUM PENGUKURAN Tanggal:
BESARAN LISTRIK Halaman :

VI. PROSEDUR PERCOBAAN

Adapun prosedur percobaan pada praktikum ini antara lain :

6.1 Menentukan besar tahanan

1. Memastikan terminal EXT.GA (EXTERNAL GALVANOMETER) benar-

benar terhubung pendek dengan palang hubungan pendek.

2. Memstikan bahwa galvanometer menunjukkan angka “0” dengan membuka

terminal Rx dan menekan tombol BA (baterai) tanpa menekan tombol GA

(galvanometer). Jika Galvanometer tidak menunjukan angka “0” atur nilai

nol dengan memutar pengatur nol (zero adjustor). Tekan tombol BA.

3. Memastikan bahwa tombol pemilih sumber daya (power supply selector

switch) diatur ke INT.BA (INTERNAL BATERAI).

4. Mengukur Resistansi

5. Memasang decade resistor box yang ada pada terminal Rx.

6. Menetapkan nilai decade resistor box sesuai dengan rangenya

7. Memutar tombol pemilihan ke “R”

8. Mengatur dial multiply dengan range yang sesuai berdasarkan tabel di

bawah ini:

9. Mengstur dial pengukuran (measuring dial) pada 1999 dan menekan tombol

BA. Kemudian menekan tombol GA untuk sesaat untuk memeriksa ke arah

(+) atau (-) jarum galvanometer menyimpang.

10. Pada saat jarum menyimpang ke arah (+), menambahkan lagi dial

pengukuran (measuring dial) dan ketika jarum menyimpang ke arah (-)

kurangi dial pengukuran. Atur dial pengukuran sampai jarum menunjukan

angka “0”.
LABORATORIUM Nama : Gusti Aditya Reksapati
PENGUKURAN BESARAN
LISTRIK NPM : 2015031023
PRAKTIKUM PENGUKURAN Tanggal:
BESARAN LISTRIK Halaman :

VII. DATA HASIL PERCOBAAN

7.1. Data Hasil Percobaan

7.1.1. Data hasil percobaan resistansi kurang dari 10 Ω.

Nilai dari Resistor Box Nilai yang terukur pada Persen

multimeter kesalahan
1Ω 1Ω 0%
3Ω 3Ω 1%

Tabel 7.1 Data hasil percobaan resistansi kurang dari 10 Ω.

7.1.2. Data hasil percobaan resistansi 10 Ω sampai 100 Ω

Nilai dari Resistor Box Nilai yang terukur pada Persen

multimeter kesalahan
22 Ω 22 Ω 0%
68 Ω 65 Ω 4,4117%
100 Ω 98 Ω 2%

Tabel 7.2 Data hasil percobaan resistansi dari 10 Ω sampai 100 Ω

7.1.3. Data hasil percobaan resistansi 100 Ω sampai 1kΩ.

7.1.4. Nilai dari Resistor Box Nilai yang terukur pada Persen kesalahan

multimeter
390 Ω 385 Ω 1,282%
650 Ω 550 Ω 15,384%

Tabel 7.3 Data hasi percobaan resistansi 100 Ω sampai 1k Ω.

7.1.5. Data hasil percobaan resistansi 1kΩ sampa10 kΩ.

Nilai dari Resistor Nilai yang terukur pada Persen kesalahan


LABORATORIUM Nama : Gusti Aditya Reksapati
PENGUKURAN BESARAN
LISTRIK NPM : 2015031023
PRAKTIKUM PENGUKURAN Tanggal:
BESARAN LISTRIK Halaman :

Box multimeter
1500 Ω 1518 Ω 1,2 %
10000 Ω 9700 Ω 3%

Tabel 7.4 Data hasil percobaan resistansi 1kΩ sampa10 kΩ..

7.1.6. Data hasil percobaan resistansi 10 kΩ sampai 100 kΩ.

Nilai dari Resistor Box Nilai yang terukur pada Persen kesalahan

multimeter
22 kΩ 22,456 Ω 2,072 %
27 kΩ 27,06 Ω 0,222 %
50 kΩ 50,212 Ω 0,424 %

Tabel 7.5 Data hasil percobaan resistansi 10 kΩ sampai 100 kΩ..

7.1.7. Data hasil percobaan resistansi 100 kΩ sampai 1000 kΩ.

Nilai dari Resistor Box Nilai yang terukur pada Persen kesalahan

multimeter
330 kΩ 331 kΩ 0,3030 %
470 kΩ 470 kΩ 0%

Tabel 7.6 Data hasil percobaan resistansi 100 kΩ sampai 1000 kΩ

7.1.8. Data hasil percobaan resistansi 1 MΩ

Nilai dari Resistor Box Nilai yang terukur pada Persen kesalahan

multimeter
1 MΩ 1 MΩ 0%

Tabel 7.7 Data hasil percobaan resistansi 1 MΩ


LABORATORIUM Nama : Gusti Aditya Reksapati
PENGUKURAN BESARAN
LISTRIK NPM : 2015031023
PRAKTIKUM PENGUKURAN Tanggal:
BESARAN LISTRIK Halaman :

VIII. ANALISA DAN PEMBAHASAN

8.1. Perhitungan.

8.1.1. Perhitungan untuk resistansi kurang dari 10 Ω

Persen kesalahan = |1−11|x100% = 0%


Persen kesalahan = |3−31|x100% = 0%
8.1.2. Perhitungan untuk resistansi dari 10 Ω sampai 100 Ω

Persen kesalahan = |22−22


22 |
x100% = 0%

Persen kesalahan = |65−68


68 |
x100% = 4,4117%

98−100
Persen kesalahan = ¿ ∨¿x100% = 2%
100

8.1.3. Perhitungan untuk resistansi dari 100 Ω sampai 1kΩ.

385−390
Persen kesalahan = ¿ ∨¿ x100% = 1,282%
390

550−650
Persen kesalahan = ¿ ∨¿ x100% = 15,384%
650

8.1.4. Perhitungan untuk resistansi dari 1kΩ sampa10 kΩ.

1518−1500
Persen kesalahan = ¿ ∨¿x100% = 1,2%
1500

9700−10000
Persen kesalahan = ¿ ∨¿ x100% = 3%
10000

8.1.5. Perhitungan untuk resistansi dari 10 kΩ sampai 100 kΩ.

22456−22000
Persen kesalahan = ¿ ∨¿ x100% = 2,072%
22000
LABORATORIUM Nama : Gusti Aditya Reksapati
PENGUKURAN BESARAN
LISTRIK NPM : 2015031023
PRAKTIKUM PENGUKURAN Tanggal:
BESARAN LISTRIK Halaman :

27060−27000
Persen kesalahan = ¿ ∨¿ x100% = 0,222%
27000

50212−50000
Persen kesalahan = ¿ ∨¿x100% = 0,424%
50000

8.1.6. Perhitungan untuk resistansi dari 100 kΩ sampai 1000 kΩ

331000−330000
Persen kesalahan = ¿ ∨¿x100% = 0,3030%
330000

470000−470000
Persen kesalahan = ¿ ∨¿x100% = 0%
470000

8.1.7. Perhitungan untuk resistansi dari 10 Ω sampai 100 Ω

1000000−1000000
Persen kesalahan = ¿ ∨¿x100% = 0%
1000000

8.2. Grafik dan Analisa

8.2.1. Hubungan antara Rfiks dan Rterukur ketika resistansi kurang dari 10 Ω

3.5
3
3 3
2.5
2 Rfiks
1.5 Rterukur
1
1 1
0.5
0
1 2

Grafik 8.1 Perbandingan Antara Nilai Dari Resistor Box Dengan Nilai Yang

Terukur Ketika Resistansi Kurang Dari 10 Ω

Grafik tersebut menyajikan perbandingan antara nilai dari resistor box dengan

nilai yang terukur ketika resistansi kurang dari 10 Ω. Pengukuran tersebut

dilakukan menggunakan alat ukur multimeter. Dalam grafik diatas, grafik R fiks

yang menunjukan nilai dari resistor box terletak pada titik yang sama dengan
LABORATORIUM Nama : Gusti Aditya Reksapati
PENGUKURAN BESARAN
LISTRIK NPM : 2015031023
PRAKTIKUM PENGUKURAN Tanggal:
BESARAN LISTRIK Halaman :

grafik Rterukur yang menunjukan nilai hasil pengukuran dari resistor tersebut.

Dengan begitu, dapat dikatakan pengukuran tersebut dilakukan dengan akurat.

8.2.2. Hubungan antara Rfiks dan Rterukur ketika resistansi 10 Ω sampai 100 Ω.

120
100
100 98

80
68
65 Rfiks
60
Rterukur
40
22
20 22

0
1 2 3

Grafik 8.2. Perbandingan Antara Nilai Dari Resistor Box Dengan Nilai Yang

Terukur Ketika Resistansi 10 Ω Sampai 100 Ω.

Grafik diatas menyajikan perbandingan antara nilai dari resistor box dengan nilai

yang terukur ketika resistansi 10 Ω sampai 100 Ω. Dalam grafik diatas, terdapat

perbedaan antara nilai pada Rfiks dengan nilai pada Rterukur pada percpbaan kedua

dan ketiga. Hal ini menunjukan pengukuran pada percobaan ketika resistansi 10

Ω sampai 100 Ω dikatakan kurang akurat.


LABORATORIUM Nama : Gusti Aditya Reksapati
PENGUKURAN BESARAN
LISTRIK NPM : 2015031023
PRAKTIKUM PENGUKURAN Tanggal:
BESARAN LISTRIK Halaman :

8.2.3. Hubungan antara Rfiks dan Rterukur ketika resistansi 100 Ω sampai 1kΩ.

Perbandingan Antara Nilai Dari Resistor Box Dengan Nilai Yang


Terukur Ketika Resistansi 100 Ω Sampai 1 kΩ

700
650
Nilai Resistor (Ω)

600

550
500
Rfiks
390
400
385 Rterukur
300
1 2

Tahap Pengukuran

Grafik 8.3. Perbandingan Antara Nilai Dari Resistor Box Dengan Nilai Yang

Terukur ketika Resistansi 100 Ω sampai 1kΩ.

Grafik diatas menyajikan perbandingan antara nilai dari resistor box dengan nilai

yang terukur resistansi 100 Ω sampai 1kΩ. Dalam grafik diatas, terdapat

perbedaan antara nilai-nilai pada Rfiks dengan nilai-nilai pada Rterukur. Hal ini

menunjukan pengukuran pada percobaan ketika resistansi 10 Ω sampai 100 Ω

dikatakan kurang akurat.

8.2.4. Hubungan antara Rfiks dan Rterukur ketika resistansi 1kΩ sampai 10kΩ.
LABORATORIUM Nama : Gusti Aditya Reksapati
PENGUKURAN BESARAN
LISTRIK NPM : 2015031023
PRAKTIKUM PENGUKURAN Tanggal:
BESARAN LISTRIK Halaman :

Perbandingan Antara Nilai Dari Resistor Box Dengan Nilai Yang


Terukur Ketika Resistansi 1kΩ sampa10kΩ.
12000
10000
10000
9700
Nilai Resistor (Ω)

8000

6000

4000
Rfiks
1500
2000
Rterukur
1518
0
1 2

Tahap Pengukuran

Grafik 8.4. Perbandingan Antara Nilai Dari Resistor Box Dengan Nilai Yang

Terukur ketika Resistansi 1kΩ sampai 10kΩ.

Grafik diatas menyajikan perbandingan antara nilai dari resistor box dengan nilai

yang terukur resistansi 1kΩ sampai 10kΩ. Dalam grafik diatas, terdapat

perbedaan antara nilai-nilai pada Rfiks dengan nilai-nilai pada Rterukur. Hal ini

menunjukan pengukuran pada percobaan ketika resistansi 10 Ω sampai 100 Ω

dikatakan kurang akurat.

8.2.5. Hubungan antara Rfiks dan Rterukur ketika resistansi 10kΩ sampai 100kΩ.

Perbandingan Antara Nilai Dari Resistor Box Dengan Nilai Yang


Terukur Ketika Resistansi 10 kΩ sampai 100 kΩ.
55
50.21
50
50
Nilai Resistor (kΩ)

45
40
35 Rfiks
30 27.06 Rterukur
25
22.46 27
2022
1 2 3

Tahap Pengukuran

Grafik 8.5. Perbandingan Antara Nilai Dari Resistor Box Dengan Nilai Yang

Terukur ketika Resistansi 10kΩ sampai 100kΩ.


LABORATORIUM Nama : Gusti Aditya Reksapati
PENGUKURAN BESARAN
LISTRIK NPM : 2015031023
PRAKTIKUM PENGUKURAN Tanggal:
BESARAN LISTRIK Halaman :

Grafik diatas menyajikan perbandingan antara nilai dari resistor box dengan nilai

yang terukur resistansi 10kΩ sampai 100kΩ. Dalam grafik diatas, terdapat

perbedaan antara nilai-nilai pada Rfiks dengan nilai-nilai pada Rterukur. Hal ini

menunjukan pengukuran pada percobaan ketika resistansi 10 Ω sampai 100 Ω

dikatakan cukup akurat.

8.2.6. Hubungan antara Rfiks dan Rterukur ketika resistansi 100kΩ sampai 1000kΩ.

Perbandingan Antara Nilai Dari Resistor Box Dengan Nilai Yang Terukur
Ketika
500 Resistansi 100 kΩ sampai 1000 kΩ
470
470
Nilai Resistor (kΩ)

450

400

350331 Rfiks

330 Rterukur
300
1 2
Tahap Pengukuran

Grafik 8.4. Perbandingan Antara Nilai Dari Resistor Box Dengan Nilai Yang

Terukur ketika Resistansi 100kΩ sampai 1000kΩ.

Grafik 8.4. menyajikan perbandingan antara nilai dari resistor box dengan nilai

yang terukur resistansi 10kΩ sampai 100kΩ. Dalam grafik diatas, terdapat

perbedaan antara nilai-nilai pada Rfiks dengan nilai-nilai pada Rterukur pada

percobaan pertama. Tetapi, perbedaan tersebut tidak terlalu besar. Hal ini

menunjukan pengukuran pada percobaan ketika resistansi 100kΩ sampai 1000kΩ

dikatakan cukup akurat.


LABORATORIUM Nama : Gusti Aditya Reksapati
PENGUKURAN BESARAN
LISTRIK NPM : 2015031023
PRAKTIKUM PENGUKURAN Tanggal:
BESARAN LISTRIK Halaman :

8.2.7. Hubungan antara Rfiks dan Rterukur ketika resistansi 1M Ω.

Perbandingan Antara Nilai Dari Resistor Box Dengan Nilai Yang Terukur
Ketika Resistansi 1 MΩ.
1.2

11 1
Nilai Resistor (kΩ)

0.8

0.6

0.4

0.2

0
Rfiks Rterukur

Grafik 8.4. Perbandingan Antara Nilai Dari Resistor Box Dengan Nilai Yang

Terukur ketika Resistansi 1MΩ.

Grafik tersebut menyajikan perbandingan antara nilai dari resistor box dengan

nilai yang terukur ketika resistansi 1MΩ. Dalam grafik diatas, nilai Rfiks yang

menunjukan nilai dari resistor box terletak pada titik yang sama dengan nilai

Rterukur yang menunjukan nilai hasil pengukuran dari resistor tersebut. Dengan

begitu, dapat dikatakan pengukuran tersebut dilakukan dengan akurat.

8.3 Pembahasan

8.3.1. Jalannya praktikum

Pada praktikum jembatan wheatstone kali ini, para praktikan diharapkan untuk

memahami mengenai modul yang dibahas. Percobaan jembatan wheatstone

dilakukan dengan menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan antara lain yaitu,

a. Portable Wheatstone bridge 2755

b. Multimeter digital

c. Kabel penghubung, dan

d. Resistor box.

Langkah pertama, terlebih dahulu kita harus memahami adanya hubungan antara

resistor dengan penggunaan faktor pengalih pada alat. Lalu, kita harus
LABORATORIUM Nama : Gusti Aditya Reksapati
PENGUKURAN BESARAN
LISTRIK NPM : 2015031023
PRAKTIKUM PENGUKURAN Tanggal:
BESARAN LISTRIK Halaman :

memastikan semua tombol maupun bagian-bagian pada portabel Wheatstone

bridge telah sesuai, agar tidak terjadi kesalahan ataupun sesuatu yang tidak

diinginkan. Setelah itu dilanjut dengan memasang kabel ke multimeter digital,

sehingga kita bisa mulai mengukur salah satu resistor dengan nilai tahanan 10Ω.

Setelah mendapatkan besar nilai tahanan resistor tersebut, selanjutnya memasang

penjepit buaya pada Rx dengan memastikan besar faktor pengalih pada resistor

kurang dari 10Ω. Dengan besar nilai tahanan resistor tersebut kurang dari 10Ω,

maka besar faktor pengalih yaitu sebesar 103.

Langkah selanjutnya adalah mengarahkan bagian Multiplay pada 103, lalu

mengarahkan bagian measuring dial ke 1 pada pengalih 10 dan 1 pada pengalih 1.

Selanjutnya, pastikan bagian-bagian portabel wheatstone sudah di atur dengan

benar lalu. Setelah itu, kaitkan penjepit buaya pada resistor yang telah di ukur

sebelumnya, lalu tekan tombol BA dan GA secara bersamaan. Jika jarum

galvanometer tetap berada di titik nol dan tidak bergerak ke arah lain maka

pengukuran sudah tepat.

8.3.2. Cara kerja jembatan wheatstone

Jembatan wheatstone bekerja berdasarkan prinsip “kestimbangan”, dimana

dengan menggunakan jembatan wheatstone ini mampu mengukur suatu tahanan

yang tidak diketahui besar hambatannya atau digunakan untuk memperoleh

ketelitian. Hubungan antara resitivitas dan hambatan, yang berarti setiap

penghantar memiliki besar hambatan tertentu, dan menentukan hambatan sebagai

fungsi dari perubahan suhu. Salah satu alat yang biasa digunakan untuk

percobaan jembatan wheatstone yaitu Galvanometer, dengan alat tersebut kita

mampu melihat apakah pengukuran yang dilakukan sudah tepat atau belum.

Sehingga kita bisa memperoleh ketelitian dari suatu tahanan yang diukur.

8.3.3. Penjelasan bagian alat resistor box


LABORATORIUM Nama : Gusti Aditya Reksapati
PENGUKURAN BESARAN
LISTRIK NPM : 2015031023
PRAKTIKUM PENGUKURAN Tanggal:
BESARAN LISTRIK Halaman :

Gambar 8.1. Resistor Box

1. Terminal galva eksternal, yaitu terminal galva eksternal

2. Measuring dial, berfungsi untuk mengatur tombol pengali.

3. Terminal baterai eksternal, berfungsi untuk menghubungkan ke baterai

eksternal.

4. Power supply selector switch, berfungsi untuk pengatur daya baterai

eksternal.

5. Ground, terminal yang menghubungkan ke ground.

6. Galvanometer, merupakan alat listrik yang digunakan untuk mengukur

keberadaan arus listrik di dalam suatu rangkaian listrik.

7. MV-R selector switch, berfungsi untuk memilih jenis pengukuran.

8. Multiply Dial, berfungsi sebagai tombol pengatur faktor pengali agar

sesuai dengan tahanan yang akan diukur.

9. Rx, berfungsi untuk menghubungkan kabel penghubung dan penghambat

yang akan di ukur.

10. Sakelar tombol “BA” dan Sakelar tombol “GA” , berfungsi sebagai

tombol awal pengukuran.


LABORATORIUM Nama : Gusti Aditya Reksapati
PENGUKURAN BESARAN
LISTRIK NPM : 2015031023
PRAKTIKUM PENGUKURAN Tanggal:
BESARAN LISTRIK Halaman :

8.3.4. Pembahasan data hasil percobaan dan analisis persen kesalahan

Pada praktikum percobaan jembatan wheatstone yang telah dilakukan, didapat

data hasil pengukuran percobaan pada resistor box berdasarkan tahanan dengan

resistansi kurang dari 10 Ω, resistansi 10 Ω sampai 100 Ω, resistansi 100 Ω

sampai 1 kΩ, resistansi 1 kΩ sampai 10 kΩ, 10 kΩ sampai 100 kΩ, resistansi 100

kΩ sampai 1000 kΩ, dan resistansi 1 MΩ. Percobaan dilakukan dengan

menggunakan dua alat penguji, yaitu resistor box dan multimeter digital. Setelah

data pengukuran didapatkan, selanjutnya menghitungan presentase kesalahan pada

R fiks (nilai dari resistor box) dan Rterukur (nilai pada multimeter). Dan diketahui

pengukuran kali ini cukup akurat, dikarenakan persen kesalahannya hanya sebesar

1,86%.

IX. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil

kesimpulan :

1. Jembatan whetstone memiliki ketelitian yang cocok untuk

digunakan dalam pengukuran resistansi yang memiliki nilai relatif kecil

2. Pengukuran yang dilakukan cukup akurat karena presentase

kesalahan yang didapat adalah sebesar 1,86%.

3. Kesalahan yang dilakukan bisa terjadi karena berbagai factor

seperti kesalahan umum misalnya ketidak telitian praktikan, atau

kesalahan sistematik misalnya kesalahan kalibrasi, dll.


LABORATORIUM Nama : Gusti Aditya Reksapati
PENGUKURAN BESARAN
LISTRIK NPM : 2015031023
PRAKTIKUM PENGUKURAN Tanggal:
BESARAN LISTRIK Halaman :

4. Sebelum melakukan percobaan, diharuskan memahami panduan

yang terdapat dalam modul agar percobaan dapat dilakukan dengan benar.

Selain itu, praktikan harus teliti dalam melakukan percobaan agar tidak

terjadi kesalahan-kesalahan yang tidak diinginkan.

5. Kesalahan kalibrasi terjadi karena pemberian nilai skala pada saat

pembentukan atau kalibrasi (standarisasi)  tidak tepat. Hal ini

mengakibatkan pembacaan hasil pengukuran menjadi lebih besar atau

lebih kecil dari nilai sebenarnya. Kesalahan ini dapat di tasi dengan

mengkalibrasi ulang alat menggunakan alat yang telah terstandarisasi.

6. Penerapan prinsip jembatan wheatstone contohnya adalah dalam

percobaan mengukur regangan pada benda uji berupa beton atau baja dan

pengujian suatu kebocoran kawat tanah dan korsleting.


LABORATORIUM Nama : Gusti Aditya Reksapati
PENGUKURAN BESARAN
LISTRIK NPM : 2015031023
PRAKTIKUM PENGUKURAN Tanggal:
BESARAN LISTRIK Halaman :

DAFTAR PUSTAKA

Kanginan, Marthen.2012. Fisika. Jakarta: Erlangga

Cunayah, Cucun.2006. Fisika. Jakarta: Erlangga

Sapiie, Soedjana 1982. Pengukuran Alat Ukur Listrik. Jakarta: PT Pradnya

Paramita.

Miyanto. 2008. Elektromagnetik. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Herlan, D. 2014. Studi pengaruh galvanometer terhadap keakuratan hasil

pengukuran resistor pada jembatan wheatstone sederhana. Jurnal

seminar nasional sains dan teknologi. ISSN : 2407-1846 : 2.

Suryanto. 1999. Pengetahuan Alat Ukur dan Elektronik. Jakarta : Erlangga

Flink R.J, dan O.G Brink. 1984. Dasar-dasar Ilmu Instrumen. Jakarta : Bina Cipta

Darmali, Ari. 2007. Fisika. Jakarta : Erlangga.

Zwmasky.1962.modern university physisc,city college newyork.1962 tokyo:japan

Young, D.Hugh.2003. Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga

Halliday, David.1997.Fisika Edisi Ketiga Jilid II.Jakarta: Erlangga


LABORATORIUM Nama : Gusti Aditya Reksapati
PENGUKURAN BESARAN
LISTRIK NPM : 2015031023
PRAKTIKUM PENGUKURAN Tanggal:
BESARAN LISTRIK Halaman :

Dedy. 2012. Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai