NPM.
LABORATORIUM Nomor :
KONVERSI ENERGI ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA Tanggal Berlaku : Oktober 2022
DAYA Halaman :
I. JUDUL PERCOBAAN
BUCK-BOOST CONVERTER
(misalnya dari baterai) telah merosot hingga ke level yang tidak efektif lagi
atau (dengan kata lain) range tegangan input menjadi lebih lebar lagi dari
berbeda, salah satu di antaranya yang cukup populer dan menjadi dasar buck-
bawah itu maka sebuah buck-converter tidak akan akurat lagi menghasilkan
tegangan keluaran yang tepat atau tegangan keluaran menjadi tidak stabil.
Pada saat seperti itulah diperlukan boost-converter agar tegangan yang telah
turun itu dapat kembali dinaikkan kepada level yang diinginkan sehingga
sebagaimana mestinya.
tegangan keluaran akan sedikit lebih kecil karena terambil oleh tegangan
maju D2, sebab dioda ini menghantar. Dengan demikian untaian ‘fly-wheel’
di sini mencakup L1, D2, C1 dan D1. Ketika sirkit buck-converter bekerja,
denyut tegangan, namun level tegangan keluaran sudah akan ikut menurun
diregulasi agar tetap berada pada level stabil yang telah ditentukan.
T1 dan T2 lalu ON dan OFF secara serempak. Apabila basis kedua transistor
tegangan masukan V+in ke titik x sehingga tegangan di titik x itu akan nyaris
induktor (L1) ke titik y. Akan tetapi di saat yang bersamaan T2 juga ON dan
potential antara titik x dan y. Pada saat inilah energi listrik tersimpan di L1.
Ketika basis kedua transistor tidak lagi mendapatkan denyut tegangan positif
(waktu kosong denyut) maka kedua transistor tidak lagi ON. Pada saat ini
tinggi dari titik x. Tingginya tegangan di titik y bahkan menjadi lebih tinggi
dari level tegangan V+in (tegangan masukan) sebab di sini prinsip boost-
dan mengaliri arus ke beban (load). Ini berlangsung sesaat, yaitu ketika basis
Volt. Pada saat ini pun kembali terjadi penyimpanan energi di L1. Meskipun
titik y praktis menjadi nol Volt, namun beban tetap teraliri arus karena C1
Muatan C1 hanya terlimpahkan ke beban dan tidak ada aliran arus dari C1 ke
titik y meskipun di titik itu telah menjadi nol Volt, sebab disumbat oleh D2
menurun hingga ke level tertentu dan level ini ditentukan titik rendahnya.
dikembangkan orang untuk mendapatkan hasil yang lebih baik pada area
converter.
DC ke DC kurang dari atau lebih besar dari tegangan input. Tegangan output
besarnya tergantung pada siklus kerja. Konverter ini juga dikenal sebagai
transformator step up dan trafo step down dan nama-nama ini berasal dari
analog trafo step up dan trafo step down. Tegangan input naik / turun ke
tingkat lebih dari atau kurang dari tegangan input. Dengan menggunakan
energi konversi rendah, daya input sama dengan daya output. Ekspresi berikut
Untuk mode step up, tegangan input kurang dari tegangan output (Vin
<Vout). Ini menunjukkan bahwa arus output kurang dari arus input.
Dalam mode step down, tegangan input lebih besar dari tegangan output
(Vin> Vout). Oleh karena itu, arus output lebih besar dari arus input.
Gambar 3.5. Sinyal komponen yang terdapat pada Konverter Buck Boost ini
Gambar 3.2 Bentuk gelombang arus induktor, arus kapasitor, arus dioda dan
arus switching
yang lebih baik pada area penggunaan yang lebih meluas. Pada kelanjutannya
muncul beberapa model buck-boost converter dengan cara kerja yang lebih
1. Kapasitor Modul
2. Induktor
3. Kapasitor
4. Resistor
5. Power Supply DC
6. MOSFET
8. Multimeter
9. Osiloskop
V. RANGKAIAN PERCOBAAN
controlled generator.
controlled.
9. Mencatat dan lihat besaran dan gelombang arus dan tegangan yang
dihasilkan untuk setiap perubahan duty cycle (D) dan frekuensi PWM
controlled.
LABORATORIUM Nomor :
KONVERSI ENERGI ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA Tanggal Berlaku : Oktober 2022
DAYA Halaman :
Tegangan
Duty
Vin (V) Cycle F (kHz) Percobaan Perhitungan ΔI (mA) ΔV (mV)
(%)
VII.2 Perubahan tegangan denan duty cycle 70% dan frekuensi 10 kHz
Tabel 7.2 Perubahan tegangan denan duty cycle 70% dan frekuensi 10 kHz
Duty Tegangan
ΔV
Vin (V) Cycle F (kHz) Percobaan Perhitungan ΔI (mA)
(mV)
(%)
10 70 12 6 23,333 1,020 1,4x10-5
15 70 10 36,6 35 1,5311 2,1x10-5
20 70 10 48,7 46,666 2,041 2,8x10-5
25 70 10 59 58,333 2,552 3,5x10-5
30 70 12 12,55 11,666 0,51 7x 10-6
LABORATORIUM Nomor :
KONVERSI ENERGI ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA Tanggal Berlaku : Oktober 2022
DAYA Halaman :
Duty Tegangan
ΔI
Vin (V) Cycle F (kHz) Percobaan Perhitungan ΔV (mV)
(mA)
(%)
15 70 10 21,4 35 1,531 2,1x10-5
15 70 20 37,6 35 0,765 1,05x10-5
LABORATORIUM Nomor :
KONVERSI ENERGI ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA Tanggal Berlaku : Oktober 2022
DAYA Halaman :
VIII.1 Perhitungan
Diketahui:
L = 50mH
Vs = 15 V
C = 16uF
R = 180Ω
Ditanya:
V0 =………?
ΔV =………?
ΔI =………?
V0 = -Vs ¿)
= -15 ¿)
= 6,428 V
V 0.D
ΔV =
R .C . f
6,248 .0,3
=
180. 16 x 10−6 .1 0 x 10−3
= 0,12 mV
V s. D
ΔI =
L. f
LABORATORIUM Nomor :
KONVERSI ENERGI ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA Tanggal Berlaku : Oktober 2022
DAYA Halaman :
15 .0,3
= −3
50 .10 x 10
= 9 X 10-6 mA
V0 = -Vs ¿)
= -15 ¿)
= 10 V
V 0.D
ΔV =
R .C . f
10 . 0 , 4
= −6 −3
180. 16 x 10 .1 2 x 10
= 0,20 mV
Vs . D
ΔI =
L.f
15 . 0 , 4
= −3
50 .2 x 10
= 1 X 10-5 mA
V0 = -Vs ¿)
= -15 ¿)
= 15 V
V 0.D
ΔV =
R .C . f
15 . 0 ,5
=
180. 16 x 10−6 .10 x 10−3
LABORATORIUM Nomor :
KONVERSI ENERGI ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA Tanggal Berlaku : Oktober 2022
DAYA Halaman :
= 0,468 mV
Vs . D
ΔI =
L.f
15 .0 ,5
= −3
50 .10 x 10
= 1,5 X 10-5 mA
V0 = -Vs ¿)
= -15 ¿)
= 22,5 V
V 0.D
ΔV =
R .C . f
22,5 .0 , 6
= −6 −3
180. 16 x 10 .10 x 10
= 0,841 mV
Vs . D
ΔI =
L.f
15 .0 , 6
= −3
50 .10 x 10
= 1,8 X 10-5 mA
V0 = -Vs ¿)
= -15 ¿)
= 35 V
LABORATORIUM Nomor :
KONVERSI ENERGI ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA Tanggal Berlaku : Oktober 2022
DAYA Halaman :
V 0.D
ΔV =
R .C . f
35 . 0 ,7
=
180. 16 x 10−6 .26 x 10−3
= 1,531 mV
Vs . D
ΔI =
L.f
15 .0 , 7
=
50 .10 x 10−3
= 2,1 X 10-5 mA
V0 = -Vs ¿)
= -10 ¿)
= 23,333V
V 0.D
ΔV =
R .C . f
23,333. 0 , 7
=
180. 16 x 10−6 .1 2 x 10−3
= 1,020 mV
Vs . D
ΔI =
L.f
1 0 . 0 ,7
=
50 .10 x 103
= 1,4 X 10-5 mA
V0 = -Vs ¿)
LABORATORIUM Nomor :
KONVERSI ENERGI ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA Tanggal Berlaku : Oktober 2022
DAYA Halaman :
= -15 ¿)
= 35V
V 0.D
ΔV =
R .C . f
35 . 0,7
= −6 3
180. 16 x 10 .1 0 x 10
= 1,531 mV
Vs . D
ΔI =
L.f
1 5 .0,7
=
50 .10 x 103
= 2,1 X 10-5 mA
V0 = -Vs ¿)
= -5 ¿)
= 11,666V
V 0.D
ΔV =
R .C . f
11,666 . 0,7
=
180. 16 x 10−6 .12 x 10−3
= 0,51 mV
Vs . D
ΔI =
L.f
5 . 0,7
=
50 .10 x 103
= 2,1 X 10-5 mA
LABORATORIUM Nomor :
KONVERSI ENERGI ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA Tanggal Berlaku : Oktober 2022
DAYA Halaman :
V0 = -Vs ¿)
= -15 ¿)
= 35V
V 0.D
ΔV =
R .C . f
35 . 0,7
= −6 −3
180. 16 x 10 .12 x 10
= 1,531 mV
Vs . D
ΔI =
L.f
1 5 .0,7
=
50 .10 x 103
= 2,1 X 10-3 mA
V0 = -Vs ¿)
= -15 ¿)
= 35V
V 0.D
ΔV =
R .C . f
35 . 0,7
=
180. 16 x 10−6 .2 0 x 103
= 0,765 mV
Vs . D
ΔI =
L.f
15 . 0,7
=
50 .2 0 x 103
LABORATORIUM Nomor :
KONVERSI ENERGI ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA Tanggal Berlaku : Oktober 2022
DAYA Halaman :
= 1,05 X 10-5 mA
percobaan menggunakan Vin = 15 Volt dan f=10kHz dengan percobaa duty cycle
30%; 40%; 50%; 60%; 70% akan menghasilkan tegangan keluaran berturut-turut
adalah 0,5v; 0,10v; 12,21v; 17,8v; dan 27,5v. Grafik dan data tersebut
menunjukan bahwa hubungan antara duty cycle dan tegangan keluaran adalah
berbanding lurus, karena semakin besar nilai duty cycle maka akan semakin besar
6,418V; 10V; 15V; 22,5V; dan 35V, pada hasil data perhitungan dan data hasil
percobaan dikarenakan kurang tepatnya saat memberi nilai tegangan input dan
duty cycle-nya.
cycle 70 % danfrekuensi 10 kHIz dan nilai tegangan masukan yang berbeda. Pada
output 36,6 Voltdan hasil perhitungan 35 Volt. Pada saat tegangan input 20 Volt
dalam membaca nilai,saat mengatur dury cycle dan terdapat sedikit rugi-rugi pada
semakin besar.
LABORATORIUM Nomor :
KONVERSI ENERGI ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA Tanggal Berlaku : Oktober 2022
DAYA Halaman :
duty cycle 70%,tegangan masukan 15 Vol dan frekuensi yang berbeda.Pada saat
frekuensi 10 kHz diperoleh tegnn keluaran(Voul) 21,4 Volt dan hasil perhitungan
35 Volt.Pada saat frekuensi 20 kHz diperolch tegangan keluaran (Vout) 37,6 Volt
dan hasil perhitungan 35 Volt. Berdasurkan data hasil percobaan dan perhitungan
terdapat perbedaan hal ini dikarenakan kurang tepat dalam membaca nilai,saat
mengatur duty cycle dan terdapat sedikit regi-rugi pada alat. Berdasarkan grafik
tersebut dapat disimpulkan bahwa pada percobaan alat hubungan antara frekuensi
dan tegangan keluar (Vou) adalah berbanding lurus, karena pada saat nilai
frekuensi dinaikan nilai tegangan keluar (Vout) semakin besar. Pada perhitungan
hubungan antara frekuensi dan tegangan keluar (Vout) adalah konstan, karena
pada saat nilai frekuensi dinaikan nilai tegangan keluar (Vout) tetap pada 35 Volt.
LABORATORIUM Nomor :
KONVERSI ENERGI ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA Tanggal Berlaku : Oktober 2022
DAYA Halaman :
8.3 Pembahasan
diperlukan manakala tegangan keluaran yang diinginkan tetap berada pada level
yang telah ditentukan meskipun tegangan masukan (misalnya dari baterai) telah
merosot hingga ke level yang tidak efektif lagi untukkinerja sebuah rangkaian
tegangan masukan menjadi dapat lebih ditolerir atau (dengan kata lain) range
tegangan input menjadi lebih lebar lagi dari sebelumnya. Dengan begitu efisiensi
Ada beberapa model buck-boost converter dengan metode kerja yang berbeda,
salah satu di antaranya yang cukup populer dan menjadi dasar buck-boost
tinggi beberapa Volt (biasanya 3V atau lebih) dari tegangan keluarannya. Apabila
tegangan masukan (V+in) berkurang levelnya hingga di bawah itu maka sebuah
buck-converter tidak akan akurat lagi menghasilkan tegangan keluaran yang tepat
atau tegangan keluaran menjadi tidak stabil. Pada saat seperti itulah diperlukan
boost-converter agar tegangan yang telah turun itu dapat kembali dinaikkan
kepada level yang diinginkan sehingga beban (load) di sirkit keluaran tetap
akan sedikit lebih kecil karena terambil oleh tegangan maju D2, sebab dioda ini
merosot hingga ke level tertentu maka buck converter tetap bekerja karena basis
sudah akan ikut menurun juga. Pada saat itulah boost-converter mulai bekerja
tegangan keluaran diregulasi agar tetap berada pada level stabil yang telah
ditentukan. T1 dan T2 lalu ON dan OFF secara serempak. Apabila basis kedua
tegangan masukan V+in ke titik x sehingga tegangan di titik x itu akan nyaris
(L1) ke titik y. Akan tetapi di saat yang bersamaan T2 juga ON dan meng-ground-
kan titik y sehingga di titik itu praktis tegangan menjadi nol Volt. Mengalirlah
arus maksimal melalui L1 karena adanya perbedaan potential antara titik x dan y.
transistor tidak lagi ON. Pada saat ini energy yang tersimpan di L1 dilepaskan dan
tegangan di titik y menjadi lebih tinggi dari titik x. Tingginya tegangan di titik y
bahkan menjadi lebih tinggi dari level tegangan V+in (tegangan masukan) sebab
muatan C1 dan mengaliri arus ke beban (load). Ini berlangsung sesaat, yaitu
ketika basis kedua transistor sedang tidak mendapatkan denyut tegangan positif.
dan T2 meng-ground-kan titik y. Titik y kembali menjadi praktis nol Volt. Pada
saat ini pun kembali terjadi penyimpanan energi di L1. Meskipun titik y praktis
menjadi nol Volt, namun beban tetap teraliri arus karena C1 yang sebelumnya
terlimpahkan ke beban dan tidak ada aliran arus dari C1 ke titik y meskipun di
titik itu telah menjadi nol Volt, sebab disumbat oleh D2 (ingatlah tentang sifat-
bersama-sama adalah ketika tegangan V+in menurun hingga ke level tertentu dan
level ini ditentukan titik rendahnya. Sebuah sirkit tambahan diadakan untuk
menyensor tegangan V+in (sirkit ‘sense’). Sirkit ini akan beraksi menyalurkan
bahwa tegangan V+in telah turun ke titik rendah yang ditentukan. Buck-boost
converter terus dikembangkan orang untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
pada area penggunaan yang lebih meluas. Pada kelanjutannya muncul beberapa
LABORATORIUM Nomor :
KONVERSI ENERGI ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA Tanggal Berlaku : Oktober 2022
DAYA Halaman :
model buck-boost converter dengan cara kerja yang lebih variatif. Sebagian di
systemoperasinya yaitu:
balik.
Berikut adalah kurva drain MOSFET yang menampilkan karakteristik arus drain
gate-source (VGS).
LABORATORIUM Nomor :
KONVERSI ENERGI ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA Tanggal Berlaku : Oktober 2022
DAYA Halaman :
Dengan karakteristik seperti dapat dilihat dalam kurva drain diatas, maka dapat
lihat bahwa muncul beberapa daerah kerja dari MOSFET. Daerah-daerah tersebut
A. Daerah Ohmic
Daerah ini disebut juga daerah resistansi konstan. Daerah ini berada di sebelah kiri
Daerah ini juga disebut dengan daerah arus konstan. Daerah ini berada di sebelah
kanan garis batas (threshold) VGS – VGS(th) = VDS dan diatas daerah aktif.
Daerah ini terletak dibawah VGS1. Disebut daerah cut-off, karena pada daerah ini
< VGS(th)).
LABORATORIUM Nomor :
KONVERSI ENERGI ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA Tanggal Berlaku : Oktober 2022
DAYA Halaman :
Menggunakan Fuzzy Logic Control Sinyal Pulse Width Modulation pada Panel
magnitudo tegangan keluaran yang lebih besar dari atau kurang dari besarnya
kontrol logika fuzzy sinyal Pulse Width Modulation atau PWM. Mikrokontroler
yang mengukur input dan output tegangan dari sistem dan melakukan percobaan
dimana ditentukan ketika pembacaan tegangan panel surya lebih dari 14 V sampai
yang telah dilakukan, pada saat Output Positif (OP) di-set 35 dan Output Negatif
(ON) -20 sistem memasuki rise time pada saat 17 s dan segera memasuki settling
time sesuai dengan setpoint. Pengujian rangkaian driver buck-boost conveter ini
dilakukan dengan mengubah nilai tegangan output dari panel surya menggunakan
input pwm Microcontroller Atmega32 dengan mengatur duty cycle. Berikut akan
ditampilkan tabel perubahan tegangan pada panel surya yang telah diambil
Atmega32. Pengujian metode fuzzy logic control untuk pengisian aki yang
telah dirancang pada bab sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah
metode fuzzy logic ini dapat mengendalikan tegangan untuk pengisian aki dengan
LABORATORIUM Nomor :
KONVERSI ENERGI ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA Tanggal Berlaku : Oktober 2022
DAYA Halaman :
baik dan efektif. Untuk pengujian tanpa beban, tidak perlu menghubungkan
dan pengujian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa kendali
buckboost untuk panel surya telah berhasil dibuat dan bekerja dengan baik, dan
pengisian baterai VRLA atau aki dari panel surya mampu bekerja sesuai dengan
setpoint yang ditentukan. Menyesuaikan tegangan aki, set point 14 volt untuk
membatasi tegangan jika aki sudah full, sebelum mencapai set point 14 volt aki
akan terus diisi oleh output tegangan buck-boost dari panel surya. Saat sistem
belum dibebani, set point akan langsung tercapai 14 volt. Akan tetapi ketika
dibebani dengan aki, tegangan belum mencapai set point dikarenakan pengisian
aki bergantung pada waktu pengisian aki dan tegangan yang dihasilkan mengikuti
tegangan beban aki, jika aki sudah full setpoint akan tercapai
IX. KESIMPULAN
perubahan nilai duty cycle dengan nilai ΔV (mV) adalah berbanding lurus
karena dapat diketahui Ketika nilai duty cycle semakin besar maka nilai ΔV
perubahan nilai duty cycle dengan nilai ΔI (mA) adalah berbanding lurus
LABORATORIUM Nomor :
KONVERSI ENERGI ELEKTRIK Edisi / Revisi :
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA Tanggal Berlaku : Oktober 2022
DAYA Halaman :
karena dapat diketahui Ketika nilai duty cycle semakin besar maka nilai ΔI
nilai ΔV (mV) adalah berbanding terbalik karena dapat diketahui Ketika nilai
tegangan baik pada percobaan maupun perhitungan semakin besar maka nilai
nilai ΔI (mA) adalah relative berbanding lurus karena dapat diketahui Ketika
nilai tegangan baik pada percobaan maupun perhitungan semakin besar maka
DAFTAR PUSTAKA