Anda di halaman 1dari 5

BUCK-BOOST CONVERTER

Buck-boost converter adalah konverter tegangan DC yang bekerja dengan memadukan


prinsip buck-converter dan boost converter.

Buck-boost converter memiliki keunggulan-keunggulan buck-converter dan boost-


converter. Ia diperlukan manakala tegangan keluaran yang diinginkan tetap berada pada level yang
telah ditentukan meskipun tegangan masukan (misalnya dari baterai) telah merosot hingga ke level
yang tidak efektif lagi untuk kinerja sebuah rangkaian konverter.
Dengan diterapkannya buck-boost converter berkurangnya level tegangan masukan menjadi dapat
lebih ditolerir atau (dengan kata lain) range tegangan input menjadi lebih lebar lagi dari
sebelumnya. Dengan begitu efisiensi penggunaan baterai sebagai sumber tegangan masukan
menjadi lebih baik.

Buck-boost converter dan cara kerjanya.

Ada beberapa model buck-boost converter dengan metode kerja yang berbeda, salah satu di
antaranya yang cukup populer dan menjadi dasar buck-boost converter adalah sebagaimana yang
dipaparkan berikut ini :

Di dalam rangkaian buck-boost converter terdapat sirkit buck-converter dan boost converter.
Sebagaimana telah disinggung di dalam tulisan sebelumnya bahwa sebuah rangkaian buck-
converter memerlukan tegangan masukan yang lebih tinggi beberapa Volt (biasanya 3V atau lebih)
dari tegangan keluarannya. Apabila tegangan masukan (V+in) berkurang levelnya hingga di bawah
itu maka sebuah buck-converter tidak akan akurat lagi menghasilkan tegangan keluaran yang tepat
atau tegangan keluaran menjadi tidak stabil.

Pada saat seperti itulah diperlukan boost-converter agar tegangan yang telah turun itu dapat
kembali dinaikkan kepada level yang diinginkan sehingga beban (load) di sirkit keluaran tetap
mendapatkan suplai tegangan sebagaimana mestinya.
Pada gambar diperlihatkan rangkaian dasar buck-boost converter. T1, D1 dan L1
membentuk rangkaian buck-converter, sedangkan T2, L1 dan D2 membentuk rangkaian boost-
converter. Di sini L1 berperan ganda, yaitu sebagai induktor bagi buck-converter ataupun bagi
boost-converter.

Jika level tegangan masukan normal, buck-converter akan bekerja sebagaimana mestinya
sedangkan boost-converter tidak bekerja. Hanya saja tegangan keluaran akan sedikit lebih kecil
karena terambil oleh tegangan maju D2, sebab dioda ini menghantar. Dengan demikian untaian
‘fly-wheel’ di sini mencakup L1, D2, C1 dan D1. Ketika sirkit buck-converter bekerja, basis T1
mendapatkan denyut-denyut tegangan positif dari generator sinyal/osilator. Tentang cara kerja
buck-converter telah dijelaskan di dalam tulisan sebelumnya : Buck converter .

Jika tegangan masukan merosot hingga ke level tertentu maka buck converter tetap bekerja
karena basis T1 masih mendapatkan denyut-denyut tegangan, namun level tegangan keluaran
sudah akan ikut menurun juga. Pada saat itulah boost-converter mulai bekerja menaikkan tegangan
yang sedianya akan menurun.

Basis T2 lalu mulai mendapatkan denyut-denyut tegangan positif sebagaimana T1.


Sementara itu tegangan keluaran diregulasi agar tetap berada pada level stabil yang telah
ditentukan.

T1 dan T2 lalu ON dan OFF secara serempak. Apabila basis kedua transistor sedang
mendapatkan denyut tegangan positif maka T1 menghantarkan tegangan masukan V+in ke titik x
sehingga tegangan di titik x itu akan nyaris sama dengan tegangan V+in. Tegangan ini
dilewatkan/diluluskan oleh induktor (L1) ke titik y.

Akan tetapi di saat yang bersamaan T2 juga ON dan meng-ground-kan titik y sehingga di
titik itu praktis tegangan menjadi nol Volt. Mengalirlah arus maksimal melalui L1 karena adanya
perbedaan potential antara titik x dan y. Pada saat inilah energi listrik tersimpan di L1.
Ketika basis kedua transistor tidak lagi mendapatkan denyut tegangan positif (waktu kosong
denyut) maka kedua transistor tidak lagi ON. Pada saat ini energy yang tersimpan di L1 dilepaskan
dan tegangan di titik y menjadi lebih tinggi dari titik x. Tingginya tegangan di titik y bahkan
menjadi lebih tinggi dari level tegangan V+in (tegangan masukan) sebab di sini prinsip boost-
converter berlaku. Tentang ini telah dijelaskan sebelumnya dalam : Boost-converter .

D2 lalu menghantarkan tegangan ini untuk mengisi muatan C1 dan mengaliri arus ke beban
(load). Ini berlangsung sesaat, yaitu ketika basis kedua transistor sedang tidak mendapatkan denyut
tegangan positif. Ketika kedua transistor kembali mendapatkan denyut tegangan positif maka T1
dan T2 kembali ON secara serempak. T1 menghantarkan tegangan V+in ke titik x dan T2 meng-
ground-kan titik y. Titik y kembali menjadi praktis nol Volt. Pada saat ini pun kembali terjadi
penyimpanan energi di L1.

Meskipun titik y praktis menjadi nol Volt, namun beban tetap teraliri arus karena C1 yang
sebelumnya telah terisi muatan kini membuang muatannya ke beban. Muatan C1 hanya
terlimpahkan ke beban dan tidak ada aliran arus dari C1 ke titik y meskipun di titik itu telah
menjadi nol Volt, sebab disumbat oleh D2 (ingatlah tentang sifat-sifat dioda).

Mulai bekerjanya sirkit buck-converter dan boost-converter secara bersama-sama adalah


ketika tegangan V+in menurun hingga ke level tertentu dan level ini ditentukan titik rendahnya.
Sebuah sirkit tambahan diadakan untuk menyensor tegangan V+in (sirkit ‘sense’).
Sirkit ini akan beraksi menyalurkan denyut-denyut tegangan ke transistor boost-converter apabila
ia telah mendeteksi bahwa tegangan V+in telah turun ke titik rendah yang ditentukan.
Adapun besarnya tegangan keluaran yang dihasilkan oleh buck-boost converter secara praktis
dapat ketahui dari perhitungan :

V+out = V+in . D / (1-D)

V+out adalah tegangan keluaran dalam Volt

V+in adalah tegangan masukan dalam Volt

D adalah faktor duty-cycle

Dalam penerapannya D dibuat tidak melampaui angka 0,8 sebagaimana halnya pada boost-
converter.

Contoh :

Jika V+in = 16V dan D = 0,7 maka V+out = 16 x 0,7 / (1-0,7) = 37,33V.

Agar tegangan keluaran dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan maka ditambahkan pula
sirkit pengontrol tegangan keluaran (sirkit ‘control’). Sirkit ini akan merubah-rubah faktor duty-
cycle berdasarkan besar-kecilnya tegangan yang diumpankan kepadanya, dan tegangan yang
diumpankan itu diambil dari V+out. Dengan demikian V+out dibuat stabil meskipun V+in
levelnya tidak tetap atau bervariasi.

Untuk penerapan pada rangkaian-rangkaian elektronik yang menggunakan suplai DC


tegangan rendah, pada buck-boost converter digunakan transistor-transistor MOSFET sedangkan
dioda-dioda menggunakan jenis schottky. Transistor MOSFET lebih sempurna berperan sebagai
‘switch’ dan dioda schottky mempunyai tegangan maju (FVD) yang sangat kecil sehingga
meminimalisir tegangan hilang karena terambil oleh tegangan maju dioda.

Pengembangan buck-boost converter.

Buck-boost converter terus dikembangkan orang untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
pada area penggunaan yang lebih meluas. Pada kelanjutannya muncul beberapa model buck-boost
converter dengan cara kerja yang lebih variatif. Sebagian di antaranya adalah : Bidirectional buck-
boost converter, Forward hybrid converter, Synchronous buck-boost converter, dan Buck-boost
and flyback converter.

Contoh rangkaian buck-boost converter.

Kini telah banyak beredar rancangan-rancangan buck-boost converter yang menggunakan


IC. Satu di antaranya (sebagai contoh) adalah rangkaian dengan IC MC34063 dari Motorolla.
MC34063 dapat menurunkan dan menaikkan tegangan hingga maksimal 40V, arus maksimalnya
1,5A (pada tegangan operasional minimal). Tegangan masukan (V+in) bervariasi antara 3V
sampai dengan 40V. IC ini bekerja pada frekwensi denyut 100kHz.

Gambar memperlihatkan contoh rangkaian buck-boost converter dengan MC34063 yang


dapat mengeluarkan tegangan stabil 10V dengan arus 120mA. Tegangan masukannya antara
4,5V...14,5V.

Rangkaian ini adalah bentuk rancangan buck-boost converter generasi awal.


Transistor power-switching pertama adalah MPSU51A yang berperan sebagai ‘switch’ buck-
converter. Sedangkan transistor kedua ada di dalam internal IC dan berperan sebagai ‘switch’
boost-converter.

Kontrol tegangan keluaran dilakukan melalui pin 5 dengan ratio perbandingan antara Rx dan
Ry. Pin 7 merupakan pin deteksi arus kerja maksimum. Nilai resistor yang terhubung ke pin ini
dan pin 6 (0,22Ω) menentukan besar arus maksimal yang masih diperbolehkan.

Tugas Buck n Booster :


1. Carilah sebuah rangkaian Buck dan Booster di internet kemudian gambar dan jelaskan cara
kerjanya dari rangkaian itu !
2. Sebutkan komponen aktif apa saja yang dibutuhkan untuk membuat sebuah rangkaian
Buck dan Booster tersebut di no 1 !
3. Jelaskan fungsi masing masing komponen yang ada di rangkaian buck bosster yang sudah
kalian gambar di atas !
4. Jelaskan kegunaan buck dan booster untuk penerapan Rangkaian Elektronika !
5. Menurut kalian seberapa efektif penggunaan Buck n Booster yang sudah kita terapkan ke
dalam rangkaian Elektronika !

Anda mungkin juga menyukai