Anda di halaman 1dari 7

KONVERTER DC-DC (DC CHOPPER)

Konverter DC-DC berfungsi untuk mengkonversi tegangan masukan DC yang konstan (tetap)
menjadi tegangan keluaran dc bervariasi berdasarkan perubahan duty cycle dari rangkaian kontrol
chopper-nya. Rangkaian kontrolnya berupa kontrol PWM menggunakan komponen elektronika
seperti Thyristor, MOSFET, IGBT, GTO.

Sumber tegangan DC dari konverter DC - DC diperoleh dari baterai atau menyearahkan sumber
tegangan AC yang kemudian dihaluskan dengan filter kapasitor untuk mengurangi riak (ripple).

Secara garis besar, konverter DC ke DC dibedakan atas :

I. Linear regulator
II. Switching Regulator
I. Linear regulator

Linear regulator, merupakan perangkat semikonduktor yang bertindak sebagai resistor


variabel. Linear regulator adalah satu komponen linear ( seperti beban resisstip) digunakan untuk
mengatur output. Nilai resistansi output berubah dengan kebutuhan daya output, membuat tegangan
output konstan. Regulator tipe ini menimbulkan kehilangan daya yang berlebih untuk mendapatkan
tegangan konstan. Karenanya regulator harus memiliki heat sink yang besar akibat dari disipasi
daya sebagai panas dan efisiensi pasokan daya linier bisa turun hingga sekitar 60%, akibatnya,
perangkat konverter dc – dc ini menjadi jauh lebih berat.

Dalam gambar berikut Linear Regulator merupakan komponen Transistor dimodelkan sebagai
resistor variabel dioperasikan secara mode linear (aktip)

LINEAR REGULATOR EQUIVALENT CIRCUIT


Fungsi transistor menyerupai tahanan yang dapat diubah ubah besarannya seperti yang
terlihat dalam gambar. Kemudian transistor hanya dapat dioperasikan pada batasan liniernya (linear
region) dan tidak melebihi batasan cutoff dan selebihnya (saturation region), makanya tipe ini
dikenal dengan tipe linier. Walau tipe linier merupakan cara termudah untuk mencapai tegangan
keluaran yang bervariasi, namun kurang diminati pada aplikasi daya karena tingginya daya yang
hilang (power loss) pada transistor (VCE*IL) sehingga berakibat rendahnya efisiensi.

Pada tipe linier, pengaturan tegangan keluaran tergantung dari arus base transistor untuk
menyesuaikan arus pada beban

II. Switching Regulator


Switching Regulator juga menggunakan transistor tetapi difungsikan sebagai electronic
switch yang dapat dibuka (off) dan ditutup (on). Bila switch dianggap ideal maka dengan menutup
switch, tegangan keluaran akan sama dengan tegangan masukan, sedangkan jika switch dibuka
maka tegangan keluaran akan menjadi nol. Dengan demikian tegangan keluaran yang dihasilkan
akan berbentuk pulsa seperti pada gambar berikut.

Transistor dioperasikan dalam mode


sakelar:
– Sakelar tertutup : Aktif penuh (jenuh)
– Saklar terbuka : Mati penuh (cut-off)

a
- Saat sakelar terbuka, tidak ada arus
yang mengalir di dalamnya
- Saat sakelar ditutup tidak ada tegangan
jatuh di atasnya.
- Tidak ada kerugian terjadi pada
saklar.

– Daya 100% ditransfer dari sumber ke beban.


– Kehilangan daya adalah nol (untuk sakelar
b

•Switching regulator is the basis


of all DC-DCconverters

Jenis DC to DC converter diantaranya:


Buck Converter, Menurunkan tegangan
Boost Converter, Menaikkan tegangan
Buck-Boost Converter, Menurunkan dan menaikkan tegangan.
CUK

• Vo < Vin : Buck converter


• Vo > Vin : Boost converter
• Vo < Vin or Vo>Vin : Buck-
Boost converter, Cuk converter
• Vin : Dc input, fixed voltage
• Vo : Dc output voltage, adjustable
• Main functions: a) adjustable dc output
voltage or b) a good output voltage
regulation
Buck Converter
Konverter jenis buck merupakan konverter penurun tegangan yang mengkonversikan
tegangan masukan DC menjadi tegangan DC yang lebih rendah. Seperti terlihat pada gambar
berikut, rangkaian ini terdiri terdiri atas satu saklar aktif (thyristor ataupun mosfet), satu saklar pasif
(diode), kapasitor dan induktor sebagai tapis (filter) keluarannya.

Untuk tegangan kerja yang rendah, saklar pasif (dioda) sering diganti dengan saklar aktif
sehingga susut daya pada saklar bisa dikurangi. Apabila menggunakan 2 saklar aktif, kedua saklar
ini akan bekerja secara bergantian, dan hanya ada satu saklar yang menutup setiap saat. Nilai rata-
rata tegangan keluaran konverter sebanding dengan rasio antara waktu penutupan saklar (saklar
konduksi/ON) terhadap periode penyaklarannya. Biasanya nilai faktor daya ini tidak lebih kecil dari
0.2, karena jika dioperasikan pada rasio tegangan yang lebih tinggi, saklar akan bekerja dibawah
keandalannya dan menyebabkan efisiensi konverter turun.

Analisis riak arus keluaran diperlukan untuk bisa mendesain tapis atau filter keluaran konverter DC-
DC. Dari persamaan di bawah ini, terlihat bahwa untuk mendapatkan riak arus keluran
konverter buck yang kecil, diperlukan tapis induktor (L) yang nilainya akan semakin kecil dengan
meningkatkan frekuensi penyaklaran. Riak arus keluaran konverter DC-DC akan bernilai
maksimum apabila konverter bekerja pada duty cycle (d) = 0,5.
- Ketika S dihidupkan, arus mulai mengalir dari sumber input melalui S dan L, dan kemudian ke C
dan beban. Oleh karena itu, medan magnet di L menumpuk, menyimpan energi dalam induktor -
dengan penurunan tegangan melintasi L berlawanan atau bagian "bucking" dari tegangan input.

- Ketika S dimatikan, induktor melawan penurunan arus dengan tiba-tiba membalikkan EMF-nya
yaitu tegangan induktor menjadi positip, dan sekarang memasok arus ke beban itu sendiri melalui
D. Tanpa masuk terlalu dalam ke operasinya, tegangan keluaran DC yang muncul di seluruh beban
adalah fraksi tegangan input, dan fraksi ini ternyata sama dengan siklus kerja.

BOOST CONVERTER
Konverter boost berfungsi untuk menghasilkan tegangan keluaran yang lebih tinggi
dibanding tegangan masukannya, atau biasa disebut dengan konverter penaik tegangan. Konverter
ini banyak dimanfaatkan untuk aplikasi pembangkit listrik tenaga surya dan turbin angin.

Komponen utama Konverter boost terdiri saklar (thyristor atau mosfet), dioda, induktor,
dan kapasitor. Jika saklar pada kondisi tertutup, arus akan mengalir ke induktor sehingga
menyebabkan energi yang tersimpan di induktor naik. Saat saklar terbuka, arus induktor ini akan
mengalir menuju beban melewati dioda sehingga energi yang tersimpan di induktor akan turun.
Rasio antara tegangan keluaran dan tegangan masukan konverter sebanding dengan rasio
antara periode penyaklaran dan waktu pembukaan saklar. Keunggulan dari konverter boost adalah
mampu menghasilkan arus masukan yang kontiniu.
Karena arus masukan konverter dapat dijaga kontinu, pada saat konverter ini diserikan dengan
penyearah dioda, konverter ini tidak menimbulkan harmonisa pada arus sumber penyearah dioda.
Atau dengan kata lain, arus sumber mempunyai bentuk gelombang mendekati sinusoidal dengan
faktor daya sama dengan satu.
Sekali lagi operasi terdiri dari menggunakan S sebagai sakelar kecepatan tinggi, dengan tegangan
keluaran kontrol dengan memvariasikan tugas switching siklus.
• Saat S dinyalakan, arus mengalir dari sumber input melalui L dan S, dan energi disimpan dalam
magnet Induktor bidang. Tidak ada arus yang melalui D, dan arus beban disuplai oleh muatan
di C
• Kemudian ketika S dimatikan, L menentang apapun turunkan arus dengan segera membalikkan
EMF-nya - sehingga tegangan induktor menambah (yaitu, 'meningkatkan') tegangan sumber,
dan arus karena tegangan yang ditingkatkan ini sekarang mengalir dari sumber melalui L, D
dan beban, mengisi ulang C juga

BUCK-BOOST CONVERTER

Konverter buck-boost dapat menghasilkan tegangan keluaran yang lebih rendah atau lebih
tinggi daripada sumbernya. Skema konverter ini dapat dilihat pada gambar berikut. Rangkaian
kontrol daya penyaklaran akan memberikan sinyal kepada saklar (Thyristor, MOSFET). Jika
MOSFET OFF maka arus akan mengalir ke induktor, energi yang tersimpan di induktor akan naik.
Saat saklar ON energi di induktor akan turun dan arus mengalir menuju beban. Dengan cara seperti
ini, nilai rata-rata tegangan keluaran akan sesuai dengan rasio antara waktu pembukaan dan waktu
penutupan saklar. Hal inilah yang membuat topologi ini bisa menghasilkan nilai rata-rata tegangan
keluaran/bebn bisa lebih tinggi maupun lebih rendah daripada tegangan sumbernya.

Masalah utama dari konverter buck-boost adalah membutuhkan tapis induktor dan kapasitor yang
besar di kedua sisi masukan dan keluaran konverter, karena konverter dengan topologi seperti ini
menghasilkan riak arus yang sangat tinggi. Adapun yang perlu diperhatikan juga disini adalah
tegangan keluaran konverter buck-boost bernilai negatif atau berkebalikan dengan sumber tegangan
masukan.
CUK
Seperti halnya tipe buck-boost, konverter DC-DC topologi ini juga dapat menghasilkan tegangan
keluaran yang lebih kecil ataupun lebih besar daripada sumber tegangan. Dengan tambahan
induktor dan kapasitor pada sisi masukan, membuat topologi ini menghasilkan riak arus yang lebih
kecil daripada topologi buck-boost.

Cara lain untuk mengkombinasikan metoda Buck dan Boost dapat dilihat pada Gambar 7 dan
dikenal dengan nama Boost-Buck atau Cuk. Seperti halnya metoda Buck-Boost, tegangan keluaran
yang dihasilkan dapat diatur menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari tegangan masukan. Metoda
Cuk juga digunakan pada aplikasi yang memerlukan pembalikan tegangan (voltage inversion) tanpa
transformer, namun dengan kelebihan tingkat ripple yang rendah pada arus masukan maupun arus
keluaran.

Anda mungkin juga menyukai