Anda di halaman 1dari 27

MATA PELAJARAN 2

Manajemen Pemeliharaan Kontrol Instrumen

TUJUAN PELAJARAN :
Setelah mengikuti pelajaran ini peserta mampu melakukan
Perencanaan Pemeliharaan Kontrol Instrumen Pembangkit sesuai
dengan standar perusahaan dan pedoman yang diberikan

PENYUSUN :
1. Andre L. Putro (Fungsional – PLN Pusenlis)

Simple Inspiring Performing Phenomenal i


DAFTAR ISI

TUJUAN PELAJARAN ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ ii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................................ iv

1. Pendahuluan ............................................................................................................... 1

2. Perencanaan Pemeliharaan Jangka Panjang .............................................................. 6

3. Perencanaan Pemeliharaan Jangka Pendek ............................................................... 9

3.1 Rencana Tahunan (Yearly Planning) ..................................................................... 10

3.2 Rencana 3 Bulanan (Quarterly Planning) .............................................................. 11

3.3 Rencana Mingguan (Weekly Planning) .................................................................. 14

3.4 Rencana Harian (Daily Planning) ........................................................................... 16

3.4.1 Emergency Maintenance (EM) ............................................................................ 18

3.4.2 Corrective Maintenance (CM) .............................................................................. 18

3.4.3 Run to Failure (RTF) ........................................................................................... 20

3.4.4 Preventive Maintenance (PM) ............................................................................. 20

3.4.5 Improvement / Proactive Maintenance ................................................................ 22

3.4.6 Predictive Maintenance ....................................................................................... 23

Simple Inspiring Performing Phenomenal ii


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Kurva Performa Peralatan ................................................................................ 2


Gambar 2.2 : Aliran Dasar Work Planning Control ............................................................... 4
Gambar 2.3 : Framework Perencanaan Pemeliharaan .......................................................... 6
Gambar 2.4 : Jadwal Plan of Review Meeting ........................................................................ 7
Gambar 2.5 : Prosedur Perencanaan Pemeliharaan Jangka Panjang.................................. 8
Gambar 2.6 : Prosedur Perencanaan Pemeliharaan Jangka Pendek ................................. 10
Gambar 2.6 : Jadwal Plan of Review Meeting Pemeliharaan Tahunan ............................. 11
Gambar 2.7 : Jadwal Review Perencaraan Pemeliharaan 3 Bulanan ................................. 12
Gambar 2.8 : Contoh Projek dengan Jadwal Review Perencaraan Pemeliharaan 3
Bulanan ........................................................................................................... 12
Gambar 2.9 : Prosedur Pemeliharaan Triwulan ................................................................... 13
Gambar 2.10 : Prosedur Pemeliharaan Mingguan ............................................................... 15
Gambar 2.11 : Prosedur Pemeliharaan Harian .................................................................... 17
Gambar 2.12 : Elemen Preventive Maintenance .................................................................. 21

Simple Inspiring Performing Phenomenal iii


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Tabel Jenis Perencanaan Pemeliharaan ............................................................................ 5

Simple Inspiring Performing Phenomenal iv


MANAJEMEN PEMELIHARAAN INSTRUMEN KONTROL

1. Pendahuluan

British Glossary of Terms mendefinisikan maintenance sebagai “Kombinasi antara tindakan


teknik dan administrasi, termasuk supervisi, dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi atau
mengembalikan kondisi, dimana peralatan dapat berfungsi sesuai yang diinginkan.” Atau “suatu
aktivitas yang terorganisasi untuk membawa peralatan pada kondisi operasional terbaik dengan
biaya yang minimal”.

Yang juga perlu digarisbawahi dari definisi di atas adalah pemeliharaan adalah gabungan
aktivitas teknis dan administrasi. Pada era sebelumnya, maintenance diidentikkan dengan wear
pack lusuh penuh oli, kunci, dan beberapa visualisasi “lapangan” yang lain. Namun seiring
perkembangan ilmu pemeliharaan, maintenance tidak bisa hanya dikonotasikan dengan aktivitas
teknik. Lebih dari itu, maintenance yang berkualitas memerlukan dukungan administrasi, atau
lebih tepatnya dukungan yang sifatnya manajerial.

Riwayat perbaikan peralatan dulunya cukup dicatat dengan kartu gantung. Tapi dengan semakin
kompleksnya peralatan, diperlukan dukungan teknologi informasi untuk menyediakan database
histori pemeliharaan. Kontribusi IT pada aktivitas pemeliharaan ini merupakan aspek manajerial.
Pemeliharaan juga tidak bisa berprinsip “fix it after break” namun perlu direncanakan, baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Perencanaan pemeliharaan juga merupakan sisi management.

Gambar 2.1 menunjukkan karakterisitik performa sebuah peralatan. Sumbu tegak menyatakan
performa sedangkan sumbu mendatar adalah waktu. Saat instalasi pertama, performa peralatan
biasanya relatif rendah. Pada kurva lain, fase ini sering disebut juga sebagai burn in period,
dimana peralatan mengalami adaptasi sejak dilepas manufaktur pabrikan. Pada fase awal ini,
tingkat kerusakan (failure rate) cenderung tinggi tapi berangsur-angsur menurun. Penurunan ini
sebanding dengan kenaikan performa. Hingga pada suatu kondisi, peralatan berada pada
performa optimumnya. Kenaikan performa ini akan berhenti dan cenderung steady pada level
tertentu. Fase ini akan bertahan sampai periode waktu tertentu yang dikenal sebagai usia
ekonomis.

Simple Inspiring Performing Phenomenal 1


Gambar 2.1 : Kurva Performa Peralatan

Secara natural, performa peralatan akan mulai menurun setelah usia ekonomisnya terlewati
sampai mencapai batas minimal performa dapat diterima. Proses penurunan ini lazim disebut
aging. Dari sini ada perbedaan, ketika proses aging dilalui tanpa pemeliharaan (likely aging
without normal maintenance) dibandingkan jika dilakukan maintenance tanpa penggantian part
(likely aging-without renewal with normal maintenance). Nampak bahwa ketika peralatan
dilakukan pemeliharaan (tanpa penggantian), akan memberikan pertambahan usia (life time
extention), dimana user dapat memanfaatkan peralatan dengan waktu yang lebih lama. Selisih
lifetime jika dipelihara dan tanpa maintenance mengindikasikan keuntungan dari aktivitas
pemeliharaan.

Secara lengkap, Abed Schock (2010) menjelaskan tujuan pemeliharaan, sebagai berikut :

1. Memaksimalkan produksi
Dengan minimnya gangguan peralatan, kesempatan berproduksi akan semakin banyak.
2. Menurunkan breakdown
Breakdown yang dimaksud adalah suatu sistem peralatan berhenti total dan tidak dapat
beroperasi sama sekali. Langkah recovery memerlukan penanganan yang serius.
3. Meminimalkan penggunaan energi
Dengan pemeliharaan yang optimal, peralatan akan beroperasi efisien sehingga
penggunaan energi dapat ditekan.
4. Mengurangi downtime
Yaitu berhentinya peralatan yang menyebabkan berhentinya proses produksi. Biasanya
durasi down time relative lebih singkat dan dapat mudah dipulihkan.
5. Mengoptimalkan umur peralatan
Dengan terjaminnya kualitas pemeliharaan, umur peralatan akan lebih panjang seperti telah
dijelaskan sebelumnya.

Simple Inspiring Performing Phenomenal 2


6. Meningkatkan efisiensi peralatan
Pemeliharaan juga membuat peralatan lebih efisien dalam mengkonsumsi energi
7. Memberikan manfaat pengendalian anggaran
Pemeliharaan yang lebih terencana membuat manajemen lebih mudah membuat anggaran
perusahaan. Di sisi lain, pengalokasian anggaran secara mendadak untuk keperluan
emergency bisa ditekan.
8. Meningkatkan pengendalian persediaan (inventory control)
Pemeliharaan yang baik juga mendukung pembuatan perencanaan material, dimana
pengadaan dan pemakaian material bisa terencana secara baik.
9. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya
Penggunaan resources (tenaga kerja) saat ini semakin mahal dan berharga. Pemeliharaan
yang baik akan menyebabkan resources terutilisasi maksimal.
10. Implementasi penurunan biaya
Muara dari semua tujuan pemeliharaan adalah penurunan biaya. Hal ini sinergi dengan
tujuan perusahaan yang harusnya berwawasan bisnis.

Proses Manajemen WPC (Work Planning & Control) menekankan pada optimalisasi peran fungsi
perencanaan & pengendalian pemeliharaan dalam daily planning, weekly planning, monthly
planning dan annual planning untuk memastikan bahwa seluruh program kerja telah
direncanakan, dijalankan, dievaluasi, dikendalikan dan ditingkatkan berdasarkan kaidah
manajemen yang baik.

Untuk dapat menetapkan budaya manajemen WPC secara efektif pada unit, harus dipahami
terlebih dahulu nilai-nilai esensial atau prinsip-prinsip dari manajemen WPC, kemudian
melaksanakan proses manajemen WPC dengan berdasarkan pada prinsip-prinsip tersebut
dengan ekspektasi dan tanggung jawab yang jelas untuk kesuksesan unit.

Prinsip-prinsip untuk memandu proses manajemen WPC yang efektif adalah sebagai berikut:

1. Menjamin safety dengan menyediakan identifikasi, pemilihan, perencanaan, koordinasi, dan


pelaksanaan pekerjaan yang tepat waktu yang dibutuhkan untuk memaksimalkan availability
dan reliability dari equipment dan sistem di unit pembangkit.
2. Mengelola risiko yang berkaitan dengan pelaksanaan kerja.
3. Identifikasi dampak pekerjaan terhadap unit dan kelompok kerja dan memproteksi unit dari
keadaan transient yang tidak diantisipasi karena pelaksanaan kerja.
4. Memaksimalkan efisiensi dan efektivitas staff unit dan material.

Simple Inspiring Performing Phenomenal 3


Untuk menuju efektivitas proses manajemen WPC, hal-hal yang harus dilaksanakan adalah
sebagai berikut :

1. Meningkatkan kinerja safety


2. Meningkatkan kinerja equipment dan sistem.
3. Meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya melalui penggunaan sumber daya secara
efisien.
4. Menyusun perencanaan jangka panjang dengan memasukkan perubahan desain, aktivitas
pemeliharaan prediktif, preventif dan overhaul serta penanganan peralatan utama.
5. Mengintegrasikan semua organisasi yang terlibat dalam proses, memberikan penjelasan
mengenai proses, kontribusi terhadap proses, serta pertanggungjawaban dan komitmen
terhadap proses.
6. Menyediakan metodologi yang sesuai dalam memprioritaskan pekerjaan untuk menjamin
pekerjaan dapat selesai tepat waktu.
7. Menyertakan jalur umpan balik yang efektif untuk meningkatkan dan menjamin proses
continual improvement. Termasuk indikator yang terukur dan berarti dan budaya untuk
mendorong feedback dan mempelajari hal yang pernah terjadi.
8. Menyediakan metodologi untuk pendekatan bertingkat pada perencanaan dan penjadwalan.

Gambar 2.2 : Aliran Dasar Work Planning Control

Output dari proses Work Planning and Control ini adalah:

1. Proses bisnis yang menjelaskan setiap aspek dari fungsi perencanaan & pengendalian
pekerjaan pemeliharaan, yang terdiri dari identifikasi pekerjaan, perencanaan &
penjadwalan, pelaksanaan, closing out dan penyampaian data pendukung untuk proses
Reliability Improvement.
2. Menetapkan kebiasaan / budaya kerja yang sesuai dengan proses bisnis Work Planning and
Control dalam rangka mendukung kebutuhan pemeliharaan secara keseluruhan.

Simple Inspiring Performing Phenomenal 4


Perencanaan pemeliharaan terdiri atas :

Periode Perencanaan Aktivitas Utama

a. Rencana 5 tahunan  Menyusun kerangka kerja kegiatan


pemeliharaan utama (khususnya outage
schedule yang membutuhkan pemesanan
strategic spare part) yang akan dilakukan
dalam perioda 5 tahun kedepan (RJP –
Rencana Jangka Panjang)

b. Rencana Tahunan  Menyusun kerangka kerja dalam periode


satu tahun.
 Menyusun anggaran pemeliharaan tahun
yang akan datang (RKAP/PRK)

c. Rencana 3 Bulanan  Review rencana tahunan


 Penjadwalan outage untuk overhaul dan
project besar lain yang akan dilakukan
dalam perioda 3 bulanan (Perlu
diintegrasikan dengan Outage
Management)

d. Rencana mingguan  Menjadwalkan pekerjaan pemeliharaan,


diluar planned outage, untuk minggu
berikutnya.
e. Rencana harian  Mereview dan mengidentifikasi Work Order
yang perlu segera ditindak lanjuti
 Membahas Service Request (Service
Request) yang terbit setiap hari untuk
dilakukan Planning and Schedulling
Tabel 2.1 : Tabel Jenis Perencanaan Pemeliharaan

Jika longterm sampai quarterly planning bersifat strategis, maka weekly dan daily planning
adalah perencanaan yang bersifat operasional.

Simple Inspiring Performing Phenomenal 5


Berikut frame work perencanaan pemeliharaan :
Yearly

4.1
Develop 5 year
Plan
Quarterly

4.2
Planned Develop Plan of the
Outage Year
Monthly
Scheduling
4.3
Yearly PM & Develop Plan of the
PdM Schedule Quarter
Weekly
& Load
Balancing 4.4
Yearly Develop Plan of the
Detail Planning
Maintenance Week
& Scheduling Daily
Budget of individual
Outages 4.5
Work outside Develop Plan of the
Monthly Outages Day
Schedule & – not urgent
Load ( required after 7
Balancing days )
Work outside
Outages
Preventative
– urgent ( required
Maintenance in less than 7 days )
Contractor
Preventative
Corrective
Maintenance
Corrective

Gambar 2.3 : Framework Perencanaan Pemeliharaan

Proses perencanaan pemeliharaan akan mengidentifikasi dan memasukkan semua pekerjaan


yang dibutuhkan oleh rencana pemeliharaan, menjadwalkan outages, mengidentifikasi sumber
daya, peralatan, dan spesialis yang diperlukan termasuk pembiayaan akan tetapi tidak terbatas
pada :

1. Material umum
2. Suku cadang
3. Identifikasi peralatan kritis dan strategis
4. Layanan dari subkontraktor dan penyedia layanan
5. Personil pemeliharaan
6. Jadwal
7. Pengujian
8. Modifikasi Pembangkit

2. Perencanaan Pemeliharaan Jangka Panjang

Dalam rencana pemeliharaan jangka panjang dikenal juga dengan istilah Long Term Planning
(Rencana Jangka Panjang) yang merupakan Rencana 5 tahunan. Maksud dari Rencana 5
tahunan adalah untuk menyediakan kerangka kerja kegiatan pemeliharaan utama yang akan
dilakukan dalam perioda 5 tahun kedepan. Berlaku sebagai acuan yang memberikan petunjuk

Simple Inspiring Performing Phenomenal 6


bilamana kegiatan pemeliharaan lainnya bisa dilakukan. Juga berfungsi sebagai baseline untuk
menentukan Daya Mampu Netto (DMN) dari unit pembangkit.

Long Term Planning (Rencana Jangka Panjang) harus dipaparkan kepada Senior Manajer
Enjiniring Kantor Induk Pembangkitan pada akhir bulan April setiap tahun. Meeting review
pertama dijadwalkan 4 minggu sebelum presentasi final kepada Manajer Bidang Enjiniring Kantor
Induk Pembangkitan.

Draft Rencana Jangka Panjang harus didistribusikan 1 minggu sebelum Meeting Review
pertama.

J F M A M J J A S O N D

Yearly Planning Meeting No. 2


APRIL
Yearly Planning Meeting No. 1
Distribute Draft 5 year plan
Start compiling draft 5 years plan

Gambar 2.4 : Jadwal Plan of Review Meeting

Simple Inspiring Performing Phenomenal 7


Engineering & Planner Engineering & Planner Engineering UP Planning Team Engineering
5 . 1 .5
5 .1.1 5 .1 .2 5 .1 .4 Update 5 - year plan
Obtain planning Prepare a draft Yearly Planning
inputs 5 -year plan Meeting no 1 as per minutes of
meeting

 Current 5 year  Draft Schedule 5 .1.3  UP General Manager


Distribute draft Plan
plan  Resource  Manager’s
 Planned Requirements  Ops & Maint Planner
Outages per  Identify Long  Enjineering
unit Lead Items &
 Operational Services
Plan - 5 year UP General Manager
production
plan
(Dispatchers )
 History
(Forced & 5 .1 . 6
Maint. Distribute Plan
Outages )
 Unit Capacities UP General Manager Planner (Ops &
PJB Planning Team Engineering
 Major Maint)
Modifications / 5 .1 .7 5 .1 .8 5 .1 . 10
Yearly Planning
Upgrades Meeting no 2 : Update 5 -year plan Place Schedule
 Other major Approve 5 -year
as per minutes of onto notice boards
events to be Plan meeting in planning offices
planned for
 Fuel Supply  ROP PJB 5 .1 .9
 UP General Manager Distribute Approved
 Safety Plan
 Insurance  Manager’s
 PJB Budgeting ,  ROP PJB
 Environment
Financing &  UP General Manager Maint. Planner
Corporate Planner  Manager ’s
 Direktorat Niaga  Engineering 5 .1 . 11
 Ops Planner Place orders for
 Maint. Planner long lead items
(Specific Material )
 PJB Budgeting &
Corporate Planner
 Direktorat Niaga

Gambar 2.5 : Prosedur Perencanaan Pemeliharaan Jangka Panjang

Untuk membuat dan mereview rencana produksi dan pemeliharaan jangka panjang, dibutuhkan
masukan sebagai berikut:

1. Rencana produksi 5 tahunan per unit pembangkit dari P3BS (data dari Bidang Produksi)
2. Riwayat jam operasi (EOH- Equivalent Operating Hours) per unit pembangkit
3. Rencana terakhir pemeliharaan 5 tahunan dari unit pembangkit
4. Perkiraan planned outage untuk unit pembangkit lain
5. Riwayat forced outage selama 5 tahun kebelakang
6. Riwayat derating selama 5 tahun kebelakang
7. Kapasitas produksi untuk masing-masing unit pembangkit
8. Improvement project yang akan dilakukan (Re-desain, upgrade, retrofit dan lainnya)
9. Jadwal Shutdown/Overhaul (Pemeliharaan Periodik) dalam bentuk tanggal kalender
10. Kebutuhan bahan bakar dalam 5 tahun kedepan
11. Kebutuhan peralatan keselamatan kerja
12. Persyaratan asuransi
13. Kebutuhan / persyaratan lingkungan hidup

Simple Inspiring Performing Phenomenal 8


Perencanaan (Operasi, Pemeliharaan, Engineering dan Outage Management) harus mampu
berkoordinasi dengan baik dalam melakukan Review rencana 5 tahunan dan menambahkan
perencanaan untuk tahun ke 5 yang baru dengan melakukan hal-hal, sebagai berikut:

1. Kompilasi jadwal 5 tahunan, untuk mengetahui durasi kebutuhan planned outages dan
Improvement Project (Re-desain, upgrade, retrofit dan lainnya) yang akan dilakukan.
2. Penetapan Daya Mampu Netto untuk setiap Unit Pembangkit.
3. Membandingkan Daya Mampu Netto dengan realisasi produksi 5 tahunan terakhir.
Menyesuaikan jadwal untuk memenuhi rencana produksi
4. Jika rencana produksi tidak dapat dipenuhi, maka dilakukan koordinasi penurunan rencana
produksi oleh Bidang Produksi.
5. Lakukan perkiraan biaya untuk pelaksanaan outages.
6. Identifikasi suku cadang dan kebutuhan material outage, yang membutuhkan waktu
pengadaan (lead time) 12 bulan atau lebih (membutuhkan waktu 12 bulan atau lebih untuk
sampai di lokasi sejak tanggal order dimulai).
7. Strategi peningkatan Tactical Maintenance
8. Membuat kompilasi rencana pemeliharaan 5 tahunan (jadwal outage, kebutuhan sumber
daya)
9. Membuat kompilasi rencana operasi 5 tahunan (jadwal outage)

Penyusunan rencana 5 tahunan ini melibatkan :

1. General Manager Kantor Induk Pembangkitan


2. Senior Manajer Enjiniring Kantor Induk Pembangkitan
3. Manajer UPK (Unit Pelaksana Pembangkitan)
4. Manajer Bagian Operasi UPK
5. Manajer Bagian Pemeliharaan UPK
6. Manajer Bagian Enjiniring UPK
7. Manajer Bagian Coal & Ash Handling UPK
8. Manajer Bagian KSA
9. Manajer Unit Pelayanan Pusat Listrik
10. Rendal Har UPK
11. Enjiniring – Pengelola Sistem UPK
12. Rendal Operasi UPK

3. Perencanaan Pemeliharaan Jangka Pendek

Jika Rencana 5 Tahunan bersifat jangka panjang karena keterkaitan antara tahun yang satu
dengan tahun-tahun lain ke depannya selama 5 tahun. Maka perencanaan pemeliharaan jangka
pendek merupakan turunan dari Rencana 5 tahunan yang berfokus pada lingkup satu tahunan

Simple Inspiring Performing Phenomenal 9


(Yearly Planning). Dimana lingkup satu tahunan ini akan diturunkan lagi menjadi Rencana 3
Bulanan (Quarter Planning), Rencana Mingguan (Weekly Planning) dan Rencana Harian (Daily
Planning).

3.1 Rencana Tahunan (Yearly Planning)

Maksud dari Rencana Tahunan adalah :

1. Menyusun RKAP yang akan dipakai sebagai kerangka kerja baseline dalam periode satu
tahun dengan mengacu RJP (Rencana Jangka Panjang) yang telah ditetapkan, data operasi
dan pemeliharaan tahun berjalan.
2. Melakukan Identifikasi dan pengaturan beban kerja :
 Mendahulukan pekerjaan yang mempunyai prioritas tinggi
 Melakukan Work Load Smoothing pemeliharaan preventif antara lain dengan cara
mengatur pekerjaan yang memiliki frekuensi lebih rendah, misalnya tahunan atau 6
bulanan, menunda pekerjaan yang tidak kritikal serta memiliki frekuensi tinggi seperti
tugas harian atau mingguan dan melakukan eliminasi kegiatan yang tidak perlu.
 Melakukan Resource Planning agar kegiatan pemeliharaan dapat dilakukan oleh tenaga
kerja dengan kualifikasi yang tepat dan sesuai persyaratan tenaga kerja
Planner Planner Planner Planner
5.2.4
5.2.2
5.2.1 5.2.3 Allocate Estimated
Indicate Planned
Plot 52-week List ALL Scheduled Duration /
Outages / Projects
Calender Tasks Workgroup / skill
(from 5-year plan)
level / week Scheduled
Maintenance
(PM &
Planner Planner Planner Planned
5.2.5 Outages)
Determine 5.2.7
5.2.6
Available Labour Address
Identify Imbalances
hours / Workgroup / Imbalances
skill level / week

Planner
Corrective
5.2.8
Maintenance Allocate Estimated
(CM, UHAR, Duration /
Workgroup / skill
Contractor) level / week

Planner Planner Team Planner Planner

5.2.9 5.2.10
5.2.12
Determine Compile 5.2.11 MIMS
Update Plan of the
Required Spares & Maintenance & Review Meeting
Year
Tools Capital Budget

 Manager Maintenance 5.2.13


 Manager Engineering Update MIMS
& Staff
 SpvS Management Maint. Planner
Outage
 SpvS Maint Planner 5.2.14
 SpvS Maint. M,L,K Place order for long
 SpvS Ops lead items
(3 months plus)
 Maintenance Planner
 Managemen Outage

Gambar 2.6 : Prosedur Perencanaan Pemeliharaan Jangka Pendek

Simple Inspiring Performing Phenomenal 10


Rencana Tahunan di-review setiap tiga bulan dengan cara melakukan evaluasi kinerja tiga bulan
sebelumnya dan rencana kerja untuk tiga bulan berikutnya. Review Meeting dilakukan pada
pertengahan bulan terakhir dalam tiap kwartal seperti terlihat pada gambar berikut.

Gambar 2.6 : Jadwal Plan of Review Meeting Pemeliharaan Tahunan

Evaluasi anggaran tahunan ini melibatkan :

1. General Manager Kantor Induk Pembangkitan


2. Senior Manajer Enjiniring Kantor Induk Pembangkitan
3. Manajer UPK (Unit Pelaksana Pembangkitan)
4. Manajer Bagian Operasi UPK
5. Manajer Bagian Pemeliharaan UPK
6. Manajer Bagian Enjinering UPK
7. Manajer Bagian Coal Ash Handling UPK
8. Manajer Bagian KSA UPK
9. Manajer Unit Pelayanan Pusat Listrik
10. Rendal Har UPK
11. Enjiniring – Pengelola Sistem UPK
12. Rendal Operasi UPK
13. K3 / K2L UPK

3.2 Rencana 3 Bulanan (Quarterly Planning)

Maksud utama dari Rencana 3 bulanan adalah untuk merencanakan dan menjadwalkan Outage
untuk overhaul dan project besar lain yang akan dilakukan dalam perioda 3 bulanan. Rencana 3
bulanan harus di-review setiap bulan, pada akhir bulan.

Simple Inspiring Performing Phenomenal 11


J F M A M J J A S O N D

Plan of the Quarter Meeting


These move on
“Plan of the Quarter” Window to be reviewed with a month -
1. Approve Plans & Schedules for 1st month in Window from month to
month.
2. Review & refine scope,/ priorities & Specific Materials for 2nd month in Window
3. Confirm Outages & Projects for “Plan of the Quarter” window & Start
prepare scope, priorities & Specific Materials for 3rd month in Window

Gambar 2.7 : Jadwal Review Perencaraan Pemeliharaan 3 Bulanan

Meeting 1 : Confirm Projects & Start prepare scope ,


priorities & Specific Materials
Meeting 2 : Review & refine scope ,/ priorities & Specific
Materials
Meeting 3 : Approve Plans & Schedules

Project 3

J F M A M J J A S O N D
C
B
A

Project 2
Meeting 3 : Approve Plans & Schedules
Meeting 2 : Review & refine scope , / priorities & Specific
Materials
Meeting 1 : Confirm Projects & Start prepare scope ,
priorities & Specific Materials

Project 1
Meeting 3 : Approve Plans & Schedules
Meeting 2 : Review & refine scope , / priorities & Specific
Materials
Meeting 1 : Confirm Projects & Start prepare scope ,
priorities & Specific Materials

Gambar 2.8 : Contoh Projek dengan Jadwal Review Perencaraan Pemeliharaan 3 Bulanan

Simple Inspiring Performing Phenomenal 12


Planner Planner Project Team Planner Planner Planner
5.3.2 5.3.5
5.3.1 5.3.3 Identify additional
Identify Major 5.3.4
Identify Project to Meeting 1 scope of work Ellipse
Projects to be Prepare Standard (From PdM, PM,
be executed within Confirm Projects for
executed within Scope of Work Incident Logs,
next Quarter next Quarter UHAR)
next Quarter
6 Months prior to 5.3.6
Project Create WO’s where
necessary

Planner
Planner Planner Planner

5.3.7 5.3.8 5.3.10


No 5.3.9
Identify ALL Specific Identify tasks where
Initiate Purchase
Specific Material Material material will not be
Procedure
required. Available? available for Project

Yes

Maint.Manager &
Planner Outage Team Planner Planner
UPHT
5.3.12 5.3.13
5.3.11 5.3.14 5.3.15
Meeting 2 Update scope of
Prioritise tasks to Approve minutes & Distribute Scope of
Review / refine work & Specific
be carried out final scope of work Work to Planner UP
scope / priority & Material from
during outage. & Specific Material & UPHT
Specific Material meeting
3 Months prior to
Project

UPHT UPHT Project Team Planner


5.3.19
5.3.16 5.3.18
5.3.17 Distribute schedule
Plan all tasks (HR, Meeting 3
Prepare Overhaul to Ops SpvS,
Spares, tools, Approve Overhaul
schedule Maint. SpvS & Spv
Support Eq) Plan & Schedule
& UPHT
10
1 Week prior to
Project

Planner Maint. Manager Planner Maint. Manager


Planner

Ellipse Ellipse Ellipse Ellipse Printer

5.3.24
5.3.20 5.3.21 5.3.22 5.3.23 Print Job Cards
Upload to MIMS & Approve Work Issue requisitions Approve
Create WO’s Orders Specific Spares Requisitions
Parent, Sub,
Standing
To be completed within One Week after Meeting 3

Gambar 2.9 : Prosedur Pemeliharaan Triwulan

Penyusunan rencana 3 bulanan ini melibatkan :

1. Manajer UPK (Unit Pelaksana Pembangkitan)


2. Manajer Bagian Operasi UPK
3. Manajer Bagian Pemeliharaan UPK
4. Manajer Bagian Enjinering UPK
5. Manajer Bagian Coal Ash Handling UPK
6. Manajer Bagian KSA UPK
7. Manajer Unit Pelayanan Pusat Listrik
8. Rendal Har UPK
9. Enjiniring – Pengelola Sistem UPK
10. Rendal Operasi UPK
11. K3 / K2L UPK

Simple Inspiring Performing Phenomenal 13


3.3 Rencana Mingguan (Weekly Planning)

Tujuan dari rencana mingguan adalah menyiapkan jadwal pekerjaan pemeliharaan dengan
prioritas Normal, diluar planned outage, pada setiap jenis kegiatan pemeliharaan untuk minggu
berikutnya. Pada Hari yang disepakati untuk rapat mingguan, dari Sistem, ditarik data daftar
seluruh WO yang siap dieksekusi dan WO-WO identifikasi berstatus NORMAL (baru dikerjakan
setelah 7 hari di depan dan tidak tergolong planned outage), termasuk WO Preventive
Maintenance dan WO Proactive Maintenance yang telah disepakati jadwalnya. Rencana
mingguan ini dilakukan pada hari tertentu dalam 1 minggu.

Penyusunan rencana mingguan ini melibatkan :

1. Manajer Bagian Operasi UPK


2. Manajer Bagian Pemeliharaan UPK
3. Manajer Bagian Enjinering UPK
4. Manajer Bagian Coal Ash Handling UPK
5. Manajer Unit Pelayanan Pusat Listrik
6. Rendal Har UPK
7. Enjiniring – Pengelola Sistem UPK
8. Rendal Operasi UPK
9. Pelaksana Pengadaan UPK
10. K3 / K2L UPK

Simple Inspiring Performing Phenomenal 14


Planner

Ellipse 5.4.19
Outage Planning
Mondays

5.4.1
Extract list of work  Follow-up on Specific Material
orders to be started orders
from next week
onwards

5.4.2
Preventative
Maintenance
Planning

 Weekly list of standard PM’s


 Additional PM’s required Planner Planner
Planner
5.4.6 5.4.7
5.4.3 5.4.8
Mondays to Tuesday

Is an outage Yes Can it be Yes


Corrective Update task detail
(maint./ planned) postponed till 4.3.4
Maintenance & Mark WO for next
required to do next planned
Planning Planned Outage
a job? outage?

 WO’s from reported faults No Maint. Outage No


 WO’s resulting from PM’s and
PdM’s Planner Planner
5.4.9 5.4.10
5.4.4 ID additional tasks Negotiate outage
Repair by UPHT (planning time & duration with
completed) to be
Planning done during Maint. Ops Planner &
Outage Dispatcher.
Opportunity
 WO’s from reported faults
 WO’s resulting from PM’s and
PdM’s Planner Planner
Planner
5.4.11
5.4.5
Complete Planning Ellipse Printer
Repair by
& Schedule tasks
Contractor Planning
for next week
5.4.13
 Do resource 5.4.12 Print Job Lists for
 WO’s from reported faults smoothing Upload schedule next week for
 WO’s resulting from PM’s and  Job Description review meeting
into SIT Ellipse
PdM’s

Weekly Review Team Planner


Wednesday to

Planner SpvS
5.4.14
Thursday

Weekly Review 5.4.15


Meeting Update & Finalise Ellipse
 Schedule Schedules
 Backlog
 Maint Manager 5.4.16
 Ops Manager Approve Work
 Planner SpvS Orders
 Planner
 Maint SpvS
 Niaga SpvS
 Civil SpvS Planner SpvS
 PDM SpvS Planner
 System Owner SpvS
 Ops SpvS Printer
Fridays

 Ops Planner SpvS


 Outage SpvS 5.4.17 5.4.18
 Purchasing SpvS Print Job Cards Distribute Job
 Inventory Control SpvS PdM Job List Cards & PdM Job
 Laboratorium SpvS List

Gambar 2.10 : Prosedur Pemeliharaan Mingguan

Simple Inspiring Performing Phenomenal 15


3.4 Rencana Harian (Daily Planning)

Tujuan dari rencana harian adalah menyiapkan dan merencanakan seluruh kegiatan
pemeliharaan yang bersifat urgent, diluar planned outage dan tidak termasuk dalam Plan of the
Week.
Fungsi dan Agenda rapat harian, sebagai berikut :

1. Supervisor Operasi Unit menyampaikan kondisi terakhir unit ke Rendal Operasi Sektor
2. Rendal Operasi menyampaikan kondisi unit terakhir.
3. Membahas Backlog Emergency / Urgent Maintenance.
4. Mereview Service Request (SR) dan menerbitkan Work Order dari Service Request (SR)
yang terbit. Dalam rapat harian ini tidak mendiskusikan Service Request (SR) secara
mendalam, tapi untuk mengalokasikan grup (workgroup) pelaksana pekerjaan
pemeliharaan.
Prioritas tindakan pemeliharaan dengan kriteria, sebagai berikut:
 Emergency adalah pekerjaan yang harus dieksekusi maksimal selama 2 x 24 jam (2
hari).
 Urgent adalah pekerjaan yang dapat direncanakan, dijadwalkan dan diselesaikan
maksimal dalam waktu 7 hari kedepan.
 Normal adalah pekerjaan yang dapat direncanakan, dijadwalkan dan diselesaikan lebih
dari 7 hari kedepan.
 Outage adalah pekerjaan yang pelaksanaannya hanya dapat dilakukan pada saat Unit
Shutdown.
5. Menentukan personil Perencanaan untuk melakukan Planning and Schedulling (Assign to).
Menentukan tanggal selesainya pekerjaan pemeliharaan (Target date) sesuai informasi
kondisi unit.
6. Review Work Order yang backlog.
7. Review Work Order yang direncanakan selesai dalam 24 jam kedepan.

Pelaksanaan rapat harian ini melibatkan :

1. Manajer Bagian Operasi UPK


2. Manajer Bagian Pemeliharaan UPK
3. Manajer Bagian Enjinering UPK
4. Manajer Bagian Coal Ash Handling UPK
5. Manajer Unit Pelayanan Pusat Listrik
6. Rendal Har UPK
7. Enjiniring – Pengelola Sistem UPK
8. Rendal Operasi UPK
9. Pelaksana Pengadaan UPK
10. K3 / K2L UPK

Simple Inspiring Performing Phenomenal 16


Planner
Daily
Ellipse 5.5.15
Outage Planning
Planner
5.5.1 5.5.4
From WO’s raised,
5.5.2 Identify additional Last week before outage
5.5.3 PM Tasks to be  Follow-up on Specific Material
Extract list of urgent done today orders
work orders to be
 Additional PM’s
done in next 7 days
required Planner
(from Morning
Meeting) Planner Planner
5.5.8 5.5.9
5.5.5 5.5.7 ID additional tasks
Yes Negotiate outage
Corrective Is a forced (planning
completed) to be time & duration with
Maintenance outage required
done during Forced Ops Planner &
Planning to do a job? Outage Dispatcher.

 WO’s from reported faults No


 WO’s resulting from PM’s and
PdM’s

5.5.6
Repair by UPHT
Planning

 WO’s from reported faults


 WO’s resulting from PM’s and
PdM’s Planner Planner
5.5.10
Complete Planning Ellipse
& Schedule tasks
for today

 Do resource 5.5.11
smoothing Upload schedule
 Job Description
 Check with into SIT Ellips
Weekly Plan

Planner SpvS
Planner

Ellipse Printer

5.5.13
5.5.12 Print Job Cards
Approve Work
Orders

Planner SpvS

5.5.14
Distribute Job
Cards

Gambar 2.11 : Prosedur Pemeliharaan Harian

Dalam eksekusi pemeliharaan yang termasuk ke dalam Work Planning and Control adalah
sebagai berikut :

1. Non Tactical Maintenance yaitu pemeliharaan yang tidak terencana yang mencakup
Emergency Maintenance dan Corrective Maintenance.
2. Tactical Maintenance yaitu pemeliharaan yang terencana yang mencakup Run to Failure,
Preventive Maintenance, Improvement / Proactive Maintenance, dan Predictive
Maintenance.

Simple Inspiring Performing Phenomenal 17


3.4.1 Emergency Maintenance (EM)

Pekerjaan emergency juga tidak melalui fase planning maupun scheduling. Pada kondisi
emergency, operator akan langsung menghubungi Supervisor Pemeliharaan atau teknisi secara
langsung agar segera melakukan penormalan melalui prosedur on call. Operator juga akan
langsung menerbitkan WO Emergency.

Suatu pemeliharaan yang harus segera dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan atau
akibat lain yang lebih serius. Emergency Maintenance harus segera dilakukan untuk
menormalkan gangguan dengan kriteria :
 Gangguan peralatan yang membahayakan keselamatan kerja atau instalasi (safety)
 Gangguan peralatan sehingga unit trip (forced outage)
 Gangguan peralatan sehingga unit mengalami derating lebih dari 20% DMN
 Gangguan peralatan sehingga unit mengalami derating kurang dari 20 % DMN tetapi
mengakibatkan defisit pada sistem kelistrikan

3.4.2 Corrective Maintenance (CM)

Corrective Maintenance didefinisikan sebagai “The remedial action carried out due to failure or
deficiencies discovered during preventive maintenance, to repair an equipment/item to its
operational state” (Dhillon, B. S, 2002 : Engineering Maintenance, a Modern Approach), dapat
diterjemahkan menjadi tindakan perbaikan karena terjadinya kerusakan atau defisiensi yang
ditemukan selama Preventive Maintenance, dimaksudkan untuk memperbaiki peralatan pada
kondisi operasi normalnya.

Corrective Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan atau perbaikan peralatan yang tidak
terjadwal atau suatu pemeliharaan yang dilakukan untuk mengembalikan peralatan supaya
bekerja dan berfungsi sebagaimana mestinya. Corrective Maintenance dapat dilakukan saat
peralatan sedang beroperasi maupun stand by ataupun peralatan sedang tidak beroperasi. Yang
termasuk dalam Corrective Maintenance adalah perbaikan, penggantian, atau restorasi (proses
mengembalikan seperti kondisi sebelumnya).
Karakteristik Corrective Maintenance biasanya bersifat unscheduled dan unplanned karena
memang diawali oleh adanya ketidaksesuaian operasi. Kalaupun bisa direncanakan, waktunya
akan sangat terbatas. Oleh karenanya perlu tindakan yang cepat untuk menghindarkan
terjadinya business interrupt yang lebih fatal. Namun ini sedikit berbeda dengan emergeny
maintenance yang menyebabkan breakdown peralatan. Beberapa tahapan yang perlu dilakukan
dalam Corrective Maintenance antara lain :

a. Mengenali kerusakan

Simple Inspiring Performing Phenomenal 18


Pengenalan kerusakan menjadi hal terpenting dalam Corrective Maintenance karena hal ini
akan menentukan analisis dan tindakan berikutnya. Peran Bidang Produksi sangat
menentukan pada fase ini. Dalam membuat Service Request / ILS, operator harus mampu
menginformasikan sejelas mungkin, seperti kronologi kejadian, indikator yang bekerja
termasuk standar parameternya. Lebih baik Service Request / ILS dilengkapi foto sehingga
memudahkan pengenalan awal. Di lapangan, lokasi kerusakan peralatan juga harus
ditagging untuk memudahkan teknisi dalam mengidentifikasi.

b. Melokalisir kerusakan pada sebuah sistem ke peralatan/item yang spesifik


Agar suatu kerusakan tidak merembet pada peralatan atau sistem yang lain, teknisi
pemeliharaan harus melakukan isolasi agar kerusakan tersebut tidak melebar. Misalnya
dengan melepas breaker-breaker yang terhubung dengan peralatan lain, melakukan change
over, atau menutup block valve. Tindakan ini sangat tergantung dengan kondisi lapangan.
c. Mendiagnosa peralatan untuk mengidentifikasi part/komponen yang rusak

Langkah selanjutnya adalah mendiagnosa kerusakan untuk memastikan komponen atau


part apa yang menjadi penyebab kerusakan. Terkait diagnosa, teknisi harus mampu memilih
tool yang tepat. Di sini jam terbang menjadi faktor penentu keberhasilan diagnosa sehingga
harus ada proses tandem dan transfer knowledge antara yang senior dan junior

d. Mengganti atau memperbaiki part/komponen yang rusak


Setelah diketahui part penyebab kerusakan, perlu dipikirkan apakah part tersebut bersifat
repairable atau memang harus diganti. Dua opsi ini harus dioptimasi secara tepat sehingga
menghasilkan keputusan yang tepat dan ekonomis. Kalaupun perlu diganti, apakah spare
part tersedia di gudang? Apakah harus beli? Kalau beli berapa harga dan leveringnya.
Kalaupun bisa direpair, perlu diperhitungkan seberapa lifetime yang bisa diharapkan setelah
perbaikan. Proses repair apakah bisa dikerjakan sendiri atau harus menggunakan jasa pihak
ketiga. Sekali lagi, hal ini harus dikaji secara cermat. Pada kasus yang cukup kompleks atau
melibatkan asset dengan nilai yang cukup mahal, Enjinering telah memiliki tool Life Cycle
Cost Analysis (LCCA) untuk menentukan pilihan terbaik.

e. Melakukan pemeriksaan dan mengembalikan sistem dapat in-service lagi.


Setelah proses identifikasi, perbaikan, dan penggantian telah dilakukan, langkah selanjutnya
adalah penormalan sehingga peralatan dapat in service kembali. Dalam hal ini bisa jadi
diperlukan penyetelan atau alignment. Di sini tetap diperlukan kecermatan meskipun
diberikan waktu yang singkat. Jangan sampai terjadi maintenance induces failure, yaitu
tindakan pemeliharaan yang justru menjadi penyebab terjadinya kerusakan yang lebih parah
atau terjadi kerusakan berulang. Sebagaimana dibahas pada bab sebelumnya, rework event
adalah rapor merah Tim Pemeliharaan.

Simple Inspiring Performing Phenomenal 19


Keberhasilan corrective maintenance sangat ditentukan oleh :

 Keakuratan identifikasi permasalahan yang baru terjadi


 Planning pekerjaan yang efektif, meliputi skill planner, kelengkapan database mengenai
standar perbaikan, prosedur repair yang lengkap, labour skill yang dibutuhkan, tool spesifik,
part, dan peralatan.
 Prosedur repair yang tepat.
 Waktu yang tepat untuk repair.
 Verifikasi hasil repair.

3.4.3 Run to Failure (RTF)

Pada kegiatan ini, peralatan dibiarkan mengalami kondisi abnormal hingga rusak. Tindak lanjut
perbaikannya adalah melakukan penggantian dengan peralatan baru. Jenis pemeliharaan Run
To Failure dapat diterapkan pada Peralatan yang memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut :

1. Kerusakan tidak berdampak terhadap Availability, Reliability, Efisiensi dan Produksi Unit
2. Effort untuk melakukan maintenance lebih berat dibandingkan Run to Failure

Daftar peralatan yang dikategorikan Run to Failure ditetapkan oleh bidang Enjiniring.

3.4.4 Preventive Maintenance (PM)

Pemeliharaan ini berlangsung dari tahun 1950-an sampai tahun 1970-an. Saat itu orang mulai
memahami urgensi pemeliharaan sebagai supporting produksi. Filosofi pemeliharaan menganut
paham Preventive Maintenance yaitu usaha pemeliharaan dilakukan secara terencana dalam
interval waktu tertentu (time based maintenance) agar kerusakan dapat dicegah sebelumnya,
tanpa mempedulikan adanya tanda-tanda kerusakan. Termasuk dalam pemeliharaan ini adalah
overhaul (OH), yaitu inspeksi yang dilaksanakan secara periodic sesuai jam operasi peralatan.
PM cocok diterapkan pada peralatan yang kerusakannya menyebabkan dampak yang serius
pada produksi.

Dhillon B. S, dalam bukunya Engineering Maintenance A Modern Approach (2002)


mendefinisikan PM sebagai “The care and servicing by individual involved with maintenance to
keep equipment/facilities in satisfactory operational state by providing for systematic inspection,
detection, and correction of incipient failures either prior to their occurrence or prior to their
development into major failure”.

Atau bisa diterjemahkan sebagai perawatan dan servis oleh individu yang terlibat dalam
pemeliharaan untuk menjaga peralatan / fasilitas dalam kondisi operasional yang memuaskan

Simple Inspiring Performing Phenomenal 20


dengan menyediakan pemeriksaan yang sistematis, deteksi, dan koreksi atas kegagalan dini
sebelum terjadi kegagalan yang lebih besar.

Jadi meski terkesan sepele –dan kadangkala dipadang sebelah mata oleh sebagian kalangan-
semangat PM adalah untuk menghindarkan kegagalan yang lebih besar. PM memang identik
dengan aktivitas BKL (bersihkan, kencangi, lumasi). Dalam penelitiannya, Terry Wireman (1996)
menjelaskan, tidak dilaksanakannya aktivitas bersihkan, kencangi, dan lumasi akan berkontribusi
pada 50% terjadinya breakdown. Contoh lain mengenai baut pengikat. Dalam sebuah survey
kepada para teknisi senior, responden tersebut mengakui dengan penambahan pelumas pada
baut pengikat akan menurunkan torsi yang diperlukan untuk melepas baut dari 100 ft lb menjadi
75 ft lb tergantung pelumas yang digunakan. Ini tentu akan berdampak bagi kecepatan eksekusi
pekerjaan. Secara lebih lengkap, Preventive Maintenance bertujuan untuk :

• Meningkatkan usia produktif peralatan


• Mengurangi breakdown critical equipment
• Memungkinkan dilakukannya planning dan scheduling yang lebih baik
• Meminimalkan loss of production akibat kegagalan peralatan
• Meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja Tim Pemeliharaan

Preventive Maintenance dibangun atas 7 elemen sebagaimana diilustrasikan pada gambar


dibawah

Gambar 2.12 : Elemen Preventive Maintenance

 Inspection : secara periodik melakukan pemeriksaan terhadap fisik peralatan untuk


kemudian dibandingkan dengan karakterisitiknya dan dijaga agar tetap memenuhi standar.

Simple Inspiring Performing Phenomenal 21


 Servicing : pembersihan, pelumasan, charging, preservasi peralatan untuk mencegah
terjadinya kegagalan dini
 Calibration : secara periodik melakukan pengukuran karakteristik peralatan dibandingkan
dengan standar manualnya menggunakan peralatan yang sudah terkalibrasi.
 Testing : secara periodic melakukan testing untuk memastikan tidak terjadinya degradasi
mekanikal maupun elektrikal.
 Alignment : Melakukan perubahan variabel khusus pada peralatan untuk mencapai kondisi
optimal
 Adjustment : Melakukan penyetelan pada variabel khusus peralatan untuk mencapai unjuk
kerja optimal.
 Installation : melakukan penggantian secara periodik untuk part-part yang memang
mengharuskan penggantian rutin untuk menghindarkan terjadinya degradasi peralatan.

3.4.5 Improvement / Proactive Maintenance

Seperti dijelaskan di muka, kebijakan pemeliharaan yang baik bukan hanya berhenti pada
mewujudkan pemeliharaan yang efektif namun bagaimana menghilangkan aktivitas
pemeliharaan secara keseluruhan. Dan tujuan ini dapat diakomodasi oleh improvement
maintenance. Jenis pemeliharaan ini bersifat meningkatkan kondisi yang sudah ada untuk
menjadi lebih baik (improvement). Dapat didefinisakn juga sebagai suatu kegiatan yang
dilakukan untuk suatu proyek atau modifikasi peralatan atau unit, baik untuk mengembalikan
atau menambah kemampuan dan keandalan peralatan atau unit.

Dengan demikian pelaksanaan pekerjaan ini bisa bersifat menambah asset atau bisa juga hanya
menyempurnakan kinerja peralatan atau unit. Improvement maintenance dibagi menjadi tiga,
yaitu :

1. Design Out Maintenance


adalah aktivitas untuk mengeliminasi sebab pemeliharaan, penyederhanaan pemeliharaan,
atau meningkatkan performa peralatan (dari sudut pandang pemeliharaan) dengan
melakukan redesain mesin dan fasilitasnya yang rentan terhadap gangguan, dan pekerjaan
perbaikan atau penggantian memerlukan biaya yang sangat mahal
2. Engineering Services
termasuk di dalamnya pembangunan, modifikasi, pemindahan, pemasanganm dan
penataan ulang fasilitas.
3. Shutdown Improvement Maintenance
salah satu tipe improvement maintenance yang dilaksanakan saat line produksi stop total.

Simple Inspiring Performing Phenomenal 22


3.4.6 Predictive Maintenance

Jenis pemeliharaan ini berlangsung dari tahun 1970 sampai sekarang. Filosofi pemeliharaan
menganut paham Condition Maintenance , yaitu usaha pemeliharaan melalui monitoring kondisi
peralatan secara periodik dengan selalu melakukan analisis agar tindakan pemeliharaan
dilakukan pada saat yang tepat secara teknis maupun ekonomis. Predictive Maintenance (PdM)
bermanfaat untuk meningkatkan kualitas produksi, availability, dan reliability yang tinggi, dan
memaksimalkan umur peralatan (life time) serta pemanfaatan biaya pemeliharaan yang efektif.
EPRI menunjukkan saving cost dari PdM sebesar 8-12 persen dibanding dengan implementasi
PM.

Simple Inspiring Performing Phenomenal 23

Anda mungkin juga menyukai