Disusun oleh
Puji dan syukur senantiasa kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan hasil makalah yang berjudul
“PEMELIHARAAN DAN KEANDALAN”.
Tidak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah manajemen operasional yang yang telah membimbing dan membantu kami
dalam proses penyusunan makalah ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan
kepada teman-teman yang telah membantu baik secara moral maupun material
sehingga makalah ini dapat terwujud.
Kelompok 12
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...iii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………….
……………...1
1.3 Tujuan…………….……………………………….…………………..
……….2
BAB 2 PEMBAHASAN…………………………….……………….……………3
2.3 Keandalan………………………….……………….…………….……………6
2.4 Pemeliharaan………………………….……………….…………….……….10
iii
2.5 Pemeliharaan Produktivitas Total………………………….…………………
19
BAB 3 PENUTUP…………………..……………………………………………23
3.1 Kesimpulan……...……………………………..………..…………….…...…
23
3.2 Saran………………………………………………………………………….23
DAFTAR PUSTAKA……………………….
…………………………………....24
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Reliabilitas adalah suatu hal pokok dalam pengukuran keandalan suatu alat
atau komponen dari suatu peralatan baik dalam sistem produksi maupun dalam
sistem pelayanan. Reliabilitas mesin produksi yang tinggi dapat membantu
kelancaran produksi dalam suatu perusahaan dan meminimasi jumlah kegagalan
produk. Hal ini merupakan harapan bagi setiap pengguna sistem maupun pemilik
sistem. Namun reliabilitas suatu peralatan dari waktu kewaktu akan menurun atau
berkurang. Permasalahan ini muncul karena adanya faktor keausan mekanik
selama pemakaian, faktor usia mesin, lamanya mesin beroprasi, faktor ketahanan
bahan penyusun peralatannya serta faktor lain yang berpengaruh dari
lingkungan.Secara umum manfaat dari aktifitas pemeliharaan dilakukan untuk
mencegah terjadinya kerusakan dan melakukan perbaikan apabila terjadinya
kerusakan. Pada umumnya aktifitas pencegahan kerusakan akan lebih baik
daripada memperbaiki, namun dalam kenyataannya kerusakan tetap terjadi. Biaya
pemeliharaan terbesar biasanya bukan berasal dari biaya pecegahan atau
1
perbaikan, akan tetapi biaya yang timbul karena berhentinya proses produksi
secara kesuluruhan. Oleh karena itu perlu adanya kebijakan pemeliharaan dari
manajemen secara terstruktur.
I.3 Tujuan
1. Mengetahui dan menjelaskan pengertian dari pemeliharaan.
2. Mengetahui dan menjelaskan Tujuan dan kebijakan pemeliharaan.
3. Mengetahui dan menjelaskan pengertian dari Keandalan.
4. Mengetahui dan menjelaskan Pemeliharaan produktif total.
5. Mengetahui dan menjelaskan Teknik untuk menetapkan kebijakan
pemeliharaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
maintenance seringkali digunakan dan diartikan sebagai pemeliharaan atau
perawatan. Pemeliharaan atau perawatan merupakan konsep aktivitas yang
diperlukan untuk menjaga kualitas mesin agar dapat berfungsi dengan baik seperti
kondisi normalnya. Pemeliharaan merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan
untuk mengembalikan atau mempertahankan kondisi mesin agar selalu dapat
berfungsi. Pemeliharaan juga merupakan kegiatan pendukung yang menjamin
kelangsungan mesin dan peralatan sehingga pada saat dibutuhkan dapat digunakan
sesuai harapan. Sehingga kegiatan pemeliharaan merupakan seluruh rangkaian
aktivitas yang dilakukan untuk mempertahankan mesin dan peralatan pada kondisi
operasional dan aman, serta apabila terjadi kerusakan dapat dikendalikan (Ansori
& Mustajib, 2014).
4
6. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mangkin, dengan
melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien.
7. Mengadakan suatu kerja sama yang erut dengan fungsi-fungsi utama
lainnya dari suatu perusahaan untuk mencapai tujuan utama perusahaan
yaitu tingkat keuntungan (vestment) yang sebaik mungkin dan total biaya
yang terendah.
5
produksi ini dimaksudkan untuk itu diperlukan usaha-usaha perbaikan
segera jika terdapat kerusakan pada peralatan.
4. Kegiatan administrasi (Clerical Work), pekerjaan administrasi ini
merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan-pencatatan
mengenai biaya-biaya yang terjadi dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan
pemeliharaan dan biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan
pemeliharaan, komponen (spareparts) yang di butuhkan, laporan kemajuan
(progress report) tentang apa yang telah dikerjakan. Waktu dilakukannya
inspeksi dan perbaikan, serta lamanya perbaikan tersebut, komponen
(spareparts) yag tersedia di bagian pemiliharaan. Jadi, dalam pencatatan ini
termasuk penyusunan planning dan scheduling, yaitu rencana kapan suatu
mesin harus dicek atau diperiksa, diminyaki atau di servis dan direparasi.
5. Pemeliharaan bangunan (housekeeping), kegiatan ini merupakan kegiatan
untuk menjaga agar bangunan gedung tetap terpelihara dan terjamin
kebersihannya.
II.3 Keandalan
Keandalan didefinisikan sebagai probabilitas komponen, peralatan, mesin,
atau sistem tetap beroperasi dengan baik sesuai dengan fungsi yang diharapkan
dalam interval waktu dan kondisi tertentu.
6
penyerahan tepat waktu, telah mendorong kebutuhan peralatan (equipment) atau
mesin (machine) pada tingkat keandalan (reliability) yang tinggi.
Terdapat dua cara untuk meningkatkan kinerja dari keandalan, cara ini
tidak hanya dapat diterapkan pada suatu proses tetapi dapat diterapkan untuk
keseluruhan sistem. Tujuannya untuk menjaga agar sistem berjalan dengan baik.
Rs = R1 x R2 x R3 x …x Rn
atau individu mungkin hanya mempunyai tingkat keandalan tersendiri, dengan
perkiraan bahwa keandalan sebuah komponen individu tidak bergantung pada
keandalan komponen yang lain (setiap komponen berdiri sendiri). Dipakai metode
perhitungan keandalan sistem (Rs) sangat sederhana. Perhitungan ini mencoba
menemukan hasil kali dari keandalan individu sebagai berikut:
Contoh Soal :
Terdapat suatu sistem yang terdiri dari 3 komponen yang memiliki keandalan
masing-masing yaitu 0,90; 0,80 dan 0,99.
7
Terdapat beberapa rumus yang dapat digunakan untuk menghitung tingkat
kegagalan produk yaitu :
Rumus 1: FR (%) untuk menghitung persentase kegagalan
Rumus 1 : FR (%) jumlah kegagalan jumlah unit yang diuji coba x 100%
Jumlah kegagalan
FR%= X 100
Selain itu juga memakai waktu rata-rata antara kegagalan (mean time
between failures / MTBF), yaitu waktu yang diharapkan di antara perbaikan dan
kegagalan komponen, mesin, proses, atau produk yang berikutnya. Adapun
rumusnya yaitu:
1
MTBF =
FR (N)
Contoh Soal :
Dua puluh sistem pengaturan suhu yang dirancang untuk digunakan dalam suatu
pabrik dioperasikan selama 1.000 jam. Dua sistem mengalami kegagalan dalam
masa pengujian, satu sistem mengalami kegagalan setelah diuji selama 200 jam
dan lainnya setelah 600 jam.
8
Solusi :
• Persentase Kegagalan
= 10 %
Dimana :
Total waktu = 1.000 jam x 20 unit = 20.000 unit-jam Waktu ketika tidak
beroperasi = 800 jam (untuk kegagalan pertama) + 400 jam (untuk
kegagalan kedua) = 1.200 unit-jam
Jadi,
jumlah kegagalan
F R (N ) =
waktu pengoperasian
2
=
18.800
MTBF = FR1(N)
2. Menyediakan Redundansi
9
Untuk meningkatkan keandalan sistem, maka ditambahkan redundansi.
Redundasi yakni menambahkan satu komponen ke dalam komponen
utama untuk meningkatkan keandalan. Teknik ini dipakai untuk
"mendukung" komponen dengan komponen embel-embel (cadangan). Hal
ini dilakukan dengan menempatkan unit secara paralel dan merupakan
taktik administrasi operasi standar.
II.4 Pemeliharaan
Pemeliharaan (Maintenance) adalah semua kegiatan yang berkaitan untuk
mempertahankan peralatan sistem dalam kondisi layak bekerja. Sebuah sistem
pemeliharaan yang baik akan menghilangkan variabilitas sistem. Taktik
pemeliharaan yakni :
10
yang dimilikinya, kompensasi yang diterima sebagai faktor penguat motivasi dan
kekuatan sinergi yang perlu dilakukan. Sebagai upaya untuk meningkatkan
penguasaan informasi dan keahlian dalam kaitannya dengan kegiatan
pemeliharaan, maka pihak manajemen dapat menempuh beberapa hal yaitu :
11
mengakibatkan biaya operasi lebih rendah. Tidak perlu penyimpanan
bahan baku dan tidak perlu adanya biaya tambahan karena proses
pengerjaan ulang.
5. Produktivitas lebih tinggi. Jika biaya operasi lebih rendah, maka dari
rumus produktivitas adalah output/input akan diperoleh bahwa
produktivitas akan lebih besar (dengan catatan output konstan). Tentunya
produktivitas akan lebih besar lagi jika output semakin besar.
6. Meningkatkan kualitas. Akan tercipta cost advantage, artinya dengan
kualitas yang sama baik, harga dapat ditetapkan menjadi lebih murah.
12
Perbaikan secara terencana pada kerusakan
b) Corrective Maintenance
Pemeliharaan Korektive adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk
memperbaiki suatu bagian mesin (termasuk penyetelan dan reparasi)
yang telah terhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima.
Kegiatan corrective maintenance sendiri terbagi menjadi beberapa
kegiatan diantaranya:
Reparasi minor, yaitu suatu kegiatan pemeliharaan berupa
perbaikan-perbaikan kecil pada suatu mesin atau peralatan
terkaitnya (yang tidak ditemukan ketika pemeriksaan), terutama
untuk rencana jangka pendek yang mungkin timbul diantara
pemeriksaan
Overhoul, yaitu kegiatan pemeliharaan berupa penggantian
komponen mesin secara serentak atau keseluruhan (juga overhaul
terencana misalnya overhaul tahunan atau dua tahuan, atau suatu
perluasan kapasitas produksi)
c) Predictive Maintenance
Tipe pemeliharan jenis ini lebih maju dibanding dengan dua tipe
sebelumnya. Ditandai dengan menggunakan teknik-teknik mutakhir
(advance scientific techniques) termasuk statistik probabilitas untuk
memaksimalkan waktu operasi dan menghilangkan pekerjaan-
pekerjaan yang tidak perlu. Predictive Maintenance dipakai hanya
pada sistem-sistem yang akan menimbulkan masalah-masalah serius
jika terjadi kerusakan pada mesin atau pada proses-proses yang
berbahaya.
13
mortality), akan terjudi pada banyak produk. Inilah, mengapa banyak perusahaan
elektronik "memeriksa produk mereka sebelum pengiriman. Mereka akan
mengadakan bermacam macam tes (misalnya siklus pencucian menyelaruh pada
Whirlpool) umuk mendeteksi permasalahan "awal sebelum pengiriman.
Perusahaan juga memberikan jaminan selama 90 hari Kita akan menambahkan
bahwa banyak kegagalan awal bukan hanya kegagalan produk semata, tetapi lebih
kepada kegagalan dalam kaitannya dengan penggunaan yang tidak tepat.
Kenyataan ini mengarah kepada pemingnya manajemen operasional dalam
berbagai industri untuk membangun sistem layanan purnajual yang melipun
pengintalan dan pelatihan.
Ketika produk, mesin, atau proses menetap, suatu studi dapat dilakukan
atas distribusi MTBF (waktu rata-rata di antara kegagalan. Distribusi ini sering
kali mengikuti karena normal. Ketika distribusi menentukan standar deviasi yang
kecil, akan diketahui bahwa kita memiliki sinyal untuk melakukan pemeliharaan
pencegahan, bahkan jika pemeliharaannya berbiaya mahal.
14
Gambar 17.4(a) memperlihatkan sudu panding tradisional mengenai
keterkaitan antara pemeliharaan pencegahan dengan pemeliharan kerusakan. Dari
sudut pandang ini, para manajer operasional akan mempertimbangkan
keseimbangan antara kedua biaya. Mengalokasikan lebih banyak sumber daya
untuk melakukan pemeliharaan pencegahan akan menurunkan jumlah kerusakan.
Pada beberapa poin, penunanan dalam biaya pemeliharaan kerusakan akan lebih
rendah daripada peningkatan dalamy biaya pemotibanan pencegulan. Pada poin
tersebut, kurva total hisya mulai naik. Melampaui titik opal tersebut, perusahaan
akan memilih lebih baik menunggu saat kerusakan terjadi dan memperbaikinya
ketika menjadi rusak.
15
Saat mesin pencetak mengalami kerasakan, Farlen & Halikman
mengestimasi bahwa hal ini akan mengakibatkan kerugian rata-rata senilai $300
dalam waktu produksi dan biaya perbaikan. Salah satu alternate adalah membeli
kontrak perbaikan untuk pemeliharaan pencegahan, tetap akan terjadi kerusakan
secara rata rata satu kerusakan tiap bulan. Biaya untuk erbaikannya adalah $150
perbulan.
16
Solusi →
Langkah 1
kerusakan terjadi
0 2/20 = 0,1 2 6/20 = 0,3
1 8/20 =0,4 3 4/20 = 0,2
17
Langkah 4: karena keseluruhan lebih murah untuk menyewa perusahaan
layanan pemeliharaan (5450) danpada tidak melakukannya (5480) Farlon &
Halkman akan menyewa perusahaan jasa.
18
kelemahan terbesar dalam perbaikan karena tidak setiap karyawan terlatih dalam
semua aspek perbaikan peralatan. Bergerak ke sisi kanan pada gambar diatas tidak
hanya meningkatkan kompetensi pekerjaan perbaikan, tetapi juga meningkatkan
biaya karena kita mungkin memerlukan perbaikan di luar yang mahal dengan
peningkatan waktu penggantian dan pengiriman.
19
4. Slow Running, kerugian yang terjadi karena mesin berjalan lambat tidak
sesuai dengan kecepatan yang diinginkan.
5. Startup Defect, kerugian yang diakibatkan terjadi cacat produk saat Startup
(saat awal mesin beroperasi)
6. Production Defect, kerugian yang terjadi karena banyaknya produk yang
cacat dalam proses produksi.
20
II.6 Teknik Untuk Menetapkan Kebijakan Pemeliharaan
Terdapat dua teknik untuk menetapkan kebijakan pemeliharaan yaitu:
1. Simulasi
Simulasi merupakan usaha untuk meniru ciri, penampilan, dan
karakteristik dari sistem nyata. Karena kompleksitas dari beberapa
keputusan pemeliharaan, simulasi komputer merupakan alat yang baik
untuk mengevaluasi dampak berbagai kebijakan. Simulasi yang dilakukan
melalui model fisik juga bermanfaat dengan cara menirukan bagian dari
sistem manajemen operasional melalui pembuatan model matematik yang
diusahakan untuk sedekat mungkin dengan realita dan model tersebut,
kemudian digunakan untuk memperkirakan efek-efek berbagai tindakan.
Sebagai contoh karyawan operasi dapat memutuskan apakah akan
menambah karyawan dengan menentukan pertukaran antara biaya
kerusakan mesin dengan biaya penambahan karyawan. Pihak manajemen
juga dapat menyimulasikan penggantian komponen yang belum rusak
sebagai upaya mencegah timbulnya kerusakan dimasa mendatang. Bagi
seorang manajer, dalam menggunakan model simulasi dibuat langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Menentukan masalah
2) Memperkenalkan variabel penting yang disertai dengan masalah yang
dihadapi
3) Membuat model angka / matematiknya
4) Menyusun arah tindakan yang mungkin untuk pengujian
5) Melakukan percobaan
6) Mempertimbangkan hasil (memodifikasi model atau mengubah input
data)
7) Memutuskan arah tindakan yang akan diambil.
2. Sistem Pakar
Sistem pakar adalah perangkat lunak komputer yang menggunakan
pengetahuan (aturan-aturan tentang sifat dari suatu unsur masalah) fakta
dan teknik inferensi untuk masalah yang biasanya membutuhkan
21
kemampuan seorang ahli. Dapat digunakan untuk membantu karyawan
mengisolasi dan memperbaiki berbagai kesalahan pada peralatan dan
pemesinan.
Pengetahuan yang digunakan dalam sistem pakar terdiri dari kaidah-kaidah
atau informasi dari pengalaman tentang tingkah laku suatu unsur
persoalan. Kaidah-kaidah biasanya memberikan deskripsi kondisi yang
diikuti oleh akibat dari persyaratan tersebut. Tujuan perancangan sistem
pakar adalah untuk mempermudah kerja atau bahkan mengganti tenaga
ahli penggabungan ilmu dan pengalaman dari tenaga ahli. Training tenaga
ahli baru menyediakan keahlian yang diperlukan oleh suatu proyek yang
tidak memiliki atau tidak mampu membayar tenaga ahli.
Penggabungan ilmu dan pengalaman para tenaga ahli bukanlah merupakan
pekerjaan yang mudah, apalagi untuk mereka yang mempunyai keahlian
yang berbeda. Untuk itulah sistem pakar dirancang dengan fungsi
menyimpan dan menggunakan ilmu serta pengalaman dari satu atau
berbagai tenaga ahli.
22
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Kelancaran proses produksi di tengah persaingan produk yang semakin
ketat merupakan salah satu faktor penting yang perlu mendapat prioritas. Oleh
karena itu perlu untuk benar-benar memikirkan bagaimana menjaga kondisi
fasilitas produksi atau mesin yang digunakan untuk beroperasi dengan baik.
III.2 Saran
Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya
penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun
dari para pembaca.
23
DAFTAR PUSTAKA
Haizer, Jay & Render, Barry. 2011. Manajemen Oprasi Edisi 9-Buku 2. Jakarta:
Salemba empat Ikhsan Wibowo. 2011. Jenis-jenis Pemeliharaan
https://muzaffarikhsanwibowo.\wordpress.com/2011/12/14/jenis-jenis-
pemeliharaan diakses pada tanggal 07 Desember 2023
24