Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengendalian Mutu
dengan Dosen pengampu: Dr. Bambang Darmawan, M.M.
Disusun Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan laporan resume materi Pengendalian Mutu dapat
dikerjakan sebagaimana mestinya. Dimana dalam penyusunan laporan ini diajukan
untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Pengendalian Mutu yang diampu oleh Dr.
Bambang Darmawan, M.M. Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …......................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….32
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang menjadi topik pembahasan dalam makalah ini
adalahsebagai berikut:
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
5
2.4 Pengertian Pengendalian Mutu Secara Statistika
Dalam melakukan pengendalian kualitas, perusahaan menggunakan
metode yang disebut pengendalian kualitas statistik atau statistical quality
control. Menurut Yamit (2013:202), pengendalian kualitas statistik
(statistical quality control) adalah alat yang sangat berguna dalam membuat
produk sesuai dengan spesifikasi sejak dari awal proses hingga akhir proses.
Dan terdapat pengertian lain yaitu menurut Assauri (2004;219)
mengemukakan bahwa pengertian dari Statistical Quality Control (SQC)
sebagai berikut : “Statistical Quality Control (SQC) adalah suatu sistem
yang dikembangkan untuk menjaga standar yang uniform dari kualitas hasil
produksi, pada tingkat biaya yang minimum dan merupakan bantuan untuk
mencapai efisiensi”.
Konsep terpenting dalam pengendalian kualitas statistik ini adalah
variabilitas, yaitu:
a) Variabilitas antar sampel, contohnya nilai rata-rata.
b) Variabilitas dalam sampel, contohnya standar deviasi.
Teknik yang sering digunakan dalam pengendalian mutu secara
statistika adalah teknik sampling. Menurut Margono (2004), teknik
sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai
dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan
memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel
yang representatif. Teknik sampling memiliki beberapa keuntungan antara
lain sebagai berikut:
a) Dapat mempercepat dalam mendapatkan informasi mengenai kualitas
produk.
b) Dapat digunakan untuk menguji produk dengan cara destruktif atau
semi- destruktif.
2.5 Tujuan Pengendalian Mutu Secara Statistika
Secara garis besar pengendalian kualitas statistik merupakan cara
atau teknik untuk mengendalikan atau mengontrol produksi dengan tujuan
6
agar produk yang dihasilkan stabil dan ideal (berkualitas) sehingga
menambah jumlah permintaan konsumen.
Tujuan dari pengendalian mutu secara statistika ini dapat di jabarkan
sebagai berikut:
a) Untuk menentukan standar mutu dari suatu produk.
b) Untuk menilai kesesuaian pelaksanaan terhadap standar.
c) Untuk mengambil tindakan jika terjadi ketidaksesuaian.
d) Untuk merencanakan perbaikan, baik terhadap pelaksana maupun
standarnya.
2.6 Pengertian Pengendalian Mutu secara Terpadu
Menurut Warso pengendalian mutu terpadu adalah proses
manajemen yang di dalamnya kita mengevaluasi kinerja nyata,
membandingkan kinerja nyata dengan tujuan, mengambil tindakan terhadap
pembedaan. Sehingga pengendalian mutu adalah suatu sistem untuk
mendeteksi terjadinya penyimpangan kualitas output yang tidak sesuai
dengan standar.
Dasar pemikiran perlunya Total Quality Manajement (TQM)
menurut Surahyo (surahyo, 2015) TQM pada prakteknya amatlah
sederhana, karna tqm merupakan cara yang paling efektif dan mudah untuk
dapat melakukan yang terbaik untuk bersaing baik di kanca global ataupun
kancah yang sederhanaagar mendapatkan kualitas terbaik hendaklah TQM
melakukan perbaikan terus menerus terhadap manusia, lingkungan dan
prosesnya itu sendiri.
Pengendalian mutu secara terpadu memiliki prinsip-prinsip dasar
yang harus diperhatikan, yaitu:
a) Berorientasi kepada pelanggan.
b) Berorientasi terhadap cara kerja tim dan partisipasi total dari setiap
anggota tim.
c) Berorientasi pada pengembangan sumber daya manusia.
d) Berorientasi kepada pemecahan masalah secara obyektif rasional
9
Maka sistem manajemen mutu dapat diartikan sebagai suatu sistem
yang digunakan untuk mengendalikan dan mengarahkan organisasi
terhadap penjagaan suatu mutu dari produk dan jasa yang dihasilkan. Salah
satu sistem manajemen bisnis yang diakui di seluruh dunia adalah ISO 9001.
Pendekatan ISO 9001 memberikan suatu kerangka kerja yang komprehensif
untuk menjadi tempat tumpuan proses-proses yang membantu untuk
menjamin tercapainya tujuan-tujuan utama bisnis. ISO 9001 telah mendapat
pengakuan luas secara internasional karena telah mengeluarkan hampir
sejuta sertifikat ke seluruh dunia. ISO 9001 telah diterapkan di segala
macam industri, dari organisasi-organisasi manufaktur sampai ke layanan
profesional.
10
b) Memastikan bahwa sasaran organisasi sejalan dengan kebutuhan
dan keinginan pelanggan.
c) Komunikasikan kebutuhan dan keinginan pelanggan ke seluruh
organisasi.
• Prinsip ke-2 (Kepemimpinan)
Para pimpinan menetapkan atau membangun kesatuan arah dan
tujuan organisasi untuk menciptakan atau memelihara lingkungan
internal yang mendukung, sehingga SDM sepenuhnya berupaya dalam
mencapai tujuan atau sasaran-sasaran organisasi. Penerapan khusus
Prinsip ke-2:
a) Ciptakan nilai kebersamaan, kejujuran dan model tugas yang etis
pada semua tingkatan organisasi.
b) Pertimbangkan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan,
termasuk pelanggan.
c) Tapkan dan memberikan penjelasan mengenai visi organisasi ke
depan agar setiap orang mengerti tujuan.
11
Hasil yang diupayakan tercapai dengan lebih efisien bila
aktivitas dan sumber-sumber yang terkait diatur dengan baik sebagai
sebuah alur proses. Penerapan khusus Prinsip ke-4:
a) Menganalisa dan mengukur kunci kemampuan dan aktivitas-
aktivitas.
b) Secara sistematis menentukan aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan
untuk mencapai hasil yang diinginkan.
c) Upayakan agar proses lebih efektif dan efisien.
• Prinsip ke-5 (Pendekatan sistem pada manajemen)
Pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan suatu sistem
dari proses-proses yang saling terkait untuk menghasilkan perbaikan-
perbaikan yang objektif pada perusahaan dengan efektif dan efisien.
Penerapan khusus Prinsip ke-5:
a) Penyusunan sistem untuk mencapai sasaran organisasi dengan lebih
efektif dan efisien.
b) Memberi pemahaman yang baik pada tugas-tugas / tanggung-jawab
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan bersama, serta mengurangi
rintangan antar fungsional.
c) Memahami keadaan saling ketergantungan diantara proses-proses
pada sistem.
• Prinsip ke-6 (Perbaikan yang berkesinambungan)
Perbaikan yang berkesinambungan harus menjadi pekerjaan
yang tetap dari organisasi. Penerapan khusus Prinsip ke-6:
a) Laksanakan perbaikan yang berkelanjutan pada produk, proses dan
sasaran sistem.
b) Tetapkan tujuan dan sasaran sebagai pedoman, dan ukur pencapaian
untuk perbaikan yang berkesinambungan.
c) Laksanakan secara konsisten pendekatan organisasi untuk
kelanjutan perbaikan dan pengembangan.
• Prinsip ke-7 (Pendekatan faktual sebagai dasar pengambilan keputusan)
Keputusan yang efektif adalah yang berdasarkan analisa data dan
informasi. Penerapan khusus Prinsip ke-7:
12
a) Analisa data dan informasi dengan menggunakan metoda yang
benar.
b) Pastikan bahwa data dan informasi bersifat akurat dan dapat
dipercaya.
c) Sediakan data yang dapat diakses oleh yang pihak membutuhkan.
• Prinsip ke-8 (Hubungan yang saling menguntungkan dengan pemasok)
Perusahaan dan pemasok nya (supplier / vendor) merupakan
hubungan yang saling membutuhkan. Mempunyai kerjasama yang
saling menguntungkan akan menciptakan nilai keberhasilan karena
meningkatkan kemampuan kedua belah pihak. Penerapan khusus
Prinsip ke-8:
a) Identifikasi dan pilih kunci para pemasok.
b) Susun pengembangan bersama, untuk kelenturan dan kecepatan
merespon perubahan kebutuhan pasar.
c) Tetapkan hubungan yang seimbang antara keuntungan jangka
pendek dengan mempertimbangkan keuntungan jangka panjang.
2.10 QC Seven Tools
Dalam pengendalian kualitas ini memiliki tujuh alat utama (seven
tools) yang penting peranannnya dalam bagian pengendalian kualitas yaitu
Histogram, Check Sheet, Diagram Pareto, Diagram Ishikawa, Defect
concentration diagram/ flowchart, Scatter diagram, dan Peta Kendali.
1) Lembar periksa (Check Sheet)
Check sheet atau lembar pemeriksaan merupakan lembar
pengumpulan data yang digunakan untuk memudahkan dan
menyederhanakan pencatatan data.
13
2) Stratifikasi
Stratifikasi merupakan tabel yang mengklasifikasikan
permasalahan (dalam hal ini kecacatan) kedalam beberapa kelompok.
Penelitian ini mengelompokkan produk yang cacat kedalam jenis-jenis
kecacatannya
Gambar 2. Stratifikasian
3) Histogram
Histogram adalah semacam diagram batang yang digunakan untuk
menunjukkan variasi suatu data. Dalam konteks manajemen kualitas,
histogram adalah perangkat grafis yang menunjukkan distribusi,
sebaran, dan bentuk pola data dari suatu proses
Gambar 3. Histogram
4) Scater Diagram (Diagram Tebar)
Scatter diagram (diagram pencar) digunakan untuk menyatakan
korelasi atau hubungan antara satu faktor dengan karakteristik yang
lain atau sebab dan akibat
15
BAB III
MATERI KELOMPOK
3.1 Pengendalian Mutu di PT Krakatau Steel (Kelompok 1)
a) Customer.
b) Leadership.
c) Engagement of people.
d) Process approach.
e) Imvrovement.
g) Relationship.
16
Untuk menjamin kualitas produk yang dimiliki perusahaan
kepadapelanggan, perusahaan ini memberikan jaminan
kualitasnya dengan cara:
17
3.1.3 Implementasi Pengendalian Mutu
18
Gambar 3.3 Fishbone Chart Flue Combustion
Chamber
Berdasarkan permasalahan yang terjadi maka rencana solusi
yang diberikan adalah dengan melakukan penyogrokan terlebih
dahulu di fluecombustion yang terjadi penurunan temperatur dan
melakukan adjusment kawat pada union yang bertujuan untuk
membuat proses pembakaran coke matang dengan sempurna
sehingga tidak adanya penyumbatan yangterjadi pada top under
jet di setiap flue combustion.
3.2.2 Solusi Perbaikan Pada Part Accu 12v dan Kaca Anti Peluru
Berdasarkan hasil analisis terhadap faktor-faktor yang paling
dominan terjadinya defect, maka pada tahap ini akan dilakukan
usulan perbaikan yang sekiranya dapat mengurangi persentase
defect, Sehingga diharapkan dapat mengurangi defect dan
meningkatkan pengendalian mutu kualitas tersebut, adapun
usulan perbaikan yang akan dilakukan pada part kaca anti peluru
dan accu 12v sebagai berikut:
a) Usulan Perbaikan Part Kaca Anti Peluru
1) Faktor manusia, usulan pada faktor manusia adalah
20
melakukan peningkatan pengetahuan mengenai kualitas
yang perlu dilakukan oleh perusahaan bagi pekerja dalam
bidang inspektur mutu, karena pekerja memegang peran
penting dalam perusahaan.
2) Faktor media, usulan yang diajukan dalam mengatasi
faktor yang berpengaruh dalam terjadinya penyebab defect
adalahmenggunakan box packing yang sangat aman untuk
menjaga kualitas part.
3) Faktor metode, usulan yang dapat diajukan dengan hasil
penyebabmasalah di lapangan adalah menerapkan quality
control circle sebagai suatu metode dalam menjalankan
pengendalian mutu, yang di mana dapat mengetahui
keadaan batas control quality dengan adanya check sheet,
grafik histogram, diagram pareto, control chart, dan
diagram fishbone.
4) Faktor lingkungan, usulan perbaikan pada faktor
lingkungan adalah pembersihan secara berskala selama
satu tahun dua kali pada gedung warehouse agar tidak
terjadinya penumpukan debu pada part yang sangat rawan
terjadinya defect.
22
3.3.1 Kebijakan Mutu PT Unitex TBK
30
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Makalah ini merupakan hasil rangkuman dari semua perkuliahan
Pengendalian Mutu dan hasil dari resume presentasi tiap-tiap
kelompoknya yang tampil secara bergiliran setiap minggunya dengan
membawa tema Pengendalian Mutu di Perusahaan Manufaktur yang
berbeda-beda. Semoga makalah ini bisa menjadi bahan bacaan dan
referensi yang baik dan bermanfaat serta bisa membuka wawasan kepada
para pembaca umumnya dan khususnya kepada penyusun laporan ini
terkait Pengendalian Mutu yang banyak diterapkan di industri-industri
manufaktur.
4.2 Kritik dan Saran
Meskipun saya menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan
yang perlu saya perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya
pengetahuan saya dalam hal penulisan. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca sangat saya harapkan sebagai bahan
evaluasi untuk kedepannya.
31
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Bumi Aksara.
Kosasih, Sobarsa. 2009. Manajemen Operasi Internasional. Jakarta:
Wacana Media.
Elmas, M. S. (2017). PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN
MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL. Jurnal Penelitian
Ilmu Ekonomi WIGA, 15-22.
Nugraha, A., Harsono, A., & Fitria, L. (2015). Usulan Penerapan Sistem
Manajemen Mutu Berdasarkan Klausul-Klausul ISO 9001: 2008.
Reka Integra, 3(3).
Setiadi, D. 2006. Pengertian ISO 9000 Sistem Standar Manajemen Mutu.
www://psl.ums.ac.id/Web_Based/pdf/25-ISO%209000.pdf.
Sialagan, S. (2013). Pengendalian Mutu Dalam Manajemen Mutu ISO 9000.
Majalah Ilmiah Bina Teknik, 1(1), 23-27.
Prawirosoentono, Suyadi. 2001. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu
Terpadu(Total Quality Management) Abad 21. Jakarta: Bumi
Aksara.
32