Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN OPERASI

MENGELOLA KUALITAS

Dosen Pengampu :

Dra. Suci Indriati, M.Si.

Disusun Oleh :

Kelompok 2 :

1. Siti Alipun Nuroniah (C1B020046)

2. Titan Choiry Gani Acca (C1B020052)

3. Yudhistira Karen Putra. (C1B020069)

4. Sofia Reza Bahesti (C1B020085)

5. Faishal Tri Adiatama (C1B020094)

UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T atas segala rahmat dan berkatnya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Laporan ini merupakan laporan tertulis dari
kelompok Manajemen Operasional Jurusan Manajemen 2020 Universitas Jendral Soedirman
Purwoko.

Makalah ini ditujukan kepada Ibu Suci Indriati sebagai Dosen Mata Kuliah Manajemen
Operasional. Makalah ini membahas tentang Mengelola Kualitas Manajemen (Management
Quality) yang terdiri dari Kualitas dan Strategi, Total Quality Management beserta perangkatnya,
dan perana inspeksi pada kesempatan kali ini kami selaku mahasiswa menyampaikan ucapan
terimakasih kepada Ibu Suci Indriati selaku Dosen Mata Kuliah Manajemen Operasional yang
telah memberikan arahan dan bimbingan dalam menyempurnakan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkah kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca untuk perbaikan penulis dimasa yang akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
semua pihak.

Banyumas, 13 Maret 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………..................................................................................2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………..4

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………..4


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………….4
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………..4

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………..………….…………..5

2.1 Kualitas dan TQM……………………………………………………………..…….5


2.2 Standar ISO Internasional……………………………………………….……….…..6
2.3 Six Sigma Dalam Ranah Kualitas Produk…………………………….……………..6
2.4 Konsep Taguchi………………………………………………………………….…..9
2.5 Menciptakan Kualitas Yang Bagus………………………………………………….10
2.6 Praktek Benchmark Dalam TQM……………………………………………………10
2.7 Penggunaan Tujuh Alat TQM……………………………………………………….11

BAB III KESIMPULAN…………………………………………………………………………13

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………..13
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kualitas adalah obat ajaib bagi perbaikan operasi.Pengelolaan kualitas membantu


membangun strategi-strategi yang sukses dalam diferensiasi biaya rendah dan respon pelanggan.
Perbaikan dalam kualitas akan membantu perusahaan meningkatkan pangsa pasar dan
menekanbiaya, dan keuadanya dapat meningkatkan profitabilitas. Peningkatan pangsa pasar
sering terjadi karena perusahaan merespon secara cepat harga jual rendah sebagai hasil dari skala
ekonomis,dan meningkatkan reputasi kualitas produk. Demikian juga, perbaikan kualitas akan
diikuti oleh penurunan biaya karena perusahaan dapat meningkatkan produktivitas dan
mengurangi kerja ulang, barang sisa dan biaya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengetahui pengaruh dari kualitas, pengertian kualitas, dan etika manajemen kualitas
2. Mengetahui apa saja standar kualitas internasional
3. Mengetahui pengertian TQM dan perangkatnya
1.3 Tujuan

Makalah ini dibuat dengan tujuan menjelaskan secara lebih rici dan detail mengenai
manajemen kualitas dan berbagai perangkat TQM. Konsep TQM merupakan konsep yang dapat
memperbaiki kualitas suatu produk dalam perusahaan dengan berbagai cara antara lain Perbaikan
berkesinambungan, six sigma, pemberdayaan pekerja, benchmarking dan banyak lagi.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Apa itu kualitas dan TQM?

Kualitas adalah kemampuan suatu produk atau jasa memenuhi kebutuhan pelanggannya.
Ada tiga pendekatan dalam hal ini, yang pertama yaitu kualitas berbasis pengguna dimana
kualitas akan bergantung kepada audiensnya. Pendekatan ini biasanya digunakan oleh bagian
pemasaran dan pelanggan. Yang kedua, kualitas berbasis manufaktur yang diterapkan oleh
manajer produksi. Dalam pendekatan ini kualitas suatu barang berarti pemenuhan standar dan
produk dengan benar sejak awal. Yang ketiga adalah kualitas itu berbasis produk yang
memandang kualitas sebagai variabel yang presisi dan dapat dihitung. Tak dapat dipungkiri
bahwa kualitas merupakan sebuah elemen penting dalam operasi. Berikut merupakan alasan
mengapa kualitas itu penting:

a. Kehandalan Produk.

Pengadilan terus berusaha menghukum organisasi-organisasi yang merancang,


memproduksi, atau mengedarkan produk atau jasa yang penggunaannya mengakibatkan
kerusakan atau kecelakaan. Contohnya:Consumer Product Safety Act.

b. Reputasi Perusahaan.

Kualitas akan muncul sebagai persepsi tentang produk baru perusahaan, kebiasaan
pekerjanya, dan hubungan pemasoknya.

c. Keterlibatan global.

Kualitas adalah suatu perhatian internasional. Produk-produk perusahaan yang akan


bersaing di pasar internasional harus memenuhi ekspetasi akan kualitas, desain, dan harganya
secara global. Sedangkan TQM merupakan singkatan dari Total Quality Management. TQM
mengacu pada penekanan kualitas yang meliputi organisasi keseluruhan, mulai dari pemasok
hingga pelanggan. TQM menekankan komitmen manajemen untuk mendapatkan arahan
perusahaan yang ingin terus meraih keunggulan pada semua aspek produk dan jasa penting bagi
pelanggan. Ada beberapa elemen bahwa sesuatu dikatakan berkualitas, yaitu:

1) Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan


2) Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
3) Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah
4) Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan.

Selain keempat elemen diatas, TQM dapat sangat bermanfaat baik bagi pelanggan,
institusi, maupun bagi staff organisasi. Salah satu manfaat TQM bagi pelanggan adalah:

1) Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produk atau pelayanan.

5
2) Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih diperhatikan.
3) Kepuasan pelanggan terjamin.

2.2. Apa itu standar ISO internasional?

ISO merupakan kependekan dari The International Organization for Standardization. Ini
adalah badan non-pemerintah yang terdiri dari lebih dari 160 negara. Mereka bertanggung jawab
untuk mengembangkan standar untuk berbagai industri yang mempromosikan kualitas,
keamanan, dan efisiensi. Secara umum terdapat 2 ISO yang sudah lazim digunakan produk di
Indonesia yaitu ISO 9001 dan ISO 14001. Sesuai dengan standar ISO 9001 memiliki banyak
manfaat bagi industri manufaktur. ISO 9001 membantu menginspirasi perusahaan untuk
menemukan cara yang lebih efektif untuk secara permanen menyelesaikan masalah kualitas dan
masalah terkait biaya lainnya sembari mendorong bisnis untuk menemukan cara kreatif untuk
melampaui persyaratan yang ditentukan pelanggan. Sedangkan ISO 14001 adalah standar
internasional yang diakui secara luas yang menetapkan persyaratan untuk organisasi yang ingin
meningkatkan kinerja lingkungan mereka dan meningkatkan efisiensi operasional mereka.

Saat ini pengelolaam bisnis dilakukan dengan berbagai macam cara agar mendapatkan
keuntungan dan bisa bersaing dengan baik. Mengingat hal ini, ISO sangat penting digunakan dan
memiliki tujuan yang baik dalam pengelolaan bisnis. Adapun tujuan dari ISO yaitu:

1. Meningkatkan Kredibilitas Perusahaan


2. Mengoptimalkan Kinerja Karyawan
3. Meningkatkan Good Will Perusahaan
4. Mencegah Pemborosan

2.3 Apa Itu Six Sigma Dalam Ranah Kualitas Produk

Six sigma adalah program untuk menghemat waktu, meningkatkan kualitas, dan
menurunkan biaya. Six sigma juga merupakan sebuah sistem yang menyeluruh yaitu suatu
strategi karena berfokus pada kepuasan pelanggan total, disiplin karena mengikuti six sigma
improvement model formal, dan sekumpulan perangkat (lembar perangkat, diagram sebab-
akibat, diagram pareto, diagram alir, histogram, dan statistical process control/SPC) untuk
memperoleh dan mempertahankan kesuksesan dalam bisnis.

Istilah Six Sigma, yang dipopulerkan oleh Motorola, Honeywell, dan General Electric,
memiliki dua arti dalam TQM. Dalam arti statistik, ini menggambarkan suatu proses, produk,
atau layanan dengan sangat kemampuan tinggi (akurasi 99,9997%). Misalnya, jika 1 juta
penumpang melewati Bandara St. Louis dengan bagasi terdaftar setiap bulan, program Six Sigma
untuk penanganan bagasi hanya akan menghasilkan 3,4 penumpang dengan bagasi yang salah
tempat. Tiga-sigma yang lebih umum Program (yang kami bahas dalam suplemen bab ini) akan
menghasilkan 2.700 penumpang dengan tas salah taruh setiap bulan. Lihat Gambar 6.4.

Definisi TQM kedua dari Six Sigma adalah program yang dirancang untuk membantu
mengurangi cacat menurunkan biaya, menghemat waktu, dan meningkatkan kepuasan

6
pelanggan. Six Sigma adalah sistem yang komprehensif— strategi, disiplin, dan seperangkat alat
— untuk mencapai dan mempertahankan kesuksesan bisnis:

• Ini adalah strategi karena berfokus pada kepuasan pelanggan total.


• Ini adalah disiplin karena mengikuti Model Peningkatan Six Sigma formal yang dikenal
sebagai DMAIC. Model perbaikan proses lima langkah ini
(1) Mendefinisikan tujuan proyek, lingkup, dan keluaran dan kemudian mengidentifikasi
informasi proses yang diperlukan, menyimpannya perhatikan definisi pelanggan tentang
kualitas;
(2) Mengukur proses dan mengumpulkan data;
(3) A nalyze data, memastikan pengulangan (hasil dapat digandakan) dan reproduktifitas
(orang lain mendapatkan hasil yang sama);
(4) Saya memperbaiki, dengan memodifikasi atau mendesain ulang, yang sudah ada proses
dan prosedur; dan
(5) K ontrol proses baru untuk memastikan kinerja level dipertahankan.
• Ini adalah seperangkat tujuh alat yang kami perkenalkan secara singkat di bab ini:
lembar periksa, sebar diagram, diagram sebab-akibat, diagram Pareto, diagram alir,
histogram, dan statistic pengendalian proses.

Motorola mengembangkan Six Sigma pada 1980-an, sebagai tanggapan atas keluhan
pelanggan tentang produknya dan sebagai tanggapan terhadap persaingan yang ketat. Perusahaan
pertama-tama menetapkan tujuan pengurangan cacat sebesar 90%. Dalam satu tahun, itu telah
mencapai hasil yang mengesankan — melalui benchmarking pesaing, meminta ide-ide baru dari
karyawan, mengubah rencana penghargaan, menambahkan pelatihan, dan pembenahan proses
kritis — yang mendokumentasikan prosedur menjadi apa disebut Six Sigma. Meskipun
konsepnya berakar pada manufaktur, GE kemudian mengembangkan Six Sigma menjadi
layanan, termasuk sumber daya manusia, penjualan, layanan pelanggan, dan keuangan / kredit
jasa. Konsep menghapus cacat ternyata sama di kedua manufaktur dan layanan.

Benchmarking

Benchmarking adalah unsur lain dalam program TQM organisasi. Benchmarking


melibatkan memilih standar yang ditunjukkan dari produk, layanan, biaya, atau praktik yang
mewakili kinerja terbaik untuk proses atau aktivitas yang sangat mirip dengan Anda. Idenya
adalah untuk mengembangkan target untuk menembak dan kemudian mengembangkan standar
atau tolok ukur yang dengannya untuk membandingkan kinerja Anda. Langkah-langkah untuk
mengembangkan benchmarking adalah:

1. Tentukan apa yang akan dijadikan patokan.


2. Bentuk tim benchmark.
3. Identifikasi mitra benchmarking.
4. Kumpulkan dan analisis informasi benchmarking.
5. Ambil tindakan untuk mencocokkan atau melampaui patokan.

7
Ukuran kinerja khas yang digunakan dalam benchmarking mencakup persentase cacat,
biaya per unit atau per pesanan, waktu pemrosesan per unit, waktu respons layanan, laba atas
investasi, tingkat kepuasan pelanggan, dan tingkat retensi pelanggan.

Dalam situasi yang ideal, Anda menemukan satu atau lebih organisasi serupa yang
menjadi pemimpin bidang tertentu yang ingin Anda pelajari. Kemudian Anda membandingkan
diri Anda sendiri (benchmarking diri Anda) melawan mereka. Perusahaan tidak perlu ada di
industri Anda. Memang untuk membangun kelas dunia standar, mungkin yang terbaik adalah
melihat di luar industri Anda. Jika satu industri telah belajar bagaimana caranya bersaing melalui
pengembangan produk yang cepat sementara produk Anda tidak, tidak ada gunanya mempelajari
produk Anda industri.

Inilah yang dilakukan Xerox dan Mercedes-Benz ketika mereka pergi ke L.L. Bean
untuk benchmark pengisian pemesanan dan pergudangan. Xerox memperhatikan bahwa L.L.
Bean mampu “memilih” pesanan tiga kali lebih cepat. Setelah melakukan benchmarking, Xerox
segera dapat menghemat biaya gudang sebesar 10%. Mercedes-Benz mengamati bahwa
karyawan gudang L.L. Bean menggunakan diagram alur untuk menemukan gerakan yang sia-sia.
Raksasa otomotif itu mengikutinya dan sekarang lebih mengandalkan pemecahan masalah di
tingkat pekerja.

Total Quality Manajemen System atau disingkat dengan TQM adalah sebuah manajemen
kualitas yang lebih berfokus pada pelanggan dengan cara melibatkan seluruh level tingkatan
karyawan dalam mengerjakan peningkatan ataupun perbaikan secara kontinyu.

Total Quality Management atau TQM akan lebih cenderung memanfaatkan strategi,
komunikasi dan data yang efektif dalam mengintegrasikan kedisiplinan kualitas dalam kegiatan
operasional dan budaya perusahaan. Sederhananya, TQM adalah suatu pendekatan manajemen
yang digunakan untuk menyentuh kesuksesan jangka panjang dengan mengedepankan kepuasan
pelanggan.

Dalam Total Quality Management, seluruh karyawan perusahaan atau anggota organisasi
harus turut serta aktif dalam melakukan peningkatan proses, produk, layanan serta budaya pada
tempat mereka bekerja, sehingga nantinya akan melahirkan kualitas terbaik dalam layanan atau
produk demi mencapai kepuasan para pelanggannya.

2.4 Apa Itu Konsep Taguchi

Kebanyakan masalah kualitas disebabkan oleh buruknya rancangan proses dan hasil
produk. Taguchi menyadari bahwa tidak semua faktor yang menyebabkan variabilitas dapat
dikendalikan. Maka dari itu, Taguchi membuat terobosan baru yang dikenal sebagai Metode
Taguchi. metode ini diperkenalkan oleh Dr. Genichi Taguchi pada tahun 1940. Pendekatan
Taguchi ini berbeda dengan pendekatan lainnya, yakni lebih menekankan pada aspek kualitas.
Selain itu Taguchi menggunakan perancangan eksperimen sebagai alat untuk membuat produk
lebih kokoh (robust), yakni produk menjadi tidak terpengaruh terhadap faktor noise.
Perancangan eksperimen ini digunakan sebagai alat untuk mengurangi variasi terhadap
karakteristik kualitas produk dan proses. Penggunaan metode Taguchi dalam desain eksperimen

8
berdasarkan pada Orthogonal Array (OA) dalam rangka mendapatkan jumlah maksimum
informasi dengan percobaan minimal, selain itu juga dapat menganalisis data eksperimen
berdasarkan Signal to Noise Ratio (rasio SN).

Singkatnya, Metode Taguchi, juga dikenal dengan Taguchi Desain atau Robust Desain adalah
rancangan percobaan yang memungkinkan perusahaan untuk memilih produk ataupun proses
yang berfungsi lebih konsisten di lingkungan operasi.

Salah satu contoh yang paling terkenal penerapan Metode Taguchi adalah dari
Perusahaan Jepang Ina Tile pada tahun 1950-an. Perusahaan ini telah memproduksi ubin di luar
spesifikasi dimensi dalam jumlah yang sangat banyak. Tim menemukan bahwa suhu pembakaran
yang digunakan untuk membakar ubin bervariasi, menyebabkan ukuran ubin yang tidak seragam.
Mereka tidak bisa menghilangkan variasi suhu tersebut karena membangun pembakaran baru
akan menghabiskan biaya yang cukup besar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa suhu
merupakan noise factor. Dengan menggunakan rancangan Metode Taguchi, tim menemukan
bahwa dengan meningkatkan faktor kontrol yang berupa peningkatan kadar tanah liat dan kapur,
ubin menjadi lebih tahan dengan variasi suhu pada pembakaran.

Ada 3 filosofi dari Metode Taguchi, yaitu:

1) Kualitas harus dirancang ke dalam suatu produk, bukan diperiksa di dalamnya.


2) Kualitas yang terbaik dicapai dengan meminimalkan terjadinya penyimpangan target.
Produk harus dirancang sehingga kebal terhadap faktor lingkungan yang tidak terkendali.
3) Biaya kualitas harus diukur sebagai fungsi deviasi standard dan kerugiannya diukur dari
sistem secara menyeluruh.

2.5 Menciptakan Kualitas Yang Bagus

Menciptakan kualitas yang bagus dengan mengimplementasikan Metode Taguchi. Ada


beberapa tahapan-tahapan umum yang digunakan dalam implementasi Metode Taguchi, yaitu
sebagai berikut:

1. Formulasi Masalah

Langkah ini terdiri dari mengidentifikasi fungsi utama, mengembangkan P-diagram,


mendefinisikan fungsi ideal dan rasio S/N, dan merencanakan percobaan. Percobaan ini
melibatkan perubahan kontrol, noise dan faktor sinyal yang secara otomatis menggunakan
susunan orthogonal.

2. Pendataan/Simulasi

Percobaan dapat dilakukan dengan pendataan atau melalui simulasi. Cukup dengan
memiliki model produk yang memadai untuk menangkap konsep rancangan, sehingga percobaan
dapat dilakukan dengan lebih ekonomis.

9
3. Analisis Faktor Efek

Efek dari faktor kontrol dihitung dan hasilnya dianalisis untuk memilih pengaturan
optimal dari faktor kontrol.

4. Prediksi

Untuk memvalidasi kondisi optimal dilakukan prediksi kinerja rancangan dan pengaturan
optimal dari faktor kontrol. Kemudian dilakukan eksperimen dan hasilnya akan dibandingkan
dengan prediksi. Jika hasilnya baik, maka hasil dapat diimplementasikan. Tetapi jika tidak,
langkah-langkah tersebut harus diulangi.

2.6 Praktek Benchmark Dalam TQM

Salah satu metode yang digunakan dalam TQM adalah praktek benchmark. Benchmark
adalah suatu cara mempelajari dan membandingkan dengan organisasi lain yang telah
mengimplementasikan TQM dengan sukses.

Benchmark yang umum digunakan adalah benchmark menggunakan informasi hasil


kinerja dari perusahaan yang menjadi tolak ukur.

Misalnya sebagai berikut:

• Hasil keuangan perusahaan


• Hasil dari pelanggan/pasar, misalnya Pendapatan, pangsa pasar, dan lainya
• Hasil proses, misalnya peluncuran produk baru
• Hasil dari growth organisasi
• Misalnya skill baru yang diperoleh dan knowledge pekerja.

Sebelum mendapatkan data-data diatas, manajer harus menyiapkan dulu data yang
dimiliki perusahaan, setelah itu tentukan siapa yang akan menjadi target benchmark bagi
perusahaan. Umumnya target benchmark adalah pesaing langsung atau pemimpin pasar.

Jika perusahaan melakukan benchmark terhadap lebih dari satu perusahaan maka
tentunya hasilnya akan berbeda. Karena setiap perusahaan tentunya memiliki implementasi yang
berbeda.

2.7 Penggunaan Tujuh Alat TQM

Terdapat 8 elemen pokok dalam sistem manajemen Total Quality Manajemen (TQM), berikut ini
adalah ulasannya:

1. Fokus Pada Pelanggan

Pelanggan adalah pihak yang berpengaruh penting dalam menentukan kualitas produk
ataupun jasa yang dihasilkan oleh perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan ataupun

10
tingkat kualitas yang diinginkannya. Apapun bentuk aktivitas yang dilakukan oleh suatu
organisasi atau perusahaan, pada akhirnya harus pelanggan sendiri yang menentukan apakah
seluruh usaha yang dilakukan tersebut mampu memberikan manfaat atau tidak.

2. Keterlibatan Karyawan Secara Keseluruhan

Karyawan adalah aset sekaligus sumber daya perusahaan yang paling penting dalam
mencapai seluruh tujuan yang telah direncanakan. Untuk itu, peran aktif karyawan secara
menyeluruh mampu mendukung perusahaan dalam melakukan peningkatan proses dan juga
kualitas secara kontinyu untuk kemudian mampu melahirkan produk atau layanan terbaik untuk
para pelanggannya. Dalam rangka pemberdayaan karyawan ini, maka dibutuhkan pelatihan dan
peningkatan atas keterampilan karyawan dalam melaksanakan tugasnya.

3. Pemusatan Perhatian Pada Proses

Bentuk perhatian pada peningkatan proses adalah pondasi paling dasar dalam sistem
manajemen Total Quality Manajemen (TQM). Dalam hal ini, proses adalah serangkaian langkah
yang diawali dari penerimaan input dari pihak supplier dan mengubahnya menjadi output yang
akan dikirimkan pada para pelanggannya.

4. Sistem yang Terintegrasi

Walaupun ada banyak sekali kemampuan dan ruang lingkup kerja pada suatu perusahaan
yang membentuk departementalisasi secara horizontal ataupun vertikal, namun seluruhnya
diperlukan suatu sistem yang terintegrasi secara baik agar agar visi, misi, strategi, kebijakan, dan
tujuan perusahaan bisa disalurkan dengan baik dan jelas pada seluruh karyawan.

5. Pendekatan Strategi dan Sistematik

Pendekatan strategi dan sistematik adalah salah satu bagian yang penting dalam Total
Quality Manajemen (TQM) dalam mencapai seluruh visi, misi, dan tujuan perusahaan. Biasanya,
proses ini disebut dengan perencanaan strategi atau manajemen strategi yang melakukan
perumusan ataupun perencanaan strategi dalam mengintegrasikan seluruh konsep kualitas pada
strategi perusahaan secara menyeluruh.

6. Peningkatan secara Kontinyu

Peningkatan yang dilakukan secara kontinyu akan mampu mendorong perusahaan dalam
melakukan analisa dan melahirkan cara yang lebih efektif dalam mencapai tujuan perusahaan
dan juga memenuhi harapan seluruh pihak yang berkaitan di dalamnya.

7. Keputusan berdasarkan Fakta

Untuk mendapatkan seluruh informasi terkait performa perusahaan, maka Anda


memerlukan data untuk mengukurnya. Sistem manajemen Total Quality Manajemen (TQM)

11
mengharuskan pihak perusahaan untuk mengumpulkan dan melakukan analisa data secara
kontinyu agar seluruh keputusan atau kebijakan yang diambil benar-benar tepat. Dengan
menggunakan data, maka pihak perusahaan bisa menarik kesimpulan berdasarkan tingkat
kejadian ataupun hasil sebelumnya.

8. Komunikasi

Dalam kegiatan sehari-hari perusahaan, pasti akan mengalami adanya perubahan baik itu
dalam hal strategi, kebijakan, jadwal ataupun cara pelaksanaannya. Perubahan ini harus
dibicarakan dengan baik pada seluruh karyawan yang berkepentingan. Komunikasi atau
pembicaraan yang baik juga akan melahirkan semangat kerja dan motivasi karyawan dalam
mencapai tujuan utama perusahaan.

12
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Dari pembuatan makalah ini kami dapat mengambil kesimpulan antara lain: Kualitas
merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya.

Total Quality Management

(TQM) mengacu pada penekanan kualitas yang meliputi organisasi keseluruhan, mulai
dari pemasok hingga pelanggan. Tujuh konsep program TQM yang efektif yaitu perbaikan
berkesinambungan, Six Sigma, pemberdayaan pekerja, benchmarking, just-in-time (JIT), konsep
Taguchi, dan pengetahuan perangkat TQM.

13
DAFTAR PUSTAKA

Jay Heizer dan Barry Render, 2009,Operations Management, 9th ed, Pearson Int’lChase,

Jaqobas, Aquilano, 2007,Operations Management for Competitive Advantage, 10th ed, Mc


Graw HHil

www.google.com/manajemen+Kualitas

14

Anda mungkin juga menyukai