MANEJEM KINERJA
“MENGELOLA KUALITAS”
OLEH: KELOMPPOK 5
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah tuhan yang maha esa karena dengna
rahmatnyalah kita bisa memaca makalah yang saat ini berada di depan mata kita, kami berterima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu memberikan masukan kepada kami sehinggaa
mempermudah pembuatan makalah ini.
Terkhusus kepada dosen pengamppuh mata kuliah yang telah memberikan materi-materi
yang sangat baik dan membuat saya mudah memahami apa yang akan kami tulis dalam makalah
ini.
Tidak ada kata selain terima kasih, dan tidak ada guna makalah ini tanpa pembaca dan
kritik saran dari pembaca untuk makaah ini. Agar kami dapat mengetahui kelebihan dan
kekurang dari makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB 1 …………………………………………………………………………………………...1
Pendahuluan ……………………………………………………………….…………………….1
C.Tujuan …………………………………………………………………………………………1
BAB 2 ……………………………………………………………………………………………2
Isi ………………………………………………………………………………………………...2
BAB 3 …………………………………………………………………………...………………10
PENUTUP ………………………………..…………………………………………………..11
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kita memahami bahwa kualitas merupakan hal penting yang menentukan kesuksesan
bisnis karena berkaitan dengan implikasi global, kewajiban produk, dan reputasi perusahaan.
Dengan menggunakan pengelolaan kualitas, perusahaan dapat menggunakan seluruh sumber
daya yang dimiliki secara lebih efektif dan efisien. Salah satu pengelolaan kualitas yang banyak
digunakan ialah Total Quality Management (TQM). Pengelolaan kualitas ini akan memberi
perusahaan banyak keuntungan jika diimplementasikan dan dijalankan dengan konsisten, salah
satunya sebagai competitive advantage dalam menghadapi persaingan dan kepuasan pelanggan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
ISI
Pengelolaan Kualitas menurut ISO 8402 (Quality Vocabulary) seperti dikutip oleh
Ahmad dalam buku yang berjudul “Manajemen Mutu Terpadu” ialah semua kegiatan dari
keseluruhan fungsi manajemen yang menentukan kebijakan kualitas, tujuan-tujuan dan tanggung
jawab, serta menerapkannya melalui perencanaan kualitas (quality planning), peningkatan
kualitas (quality improvement), pengendalian kualitas (quality control), dan jaminan kualitas
(quality assurance).
Perencanaan kualitas merupakan komponen utama yang harus dijalankan agar komponen lain
dapat terlaksana dengan optimal. Komponen ini berkaitan dengan proses pembuatan standar
kualitas dan cara mencapainya. Tanpa perencanaan kualitas maka tidak akan ada tolok ukur yang
jelas. Hal ini menjadikan kualitas yang dihasilkan tidaklah sama.
Peningkatan kualitas ditujukan untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa yang sedang
diproduksi oleh perusahaan. Pada umumnya, peningkatan kualitas ini berfokus pada proses
produksi dan dijalankan saat proses produksi berjalan. Hal ini dilakukan agar proses produksi
menjadi lebih optimal dan produk yang dihasilkan dapat dipercaya kualitasnya.
Komponen ketiga ini merupakan pengawasan proses guna menjaga kualitas produksi, agar sesuai
dengan standar yang ditetapkan di awal. Berbeda dengan Peningkatan Kualitas, Pengawasan
Kualitas lebih berfokus ke pengawasan proses produksi dan produk yang dihasilkan.
Heizer dan Render dalam bukunya yang berjudul Manajemen Operasi menyatakan bahwa
kualitas (quality) merupakan fitur dan karakteristik produk yang secara keseluruhan
mengandalkan kapabilitas memuaskan kebutuhan yang dijanjikan baik secara nyata maupun
tersirat. Kita memahami bahwa kualitas merupakan hal penting yang menentukan kesuksesan
bisnis karena berkaitan dengan implikasi global, kewajiban produk, dan reputasi perusahaan.
Selain menjadi elemen yang penting dalam operasional, kualitas implikasi lain. Berikut
adalah tiga alasan lain mengapa kualitas sangat penting.
I. Reputasi perusahaan
Sebuah organisasi dapat mengharapkan reputasinya sebagai kualitas (menjadi baik
atau jahat) untuk mengikutinya. Kualitas akan muncul dalam presepsi mengenai
produk baru perusahaan, praktik kerja, hububngan pemasok.
II. Kewajiban produk
Pengadilan semakin enahan organisasi yang merancang, memproduksi atau
mendistribusikan barang dan jasa yang rusak yang bertanggung jawab atas kerusakan
atau cedera yang dihasilkan dari penggunaannya perundang-undangan seperti
undang-undang perlindungan produk.konsumen yang menyusun dan mendorong
standar produk dengan melarang produknya tidak memenuhi standatr tersebut.
III. Implikasi global
Pada era tekonologi, kualitas menjadi perhatian internasional.untuk kedua perusahaan
dan Negara untuk bersaing secara efektif dalam ekonomi global, produk harus dapat
memenuhi kualitas, racangna, dan ekspektasi harga global.
Pergerakan menuju rantai pasokan global telah mendapatkan banyak perhatian pada
kualitas dimana dunia harus menyatakan standar kulaitas tunggal, ISO9000. ISO9000 yang
merupakan standar kualitas dengan pengkauan internasional. Fokusnya adalah untuk menambah
sukses melalaui prinsip pengelola kualitas:
Kepemimpinan manajemen
Kepuasan pelangan
Perabaikan berkelanjutan
Melibatkan manusia
Analisis proses
Menggunakan dukungan data untuk mengambil keputusan
Hubungan pemasok yang salng menguntungkan
D. Biaya kualitas
Biaya kualitas COQ adalah biaya untuk melakukan hal (harga aas ketidak sesuaian). 4
kategori utama yang berkaitan dengan atau biaya kualitas yan=itu sebagai berikut:
Biaya pencegahan
Biaya yang terikat dengan pengurangan potensi barang atau jasa cacat. Seperti: pelatihan.
Program peningkatan kualitas.
Biayia penilaian
Biaya yang terikat dengna evaluasi barang, proses, bagian, dan jasa. Seperti: percobaan
lab, pemeriksaan/pengawasan
Biaya kegagalan internal
Biaya yang diakibatkan dari produksi barang atau jasa yang cacat sebelum dikirim
kepelangaan. Contoj: epengerjaan kembali, bahan sisa, pengembalian.
Biaya kegagalan eksternal
Biaya yang terjadi setelah pengiriman barang atau jasa yang cacat. Contoh: pengerjaan
kembali, return barang, tanggung jawab, kehilangan goowill, biaya untuk masyarakan
(cost to society)
Bagi manajer operasional, pekerjaan yang palibg penting adalah untuk memberikan
kesehatan, keamanan, dan barang atau jasa yang berkualitas kepada pelanggan. Pengembangan
produk dengan kualitas bururk, disebabkan rancangan dan proses produksi yang tidak memadai,
mengakibatkan tidak hanya biaya produksi yang lebih tinggi, tetapi juga menyebabakan cedera,
perkara hukum dan meningkatkan relasi pemerintah.
Banyak pihak terlibat dalam produksi dan pemasaran produk yang berkualitas buruk,
termasuk pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok, distributor dan kreditur. Sebagia
masalah etika, manajemen harus menanyakan jika salah satu pihak sedang bermasalah. Setiap
perushaan butuh untuk mengembangkan nilai inti yang menjadi petunjuk sehari-hari bagi
semuanya mulai dari CEO sampai ke karyawan lin produksi.
mengacu pada penekanan kualitas yang meliputi organiasasi secara keseluruhan mulai
dari pemasok sampai ke pelanggan. TQM menekankan pada komitmen oleh manajemen untuk
memiliki tersu-menerus menuju keungguan dalam segala aspek barang dan jasa yang penting
bagi pelagngan. Masing-masing dari 10 kepuasan yang dibuat oleh manajer operasional
berkaitan dengna beberapa aspek dari mengidentififkasi dan memenuhi ekspektasi pelanggan.
Memenuhi ekspektasi tersebut membutuhkan penekanan pada TQM jika perusahaan akan
bersaing sebagai pemimpin di pasar dunia.
1) Perbaikin berkelanjuan
2) Six sigma
3) Pemberdayaan karyawan
4) Tolakk ukur
5) Tepat waktu
6) Konsep taguchi dan
7) Pemahaman alat TQM
a. Perbaikan bersinambungan
Manajemen kualaitas total mengharuskan proses perbaikan yang tidak pernah berhenti
yang mencakup ornag, peralatan, pemasok, material, dan prosedur. Pada dasranya
addalah setiap aspek sebuah operasional dapat diperbaiki. Tujuan akhirnya adalah
kesempurnaan yang tidak pernah tercapai, namun selalu dicari.
b. Six sigma
Menggambarkan proses barang atau jasa dengan kapabilitas yanag sangat tinggi. Program
six stigma lebh umum akan menghasilkan 2.700 penumpang dengan tas yang tertukar
setiap bulannya.
c. Pemberdayaan karyawan
Pemberdayaan karyawan (employee empowerment) berarti melibatkan karyawab disetiap
langkah dari proses produksi. Secara konsisten, penelitian menganjurkan bahwa sebesar
85% dari masalah kualitas berkaitan dengan material dan proses, bukan dengan kinerja
karyawan. Oleh karena itu, tugasnya adalah untuk merancang peralatan dan proses yang
menghasilkan kualitas yang diinginkan. Akan baik dilakukan dengan tingkat keterlibatan
yang tinggi oleh mereka yang memahami kekuranag dari sistem.
d. Tolak ukur
Tolak ukur adalah bahan lain d dalam program TQM suatu organisasi. Tolok ukur
(benchmarking)) melilbatkan pemilihan standar barang, jasa, biaya, aatau praktik yang
mewakil kinerja yang paling baik untuk proses atau aktivitas sangat serupa dengan milik
sendiri.
e. Konsep taguchi
Sebagian besar masalah kualitas adalah hasil dari produk dan proses rancangan yang
buruk. Benichi taguchi telah memberikan kita tiga konsep yang di tunjukan untuk
memperbaiki, baik produk maupun proses kualitas yaitu,
1. Kekuatan kualitas (quality robust) produk
2. Fungsi kerugian kuaalitas (quality loss function)
3. Kualitas yang berorientasu sasaran
Komponen dari jasa lebih rumit untuk diukur daripada kualitas dari komponen yang
berwujud. Manajer operasional memainkan peran penting dalam mengatasi beberapa aspek
utama dari kualitas yaitu:
Pertama, komponen berwujud dari beberapa jasa adalah penting. Seberapa bagus jasa
dirancang dan dihasilkan membuat perbedaan ini mungkin seberapa akurat, jelas, dan
lengkap tagihan checkout anda dihotel, seberapa hangat makanan di took a, atau seberapa
bagus mobil anda lari setelah dari bengkel
Kedua, aspek lailn dari jasa dan kualitas jasa adalah proses. Hal-hal seperti keandalan dan
kesopanan adalah bagian dari pproses.
Ketiga, manajer operasional seharusnay menyadari bahwa ekspektasi pelanggan adalah
standar harapan jasa yang dinilai.
Keempaat, manajer harus mengharapkan harapan. Terdapat tingkat kualitas standar
dimana jasa regular diberikan.
BAB 3
DAFTAR PUSTAKA
PENUTUP
http://academica makalah manajeme_operasional_supply_chain_management_SCn_docx
http://diglib.unila.ac.id/15748/12/BAB%202.pdf
heizer. J&render, b(2015),
Pengelolaan Kualitas menurut ISO 8402 (Quality Vocabulary) seperti dikutip oleh
Ahmad dalam buku yang berjudul “Manajemen Mutu Terpadu” ialah semua kegiatan dari
keseluruhan fungsi manajemen yang menentukan kebijakan kualitas, tujuan-tujuan dan tanggung
jawab, serta menerapkannya melalui perencanaan kualitas (quality planning), peningkatan
kualitas (quality improvement), pengendalian kualitas (quality control), dan jaminan kualitas
(quality assurance).
Heizer dan Render dalam bukunya yang berjudul Manajemen Operasi menyatakan bahwa
kualitas (quality) merupakan fitur dan karakteristik produk yang secara keseluruhan
mengandalkan kapabilitas memuaskan kebutuhan yang dijanjikan baik secara nyata maupun
tersirat. Kita memahami bahwa kualitas merupakan hal penting yang menentukan kesuksesan
bisnis karena berkaitan dengan implikasi global, kewajiban produk, dan reputasi perusahaan.