Anda di halaman 1dari 14

PEMASARAN

PARIWISATA

KELOMPOK 1

MUH ASRUL
HAMZAH SADISA SAWIR
A. DEFENISI PEMASARAN

Bagaimana kita mendefenisiskan pemasaran ? Jika kita masih awam dengan pemasaran,
mungkin kita akan menulis arti pemasaran sebagai promosi, iklan, internet, penjualan, dan lain-
lain. Seiring dengan kita mempelajari modul ini, maka kita akan menyadari bahwa semua hal
tersebut sebenarnya hanya permukaan dari semua hal yang tercakup dalam pemasaran (atau
istilahnya adalah “hanya puncak dari gunung es”). Banyak hal dalam pemasaran yang terjadi “di
belakang layar”. Misalnya, mengapa perusahaan memutuskan untuk membelanjakan milyaran
rupiah untuk beriklan? Apa alasan perusahaan melakukan promosi? Mengapa setiap perusahaan
memiliki strategi yang berbeda-beda? Hal ini sebenarnya hanya sebagian kecil dari keputusan
pemasaran yang dibuat oleh suatu perusahaan.
Beberapa konsep kunci dalam pemasaran pariwisata sebagai berikut:
1. Kepuasan konsumen yang terpenuhi kebutuhan dan keinginannya
Fokus utama dari pemasaran adalah memuaskan kebutuhan konsumen (kesenjangan antara
apa yang telah dimiliki dengan yang ingin dimiliki) dan keinginan konsumen (kebutuhan yang
disadari oleh konsumen).

2. Sifat pemasaran yang kontinu.


Pemasaran adalah aktivitas manajemen yang berlangsung terus menerus (kontinu), bukan
hanya keputusan satu kali yang dibuat oleh suatu organisasi.

3. Langkah bertahap dalam pemasaran.


Pemasaran yang efektif adalah proses yang terdiri dari tahapan.
4. Peran kunci dari riset pemasaran
Organisasi atau pengambil keputusan pemasaran yang efektif harus menggunakan riset pemasaran
untuk mengantisipasi dan mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen.

5. Saling ketergantungan antara organisasi penyedia produk/jasa pariwisata


Hal yang kunci dalam industri pariwisata adalah kemitraan antarpemangku kepentingan dalam industri
pariwisata. Ada banyak peluang untuk kemitraan di antara berbagai organisasi di industry pariwisata.

6. Upaya yang melibatkan seluruh organisasi dan multi departemen


Pemasaran bukan hanya tanggung jawab satu departemen atau divisi saja. Untuk menjalankan
pemasaran yang efektif, semua departemen atau divisi harus terlibat.
B. PEMASARAN DALAM INDUSTRI NON JASA

Di antara perusahaan manufaktur dan produk fisik, pemasaran berevolusi melalui 4 (empat) era,
yaitu:
(1) produk,
(2) produksi,
(3) penjualan,
(4) pemasaran, dan pemasaran berwawasan sosial.

Perubahan-perubahan dalam pemikiran pemasaran berkembang dalam keempat era tersebut


karena perkembangan teknologi, perbaikan dalam sistem produksi, persaingan yang semakin
ketat, permintaan pasar yang semakin luas, kecanggihan ilmu manajemen, nilai masyarakat yang
berubah, dan faktor-faktor lain
C. PEMASARAN DALAM INDUSTRI JASA
Industri pariwisata, bersama-sama dengan industri jasa, telah melalui evolusi sejarah yang tidak
persis sama. Industri jasa agak relatif tertinggal dibanding industri manufaktur dan perusahaan produk
fisik dalam mengadopsi pemasaran selama 10 atau 20 tahun. Mengapa industri pariwisata mengalami
hal ini? Ada banyak alasan, termasuk yang utama bahwa para manajer banyak yang merintis karir ke
atas, Manajemen Pemasaran Pariwisata berdasarkan rangking. Juru masak dan koki meniti karier dan
akhirnya mengelola restoran, mantan pilot mendirikan perusahaan penerbangan, presiden hotel
sebelumnya adalah petugas di meja depan, dan eksekutif sebuah perusahaan tur sebelumnya adalah
pemandu wisata. Seiring para manajer ini maju, lingkungan bisnis, pelatihan, dan edukasi mereka
menekankan pada aspek operasional atau detil teknis dari bisnis tersebut, dan bukan pada konsumen
dan kebutuhan mereka. Sedikit manajer pemasaran (atau manajer yang bertanggungjawab atas
pemasaran) untuk perusahaan manufaktur dan perusahaan produk fisik pernah bekerja di pabrik.
Pernyataan bahwa “supaya bisa menjalankan bisnis ini, kalian harus mengetahui bisnis ini luar dalam”
adalah sikap manajemen yang umum ditemui dalam industri pariwisata.
D. ORIENTASI PEMASARAN
Bagaimana kita mengenali organisasi yang memiliki orientasi pemasaran dan 9 (sembilan) karakteristik
yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi organisasi yang berorientasi pemasaran?
1. Kebutuhan konsumen adalah prioritas pertama dan pemahaman kebutuhan ini adalah kepedulian yang
bersifat terus menerus.
2. Riset pemasaran adalah aktivitas berkelanjutan yang dilakukan dengan prioritas tinggi.
3. Persepsi konsumen atas organisasi diketahui oleh pihak manajemen
4. Reviu dilakukan secara periodik untuk melihat kekuatan dan kelemahan organisasi dibanding dengan
para pesaing.
5. Nilai dari perencanaan jangka panjang sangat dihargai
6. Cakupan bisnis atau aktivitas dirancang secara luas, dan perubahan dipandang sebagai hal yang tidak
bisa dihindari.
7. Kerjasama dan sinergi antar departemen sangat didorong
8. Kerjasama dengan organisasi yang komplementer diakui sebagai upaya yang penting
9. Pengukuran dan evlauasi aktivitas pemasaran dilakukan secara reguler
E. PRINSIP-PRINSIP INTI DALAM
PEMASARAN
Ada 7 (tujuh) prinsip kunci dalam pemasaran yang penting untuk dipelajari sebagai berikut
1. Orientasi Pemasaran
2. Konsep Pemasaran
3. Memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen
4. Segmentasi pasar
5. Nilai dan proses pertukaran
6. Siklus hidup produk
7. Bauran Pemasaran
F. NUANSA KHUSUS DALAM MANAJEMEN PEMASARAN
PARIWISATA

Ada beberapa area dimana perencanaan dan pengelolaan pemasaran pariwisata perlu mendapatkan nuansa dan
penekanan khusus, yaitu sebagai berikut:

a. Sumber daya manusia dan kontrol kualitas Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, produk pariwisata
mengandung unsur jasa dan pelayanan (services) yang besar. Sifat jasa yang non-bendawi 1.20 Manajemen
Pemasaran Pariwisata  (intangibles) dan kualitas pelayanan yang sulit distandardisasikan (variable)
membuat faktor penyedia jasa dan kontrol kualitas menjadi sangat menentukan keberhasilan pemasaran
produk wisata.
b. Permintaan yang berfluktuasi sementara penawaran bersifat kaku (rigid) Industri pariwisata relatif lebih
rentan terhadap permintaan yang berfluktuasi. Kunjungan wisatawan sangat bersifat musiman dan
tergantung pada hari libur. Di samping itu, industri pariwisata bisa dibilang paling rentan terhadap isu
keamanan, kesehatan, dan bencana alam.
c. Dampak pada masyarakat dan lingkungan Sifat produk wisata yang tidak memisahkan (inseparability) antara
produk dan penyedia jasa dan antara pembelian dan konsumsi bisa menimbulkan dampak negatif pada
masyarakat lokal dan lingkungan. Karakteristik ini membuat pemasaran pariwisata, terutama di Indonesia
dimana produk wisata sangat bernuansa ‘people-contact’ (berinteraksi dengan masyarakat) dan ‘nature-contact’
(bersentuhan dengan alam), harus mengadopsi etos dan prinsip pemasaran pariwisata yang bertanggungjawab.
d. Pelibatan institusi/organisasi non bisnis Organisasi kepariwisataan meliputi organisasi bisnis dan instansi publik
dan organisasi nirlaba. Jika organisasi bisnis mendapatkan keuntungan ekonomis secara langsung dari
konsumen, instansi publik dan organisasi nirlaba mendapatkan sumber pendanaan dari pihak lain. Pemasaran
pariwisata perlu memahami perbedaan motivasi dari organisasi yang berbeda tersebut. Misalnya, untuk aktivitas
pemasaran, organisasi bisnis termotivasi dengan meningkatnya tamu hotel sementara organisasi non bisnis
termotivasi oleh konservasi budaya dan meningkatnya peluang usaha bagi masyarakat.
e. Koordinasi Perencanaan Dalam industri pariwisata, upaya memuaskan kebutuhan konsumen berpotensi
menimbulkan konflik antar pelaku usaha di sektor yang berbeda. Misalnya, tour operator yang menawarkan
paket lengkap meliputi transportasi dan akomodasi harus bekerja sama dengan hotel, maskapai, pengelola daya
tarik wisata, dan lain-lain.
G. SEMAKIN PENTINGNYA PEMASARAN DI
INDUSTRI PARIWISATA

Pemasaran sekarang memiliki peran yang jauh lebih penting dalam industri pariwisata, dibanding masa-
masa sebelumnya. Persaingan yang lebih ketat, fragmentasi pasar dan kompleksitas pasar yang meningkat,
dan konsumen yang lebih berpengalaman dalam melakukan perjalanan membuat organisasi pariwisata
memberikan perhatian lebih pada upaya pemasaran. Pemasaran dalam industri pariwisata telah menjadi lebih
profesional dan agresif.
Dilihat dari faktor kompetisi yang semakin ketat, sekarang banyak sekali hotel, restoran, maskapai,
taman bertema, persewaan mobil, ataupun kapal pesiar daripada masa sebelumnya. Beberapa destinasi
seperti Bali dan Yogyakarta mengalami kelebihan pasokan kamar hotel yang cukup besar. Tren dari sisi
penawaran yang meningkatkan kompetisi adalah pertumbuhan dari jaringan hotel atau restoran, franchise,
aliansi strategis, dan lain-lain.
H. RANGKUMAN

Pemasaran dalam industri pariwisata sedang berkembang pesat dan menjadi semakin canggih.
Pengakuan terhadap nilai penting pemasaran bagi kesuksesan organisasi sekarang ini sudah diakui.
Walaupun agak tertinggal dengan industri manufaktur, industri pariwisata sekarang sudah secara
penuh mengadopsi prinsip-prinsip utama dalam pemasaran – konsep pemasaran, orientasi pemasaran,
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, segmentasi pasar, nilai, siklus hidup produk, dan
bauran pemasaran. Pemasaran juga menjadi semakin penting karena industri pariwisata mengalami
persaingan yang semakin ketat dan konsumen yang memiliki kebutuhan dan keinginan semakin
beragam dengan standar yang semakin tinggi.
SEKIAN DAN TERIMAH KASIH
“BARANG SIAPA MEMBUAT SUSAH DAN MENIMBULKAN KESULITAN KEPADA
SAUDARANYA, MAKA ALLAH AKAN MEMBUATNYA IKUT SUSAH”

Anda mungkin juga menyukai