tyrdtystsh
Disusun Oleh
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BOROBUDUR
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya, saya dapat menyusun makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian Balance of Payment (BoP) dan Multinasional
Colporation . Saya mengharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua,
Saya menyadari masih terdapat banyak kekurangan yang terdapat dalam karya tulis ini. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran kepada berbagai pihak untuk kami jadikan
sebagai bahan evaluasi guna meningkatkan kinerja untuk kedepannya.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Rumusan Masalah.............................................................. 2
BAB II Pembahasan
Kesimpulan ....................................................................... 13
Kesimpulan ....................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi setiap perusahaan, mutu adalah agenda yang utama dan meningkatkan mutu
merupakan tugas yang paling penting. Walaupun demikian, ada sebagian orang
yang menganggap mutu sebagai sebuah konsep yang penuh dengan teka teki. Mutu
dianggap sebagai suatu hal yang membingungkan dan sulit untuk diukur.
Secara definisi, kualitas atau mutu merupakan kemampuan suatu produk untuk
memenuhi kebutuhan tanpa adanya cacat. Dilihat dari sudut pandang konsumen,
kualitas suatu produk itu dilihat dari kegunaan dan kualitas desainnya. Jika
dipandang dari sudut pandang produsen, kualitas suatu produk adalah bagaimana
tampilan dari produk yang dihasilkannya apakah sesuai dengan standar yang
ditetapkan ataukah tidak.
TQM atau Total Quality Management adalah suatu pendekatan yang seharsnya
dilakukan oleh organisasi untuk memperbaiki kualitas outputnya, menekan biaya
produksi dan meningkatkan produktivitasnya.
Tanggung jawab untuk manajemen kualitas ada pada semualevel dari manajemen,
tetapi harus dikendalikan oleh manajemen puncak (top management) dan
implementasinya harus melibatkan semua anggota organisasi.
1
A. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang hendak dibahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
Total Quality Mangement (TQM) berasal dari dunia bisnis dan khususnya dalam
dunia perusahaan. Oleh karena itu, untuk memahami TQM harus merujuk pada
dunia asalnya. Hal ini bukan berarti bahwa metode bisnis lebih unggul dari pada
praktek pendidikan, atau bahwa pendidikan akan bisa ditingkatkan hanya dengan
mengadopsi bahasa komersial. Lebih dari itu, justru dunia bisnis dapat belajar dari
metode yang diterapkan di beberapa sekolah.
TQM diartikan sebagai perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari
suatu perusahaan dan semua orang kedalam falsafah holistik yang dibangun
berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas dan kepuasan pelanggan.
3
kualitas dianggap layak, maka diperlukan suatuproduk untuk dapat memenuhi
dimensi-dimensi berikut ini:
7.Esthetic: nilai keindahan dari produk, termasuk dalam definisi ini adalah
tampilan fisik produk
8. Percieved quality: kesan yang membekas dari produk pada pemikiran konsumen
Landasan TQM adalah statistical process control (SPC) yang merupakan model
manajemen manufactur, yang pertama-tama diperkenalkan oleh Edward Deming
dan Joseph Juran sesudah PD II guna membantu bangsa Jepang membangun
kembali infrastruktur negaranya. Ajaran Deming dan Juran itu berkembang terus
hingga kemudian dinamakan TQM oleh US Navy pada tahun 1985. Kita ketahui
bahwa TQM terus mengalami evolusi, menjadi semakin matang dan mengalami
diversifikasi untuk aplikasi di bidang manufactur, industri jasa, kesehatan, dan
dewasa ini juga di bidang pendidikan.
4
Oleh karen itu mengikuti ajaran Deming, Juran dan Philip Crosby dalam
mengimplementasikan TQM memang perlu, tetapi belumlah cukup. Sebab TQM
terus mengalami evolusi, maka untuk menghayati state-of-the-art TQM perlu
diketahui juga kontribusi bidang manajemen dan organizational effectiveness
dalam membangun TQM sebagai dimensi yang lain. Kontribusi bidang tersebut
merupakan satu dimensi tersendiri yang dapat disebut sebagai akar TQM, antara
lain terdiri dari group dynamics, organization development (OD), sosiotechnical
system dan lain-lain. TQM yang dikenal sekarang ini banyak berbeda tekniknya
dengan apa yang dikembangkan di Jepang pada tahun 1950-an dan yang pertama-
tama dikembangkan di Amerika pada tahun 1980-an. Penerapan TQM di berbagaii
bidang membutuhkan kerangka sendiri dalam manajemen kualitas.
3. Memperbaiki upaya memenuhi kebutuhan para pemakai produk dan jasa pada
kini dan di waktu yang akan datang.
5
B. Konsep TQM
TQM merupakan sistem manajemen yang berfokus pada semua orang/tenaga kerja,
bertujuan untk terus menerus meningkatkan nilai yang diberikan bagi pelanggan
dengan biaya penciptaan nilai yang lebih rendah dari pada nilai suatu produk.
Konsep TQM ini memerlukan komitmen semua anggota organisasi terhadap
perbaikan seluruh aspek manajemen organisasi.
Pada dasarnya, konsep TQM mengandung tiga unsur, yaitu sebagai berikut:
Nilai pelanggan adalah manfaat yang dapat diperoleh pelanggan atas penggunaan
barang/jasa yang dihasilkan perusahaan dan pengorbanan pelanggan untuk
memperolehnya. Strategi ini merupakan perencanaan bisnis untuk memberikan
nilai bagi pelanggan termasuk karakteristik produk, cara penyampaian, pelayanan
dan sebagainya.
2. Sistem Organisasional
Sistem organisasional berfokus pada penyediaan nilai bagi pelanggan. Sistem ini
mencakup tenaga kerja, material, mesin/teknologi proses, metode operasi dan
6
pelaksanaan tenaga kerja, aliran proses kerja, arus informasi dan pembuatan
keputusan.
3. Perbaikan Berkelanjutan
Jadi, berdasarkan ketiga hal atau alasan di atas, memproduksi produk bermutu
tinggi lebih banyak akan memberi keuntungan bagi produsen, bila dibandingkan
dengan produsen yang menghasilkan produk bermutu rendah.
7
C. Prinsip TQM
1. Kepuasan Pelanggan
Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas produk
tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi
kualitas tersebut ditentukan oleh pelanggan. Kebutuhan pelanggan diusahakan
untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan dan
ketetapan waktu. Oleh karena itu, segala akivitas perusahaan harus dikoordinasikan
untuk memuaskan para pelanggan.
Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai yang diberikan dalam
rangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan. Semakin tinggi nilai yang
diberikan, maka semakin besar pula kepuasan pelanggan.
8
Konsep kedua variasi atau variabilitas kinerja manusia. Data statistik dapat
memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang wajar
dan setiap sistem organisasi. Dengan demikian, manajemen dapat memprediksi
hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.
4. Perbaikan Berkesinambungan
Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses sistematis dalam
melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan. Konsep yang berlaku disini
adalah siklus PDCAA(Plan-Do-Check-Act-Analyze), yang terdiri dari langkah-
langkah perencanaan, melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.
Menurut Dean sebagaimana dikutip oleh Ali Djamhuri (2001:8) beberapa prinsip
umum Manajemen Mutu Terpadu diantaranya meliputi:
Organisai dalam hal ini manajemen harus dapat mengoptimalkan seluruh potensi
dan sumber daya organisai dan sistem yang ada untuk menciptakan aktivitas
terhadap tercapainya kepuasan pelanggan. Tercapainya kepuasan pelanggan
meliputi seluruh stakeholders, baik yang berada didalam organisasi maupun di luar
organisasi.
Ekspektasi stakeholders harus diletakkan pada posisi dan perspektif yang dinamis
dan berjangka panjang. Oleh karenanya harapan tersebut menjadi kewajiban
organisasi untuk memenuhinya dalam rangka kepuasan pelanggan, yang
berkelanjutan dan ke massa depan.
2. Kepemimpinan (Leadership)
9
D. Mengimplementasikan Total Quality Management
Dalam hal ini, manajemen dan karyawan harus mengerti sepenunya dan yakin
mengapa organisasi akan mencapai Total Quality, yaitu untuk menjamin
kelangsungan hidup organisasi dalam iklim kompetitif.
Dalam hal ini, manajemen puncak harus memberi contoh dalam hal pola sikap,
pola pikir dan pola tindak yang mencerminkan falsafah yang telah ditanamkan.
3. Kalau perlu, adakan perubahan atau modifikasi terhadap sistem yang ada agar
kondusif dengan tujuan Total Quality.
10
4. Didik, latih dan berdayakan karyawan
Hessel telah meneliti hubungan antara penerapan TQM dengan kinerja dan
keunggulan kompetitif beberapa perusahaan manufaktur di Indonesia. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa kualitas merupakan syarat penting keberhasilan
perusahaan, TQM merupakan pendekatan untuk mempertahankan hidup serta
meningkatkan daya saing perusahaan dan penerapan TQM memerlukan dukungan
insfratruktur perusahaan.
Untuk melakukan suatu perubahan sering kali tidak mudah, apalagi bila
menyangkut perubahan yang bersifat fundamental dan menyeluruh. Berkaitan
dengan perubahan tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu berikut
ini:
11
Ada beberapa persyaratan untuk melaksanakan TQM (Goetsch, 1997:264) (Fandy,
1995:332) yaitu:
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Atau dengan kata lain Total Quality Managementadalah suatu sistem manajemen
dalam meningkatkan keseluruhan kualitas menuju pencapaian keunggulan bersaing
yang pada berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh
anggota organisasi.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/65158465/Total-Quality-Management-Manajemen-Mutu-
Terpadu
https://manajemenmututerpadudalampendidikan.wordpress.com/2012/05/14/
prinsip-umum-manajemen-mutu-terpadu-mmt-total-quality-management-tqm-2/
https://elqorni.wordpress.com/category/manajemen-kualitas/total-quality-
management/
14