MANAGEMENT
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Kualitas Total
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Tidak Lupa saya
ucapkan terima kasih atas bantuan dari pihak-pihak yang telah memberikansumbangan
baik berupa materi maupun pikirannya. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Kualitas Total.Adapun tema yang akan dibahas adalah “Analisa Konsep Dasar
Total Quality Manajemen”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Martinus Wahyu Purnomo S,pd. M,M. selaku
Dosen Manajemen Kualitas Total yang telah memberikan tugas laporan ini yang nantinya
dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada para pembaca.
Kami menyadari Dalam penyusunan makalah ini penulis sangat sadar bahwa masih
banyak kesalahan dan kekurangan baik dari segi penulisan maupun materi. Penulis dengan
tulus berharap kepada semua pihak untuk memberikan kritik serta sarannya yang dapat
membangun dan demi kesempurnaan makalah.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 7
BAB IV ................................................................................................................................ 10
PENUTUP........................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 10
B. Saran .......................................................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah yang dibahas adalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management)?
2. Bagaimana proses Manajemen Mutu Terpadu?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini dibuat adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian dari Manajemen Mutu Terpadu
2. Mengetahui proses yang dilakukan Manajemen Mutu Terpadu
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Slamet (1995), manajemen mutu terpadu (MMT) adalah suatu metode di
mana setiap orang berusaha secara terus-menerus untuk memperbaiki jalan menuju
kesuksesan. MMT bukan hanya seperangkat peraturan dan ketentuan yang kaku, tetapi
merupakan proses-proses guna memperbaiki kinerja. Selain itu, MMT juga
menyelaraskan usaha orang banyak sebaik mungkin sehingga orang tersebut dapat
menghadapi tugasnya dengan penuh semangat dan ikut berpartisipasi dalam perbaikan
pekerjaan.
Tjiptono dan Diana (2000) menambahkan bahwa MMT merupakan kombinasi semua
fungsi dari perusahaan ke dalam ideologi holistik yang dibangun berdasarkan pada
konsep kualitas, kerja sama tim, produktivitas, dan kepuasan pelanggan. MMT ialah
sistem yang menjadikan mutu sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan
pelanggan dan melibatkan seluruh anggota dalam organisasi. MMT adalah pendekatan
untuk menjalankan bisnis yang berusaha untuk memaksimalkan persaingan sebuah
organisasi melalui perbaikan yang berkesinambungan atas mutu produk, jasa, orang,
proses, dan lingkungannya.
Hadari Nawawi (2005) mengemukakan bahwa manajemen mutu terpadu adalah
manajemen fungsional dengan pendekatan yang secara terus-menerus difokuskan pada
peningkatan kualitas, agar produknya sesuai dengan standar kualitas masyarakat yang
dilayani dalam pelaksanaan tugas pelayanan umum (public service) dan pembangunan
masyarakat (community development). Konsepnya bertolak dari manajemen sebagai
proses atau rangkaian kegiatan mengintegrasikan sumber daya yang dimiliki, yang harus
diintegrasi pula dengan tahapan pelaksanaan fungsi-fungsi manajamen, agar terwujud
kerja sebagai kegiatan memproduksi sesuai yang berkualitas.
3
B. Karakteristik Manajemen Mutu Terpadu
Menurut Goetsch dan Davis (dalam Slamet, 1999), terdapat 10 (sepuluh) unsur utama
(karakteristik) total quality management, yaitu sebagai berikut :
a) Fokus pada Pelanggan
Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang
disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar
dalam menentukan kualitas manusia, proses, dan lingkungan yang
berhubungan dengan produk atau jasa.
b) Obsesi terhadap Kualitas
Dalam organisasi yang menerapkan TQM, kualitas yang ditetapkan
adalah penentu akhir kualitas pelanggan internal dan eksternal. Dengan
kualitas yang ditetapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi
atau melebihi apa yang ditentukan tersebut.
c) Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan TQM, terutama
untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut.
Dengan demikian, data diperlukan dan digunakan dalam menyusun tolok ukur
(benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan
d) Komitmen Jangka Panjang
TQM merupakan paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk
itu dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu, komitmen
jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar
penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses.
e) Kerja Sama Tim (Teamwork)
Dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerja sama tim, kemitraan,
dan hubungan dijalin dan dibina, baik antarkaryawan perusahaan maupun
dengan pemasok lembaga-lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.
f ) Perbaikan Sistem secara Berkesinambungan
Setiap produk atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-
proses tertentu di dalam suatu sistem atau lingkungan. Oleh karena itu, sistem
yang sudah ada perlu diperbaiki secara terus-menerus agar kualitas yang
4
dihasilkannya dapat meningkat
g) Pendidikan dan Pelatihan
Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan
merupakan faktor yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong
untuk terus belajar sampai kapan pun dan tidak mengenal batas usia.
Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkat keterampilan teknis
dan keahlian profesionalnya.
h) Kebebasan yang Terkendali
Dalam TQM, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat
penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan “rasa
memiliki” dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang dibuat.
Selain itu, unsur ini juga dapat memperkaya wawasan dan pandangan dalam
suatu keputusan yang diambil, karena pihak yang terlibat lebih banyak.
Meskipun demikian, kebebasan yang timbul karena keterlibatan tersebut
merupakan hasil dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik.
i ) Kesatuan Tujuan
Agar TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus
memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian, setiap usaha dapat diarahkan
pada tujuan yang sama. Namun, hal ini tidak berarti bahwa harus selalu ada
persetujuan atau kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan
mengenai upah dan kondisi kerja.
j) Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan
Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal yang penting
dalam penerapan TQM. Pemberdayaan bukan sekadar melibatkan karyawan,
tetapi juga melibatkan mereka dengan memberikan pengaruh yang sungguh
berarti.
Menurut Hensler dan Brunell, ada 4 (empat) prinsip utama dalam TQM, yaitu sebagai
berikut :
5
a) Kepuasan Pelanggan
Memberikan kepuasan kebutuhan pelanggan (internal dan eksternal)
dalam segala aspek, termasuk di dalamnya harga, keamanan, dan ketepatan
waktu. Oleh karena itu, segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan
untuk memuaskan para pelanggan.
6
BAB III
PEMBAHASAN
Dari definisi-definisi yang disampaikan oleh para ahli, dapat ditarik kesimpulan
bahwa manajemen kualitas total adalah suatu sistem manajemen yang mengikut-sertakan
semua unsur kepegawaian di lingkungan setiap perusahaan yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas, kemampuan menjalankan tugas, serta efektivitas produksi baik di
lingkungan industri maupun institusi lainnya.
Manajemen kualitas total atau TQM ialah teori dari ilmu manajemen yang
memfokuskan pimpinan organisasi dan personelnya guna melakukan program perbaikan
mutu secara berkesinambungan yang terpusat pada pencapaian kepuasan para pelanggan.
“Do the right things, first time, and everytime”, yang mempunyai arti kerjakan sesuatu
yang benar sejak pertama kali, dan setiap waktu, merupakan jargon utama yang
mendasari falsafah manajemen mutu terpadu terfokus pada pernyataan.
MMT mendasarkan pekerjaan yang berkaitan dengan proses pada siklus Deming yang
dikenal dengan sebutan Plan-Do-Check-Act (PDCA).
Sonhadji (1999) mengatakan bahwa seluruh aktivitas pekerjaan perlu membuat
perencanaan (plan) terlebih dahulu. Sebelum digunakan sebagai standar pelaksanaan dan
guna menghindari kesalahan yang fatal, perencanaan yang sudah dibuat selanjutnya harus
dilakukan pengujian (do). Tidak seperti manajemen tradisional yang mendasarkan pada
opini, setiap prosedur yang dijalankan dalam proses MMT patut dilandasi oleh data yang
kuat dan akurat. Salah satu perbedaan antara MMT dengan manajemen tradisional adalah
jika MMT lebih menekankan pada mencegah kesalahan dan mengutamakan kualitas
dibandingkan manajemen tradisional yang hanya mengecek kesalahan.
Menurut Burnham (1997), hal itu disebabkan karena adanya prinsip MMT yang lebih
mendahulukan pada aksi pencegahan daripada penyelesaian masalah. Dengan begitu,
kegiatan asesmen atau penilaian dalam proses MMT merupakan kegiatan esensial yang
7
harus dilakukan.
Setelah mendapatkan data dari pengujian (check), hasilnya lalu digunakan sebagai
landasan untuk melaksanakan transformasi dan pengembangan pada desain, yang
kemudian dijadikan pijakan dalam proses manajamen (act). Proses tersebut seterusnya
berulang, sehingga akan selalu ada pengembangan dengan mendasarkan pada hasil
evaluasi dan asesmen.
Schuler (1997) ikut mengemukakan bahwa lingkaran PDCA (plan-do-check-act)
disebut juga lingkaran Deming, karena Deminglah yang menciptakannya. Lingkaran
tersebut menggambarka proses-proses yang terjadi dalam setiap kegiatan atau kinerja
yang bermutu.
a) Planning
Planning berarti sudah mengetahui apa yang ingin dicapai, memahami
bagaimana melakukan suatu pekerjaan, terpusat pada inti masalah, mendapatkan
akar permasalahan, menghasilkan resolusi yang kreatif serta merancang
implementasi yang terstruktur.
b) Doing
Di dalam proses doing, berisi pelatihan dan manajemen aktivitas. Masalah
besar dan mudah biasanya sering berubah pada saat-saat terakhir. Apabila terjadi
kondisi seperti ini, maka harus dimulai dari awal kembali karena sudah tidak
dapat dilanjutkan lagi
c) Checking
Checking berarti pemeriksaan terhadap hasil dan membandingkannya sesuai
dengan yang diinginkan. Pada bagian ini, dibutuhkan keberanian, kejujuran,
kecerdasaran untuk mengendalikan proses seandainya segala sesuatu menjadi
buruk dan tidak bisa mendapatkan hasil yang baik. Kata “kenapa” adalah kata
kunci ketika hasil memburuk. Dengan memanfaatkan dokumentasi proses yang
tepat, maka kita dapat kembali di titik yang mana keputusan salah dibuat.
d) Acting
Acting maksudnya ialah menindaklanjuti dari apa yang didapatkan selama
tahap pemeriksaan. Memperoleh tujuan dan menstandardisasikan proses atau
belajar melalui pengalaman guna memulai lagi pada situasi yang tepat merupakan
arti lain dari acting.
Selain itu, filosofi Deming menawarkan Theory (system) of Profound Knowledge.
Teori itu dapat dipahami dengan mempelajari 4 (empat) lensa yang berbeda satu sama
8
lain, yang mana saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan dalam metode penerapannya.
Karena itu, pelatihan mengenai filosofi Deming kemudian banyak menggunakan nama
teori “Empat Lensa” yang terdiri atas hal-hal berikut :
a) Berpikir sistem (system thinking) untuk memimpin sistem.
b) Memahami variasi (variation) dalam perencanaan dan pemecahan masalah.
c) Memahami pengetahuan (knowledge) agar dapat melakukan perbaikan.
d) Memahami manusia (people).
Keempat lensa tersebut saling berinteraksi dan bergantung satu sama lain. Dalam arti
pemahaman apabila satu penerapannya dikaitkan dengan lensa yang lain, maka akan
menjadi lebih efektif.
9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen Mutu Terpadu (TQM) merupakan ilmu manajemen yang berperan cukup
penting dalam dunia bisnis. Secara singkat, MMT adalah suatu perubahan secara terus-
menerus yang berpusat pada peningkatan segi kualitas dari setiap produk. Dengan
menjadikan kepuasan para pelanggan sebagai landasan utama, MMT memiliki 4 (empat)
proses pada siklus Deming, yaitu PDCA (plan-do-check-act). Selain prosesnya, Deming
juga menambahkan filosofi yaag dikenal dengan teori “Empat Lensa”, dimana setiap
teori tersebut akan lebih lebih efektif apabila digunakan secara berkaitan
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, T., & Rusdiana, A. (2021). Manajemen Mutu Terpadu: Total Quality Management.
Bandung: Yrama Widya
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/2365-Full_Text.pdf
https://repository.uir.ac.id/401/2/bab2.pdf
11