Oleh:
Semester VII A
S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah yang berjudul “Kualitas Pelayanan TQM Benchmarking” ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yang diperoleh dalam dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui konsep Kualitas Pelayanan Total Quality Management.
2. Untuk mengetahui konsep Benchmarking.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2) Respek Terhadap Setiap Orang
Dalam rumah sakit yang kualitasnya kelas dunia, setiap dokter dan suster
dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas tersendiri yang
cepat dan tanggap. Dengan demikian tenaga kesehatan merupakan sumber daya
organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu, setiap orang dalam organisasi
diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi
dalam tim pengambilan keputusan
3) Manajemen Berdasarkan Fakta
Setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada perasaan
(feeling). Ada dua konsep pokok berkaitan dengan hal ini.
a. Pertama, prioritisasi (prioritization) yakni suatu konsep bahwa perbaikan
tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan,
mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu dengan
menggunakan data maka manajemen dan tim dalam perusahaan dapat
memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital.
b. Konsep kedua, variasi (variation) atau variabilitas kinerja manusia. Data
statistik dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang
merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem organisasi. Dengan
demikian manajemen dapat memprediksi hasil dari setiap keputusan dan
tindakan yang dilakukan.
4) Perbaikan Berkesinambungan.
Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses secara sistematis
dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep yang berlaku disini
adalah siklus PDCA (plan-do-chek-act), yang terdiri dari langkah-langkah
perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil pelaksanaan rencana, dan
tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh. Sementara
6
Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal yang penting dalam
penerapan total quality management. Usaha untuk melibatkan karyawan membawa
2 manfaat utama. Pertama, hal ini akan meningkatkan kemungkinan dihasilkannya
keputusan yang baik, rencana yang lebih baik, atau perbaikan yang lebih efektif
karena juga mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung
berhubungan dengan situasi kerja. Kedua, keterlibatan karyawan juga
meningkatkan ’rasa memiliki’ dan tanggung jawab atas keputusan dengan
melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.
9
2) Competitive benchmarking Melakukan patok duga terhadap karakteristik produk,
persaingan, dan proses yang memungkinkan adanya produk unggul. 3. Process
benchmarking Cakupan yang lebih luas yaitu beberapa proses bisnis perusahaan
terkemuka yang sukses yang memiliki kemiripan produk.
3) Strategic benchmarking Strategic benchmarking merupakan suatu proses sistematis
untuk mengevaluasi alternatif, implementasi strategi bisnis, dan memperbaiki
kinerja dengan memahami dan mengadaptasi strategi yang telah berhasil dilakukan
oleh mitra yang telah berpartisipasi dalam aliansi bisnis.
4) Global benchmarking Generasi ini mencakup semua genersai sebelumnya, yang
cakupan geografisnya sudah mengglobal, dengan membandingkan terhadap mitra
global maupun pesaing global.
11
3) Sumberdaya Manusia
Manajemen juga merupakan satu-satunya pihak yang dapat memutuskan dan
menugaskan sumberdaya manusia yang tersedia untuk melakukan patok duga,
meskipun biaya sumberdaya manusia biasanya jauh lebih tinggi daripada biaya
perjalanan.
4) Pengungkapan
Masing-masing pihak yang terlibat dalam patok duga harus mengungkapkan
informasi mengenai proses dan praktiknya. Dalam hal ini hanya pihak manajemen
yang berwenang membuat keputusan untuk mengungkapkan suatu informasi.
5) Keterlibatan
Manajemen harus terlibat secara aktif dan nyata dalam setiap aspek proses
patok duga, manajemen harus terlibat dalam penentuan proses yang akan dipatok
duga dan mitra duga. Keterlibatan secara aktif dari pihak manajemen dapat
menyebabkan semakin produktifnya setiap level dalam melaksanakan aktivitas
patok duga.
12
4) Komposisi tim yang kurang tepat
Bila suatu proses ditetapkan untuk dipatok duga, maka orang-orang
berhubungan dengan suatu proses dan menjalankan proses tersebut sehari-hari
harus dilibatkan.
5) Penekanan yang tidak tepat
Salah satu penyebab kegagalan yang sering kali timbul adalah tim terlalu
menekankan aspek pengumpulan dan jumlah data.
6) Kekurangpekaan terhadap mitra
Kepekaan terhadap mitra merupakan faktor yang paling penting dalam
hubungan kemitraan. Mitra patok duga memberikan akses pada organisasi patok
duga untuk mengamati prosesnya.
7) Dukungan manajemen puncak yang terbatas
Dukungan manajemen puncak merupakan faktor yang sangat penting bagi
kesuksesan setiap tahap aktivitas patok duga. Dukungan terus-menerus dari
manajemen puncak dibutuhkan untuk memulai patok duga, membantu tahap
persiapan, dan juga untuk menjamin tercapainya manfaat yang dijanjikan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam Bab II, dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Manajemen Mutu Terpadu atau Total Quality Management adalah suatu konsep
yang jauh lebih luas, yang tidak hanya menekankan pada aspek hasil tetapi juga
kualitas manusia dan kualitas prosesnya. Ada empat prinsip utama dalam total
quality management, yaitu kepuasan pelanggan, respek terhadap setiap orang,
manajemen berdasarkan fakta, dan perbaikan berkesinambungan. Adapun unsur-
unsur total quality management antara lain fokus pada pelanggan, obsesi terhadap
kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerja sama tim (teamwork),
perbaikan system secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan
yang terkendali, kesatuan tujuan, adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
Penerapan total quality management dalam suatu perusahaan dapat memberikan
beberapa manfaat utama yang pada gilirannya akan meningkatkan laba serta daya
saing perusahaan tersebut. Untuk menjamin keberhasilan pengimplementasian
TQM dalam perusahaan maka perlu mengikuti langkah-langkah: tanamkan satu
falsafah kualitas, manajemen harus membimbing dan menunjukkan kepemimpinan
yang bermutu, adakan perubahan terhadap sistem yang lebih kondusif, didik, latih
dan berdayakan (empower) seluruh karyawan. Faktor-faktor yang dapat menjadi
penghambat dalam Total Quality Management antara lain delegasi dan
kepemimpinan yang tidak baik dari manajemen senior, team mania, proses
penyebarluasan, menggunakan pendekatan yang terbatas dan dogmatis, harapan
yang terlalu berlebihan dan tidak realistis, dan empowerment yang bersifat
premature
2. Patok duga merupakan suatu proses belajar secara sistimatika dan terus menerus
untuk menganalisis tata cara kerja terbaik untuk menciptakan dan mencapai tujuan
dengan prestasi kelas dunia, dengan membandingkan setiap bagian dari suatu
perusahaan dengan perusahaan pesaing yang paling unggul dalam kelas dunia.
Faktor-faktor pertimbangan yang mendorong suatu perusahaan untuk melakukan
patok duga terutama adalah: Komitmen terhadap TQM, Fokus pada pelanggan,
14
Product-to-market time, Waktu siklus manufaktur, dan Laba. Faktor-faktor
pertimbangan yang mendorong suatu perusahaan untuk melakukan patok duga
terutama adalah: Komitmen terhadap TQM, Fokus pada pelanggan, Product-to-
market time, Waktu siklus manufaktur, dan Laba. Jenis-Jenis Benchmarking (Patok
Duga) yaitu Internal Benchmarking, Competitive Benchmarking, Functional
Benchmarking, Generic Benchmarking. Beberapa faktor penghambat yang dapat
menyebabkan kegagalan pelaksanaan patok duga adalah: Fokus internal, Tujuan
patok duga terlalu luas, dan Skedul
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan
pengetahuanserta kekurangan dalam penulisan. Hal tersebut terjadi karena penulis masih
dalam tahap pembelajaran sehingga diharapkan untuk kritik dan saran dari para pembaca
untuk menyempurnakan makalah ini.
15
DAFTAR PUSTAKA