Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN

“Dasar-Dasar Manajemen Mutu”

Dosen Pengampu :
Dra. Sri Siswati, Apt., SH., M.Kes.

Disusun Oleh :

Dini Nur Annisa 2011212028


Frisnaini Ayuputi Ratnaningtyas 2011212044
Gabriella Tessalonika 2011211004
Hafifah Sry Clara 2011211054
Juliza Nurul Alifa 2011212010
Khairanti Partasya 2011216005
Monica Okfi Marza 2011213018
Najla Esawiyuda 2011212054
Rahmah Dwi Kurnia Syahril 2011213004
Salsabila Adrina Zen 2011213036
Zil Mahendra 2011212058

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Andalas
2021
Daftar Isi

Daftar Isi ………………….………………….……………………………… i


Kata Pengantar ………..…………………………………………………… ii

BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang ……………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………. 1
1.3 Tujuan ……………………………………………………………. 2

BAB II Pembahasan
2.1 Dimensi Mutu ….……………...…………………………………. 2
2.2 Total Quality Management ………...…………………………… 3
2.3 Unsur dan Prinsip Total Quality Management ….…………………. 4
2.4 Standarisasi Manajemen Mutu ……………………….……………. 8
2.5 Pengukuran mutu standar pelayanan kesehatan .……………………. 10

BAB III Penutup


3.1 Kesimpulan …………………………………………………… 17
3.2 Saran …………………………………………………………… 18

Daftar Pustaka …………………………………………………………… 19

i
Kata Pengantar

Puji syukur Kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia dan hidayah-Nya Kami dapat menyelesaikan makalah tentang ”Dasar-Dasar
Manajemen Mutu” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini khususnya kepada dosen mata kuliah Dasar Kesehatan Reproduksi
yaitu Ibu Dra. Sri Siswati, Apt., SH., M.Kes. yang bersedia mengampu kelompok dalam
penyusunan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai ”Dasar-Dasar Manajemen Mutu”. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, Kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah Kami buat di masa yang akan datang.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan berguna bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan. Atas perhatian Ibu Kami ucapkan terima kasih.

Padang, 27 Maret 2021

Tim Penulis

ii
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Mutu adalah agenda yang utama dan meningkatkan mutu merupakan tugas yang paling
penting. Walaupun demikian, ada sebagian orang yang menganggap mutu sebagai
sebuah konsep yang penuh dengan teka teki. Mutu dianggap sebagai suatu hal yang
membingungkan dan sulit untuk diukur.
Secara definisi, kualitas atau mutu merupakan kemampuan suatu produk untuk
memenuhi kebutuhan tanpa adanya cacat. Dilihat dari sudut pandang konsumen, kualitas
suatu produk itu dilihat dari kegunaan dan kualitas desainnya. Jika dipandang dari sudut
pandang produsen, kualitas suatu produk adalah bagaimana tampilan dari produk yang
dihasilkannya apakah sesuai dengan standar yang ditetapkan ataukah tidak.
TQM atau Total Quality Management adalah suatu pendekatan yang seharsnya dilakukan
oleh organisasi untuk memperbaiki kualitas outputnya, menekan biaya
produksi dan meningkatkan produktivitasnya.
Tanggung jawab untuk manajemen kualitas ada pada semua level dari manajemen, tetapi
harus dikendalikan oleh manajemen puncak (top management) dan implementasinya harus
melibatkan semua anggota organisasi.
TQM telah dikembangkan di banyak negara dengan tujuan membantu organisasi untuk
mencapai kinerja yang sempurna,terutama dalam memberikan kepuasan pelanggan, yang
berdampak terhadap loyalitas pelanggan dan pangsa pasar yang lebih luas,sehingga dapat
meningkatkan profitabilitas dengan cara melakukan perbaikan kualitas secara terus menerus.
Dan semua manfaat tersebutdapat meningkatkan daya saing perusahaan untuk tetap survive.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan manfaat dari Dimensi Mutu?


2. Apa yang dimaksud dengan Total Qulity Management?
3. Apa saja unsur dan prinsip dari Total Quality Managemen?
4. Apa saja yang termasuk standarisasi mutu pelayanan?
5. Apa saja yang termasuk ke dalam pengukuran mutu layanan kesehatan?

1
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Dimensi Mutu.


2. Untuk mengetahui definisi dari Total Quality Management.
3. Untuk memahami apa saja unsur dan prinsip dari Total Quality Management.
4. Untuk memahami apa saja yang termasuk ke dalam standarisasi mutu pelayanan
5. Untuk memahami apa saja yang termasuk ke dalam pengukuran mutu standar layanan
kesehatan.

BAB II
PEMBAHASAN

Mutu dianggap sebagai suatu hal yang membingungkan dan sulit untuk diukur. Secara
definisi, kualitas atau mutu merupakan kemampuan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan
tanpa adanya cacat. Tanggung jawab untuk manajemen kualitas ada pada semua level dari
manajemen, tetapi harus dikendalikan oleh manajemen puncak (top management) dan
implementasinya harus melibatkan semua anggota organisasi.
2.1 Dimensi Mutu

a. Definisi Manajemen Mutu

Manajemen mutu adalah sebuah sistem manajemen untuk mengawasi semua kegiatan
dan tugas dalam suatu organisasi untuk memastikan bahwa produk dan layanan yang
ditawarkan, serta sarana yang digunakan untuk mencapainya bersifat konsisten.

b. Manfaat Manajemen Mutu


1. Membantu organisasi mencapai konsistensi yang lebih besar dalam tugas dan
kegiatan yang terlibat dalam produksi produk dan layanan.
2. Meningkatkan efisiensi dalam proses, mengurangi pemborosan dan meningkatkan
penggunaan waktu dan sumber daya lainnya.
3. Membantu meningkatkan kepuasan pelanggan.
4. Memungkinkan bisnis untuk memasarkan bisnis mereka secara efektif dan
mengeksploitasi pasar baru.

2
5. Memudahkan bisnis untuk mengintegrasikan karyawan baru dan dengan demikian
membantu bisnis mengelola pertumbuhan dengan lebih mulus.
6. Memungkinkan bisnis untuk terus meningkatkan produk, proses, dan sistem
mereka.
c. Komponen Utama Manajemen Mutu
1. Perencanaan Kualitas : Proses mengidentifikasi standar kualitas yang relevan
dengan proyek dan memutuskan bagaimana cara memenuhinya.
2. Peningkatan Kualitas : Perubahan yang disengaja dari suatu proses untuk
meningkatkan kepercayaan atau keandalan hasil.
3. Kontrol Kualitas : Upaya berkelanjutan untuk menegakkan integritas dan
keandalan proses dalam mencapai hasil.
4. Jaminan Kualitas : Tindakan sistematis atau terencana yang diperlukan untuk
menawarkan keandalan yang memadai sehingga layanan atau produk tertentu
akan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
d. Proses Manajemen Mutu
1. Aktivitas pada proses manajemen mutu dimulai ketika organisasi menetapkan
target kualitas yang harus dipenuhi dan yang disepakati dengan pelanggan.
2. Organisasi kemudian mendefinisikan bagaimana target akan diukur.
3. Kemudian mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengukur kualitas.
4. Selanjutnya mengidentifikasi masalah kualitas yang muncul dan memulai
perbaikan.
5. Langkah terakhir melibatkan pelaporan tingkat keseluruhan kualitas yang dicapai.

2.2 Total Quality Management

a. Pengertian Total Quality Management

Total Quality Management atau disingkat dengan TQM adalah suatu sistem manajemen
kualitas yang berfokus pada Pelanggan (Customer focused) dengan melibatkan semua level karyawan
dalam melakukan peningkatan atau perbaikan yang berkesinambungan (secara terus-menerus).

Pengertian Total Quality Management (TQM) menurut International Organization for


Standarizasion (IOS) dalam Kurniawaty (2012) :

TQM adalah pendekatan manajemen pada suatu organisasi, berpusat pada kualitas,
berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang
melalui kepuasan pelanggan, dan manfaat bagi semua anggota organisasi dan masyarakat.

3
Menurut Nasution (2005:22), “Total Quality Management diartikan sebagai
Perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan dan semua orang
ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork,
produktivitas, dan kepuasan pelanggan”. Menurut Tjiptono dan Diana (2001:4) dalam
Hasanah (2008), “Total Quality Management adalah suatu pendekatan dalam menjalankan
usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-
menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya”.

Jadi, dari beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa TQM adalah
suatu manejemen yang membuat perencanaan dan mengambil keputusan,
mengorganisir, memimpin, mengarahkan, mengolah, memanfaatkan seluruh modal
peralatan dan material, teknologi, sitem informasi, energi dan sumber daya manusia
untuk membuat produk atau jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan dan kepuasan
pasar kosumen terus menerus untuk kelangsungan hidup perusahaan secara efisien,
efektif dan bertanggungjawab dengan partisipasi seluruh sumber daya manusia.

b. Manfaat Total Quality Management.


 Manfaat Total Quality Manajemen ( TQM ) Bagi Pelanggan
- Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produk atau pelayanan.
- Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih diperhatikan.
- Kepuasan pelanggan terjamin.

 Manfaat Total Quality Manajemen ( TQM ) Bagi Institusi


- Terdapat perubahan kualitas produk dan pelayanan
- Staf lebih termotivasi
- Produktifitas meningkat
- Biaya turun
- Produk cacat berkurang
- Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat.

 Manfaat Total Quality Manajemen ( TQM ) Bagi Staf Organisasi


- Pemberdayaan
- Lebih terlatih dan berkemampuan
- Lebih dihargai dan diakui

4
- Membuat institusi sebagai pemimpin (leader) dan bukan hanya sekedar
pengikut (follower)
- Membantu terciptanya tim work
- Membuat institusi lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan
- Membuat institusi siap dan lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan
- Hubungan antara staf departemen yang berbeda lebih mudah

2.3 Unsur dan Prinsip Total Quality Management

a. Unsur-unsur Total Quality Management

TQM memiliki sepuluh unsur utama (Goetsch dan Davis, dalam Tjiptono dan Diana,
2001) yang masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Fokus pada Pelanggan


Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal
merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang
disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam
menentukan kualitas manusia, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk
atau jasa.

2. Obsesi terhadap Kualitas


Dalam organisasi yang menerapkan TQM, penentu akhir kualitas pelanggan
internal dan eksternal. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut organisasi harus
terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang ditentukan tersebut.

3. Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah sangan diperlukan dalam penerapan TQM, terutama untuk
mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut.

4. Komitmen Jangka Panjang


TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu
diperlukan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu komitmen jangka panjang

5
sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan
dengan sukses.

5. Kerja Sama Tim (Teamwork)


Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional, seringkali diciptakan
persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut agar daya saingnya
terdongkrak. Sementara itu dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerja sama tim,
kemitraan dan hubungan dijalin dan dibina baik antar karyawan perusahaan maupun
dengan pemasok, lembaga-lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.

6. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan


Setiap produk dan/ atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses
tertentu dalam suatu sistem/lingkungan. Oleh karena itu sistem yang ada perlu diperbaiki
secara terus-menerus agar kualitas yang dihasilkan dapat meningkat.

7. Pendidikan dan Pelatihan


Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan
factor yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar.
Dalam hal ini berlaku prinsip bahwa belajar merupakan proses yang tidak ada akhirnya
dan tidak mengenal batas usia. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat
meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya.

8. Kebebasan yang Terkendali


Dalam TQM keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini
dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan ‘rasa memiliki’ dan tanggung jawab
karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat. Selain itu unsur ini juga dapat
memperkaya wawasan dan pandangan dalam suatu keputusan yang diambil, karena pihak
yang terlibat lebih banyak. Dalam hal ini karyawan yang melakukan standarisasi proses
dan mereka pula yang berusaha mencari cara untuk meyakinkan setiap orang agar
bersedia mengikuti prosedur standar tersebut.

6
9. Kesatuan Tujuan
Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik maka perusahaan harus memiliki
kesatuan tujuan. Dengan demikian setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama.
Akan tetapi kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu ada
persetujuan/kesepakatan antara pihak manajeme dan karyawan mengenai upah dan
kondisi kerja.

10. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan


Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal yang penting dalam
penerapan TQM. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menyusun
pekerjaan yang memungkinkan para karyawan untuk mengambil keputusan mengenai
perbaikan proses pekerjaannya dengan parameter yang ditetapkan dengan jelas.

b. Prinsip Total Quality Management.

Ada empat prinsip utama dalam Total Quality Management (TQM). Keempat prinsip tersebut
adalah:

1. Kepuasan pelanggan
Dalam Total Quality Management (TQM), konsep mengenai kualitas dan
pelanggan diperluas. Kualitas tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-
spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh pelanggan. Oleh karena itu,
segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan.
Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai yang diberikan dalam
rangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan.

2. Respek terhadap setiap orang


Dalam perusahaan setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki
talenta dan kreativitas yang khas. Oleh karena itu, setiap orang dalam organisasi
diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam
tim pengambilan keputusan karena karyawan merupakan sumber daya organisasi yang
bernilai paling tinggi.

3. Manajemen berdasarkan fakta


Setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekadar pada perasaan
(feeling). Ada dua konsep pokok yang berkaitan, yakni prioritas (prioritization) yang

7
berarti perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan dan
variasi atau variabilitas kinerja manusia di mana data statistik dapat memberikan
gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem
organisasi.

4. Perbaikan berkesinambungan
Mengenai perbaikan berkesinambungan, diperlukan proses sistematis melalui
siklus PDCAA (plan-do-check-act-analyze), yang terdiri dari langkah-langkah
perencanaan dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.

2.4 Standarisasi dan Proses Manajemen Mutu

a. Proses Manajemen Mutu

Pada proses manajemen mutu melibatkan kumpulan pedoman yang sudah dikembangkan
oleh tim untuk memastikan bahwa produk dan layanan yang dihasilkan memiliki standar yang
tepat atau sesuai dengan tujuan.

 Aktivitas pada proses manajemen mutu dimulai ketika organisasi menetapkan target
kualitas yang harus dipenuhi dan yang disepakati dengan pelanggan.

 Organisasi kemudian mendefinisikan bagaimana target akan diukur.

 Kemudian mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengukur kualitas.

 Selanjutnya mengidentifikasi masalah kualitas yang muncul dan memulai perbaikan.

 Langkah terakhir melibatkan pelaporan tingkat keseluruhan kualitas yang dicapai.

Proses ini memastikan bahwa kualitas dan desain produk serta layanan yang dihasilkan
oleh tim sesuai dengan harapan pelanggan.

Metode peningkatan kualitas terdiri dari tiga komponen:, yaitu peningkatan kualitas
produk, peningkatan kualitas proses, dan peningkatan kualitas berbasis orang. Jadi
manajemen mutu merupakan gabungan dari semua fungsi manajemen yang dibangun
berdasarkan konsep kualitas yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.

b. Standarisasi Mutu Pelayanan

8
Salah satu syarat pokok pelayanan kesehatan adalah bermutu, yaitu menunjuk
pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu
pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan di pihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah di tetapkan.

Untuk mewujudkan hal tersebut maka mutu pelayanan harus dapat terukur,
terpantau dan termonitor. Untuk mengukur suatu pelayanan kesehatan diperlukan
suatu petunjuk atau tolak ukur, tolak ukur / petunjuk tersebut dinamakan indikator.
Indikator adalah petunjuk atau tolak ukur/Indikator adalah fenomena yang dapat
diukur.

Indikator pelayanan kesehatan dapat mengacu pada indikator yang relevan


berkaitan dengan :

1. Indikator Struktur / Input:


 Tenaga kesehatan profesional
Sebagai contoh dari Indikator ini adalah : tersedianya jumlah tenaga kesehatan
tertentu per jumlah penduduk, (misal: Jumlah dokter setiap 300.000 penduduk).

 Biaya yang tersedia


Contoh dari Indikator ini adalah : tersedianya sejumlah dana atau anggaran
yang tersedia untuk pemberantasan penyakit tertentu.

 Obat-obatan dan alat kesehatan


Contoh dari Indikator ini adalah : tersedianya sejumlah obat-obatan untuk
untuk pemberantasan penyakit tertentu.

 Metode atau standard operation


Contoh dari Indikator ini adalah : tersedianya Standar Operating Procedur
untuk yang sesuai untuk kegiatan pelayanan di sarana pelayanan kesehatan.

2. Indikator Output

Merupakan ukuran-ukuran khusus (kuantitas) bagi output program seperti


sejumlah puskesmas yang berhasil dibangun, jumlah kader kesehatan yang dilatih,
jumlah MCK yang dibangun, jumlah pasien yang sembuh dsb.

9
2.5 Pengukuran Mutu Standar Layanan Kesehatan.

a. Standarisasi ISO

ISO adalah salah satu badan penetap standar internasional yang terdiri dari
wakil-wakil dari badan standardisasi nasional setiap negara untuk mengukur mutu
sebuah organisasi. Artinya, setiap perusahaan yang ingin bersaing secara global dapat
diukur kredibilitasnya dengan standar ISO.

Manfaat ISO
1. Meningkatkan kredibilitas Perusahaan
Suatu perusahaan yang menetapkan sistem manajemen mutu sesuai
dengan standar internasional akan menjamin kredibilitas perusahaan tersebut.
Artinya, segala kegiatan yang dilakukan perusahaan telah memiliki standar
terbaik yang pada akhirnya menghasilkan nilai positif dalam hal kepuasan
konsumen.
2. Meningkatkan Kepercayaan Konsumen
Kepuasan pelanggan menjadi sesuatu yang sangat penting karena akan
membuat mereka lebih percaya kepada perusahaan dan menjadi pelanggan
setia.
3. Jaminan Kualitas Sesuai Standar Internasional
Setiap perusahaan yang ingin memiliki sertifikat standardisasi ISO
harus melalui suatu siklus pasti yang disebut dengan PDCA. Siklus ini
diterapkan pada segala jenis industri, dimana dilakukan proses identifikasi,
analisis, dan eksekusi suatu penyelesaian masalah untuk menjamin mutu
sesuai standar internasional.
4. Menghemat Biaya
Dengan standar ISO, suatu perusahaan akan menerapkan sistem
manajemen khusus yang dapat membantu untuk mengetahui kinerja
perusahaan. Ketika ada indikasi bahwa kinerja perusahaan menurun atau
produk akan gagal, maka upaya antisipasi dapat segera dilakukan.
5. Mengoptimalkan Kinerja Karyawan
Mengacu pada prinsip manajemen mutu, semua standar ditetapkan
agar dilaksanakan oleh seluruh karyawan. Hal tersebut dapat memotivasi

10
karyawan agar menjaga kualitas, efisiensi, dan produktivitas mereka sesuai
standar ISO yang ditetapkan.
6. Meningkatkan Image Perusahaan
Keuntungan yang bisa dirasakan langsung oelh perusahaan dari
sertifikasi ISO adalah meningkatnya image atau brand perusahaan menjadi
jauh lebih baik di mata dunia.

Jenis-Jenis ISO
1. ISO 9001, yaitu sistem manajemen mutu yang paling banyak digunakan,
dimana karakteristiknya adalah pendekatan proses yang bertujuan
meningkatkan efektivitas manajemen mutu.
2. ISO 14001, yaitu standar yang berhubungan dengan sistem manajemen
lingkungan. Beberapa aspek yang harus dipenuhi dalam standar ini adalah
pengelolaan limbah, penghematan energi, penghematan air, dan
penghematan bahan bakar.
3. ISO 22000, yaitu standar yang berhubungan dengan sistem manajemen
keamanan pangan. Standar ini ditujukan bagi perusahaan di bidang
makanan dan minuman, dimana diharuskan untuk melakukan kontrol
internal, dan setiap produk harus punya rencana proses dan pengendalian.
4. ISP/IEC 27001, yaitu standar sistem manajemen keamanan informasi atau
Informasi Security Managemen System (ISMS). Standar ini diterapkan
pada perusahaan di bidang aplikasi IT dan sejenisnya.
5. ISO TS 16949, yaitu spesifikasi teknikal untuk sistem manajemen mutu di
bidang industri otomotif. Konsep dari standar ini adalah perbaikan
berkelanjutan, pengendalian rantai pemasok, serta tindakan pencegahan
dan perbaikan.
6. ISO/IEC 17025, yaitu standar yang berhubungan dengan laboratorium atau
lembaga pengujian. Standar ini bertujuan untuk memastikan keakuratan
hasil pengujian di bidang kesehatan, produksi, perdagangan, dan
perlindungan konsumen.
7. ISO 28000, yaitu standar yang berhubungan dengan sistem keamanan
rantai pasokan bagi perusahaan yang berisiko tinggi, misalnya Bank,
pertambangan, hotel, dan lain-lain.

11
8. ISO 5001, yaitu standar yang diterapkan pada sistem manajemen energi
agar perusahaan memiliki sistem untuk meningkatkan kinerja, efisiensi,
serta konsumsi energi.

b. Lisensi

Lisensi dalam pengertian umum dapat diartikan memberi izin. Lisensi adalah
proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah atau yang berwenang berupa
surat ijin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang teregistrasi untuk
pelayanan mandiri. Lisensi adalah pemberian ijin praktek sebelum diperkenankan
melakukan pekerjaan yang telah ditetapkan.(IBI).

Perizinan merupakan salah satu mekanisme untuk menjamin mutu pelayanan


kesehatan. SID (Surat Izin Dokter) dan SIP (Surat Izin Praktek) yang diberikan
merupakan suatu pengakuan bahwa dokter tersebut memenuhi syarat untuk
melakukan profesi dokter.

Izin penyelenggaraan pelayanan kesehatan hanya diberikan kepada institusi


kesehatan dan atau tenaga pelaksana yang tetap memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan.

Lisensi (wajib) : lisensi tenaga kesehatan, lisensi fasilitas pelayanan

Pelaksana : Pemerintah atau konsil

Sasaran : Individu atau organisasi

Komponen Persyaratan : Bagian dari regulasi untuk menjamin kompetensi


minimum Bagian dari regulasi untuk menjamin standar
minimal suatu fasilitas pelayanan.

Standar : Standar minimal untuk melindungi pasien, menjamin


keamanan, dan meminimalkan resiko.

Manfaat Lisensi

1. Bagi Konselor
Lisensi bermanfaat untuk meningkatkan kualitas kinerja, memberikan
kemungkinan mengikuti perkembangan IPTEK yang mutakhir, melindungi profesinya
sebagai konselor serta meningkatkan penghargaan dan kepercayaan dari masyarakat.

12
2. Bagi Lembaga Kesehatan dan Tenaga Kesehatan
Memudahkan lembaga dalam menetapkan relevansi dan mutu programnya serta
mengendalikan mutu pelayanan kesehatan sesuai standar nasional sebagai bentuk
akuntabilitas publik dalam penyelenggaraan kesehatan.

3. Bagi Pemerintah
Akan lebih mudah menetapkan penghargaan kepada konselor karena standar
kinerja konselor dapat diketahui secara transparan dan sistematik untuk pencapaian
standar nasional.
4. Bagi Masyarakat
Dengan adanya lisensi kepentingan orang tua dan masyarakat dapat terlindungi
selain itu masyarakat memperoleh jaminan bahwa mutu pelayanan konseling sebagai
bagian program pendidikan yang diikuti oleh anak-anaknya memenuhi standar
nasional sehingga kompetensi lulusan sesuai dengan standar tersebut

c. Sertifikasi
Sertifikasi adalah langkah selanjutnya dari perizinan. Misalnya, pengakuan sebagai
dokter spesialis adalah sertifikasi. Di Indonesia perizinan itu dilakukan oleh departemen
kesehatan atau dinas kesehatan sedang sertifikasi oleh pendidikan profesi.

Sertifikasi akan meningkatkan citra dan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga


(RSUD/RSU/Puskesmas) atau instansi kesehatan yang bersangkutan. Pada prinsipnya,
sertifikasi ini memberikan arahan serta aturan yang terkait dengan sistem perencanaan,
pelaksanaan, pemeriksaan, serta tindakan pencegahan dan perbaikan dari masalah yang
terjadi – bahkan dari masalah yang belum terjadi, namun berpotensi terjadi.

d. Akreditasi
Akreditasi ialah pengakuan oleh suatu jawatan tentang adanya wewenang
seseorang untuk melaksanakan atau menjalankan tugasnya. Akreditasi merupakan
bentuk pengakuan yang diberikan oleh pemerintah untuk suatu lembaga atau institusi.
Akreditasi bertujuan untuk mengevaluasi dan menilai suatu institusi sesuai standar
yang telah ditetapkan.
Akreditasi pelayanan kesehatan ialah proses penilaian diri dan penilaian
eksternal yang digunakan oleh organisasi kesehatan untuk menilai tingkat kinerja

13
mereka dalam kaitannya dengan standar yang ditetapkan dan menerapkan cara-cara
untuk peningkatan berkelanjutan.

Lazimnya akreditasi tersebut dilakukan secara bertingkat, yakni yang sesuai


dengan kemampuan institusi kesehatan dan atau tenaga pelaksana yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
a. Akreditasi Rumah Sakit

Menurut Peraturan Kementrian Kesehatan (Permenkes) RI


No.159a/Menkes/PER/II/1998 tentang rumah sakit, akreditasi adalah suatu pengakuan
yang diberikan oleh pemerintah pada manajemen rumah sakit, karena telah memenuhi
standar minimal yang ditetapkan.

Dengan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan diharapkan dapat


mengurangi minat masyarakat untuk berobat keluar negeri.

Sesuai dengan Undang-undang No.44 Tahun 2009 pasal 40 ayat 1 menyatakan


bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan
akreditasi secara berkala menimal 3 (tiga) tahun sekali.

 Tujuan Akreditasi Rumah Sakit


Tujuan umum akreditasi adalah mendapat gambaran seberapa jauh rumah
sakit-rumah sakit di Indonesia telah memenuhi standar yang telah ditetapkan
sehingga mutu pelayanan rumah sakit dapat dipertanggungjawabkan.
Sedangkan tujuan khususnya meliputi:
(1) memberikan pengakuan dan penghargaan kepada rumah sakit yang telah
mencapai tingkat pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
(2) memberikan jaminan kepada petugas rumah sakit bahwa semua fasilitas,
tenaga dan lingkungan yang diperlukan tersedia, sehingga dapat mendukung
upaya penyembuhan dan pengobatan pasien dengan sebaik-baiknya.
(3) memberikan jaminan dan kepuasan kepada customers dan masyarakat
bahwa pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit diselenggarakan sebaik
mungkin.

14
 Syarat-syarat dalam melakukan akreditasi Rumah Sakit:
1. Rumah Sakit memenuhi semua persyaratan informasi dan data kepada
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS).
2. Rumah Sakit menyediakan informasi yang lengkap dan akurat kepada
KARS selama keseluruhan fase dari proses akreditasi.
3. Rumah Sakit melaporkan bila ada perubahan dari profil Rumah Sakit (data
elektronik) atau informasi yang diberikan kepada KARS saat mengajukan
aplikasi survei dalam jangka waktu maksimal 10 hari sebelum waktu
survei.
4. Rumah Sakit mengizinkan memberikan akses kepada KARS untuk
melakukan monitoring terhadap kepatuhan standar, melakukan verifikasi
mutu dan keselamatan atau terhadap laporan dari pihak yang berwenang.
5. Rumah Sakit bersedia menyerahkan data hasil monitoring dari
Kementerian Kesehatan/Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota berupa
berkas asli atau fotokopi legalisir kepada KARS.
6. Rumah Sakit mengizinkan pejabat KARS atau surveyor senior yang
ditugaskan oleh KARS untuk mengamati proses survei secara langsung.
Pejabat KARS atau surveyor senior yang ditugaskan wajib menggunakan
tanda pengenal resmi sebagai identitas dan surat tugas dari KARS,
termasuk ketika melakukan kunjungan tanpa pemberitahuan kepada
Rumah Sakit sebelumnya.
7. Rumah Sakit bersedia bergabung dalam sistem penilaian perkembangan
mutu dengan memberikan hasil pengukuran indikator mutu. Dengan
demikian direktur Rumah Sakit dapat membandingkan capaian indikator
area klinis, area manajemen dan sasaran keselamatan pasien dengan
Rumah Sakit lain melalui Sismadak KARS.
8. Rumah Sakit wajib menampilkan status akreditasi dengan tepat, program
dan pelayanan sesuai dengan tingkatan status akreditasi yang diberikan
oleh KARS melalui website atau promosi lainnya.
9. Rumah Sakit menyelenggarakan pelayanan pasien dalam lingkungan yang
tidak memiliki risiko atau mengancam keselamatan pasien, kesehatan
masyarakat atau keselamatan staf.

15
b. Akreditasi Puskesmas
Akreditasi puskesmas adalah pengakuan terhadap Puskesmas yang
diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan
oleh Menteri Kesehatan yang dinilai adalah bahwa Puskesmas telah memenuhi
standar pelayanan Puskesmas yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
untuk meningkatkan mutu pelayanan puskesmas secara berkesinambungan.
Puskesmas wajib diakreditasi secara berkala minimal tiga tahun sekali.

 Tujuan Kreditasi Puskesmas


Tujuan diberlakukannya akreditasi puskesmas adalah untuk membina
puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan primer dalam upaya untuk berkelanjutan
memperbaiki sistem pelayanan dan kinerja yang berfokus pada kebutuhan
masyarakat, keselamatan, dan manajemen risiko. Pelayanan kesehatan primer yang
dimaksudkan meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan, maupun pemulihan.

 Manfaat Akreditasi Puskesmas


Manfaat akreditasi Puskesmas yaitu:
1. Memberikan keunggulan kompetitif.
2. Memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap Fasyankes.
3. Menjamin diselenggarakannya pelayanan kesehatan primer kepada pasien dan
masyarakat.
4. Meningkatkan pendidikan pada staf Fasyankes primer untuk memberikan
pelayanan terbaik bagi masyarakat.
5. Meningkatkan pengelolaan resiko baik pada pelayanan pasien di Puskesmas
maupun Fasyankes primer lainnya dan penyelenggaraan upaya Puskesmas
kepada masyarakat.
6. Membangun dan meningkatkan kerja tim antar staf Fasyankes primer.
7. Meningkatkan rehabilitasi dalam pelayanan. Ketertiban dokumentasi dan
konsistensi dalam bekerja.
8. Meningkatkan keamanan dalam bekerja.

 Syarat Akreditasi Puskesmas


1. Analisis kebutuhan masyarakat dan perencanaan Puskesmas

16
2. Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, dan
ruang, prasarana, peralatan, dan ketenagaan.
3. Perbaikan mutu dan kinerja Puskesmas konsisten dengan tata nilai, visi,
misi,dan tujuan Psukesmas, dipahami dan dilaksanakan oleh
pemimpinPuskesmas, penanggung jawab upaya Puskesmas, dan pelaksana.
4. Penanggung jawab UKM Puskesmas mengidentifikasi kegiatan-kegiatanupaya
tersebut dengan kebutuhan harapan masyarakat.
5. Penanggung jawab UKM Puskesmas bertanggung jawab terhadap
efektivitasdan efisiensi kegiatan pelaksanaan UKM Puskesmas sejalan dengan
tujuanUKM Puskesmas, tata nilai, visi, misi, dan tujuan Puskesmas.
6. Perbaikan kinerja masing-masing UKM Puskesmas konsisten dengan tatanilai,
visi, misi, dan tujua Puskesmas dan dilaksanakan oleh kepalaPuskesmas,
penanggung jawab UKM Puskesmas, dan pelaksana yangditunjuk dalam sikap
kepemimpinan.
7. Proses pendaftaran pasien memenuhi kebutuhan pelanggan yang didukungoleh
sarana dan lingkungan yang memadai.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manajemen mutu adalah sebuah sistem manajemen untuk mengawasi semua kegiatan
dan tugas dalam suatu organisasi untuk memastikan bahwa produk dan layanan yang
ditawarkan, serta sarana yang digunakan untuk mencapainya bersifat konsisten.

Total Quality Management (TQM) adalah suatu manejemen yang membuat


perencanaan dan mengambil keputusan, mengorganisir, memimpin, mengarahkan,
mengolah, memanfaatkan seluruh modal peralatan dan material, teknologi, sitem
informasi, energi dan sumber daya manusia untuk membuat produk atau jasa berkualitas
yang memenuhi kebutuhan dan kepuasan pasar kosumen terus menerus untuk
kelangsungan hidup perusahaan secara efisien, efektif dan bertanggungjawab dengan
partisipasi seluruh sumber daya manusia.

17
TQM telah dikembangkan di banyak negara dengan tujuan membantu organisasi
untuk mencapai kinerja yang sempurna,terutama dalam memberikan kepuasan
pelanggan, yang berdampak terhadap loyalitas pelanggan dan pangsa pasar yang lebih
luas,sehingga dapat meningkatkan profitabilitas dengan cara melakukan perbaikan
kualitas secara terus menerus.

Dalam pengukuran mutu standar layanan kesehatan, Ada 4 macam standar pengukuran, yaitu
standarisasi, lisensi, sertifikasi, dan akreditasi.

3.2 Saran

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keliruan dalam apa yang penulis
tulis, baca, dan pahami. Oleh karena itu untuk menjadikan makalah yang penulis sajikan ini
lebih baik, penulis memerlukan kritik dan saran dari para pembaca yang budiman sebagai
salah satu tanggung jawab ilmiah penulis. Semoga apa yang penulis tulis bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan. Aamiin.

18
Daftar Pustaka

1. file:///C:/Users/acer/Downloads/1567-4311-1-PB.pdf diakses pada 24 Maret 2021


pukul 20.30 WIB
2. http://eprints.polsri.ac.id/2712/3/BAB%20II.pdf diakses pada tanggal 24 Maret 2021
3. https://core.ac.uk/download/pdf/228649359.pdf diakses pada 24 Maret 2021 pukul
20.00 WIB.
4. https://jurnalmanajemen.com/manajemen-mutu/ diakses pada tanggal 15
februari 2021
5. https://pkmgkj-tr.com/berita-151--tahapan-persiapan-akreditasi-puskesmas.html
diakses pada 25 Meret 2021 pukul 09.30 WIB.
6. https://proxsisgroup.com/pq/pengertian-total-quality-management-tqm/ diakses pada
tanggal 24 Maret 2021
7. https://sarjanaekonomi.co.id/total-quality-management-tqm/ diakses pada tanggal 24
Maret 2021
8. https://www.dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detail/akreditasi-puskesmas--mutu-
pelayanan--akreditasi-puskesmas-apakah-menjamin-peningkatan-mutu-pelayanan-
#:~:text=Sementara%20menurut%20PMK%20No.46,manajemen%20risiko%2C%20
dan%20bukan%20sekedar diakses pada 24 Maret 2021 pukul 21.15 WIB.
9. M. Prawiro. 2018. Pengertian ISO: Arti, Tujuan, Manfaat, dan Jenis-Jenis ISO,
melalui https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-iso-adalah.html
Diakses, Rabu, 24 Maret 2021 pukul 14.00 WIB

19

Anda mungkin juga menyukai