Dosen Pengampu :
Dra. Sri Siswati, Apt., SH., M.Kes.
Disusun Oleh :
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang ……………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………. 1
1.3 Tujuan ……………………………………………………………. 2
BAB II Pembahasan
2.1 Dimensi Mutu ….……………...…………………………………. 2
2.2 Total Quality Management ………...…………………………… 3
2.3 Unsur dan Prinsip Total Quality Management ….…………………. 4
2.4 Standarisasi Manajemen Mutu ……………………….……………. 8
2.5 Pengukuran mutu standar pelayanan kesehatan .……………………. 10
i
Kata Pengantar
Puji syukur Kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia dan hidayah-Nya Kami dapat menyelesaikan makalah tentang ”Dasar-Dasar
Manajemen Mutu” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini khususnya kepada dosen mata kuliah Dasar Kesehatan Reproduksi
yaitu Ibu Dra. Sri Siswati, Apt., SH., M.Kes. yang bersedia mengampu kelompok dalam
penyusunan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai ”Dasar-Dasar Manajemen Mutu”. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, Kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah Kami buat di masa yang akan datang.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan berguna bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan. Atas perhatian Ibu Kami ucapkan terima kasih.
Tim Penulis
ii
BAB I
Pendahuluan
Mutu adalah agenda yang utama dan meningkatkan mutu merupakan tugas yang paling
penting. Walaupun demikian, ada sebagian orang yang menganggap mutu sebagai
sebuah konsep yang penuh dengan teka teki. Mutu dianggap sebagai suatu hal yang
membingungkan dan sulit untuk diukur.
Secara definisi, kualitas atau mutu merupakan kemampuan suatu produk untuk
memenuhi kebutuhan tanpa adanya cacat. Dilihat dari sudut pandang konsumen, kualitas
suatu produk itu dilihat dari kegunaan dan kualitas desainnya. Jika dipandang dari sudut
pandang produsen, kualitas suatu produk adalah bagaimana tampilan dari produk yang
dihasilkannya apakah sesuai dengan standar yang ditetapkan ataukah tidak.
TQM atau Total Quality Management adalah suatu pendekatan yang seharsnya dilakukan
oleh organisasi untuk memperbaiki kualitas outputnya, menekan biaya
produksi dan meningkatkan produktivitasnya.
Tanggung jawab untuk manajemen kualitas ada pada semua level dari manajemen, tetapi
harus dikendalikan oleh manajemen puncak (top management) dan implementasinya harus
melibatkan semua anggota organisasi.
TQM telah dikembangkan di banyak negara dengan tujuan membantu organisasi untuk
mencapai kinerja yang sempurna,terutama dalam memberikan kepuasan pelanggan, yang
berdampak terhadap loyalitas pelanggan dan pangsa pasar yang lebih luas,sehingga dapat
meningkatkan profitabilitas dengan cara melakukan perbaikan kualitas secara terus menerus.
Dan semua manfaat tersebutdapat meningkatkan daya saing perusahaan untuk tetap survive.
1
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Mutu dianggap sebagai suatu hal yang membingungkan dan sulit untuk diukur. Secara
definisi, kualitas atau mutu merupakan kemampuan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan
tanpa adanya cacat. Tanggung jawab untuk manajemen kualitas ada pada semua level dari
manajemen, tetapi harus dikendalikan oleh manajemen puncak (top management) dan
implementasinya harus melibatkan semua anggota organisasi.
2.1 Dimensi Mutu
Manajemen mutu adalah sebuah sistem manajemen untuk mengawasi semua kegiatan
dan tugas dalam suatu organisasi untuk memastikan bahwa produk dan layanan yang
ditawarkan, serta sarana yang digunakan untuk mencapainya bersifat konsisten.
2
5. Memudahkan bisnis untuk mengintegrasikan karyawan baru dan dengan demikian
membantu bisnis mengelola pertumbuhan dengan lebih mulus.
6. Memungkinkan bisnis untuk terus meningkatkan produk, proses, dan sistem
mereka.
c. Komponen Utama Manajemen Mutu
1. Perencanaan Kualitas : Proses mengidentifikasi standar kualitas yang relevan
dengan proyek dan memutuskan bagaimana cara memenuhinya.
2. Peningkatan Kualitas : Perubahan yang disengaja dari suatu proses untuk
meningkatkan kepercayaan atau keandalan hasil.
3. Kontrol Kualitas : Upaya berkelanjutan untuk menegakkan integritas dan
keandalan proses dalam mencapai hasil.
4. Jaminan Kualitas : Tindakan sistematis atau terencana yang diperlukan untuk
menawarkan keandalan yang memadai sehingga layanan atau produk tertentu
akan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
d. Proses Manajemen Mutu
1. Aktivitas pada proses manajemen mutu dimulai ketika organisasi menetapkan
target kualitas yang harus dipenuhi dan yang disepakati dengan pelanggan.
2. Organisasi kemudian mendefinisikan bagaimana target akan diukur.
3. Kemudian mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengukur kualitas.
4. Selanjutnya mengidentifikasi masalah kualitas yang muncul dan memulai
perbaikan.
5. Langkah terakhir melibatkan pelaporan tingkat keseluruhan kualitas yang dicapai.
Total Quality Management atau disingkat dengan TQM adalah suatu sistem manajemen
kualitas yang berfokus pada Pelanggan (Customer focused) dengan melibatkan semua level karyawan
dalam melakukan peningkatan atau perbaikan yang berkesinambungan (secara terus-menerus).
TQM adalah pendekatan manajemen pada suatu organisasi, berpusat pada kualitas,
berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang
melalui kepuasan pelanggan, dan manfaat bagi semua anggota organisasi dan masyarakat.
3
Menurut Nasution (2005:22), “Total Quality Management diartikan sebagai
Perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan dan semua orang
ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork,
produktivitas, dan kepuasan pelanggan”. Menurut Tjiptono dan Diana (2001:4) dalam
Hasanah (2008), “Total Quality Management adalah suatu pendekatan dalam menjalankan
usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-
menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya”.
Jadi, dari beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa TQM adalah
suatu manejemen yang membuat perencanaan dan mengambil keputusan,
mengorganisir, memimpin, mengarahkan, mengolah, memanfaatkan seluruh modal
peralatan dan material, teknologi, sitem informasi, energi dan sumber daya manusia
untuk membuat produk atau jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan dan kepuasan
pasar kosumen terus menerus untuk kelangsungan hidup perusahaan secara efisien,
efektif dan bertanggungjawab dengan partisipasi seluruh sumber daya manusia.
4
- Membuat institusi sebagai pemimpin (leader) dan bukan hanya sekedar
pengikut (follower)
- Membantu terciptanya tim work
- Membuat institusi lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan
- Membuat institusi siap dan lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan
- Hubungan antara staf departemen yang berbeda lebih mudah
TQM memiliki sepuluh unsur utama (Goetsch dan Davis, dalam Tjiptono dan Diana,
2001) yang masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut:
3. Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah sangan diperlukan dalam penerapan TQM, terutama untuk
mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut.
5
sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan
dengan sukses.
6
9. Kesatuan Tujuan
Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik maka perusahaan harus memiliki
kesatuan tujuan. Dengan demikian setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama.
Akan tetapi kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu ada
persetujuan/kesepakatan antara pihak manajeme dan karyawan mengenai upah dan
kondisi kerja.
Ada empat prinsip utama dalam Total Quality Management (TQM). Keempat prinsip tersebut
adalah:
1. Kepuasan pelanggan
Dalam Total Quality Management (TQM), konsep mengenai kualitas dan
pelanggan diperluas. Kualitas tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-
spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh pelanggan. Oleh karena itu,
segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan.
Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai yang diberikan dalam
rangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan.
7
berarti perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan dan
variasi atau variabilitas kinerja manusia di mana data statistik dapat memberikan
gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem
organisasi.
4. Perbaikan berkesinambungan
Mengenai perbaikan berkesinambungan, diperlukan proses sistematis melalui
siklus PDCAA (plan-do-check-act-analyze), yang terdiri dari langkah-langkah
perencanaan dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.
Pada proses manajemen mutu melibatkan kumpulan pedoman yang sudah dikembangkan
oleh tim untuk memastikan bahwa produk dan layanan yang dihasilkan memiliki standar yang
tepat atau sesuai dengan tujuan.
Aktivitas pada proses manajemen mutu dimulai ketika organisasi menetapkan target
kualitas yang harus dipenuhi dan yang disepakati dengan pelanggan.
Proses ini memastikan bahwa kualitas dan desain produk serta layanan yang dihasilkan
oleh tim sesuai dengan harapan pelanggan.
Metode peningkatan kualitas terdiri dari tiga komponen:, yaitu peningkatan kualitas
produk, peningkatan kualitas proses, dan peningkatan kualitas berbasis orang. Jadi
manajemen mutu merupakan gabungan dari semua fungsi manajemen yang dibangun
berdasarkan konsep kualitas yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
8
Salah satu syarat pokok pelayanan kesehatan adalah bermutu, yaitu menunjuk
pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu
pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan di pihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah di tetapkan.
Untuk mewujudkan hal tersebut maka mutu pelayanan harus dapat terukur,
terpantau dan termonitor. Untuk mengukur suatu pelayanan kesehatan diperlukan
suatu petunjuk atau tolak ukur, tolak ukur / petunjuk tersebut dinamakan indikator.
Indikator adalah petunjuk atau tolak ukur/Indikator adalah fenomena yang dapat
diukur.
2. Indikator Output
9
2.5 Pengukuran Mutu Standar Layanan Kesehatan.
a. Standarisasi ISO
ISO adalah salah satu badan penetap standar internasional yang terdiri dari
wakil-wakil dari badan standardisasi nasional setiap negara untuk mengukur mutu
sebuah organisasi. Artinya, setiap perusahaan yang ingin bersaing secara global dapat
diukur kredibilitasnya dengan standar ISO.
Manfaat ISO
1. Meningkatkan kredibilitas Perusahaan
Suatu perusahaan yang menetapkan sistem manajemen mutu sesuai
dengan standar internasional akan menjamin kredibilitas perusahaan tersebut.
Artinya, segala kegiatan yang dilakukan perusahaan telah memiliki standar
terbaik yang pada akhirnya menghasilkan nilai positif dalam hal kepuasan
konsumen.
2. Meningkatkan Kepercayaan Konsumen
Kepuasan pelanggan menjadi sesuatu yang sangat penting karena akan
membuat mereka lebih percaya kepada perusahaan dan menjadi pelanggan
setia.
3. Jaminan Kualitas Sesuai Standar Internasional
Setiap perusahaan yang ingin memiliki sertifikat standardisasi ISO
harus melalui suatu siklus pasti yang disebut dengan PDCA. Siklus ini
diterapkan pada segala jenis industri, dimana dilakukan proses identifikasi,
analisis, dan eksekusi suatu penyelesaian masalah untuk menjamin mutu
sesuai standar internasional.
4. Menghemat Biaya
Dengan standar ISO, suatu perusahaan akan menerapkan sistem
manajemen khusus yang dapat membantu untuk mengetahui kinerja
perusahaan. Ketika ada indikasi bahwa kinerja perusahaan menurun atau
produk akan gagal, maka upaya antisipasi dapat segera dilakukan.
5. Mengoptimalkan Kinerja Karyawan
Mengacu pada prinsip manajemen mutu, semua standar ditetapkan
agar dilaksanakan oleh seluruh karyawan. Hal tersebut dapat memotivasi
10
karyawan agar menjaga kualitas, efisiensi, dan produktivitas mereka sesuai
standar ISO yang ditetapkan.
6. Meningkatkan Image Perusahaan
Keuntungan yang bisa dirasakan langsung oelh perusahaan dari
sertifikasi ISO adalah meningkatnya image atau brand perusahaan menjadi
jauh lebih baik di mata dunia.
Jenis-Jenis ISO
1. ISO 9001, yaitu sistem manajemen mutu yang paling banyak digunakan,
dimana karakteristiknya adalah pendekatan proses yang bertujuan
meningkatkan efektivitas manajemen mutu.
2. ISO 14001, yaitu standar yang berhubungan dengan sistem manajemen
lingkungan. Beberapa aspek yang harus dipenuhi dalam standar ini adalah
pengelolaan limbah, penghematan energi, penghematan air, dan
penghematan bahan bakar.
3. ISO 22000, yaitu standar yang berhubungan dengan sistem manajemen
keamanan pangan. Standar ini ditujukan bagi perusahaan di bidang
makanan dan minuman, dimana diharuskan untuk melakukan kontrol
internal, dan setiap produk harus punya rencana proses dan pengendalian.
4. ISP/IEC 27001, yaitu standar sistem manajemen keamanan informasi atau
Informasi Security Managemen System (ISMS). Standar ini diterapkan
pada perusahaan di bidang aplikasi IT dan sejenisnya.
5. ISO TS 16949, yaitu spesifikasi teknikal untuk sistem manajemen mutu di
bidang industri otomotif. Konsep dari standar ini adalah perbaikan
berkelanjutan, pengendalian rantai pemasok, serta tindakan pencegahan
dan perbaikan.
6. ISO/IEC 17025, yaitu standar yang berhubungan dengan laboratorium atau
lembaga pengujian. Standar ini bertujuan untuk memastikan keakuratan
hasil pengujian di bidang kesehatan, produksi, perdagangan, dan
perlindungan konsumen.
7. ISO 28000, yaitu standar yang berhubungan dengan sistem keamanan
rantai pasokan bagi perusahaan yang berisiko tinggi, misalnya Bank,
pertambangan, hotel, dan lain-lain.
11
8. ISO 5001, yaitu standar yang diterapkan pada sistem manajemen energi
agar perusahaan memiliki sistem untuk meningkatkan kinerja, efisiensi,
serta konsumsi energi.
b. Lisensi
Lisensi dalam pengertian umum dapat diartikan memberi izin. Lisensi adalah
proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah atau yang berwenang berupa
surat ijin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang teregistrasi untuk
pelayanan mandiri. Lisensi adalah pemberian ijin praktek sebelum diperkenankan
melakukan pekerjaan yang telah ditetapkan.(IBI).
Manfaat Lisensi
1. Bagi Konselor
Lisensi bermanfaat untuk meningkatkan kualitas kinerja, memberikan
kemungkinan mengikuti perkembangan IPTEK yang mutakhir, melindungi profesinya
sebagai konselor serta meningkatkan penghargaan dan kepercayaan dari masyarakat.
12
2. Bagi Lembaga Kesehatan dan Tenaga Kesehatan
Memudahkan lembaga dalam menetapkan relevansi dan mutu programnya serta
mengendalikan mutu pelayanan kesehatan sesuai standar nasional sebagai bentuk
akuntabilitas publik dalam penyelenggaraan kesehatan.
3. Bagi Pemerintah
Akan lebih mudah menetapkan penghargaan kepada konselor karena standar
kinerja konselor dapat diketahui secara transparan dan sistematik untuk pencapaian
standar nasional.
4. Bagi Masyarakat
Dengan adanya lisensi kepentingan orang tua dan masyarakat dapat terlindungi
selain itu masyarakat memperoleh jaminan bahwa mutu pelayanan konseling sebagai
bagian program pendidikan yang diikuti oleh anak-anaknya memenuhi standar
nasional sehingga kompetensi lulusan sesuai dengan standar tersebut
c. Sertifikasi
Sertifikasi adalah langkah selanjutnya dari perizinan. Misalnya, pengakuan sebagai
dokter spesialis adalah sertifikasi. Di Indonesia perizinan itu dilakukan oleh departemen
kesehatan atau dinas kesehatan sedang sertifikasi oleh pendidikan profesi.
d. Akreditasi
Akreditasi ialah pengakuan oleh suatu jawatan tentang adanya wewenang
seseorang untuk melaksanakan atau menjalankan tugasnya. Akreditasi merupakan
bentuk pengakuan yang diberikan oleh pemerintah untuk suatu lembaga atau institusi.
Akreditasi bertujuan untuk mengevaluasi dan menilai suatu institusi sesuai standar
yang telah ditetapkan.
Akreditasi pelayanan kesehatan ialah proses penilaian diri dan penilaian
eksternal yang digunakan oleh organisasi kesehatan untuk menilai tingkat kinerja
13
mereka dalam kaitannya dengan standar yang ditetapkan dan menerapkan cara-cara
untuk peningkatan berkelanjutan.
14
Syarat-syarat dalam melakukan akreditasi Rumah Sakit:
1. Rumah Sakit memenuhi semua persyaratan informasi dan data kepada
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS).
2. Rumah Sakit menyediakan informasi yang lengkap dan akurat kepada
KARS selama keseluruhan fase dari proses akreditasi.
3. Rumah Sakit melaporkan bila ada perubahan dari profil Rumah Sakit (data
elektronik) atau informasi yang diberikan kepada KARS saat mengajukan
aplikasi survei dalam jangka waktu maksimal 10 hari sebelum waktu
survei.
4. Rumah Sakit mengizinkan memberikan akses kepada KARS untuk
melakukan monitoring terhadap kepatuhan standar, melakukan verifikasi
mutu dan keselamatan atau terhadap laporan dari pihak yang berwenang.
5. Rumah Sakit bersedia menyerahkan data hasil monitoring dari
Kementerian Kesehatan/Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota berupa
berkas asli atau fotokopi legalisir kepada KARS.
6. Rumah Sakit mengizinkan pejabat KARS atau surveyor senior yang
ditugaskan oleh KARS untuk mengamati proses survei secara langsung.
Pejabat KARS atau surveyor senior yang ditugaskan wajib menggunakan
tanda pengenal resmi sebagai identitas dan surat tugas dari KARS,
termasuk ketika melakukan kunjungan tanpa pemberitahuan kepada
Rumah Sakit sebelumnya.
7. Rumah Sakit bersedia bergabung dalam sistem penilaian perkembangan
mutu dengan memberikan hasil pengukuran indikator mutu. Dengan
demikian direktur Rumah Sakit dapat membandingkan capaian indikator
area klinis, area manajemen dan sasaran keselamatan pasien dengan
Rumah Sakit lain melalui Sismadak KARS.
8. Rumah Sakit wajib menampilkan status akreditasi dengan tepat, program
dan pelayanan sesuai dengan tingkatan status akreditasi yang diberikan
oleh KARS melalui website atau promosi lainnya.
9. Rumah Sakit menyelenggarakan pelayanan pasien dalam lingkungan yang
tidak memiliki risiko atau mengancam keselamatan pasien, kesehatan
masyarakat atau keselamatan staf.
15
b. Akreditasi Puskesmas
Akreditasi puskesmas adalah pengakuan terhadap Puskesmas yang
diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan
oleh Menteri Kesehatan yang dinilai adalah bahwa Puskesmas telah memenuhi
standar pelayanan Puskesmas yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
untuk meningkatkan mutu pelayanan puskesmas secara berkesinambungan.
Puskesmas wajib diakreditasi secara berkala minimal tiga tahun sekali.
16
2. Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, dan
ruang, prasarana, peralatan, dan ketenagaan.
3. Perbaikan mutu dan kinerja Puskesmas konsisten dengan tata nilai, visi,
misi,dan tujuan Psukesmas, dipahami dan dilaksanakan oleh
pemimpinPuskesmas, penanggung jawab upaya Puskesmas, dan pelaksana.
4. Penanggung jawab UKM Puskesmas mengidentifikasi kegiatan-kegiatanupaya
tersebut dengan kebutuhan harapan masyarakat.
5. Penanggung jawab UKM Puskesmas bertanggung jawab terhadap
efektivitasdan efisiensi kegiatan pelaksanaan UKM Puskesmas sejalan dengan
tujuanUKM Puskesmas, tata nilai, visi, misi, dan tujuan Puskesmas.
6. Perbaikan kinerja masing-masing UKM Puskesmas konsisten dengan tatanilai,
visi, misi, dan tujua Puskesmas dan dilaksanakan oleh kepalaPuskesmas,
penanggung jawab UKM Puskesmas, dan pelaksana yangditunjuk dalam sikap
kepemimpinan.
7. Proses pendaftaran pasien memenuhi kebutuhan pelanggan yang didukungoleh
sarana dan lingkungan yang memadai.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen mutu adalah sebuah sistem manajemen untuk mengawasi semua kegiatan
dan tugas dalam suatu organisasi untuk memastikan bahwa produk dan layanan yang
ditawarkan, serta sarana yang digunakan untuk mencapainya bersifat konsisten.
17
TQM telah dikembangkan di banyak negara dengan tujuan membantu organisasi
untuk mencapai kinerja yang sempurna,terutama dalam memberikan kepuasan
pelanggan, yang berdampak terhadap loyalitas pelanggan dan pangsa pasar yang lebih
luas,sehingga dapat meningkatkan profitabilitas dengan cara melakukan perbaikan
kualitas secara terus menerus.
Dalam pengukuran mutu standar layanan kesehatan, Ada 4 macam standar pengukuran, yaitu
standarisasi, lisensi, sertifikasi, dan akreditasi.
3.2 Saran
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keliruan dalam apa yang penulis
tulis, baca, dan pahami. Oleh karena itu untuk menjadikan makalah yang penulis sajikan ini
lebih baik, penulis memerlukan kritik dan saran dari para pembaca yang budiman sebagai
salah satu tanggung jawab ilmiah penulis. Semoga apa yang penulis tulis bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan. Aamiin.
18
Daftar Pustaka
19